• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENUTUP

B. Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang dapat dipertimbangkan, antara lain :

1. Bagi guru, sebaiknya menyampaikan materi tahap demi tahap, langkah demi langkah, supaya siswa lebih mudah untuk memahami konsep yang disampaikan. Selain itu juga, diharapkan guru memperhatikan pemahaman masing-masing siswa, agar dapat lebih jeli membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan.

2. Bagi siswa, diharapkan dapat lebih kritis lagi saat guru menyampaikan materi, sehingga dapat benar-benar memahami materi yang disampaikan. 3. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menjadi fasilitas untuk

DAFTAR PUSTAKA

Berg, Uwe van Den, Ph.,D., (ed). 1991. Miskonsepsi Fisika dan Remidiasi. Salatiga : Universitas Kristen Satya Wacana.

Budi, Kartika, Fr. Y. 1992. Pemahaman Konsep Gaya dan Beberapa Salah Konsepsi yang Terjadi, dalam Widya Dharma, Oktober, 113-130.

Budi, Kartika, Fr. Y. 1998. Pembelajaran Fisika yang Humanistis, dalam

Pendidikan Sains yang Humanistis. Yogyakarta : Kanisius. 158-184. Budi, Kartika, Fr. Y. 1998. Pemetaan Konsep sebagai Strategi Membangun

Kesatuan Pengetahuan IPA pada Siswa (Mahasiswa). dalam Frans Susilo, S.J., dkk (ed). Pendidikan Matematika dan Sains : Tantangan dan

Harapan. Yogyakarta : USD. 253-269.

Dahar, Ratna W. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga.

Goldberg, Fred, M., & McDermott, Lillian, C. 1986. Student Difficulties in Understanding Image Formation by a Plane Mirror. The Physics Teacher, November, 472-480.

Goldberg, Fred, M., & McDermott, Lillian, C. 1987. And Investigation of Student Understanding of The Real Image Formed by a Converging Lens or Concave Mirror. American Journal of Physics, 55 (2), February,108-119.

Longley, D., Ronen, J.H., Eylon, B. 1997. Light Propagation and Visual Patterns : Preinstruction Learners’ Conception. Journal of Research in Science Teaching, 34(4),399-424.

Fraenkel, J.R. & Wallen, N.E. 1993. How to Design and Evaluate Research in Education. 3rd ed. New York : McGraw-Hill.

Halpern, Diane F.1984. Thought and Knowledge. New Jersey : Lawrence Erlbaum Associates.

Santrock, J.W. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja. 6th ed. Jakarta : Erlangga.

Sarkim, T. 1998. Pengetahuan Awal Murid. Dalam Bidang Pendidikan Sains. dalam Frans Susilo, SJ, dkk (ed). Pendidikan Matematika dan Sains :

Tantangan dan Harapan. Yogyakarta : USD. 238-251.

Sumaji. 1998. Metode Pembelajaran Fisika. dalam Frans Susilo, SJ, dkk (ed).

Pendidikan Matematika dan Sains : Tantangan dan Harapan. Yogyakarta

: USD. 208-219.

Suparno, Paul, SJ. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius.

Suparno, Paul, SJ. 1998. Miskonsepsi (Konsep Alternatif) Siswa SMU dalam Bidang Fisika. dalam Pendidikan Sains yang Humanistis. Yogyakarta : Kanisius. 95-111.

Suparno, Paul, SJ. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta : Kanisius.

Suparno, Paul, SJ. 2005. Miskonsepsi & Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. Jakarta : Grasindo.

Tipler, Paul, A. 2001. Fisika. Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Winkel, W.S, SJ. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta : Media Abadi.

http://www.depdiknas.go.id/jurnal/36/tingkatpemahamansiswa.htm 22 September 2006.

Lampiran 1 Subyek Penelitian √ ! √ " " # $ % & & ' % ( ) ! * * ' ' % + + ' , - . ( % / / ! # 0 0 ! 1 2 2 3 3 1 4 % ( 5 3 1 1 " " 1 & & . . 6 3 * * 7 4 4 8 % + + $ 3 / / %% 1 ! 0 0 $ 2 2 $ %

Lampiran 2 Soal Tes Tertulis

NAMA : ...

