• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metodologi Survey

Dalam dokumen Oops, page not found. (Halaman 137-147)

METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

4.4 Survei Hidro-Oseanografi

4.5.2 Metodologi Survey

Pekerjaan penyelidikan ini dimaksudkan untuk mendapatkan parameter-parameter karakteristik batuan/tanah dari tiap lapisan maupun daya dukung tanahnya guna keperluan perencanaan pondasi, analisa settlement,land sliding dan sebagainya. Pekerjaan yang perlu dilakukan pada penyelidikan ini meliputi :

Pada tahapan ini dilakukan studi literatur, laporan-laporan terdahulu yang berkaitan dengan geologi teknik dan mekanika tanah yang mencakup areal rencana. Dalam tahapan awal ini dilakukan mobilisasi peralatan dan personil.

 Penyelidikan Lapangan

Didalam tahapan ini akan dilakukan beberapa kegiatan yang meliputi pekerjaan pemboran tangan dan pembuatan sumuran uji (test pit) yang kesemuanya akan dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Pekerjaan ini akan dilaksanakan segera setelah layout master plan disetujui, sehingga letak bangunan-bangunan