Petunjuk :

1. Jawaban dituliskan di tempat yang telah tersedia. Jika kekurangan lembar jawab, mintalah kepada penguji.

2. Jawab pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sungguh-sungguh. Tidak diperbolehkan membuka buku atau bertanya kepada orang lain.

3. Jawaban yang Anda berikan tidak akan mempengaruhi nilai akademik

Anda.

4. Jawaban yang Anda berikan sangat berarti bagi penguji, mohon kerjasamanya! Terima kasih atas partisipasi Anda.

SOAL

Perambatan, pemantulan, dan pembiasan cahaya

(waktu 60 menit)

1. Dapatkah cahaya merambat pada ruang vakum (hampa udara) ? Berilah penjelasan!

Jawab : ... ... 2. Jika ada seberkas sinar datang mengenai permukaan cermin datar (lihat

gambar), apa yang akan terjadi pada sinar tersebut, gambarkan pada gambar berikut!

Apakah ada hukum tertentu yang anda gunakan? Jika ada sebutkan!

Jawab : ... ... 3. Apakah Hukum Pemantulan berlaku pada masing-masing keadaan berikut,

jika berlaku gambarkanlah ! a. permukaan cermin datar

(berlaku / tidak berlaku)

b. permukaan cermin yang tidak teratur (kasar) (berlaku / tidak berlaku)

c. permukaan cermin cekung (berlaku / tidak berlaku)

d. permukaan cermin cembung (berlaku / tidak berlaku)

4. Apakah dalam cermin lengkung (cembung dan cekung) juga terdapat garis normal? Jika ada gambarkan!

Jawab : ...

cermin cekung cermin cembung

5. Benda diletakkan di depan dua cermin yang membentuk sudut siku-siku. Gambarkan proses jalannya sinar pada gambar berikut, sehingga terbentuk bayangan dari benda ini!

6. Seberkas sinar datang mengenai permukan air yang tenang. Apa yang terjadi pada sinar tersebut? Gambarkan peristiwa yang terjadi pada gambar berikut dan beri penjelasan!

Jawab : ... ...

air

Sinar datang

7. Seberkas sinar datang mengenai permukaan batang kaca. Apa yang terjadi pada sinar tersebut? Gambarkan prosesnya pada gambar di bawah ini dan jelaskan!

Penjelasan : ... ... 8. Sebatang pensil dicelupkan ke dalam air bening. Jika kita melihatnya dengan

sudut tertentu, apa yang akan terjadi pada pensil tersebut? Gambarkanlah pada gambar di bawah ini dan jelaskan prosesnya!

Penjelasan : ... ... 9. Saat kita melihat batu yang berada di dasar kolam yang berisi air bening

dengan permukaan tenang, maka batu akan terlihat seolah-olah tampak lebih dangkal dari yang sebenarnya. Bagaimana proses itu dapat terjadi, gambarkan pada gambar di bawah ini dan berilah penjelasan!

Sinar datang udara kaca Air mata pensil udara

Penjelasan : ... ... udara batu mata air

Lampiran 3

RANGKUMAN JAWABAN TES TERTULIS

4. Pemahaman siswa tentang perambatan cahaya pada ruang vakum

(soal no 1)

Tabel 1

5. Pemahaman siswa tentang pemantulan cahaya

a. Berkas sinar yang mengenai permukaan cermin datar (soal no 2)

Tabel 2

b. Berlakunya Hk Pemantulan (soal no 3)

No Pemahaman siswa Jumlah

siswa Siswa 1 Pada permukaan cermin datar saja

7 2,4,8,11, 13,14,18

No Pemahaman siswa Jumlah

siswa Siswa 1 Tidak bisa, karena cahaya merambat melalui medium

tertentu, yaitu udara 12

4,5,6,7,11,12, 14,15,17,19,20 2 Bisa, karena cahaya tidak membutuhkan medium untuk

merambat 5 1,3,8,10,18,

3 Cahaya dapat merambat pada ruang vakum, karena pada

ruang vakum terdapat udara sebagai meduim 2 13,16 4 Bisa, karena cahaya merupakan gelombang

elektromagnetik, sehingga tidak memerlukan medium untuk merambat

1 2

No Pemahaman siswa Jumlah

siswa Siswa

1 Cahaya mengalami pemantulan 4 6,12,17,20

2 Cahaya akan memantul sesuai dengan Hk

Pemantulan, yaitu sudut datang = sudut pantul 15

1,2,3,4,5,7, 9,10,11,13, 14,15,16,18,19 3 Cahaya akan mengalami pembiasan sesuai

2 Pada permukaan cermin datar dan permukaan cermin

yang kasar 2 1,10

3 Pada permukaan cermin datar dan cermin cekung 2 6,9 4 Pada permukaan cermin datar dan cermin cembung 2 12,20 5 Pada permukaan cermin datar, cekung, cembung 4 3,16,17 6 Pada permukaan cermin datar, kasar, cekung, cembung 3 5,7,15

Tabel 3

c. Garis normal pada cermin lengkung (soal no 4)

Tabel 4

d. Proses pembentukan bayangan pada benda yang terletak di depan dua cermin berimpit membentuk sudut 900 (soal no 5)

Tabel 5

6. Pemahaman siswa tentang pembiasan cahaya

a. Berkas sinar yang berasal dari udara kemudian mengenai permukaan air yang tenang (soal no 6)

No Pemahaman siswa Jumlah

siswa Siswa

1 Ada garis normal 11 1,2,3,6,7,8,12,13,16,19,20

2 Tidak ada garis normal 5 4,5,10,11,17

No Pemahaman siswa Jumlah

siswa Siswa

1 Proses tidak benar dan gambar tidak

jelas 18

1,2,3,4,5,6,8,9,10,11,12, 13,14,15,16,18,19,20

No Pemahaman siswa Jumlah

siswa Siswa

1 Pembiasan cahaya 6 1,6,11,12,15,20

2 Cahaya dibiaskan karena perbedaan kerapatan 5 2,3,5,13,16

3 Sinar datang memantul 1 4

4 Sinar dibengkokkan karena massanya berbeda 1 9

5 Sinar dibiaskan menjauhi garis normal 1 8

6 Sinar datang memasuki permukaan air tapi tidak

lurus karena air bergerak sesuai angin 1 17

7 Cahaya sebagian diteruskan ke dasar dan

sebagian dipantulkan kembali 2 10,14

Tabel 6

b. Berkas cahaya yang berasal dari udara mengenai permukaan kaca plan paralel (soal no 7)

Tabel 7

c. Proses pembentukan bayangan saat pensil dicelupkan ke dalam air sehingga tampak dangkal (soal no 8)

Tabel 8

d. Proses pembentukan bayangan oleh batu yang terletak di dasar gelas yang berisi air sehingga tampak dangkal (soal no 9)

9 Cahaya akan menembus secara tegak lurus 1 18 10 Sinar akan dibiaskan mendekati garis normal

karena perbedaan medium 1 19

No Pemahaman siswa Jumlah

siswa Siswa

1 Cahaya memantul 8 1,4,5,11,15,17,18,20

2 Cahaya dibiaskan (menembus) 5 2,3,6,12,13

3 Cahaya lurus ke bawah 1 9

4 Cahaya dibiaskan karena indeks bias kaca

lebih besar daripada udara 1 7

5 Sebagian sinar diteruskan dan sebagian lagi

dipantulkan kembali 2 10,14

6 Pembiasan cahaya mendekati garis normal 2 8,19

No Pemahaman siswa Jumlah

siswa Siswa

1 Pensil akan terlihat patah karena pembiasan

cahaya 14

1,3,4,5,6,7,9,11, 12,15,17,18,19,20 2 Pensil akan dibiaskan karena perbedaan

kerapatan 2 2,13

3 Pensil dibiaskan mendekati garis normal 1 8 4 Pembiasan, karena perbedaan cahaya yang

sampai ke mata saat pensil tercelup dan pensil yang belum tercelup

1 10

5 Terjadi pemantulan terhadap udara melalui air

lalu dibiaskan ke mata 1 14

No Pemahaman siswa Jumlah

Tabel 9

1 Pembiasan (tanpa alasan yang jelas) 3 1,15,20

2 Perbedaan kerapatan/kepadatan air dan udara 3 2,3,19 3 Terjadi 2 kali pemantulan dan terjadi pembiasan tidak

sempurna, maka batu terlihat lebih dangkal 1 4 4 Karena pantulan cahaya, sehingga batu terlihat dangkal 1 5

5 Karena permukaan air jernih dan tenang 1 6

6 Karena batu massanya lebih banyak 1 7

7 Batu di air massanya lebih ringan sehingga cahaya

dipantulkan lebih ke atas 1 9

8 Karena dilihat tegak lurus dari batu (dilihat dari atas) 2 11,18 9 Karena air dipantulkan oleh cahaya yang datang 1 12

10 Karena pemantulan yang tidak teratur 1 13

11 Karena mata dipantulkan ke batu lewat pembiasan

terhadap air 1 14

Gambar Tes Tertulis

Soal No 2

Siswa 01 Siswa 02 Siswa 03

Siswa 04 Siswa 05 Siswa 06 Siswa 07 --- Siswa 08 Siswa 09

Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15

Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18

Berbagai macam permukaan cermin Siswa

kode Datar (rata) Tidak rata (kasar) Cekung Cembung

01 --- ---

02 ---

03

05

06 --- ---

07

08 --- ---

10

11 --- --- ---

12 ---

13

15 16 --- 17 --- 18 --- 19 --- --- --- --- 20

Soal No 4

Garis Normal Pada Garis Normal Pada

Siswa

kode Cermin Cekung Cermin Cembung

Siswa

kode Cermin Cekung Cermin Cembung

01 11 --- ---

02 12

03 13

05 --- --- 15

06 16

07 17 --- ---

08 18

10 --- --- 20

Soal No 5

Siswa 01 Siswa 02 Siswa 03 Siswa 04 Siswa 05

Siswa 06 Siswa 07

---

Siswa 08 Siswa 09 Siswa 10

Siswa 16 Siswa 17 --- Siswa 18 Siswa 19 --- Siswa 20 Soal No 6

Siswa 01 Siswa 02 Siswa 03 Siswa 04

Siswa 09 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12

Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16

Soal No 7

Siswa 01 Siswa 02 Siswa 03

Siswa 04 Siswa 05

Siswa 06

Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12

---

Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15

Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18

Soal No 8

Siswa 01 Siswa 02 Siswa 3

Siswa 04 Siswa 05

Siswa 07 Siswa 08 Siswa 09

Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12

Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15

Siswa 16 Siswa 17

---

Siswa 18

Soal No 9

Siswa 01 Siswa 02 Siswa 03 Siswa 04

Siswa 09 Siswa 10

---

Siswa 11 Siswa 12

---

---

Tabulasi Jawaban Tes Tertulis No siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jawaban B S B S B S B S B S B S B S B S B S B S B S B S B S B S B S B S B S B S B S B S Jumlah 4 5 4 5 4 5 1 8 3 6 3 6 5 3 4 5 2 6 4 4 2 7 4 5 4 5 2 6 3 5 3 3 2 5 3 5 4 5 3 6 Keterangan : B : benar S : salah

Lampiran 6 Soal Wawancara

Nama : ………

1. Jika ada seberkas sinar datang yang mengenai permukaan cermin cembung, kemanakah arah sinar pantulnya? Adakah aturan yang digunakan?

2. Bagaimanakah proses pembentukan bayangan dari benda yang terletak di depan cermin datar di bawah ini? Adakah aturan tertentu yang digunakan?

3. Jika ada sebatang pensil yang dicelupkan ke dalam air, bagaimanakah bentuk pensil yang terlihat? Bagaimakah proses pembentukan bayangan pensil yang bengkok tersebut? Adakah aturan-aturan yang dipenuhi? Bagaimanakah mata dapat melihat pensil yang masih berada di udara?

Sinar datang

benda

4. Soal tes tertulis no 2, 4, 7

pensil

mata

Air udara

Gambar Hasil Wawancara

No Siswa

kode Soal No 1 Soal No 2 Soal No 3

1 01

3 04

4 09

Lampiran 8

TRANSKRIP WAWANCARA

Siswa 01

P (peneliti) : sekarang no 1, ini Benny ya. No 1 tuh ada sinar datang yang mengenai permukaan cermin cembung, lalu yang ditanyakan ke mana sinar pantulnya?

S (siswa) : sini.

P : situ? Yang kamu gambarkan ini sinar datangnya tidak menyentuh cermin? S : nggak! [tidak]

P : nggak? [tidak?] kenapa bisa memantul kalau tidak menyentuh? S : o iya. E....pembiasan cahaya bu!

P : pembiasan cahaya? S : iya,

P : kamu namakan pembiasan cahaya ya? S : pemantulan cahaya.

P : pemantulan atau pembiasan? S : pemantulan.

P : pemantulan. Ada hukum-hukum tertentu yang kamu gunakan? S : hukum pantul.

P : hukum pantul? Bunyinya seperti apa?

S : sinar datang, garis normal, sinar pantul membentuk sudut sama besar. P : sudut yang mana?

S : sudut dari sinar datang ke garis normal sama garis normal ke sinar pantul. P : aturannya itu ya, lalu ada lagi mungkin?

S : tidak ada.

P : tidak ada, cuma itu? S : iya.

P : jadi kalau ini, sinar datangnya tidak mengenai cermin ya! S : tidak.

P : lalu yang ke 2. ini ada benda di depan cermin, tapi cerminnya dimiringkan, nah bayangannya itu di mana letaknya?

S : di sebelah kiri! P : di situ, sini ya!

S : kalo cerminnya sebelah kanan, bayangannya sebelah kiri! P : kalo cerminnya sebelah kanan, bayangannya sebelah kiri? S : iya!

P : mengapa kamu bisa menggambarkan bayangannya seperti itu? S : pake logika!

P : logika? Logika seperti apa?

P : bayangannya di depan? S : iya.

P : jadi, misalkan ini anggaplah cermin yang biasa kamu gunakan untuk bercermin. Nah, apakah bayangan dari kamu itu ada di depan cermin gitu? S : iya lah!

P : di depan cermin?

S : iya. Misalkan ini cermin, kita di sini, ya di sini bayangannya itu! P : di depan cermin?

S : iya.

P : letaknya seberapa jauh dari cermin? S : ya di permukaan cerminnya bu! P : di?

S : permukaan cermin. P : permukaan cermin. S : iya.

P : jadi bersatu di sana? S : iya.

P : bersatu di sana. Tapi kalau yang kamu gambarkan itu terpisah dari permukaan cermin?

S : iya.

P : kok bisa begitu ya?

S : ya karena cerminnya dimiringkan, jadi di sinilah!

P : di situ? Misalkan cerminnya tidak dimiringkan, kira-kira gimana, lebih dekat dengan cermin?

S : iya.

P : nah, saat kamu menggambarkan bayangan itu, adakah syarat-syarat tertentu yang kamu penuhi?

S : apa?

P : misal, kalo yang pertama tadi ada hukum pantul seperti yang kamu kemukakan tadi. Lalu yang kedua ini memakai aturan tertentu atau tidak?

S : ndak [tidak].

P : nggak ada! Jadi kalau bisa saya simpulkan, proses apa yang digunakan saat kamu menggambarkan bayangan itu, ataukah hanya logika saja?

S : logika.

P : bisa dijelaskan lebih rinci lagi, logika itu seperti apa?

S : kalau ada benda, trus ada cermin dimiringkan ke arah posisi benda, membentuk bayangannya di belakang benda!

P : di belakang benda? Kalau misalkan e, itu miringnya gini, jadi dekat dengan pangkal?

S : diperbesar. P : diperbesar?

S : bayangan benda jadi lebih besar.

P : jadi lebih besar? Jadi cermin datar itu memperbesar bayangan? S : harusnya sih nggak!

P : kok bisa begitu ya? S : yang ditanyakan?

P : cermin datar bisa memperbesar? S : seinget saya sih nggak.

P : seingat kamu nggak. Tapi kenapa tadi kamu menyebutkan memperbesar? S : kalau dilogika sih diperbesar, tapi menurut teori bukan, tetap.

P : jadi yang di buku itu bertentangan dengan kenyataan atau, S : bertentangan dengan logika saya, tapi emang belum tentu benar. P : jadi kamu ragu-ragu dengan logika kamu ya!

S : iya.

P : jadi tidak ada kemungkinan bayangan itu terletak di belakang cermin gitu? S : e....nggak ada.

P : nggak ada? S : iya.

P : e....bagaimana kita bisa melihat benda yang di depan cermin itu? Misalkan di lingkungan sekitar benda dan cermin ini suasananya terang.

S : kelihatan. Karena ada cahaya yang mantul ke cermin. P : cahaya mantul ke cermin, lalu masuk ke mata?

S : iya, cahaya masuk ke mata sehingga bayangan kita bisa terlihat.

P : sehingga bisa terlihat bayangan kita. Itu yang kita lihat bayangannya ya. Kalau kita melihat e, proses melihat bendanya itu sendiri gimana?

S : cahaya mengenai benda, memantul ke mata kita.

P : memantul ke arah mata kita, ok. Lalu sifat bayangan yang digambarkan ini? S : tetap, tegak, nyata.

P : tetap, tegak, nyata. Itu sesuai dengan logika kamu atau tidak? S : iya.

P : jadi kalo misalkan cerminnya itu sendiri dimiringkan dekat dengan ujung itu, bayangannya seperti itu, sifat bayangannya tetap tegak, nyata?

S : iya.

P : terletak di depan cermin? S : iya.

P : kenapa kamu bisa berpikir demikian? S : karena sama seperti bendanya.

P : berarti bayangan itu berimpit dengan bendanya? S : nggak!

P : di sisi sebelah mana kira-kira? S : sisi sebelah mana di cermin?

P : sisi dari sebelum mana benda, jadi dari kitanya! S : depan!

P : depan kita? S : iya.

P : jadi di depan kita, bayangan kita, baru cermin? S : iya.

P : gitu, yang terbentuk seperti itu ya, ok. Sekarang kita lanjutkan no 3. kamu telah menggambarkan bayangan pensil itu tegak lurus?

S : kan pensil sebenarnya, P : iya pensil sebenarnya S : kayak kelihatan bengkok!

P : ini yang terlihat tuh bengkok, bengkoknya itu sejajar dengan bidang batas, misalkan gelas ini atau tidak?

S : maksudnya, bengkoknya sama dengan permukaan? P : iya!

S : e...nggak.

P : nggak, kira-kira bengkoknya itu gimana? S : ya gimana sih, kalau ini kebetulan aja gitu! P : kebetulan aja gitu?

S : kalau letak pensilnya diubah, ininya jadi berubah! P : letak apa tadi?

S : pensilnya, kalau tadikan gini, ini posisinya diubah, ya berubah (bayangannya). P : berubah juga. Lalu apakah sebenarnya di dalam air pensilnya itu patah? S : nggak!

P : nah sekarang coba gambarkan pensil yang di dalam air yang sebenarnya! S : semuanya?

P : yang tercelup aja, sedikit aja.

S : nggak, maksudnya inikan pensil, ini belum semuanya lho bu! P : iya!

S : yang ujungnya masuk ke sini! P : sekarang bagian ujungnya! S : ini pensil, kayak gini!

P : ini ujung yang sebenarnya atau ujung yang terlihat? S : yang terlihat, yang sebenarnya tetap lurus aja! P : gitu ya?

S : lurus tapi!

P : jadi seakan-akan misalnya, bayangan yang kamu gambarkan seperti itu, jadi saat kita melihat pensil di dalam air itu bayangannya lebih jauh? Pensilnya tampak lebih jauh?

S : tampak, yang jelas tampak lebih panjang!

P : tampak lebih panjang, apa yang mengakibatkan pensil itu tampak lebih panjang?

S : pembiasan cahaya! P : bagaimana prosesnya?

S : e...indeks bias udara sama ini air beda! P : indeks bias berbeda,

S : yang jelas kalau lihat sini lurus, kalau dari sini jadi kelihatan berubah arah. P : misalkan, sekarang saya berikan 1 sinar,

S : iya,

P : coba kamu gambarkan e, proses pembiasan itu! S : ini sinar yang masuk ke,

P : masuk ke?

S : masuk ke air, setelah di air, berubah arah, ini sinar datang,

P : sinar datang ya, adakah aturan-aturan tertentu yang kamu gunakan?

S : nggak bu! Yang jelas kita ingatnya kalau masuk ke air bayangan bendanya jadi tidak nyata!

S : dari arah aslinya!

P : kalau kamu gambarkan seperti ini, dia (bayangnnya) tampak lebih panjang dan jauh, ya tidak?

S : iya!

P : apa benar begitu, saat kita melihat dasar bah kamar mandi, itu tampak lebih dalamkah?

S : nggak, kalau dasar bak lebih dekat ke mata kita. P : lebih dekat ke kita,

S : lebih dangkal,

P : apakah peristiwa itu sama atau berbeda dengan peristiwa ini? S : kurang lebih sama!

P : sama? Lalu mengapa kamu menggambarkan pensil yang bayangannya tampak lebih jauh?

S : posisi mata bu!

P : posisi mata, di mana posisi yang tepat, supaya mata ini bisa melihat bayangan lebih dekat?

S : e...di atas sini mungkin!

P : di atas? Kalau di atas pasti lebih dekat?

S : ya nggak sih! Inikan gara-gara posisi pensilnya agak ke sini, jadi kelihatannya lebih jauh!

P : posisi pensil yang agak lebih jauh?

S : kan pensilnya dijatuhin lurus kayak gini, kayaknya tetap P : baru tampak lebih dekat?

S : iya nggak tahu sih, mungkin kalau kayak gini baru berubah! P : kan masukinnya lurus, itu terjadi pembengkokan atau tidak? S : pembengkokan? Kayaknya nggak!

P : nggak? S : nggak!

P : jadi hanya yang,

S : yang jelas terjadi pembiasan cahaya tapi tidak bengkok! P : kalau yang bengkok itu hanya yang dimiringkan? S : iya!

P : kalau tadi menurut kamu terjadi pembiasan ini karena perbedaan S : perbedaan indeks bias!

P : bagaimana indeks bias di udara dan bagaiman indeks bias di air? S : lupa e!

P : lupa. Mana yang lebih besar? S : yang lebih besar di air. P : yang lebih besar di air. S : kalau nggak salah!

P : indek bias mempengaruhi pembiasan ya! S : iya!

P : mempengaruhi pembiasan. Kalau prosesnya seperti itu, lalu bayangan yang terbentuk ini sifatnya bagaimana?

S : tetap, maya, tegak. P : tegak ya!

S : iya.

P : sekarang bayangan yang di sini itukan terbentuk dari pensil yang di dalam air kan!

S : iya.

P : bisakah kamu menjelaskan ataupun menggambarkan bagaimana proses itu terbentuk?

S : langsung gitu, trus biar kelihatan oleh mata, trus bengkok karena terjadi pembiasan cahaya!

P : kamu gambarkan kira-kira, bisa atau tidak? S : ya kaya ini bu!

P : hanya seperti ini?

S : mata ngeliat [mata melihat]. P : ok. Sekarang ini garis apa ini? S : garis e... sinar datang eh, P : sinar datang?

S : iya!

P : datang dari mana? S : mata!

P : mata memancarkan cahaya gitu?

S : nggak, yang jelas sinar dari sini memantul ke mata, mata kelihatan jadi bisa melihat.

P : em....coba kalau bisa arahnya gambarkan! S : arah sinar apa bu?

P : arah sinar itu, misalkan dari sumber cahaya, jadi misalkan seperti ini, inikan pasti dari sumber cahaya ya. Inikan arahnya ke sana, kalo yang ini arahnya ke mana?

S : sini kali!

P : kalau yang ini, sama juga?

S : ini dari mata ke benda, ini dari benda ke mata. P : jadi kamu tetap berpegang mata memancarkan sinar? S : nggak.

P : lalu bagaimana?

S : ya sudah, kaya gini aja!

P : misalkan sumber cahayanya ada di sini, lalu kemana sinar ini supaya kita dapat melihat pensil itu?

S : dari sini, ke sini dulu baru ke mata!

P : lalu sekarang supaya mata dapat melihat bayangan?

S : dari sini ke seluruh bagian pensil, terus baru mantul ke mata!

P : jadi sama juga? Nah sekarang kalau dari suatu sumber cahaya, jadi cahaya ini mengenai bayangan?

S : iya!

P : coba gambarkan satu aja sinar yang mengenai bayangan itu. Lalu e, bayangan itu bisa terlihat oleh mata!

S : sama ajalah!

P : ok. Sinar ini mengalami pembiasan tidak? S : iya.

P : saat memasuki air itu, kira-kira bagaimana? Adakah perubahan-perubahan ataukah lurus-lurus aja seperti sinar datang?

S : kayak gini, bengkok memantul ke mata. P : bengkok!

S : ke mata sama kaya pensil.

P : ke mata. Saat dari udara masuk ke air lalu berbelok memantul ke mata. Jadi inikan menurut kamu kan mengenai bayangan ya!

S : iya.

P : lalu pasti ada sinar yang ke sini ya! S : iya kalau nggak, mata nggak bisa liat. P : nah yang ke sini itu bengkok apa nggak?

S : eh, kebalik, ini lurus bu, waktu mau ke mata baru bengkok!

P : jadi saat dari udara ke air itu lurus, tapi kalau dari air ke udara itu bengkok.

Dokumen terkait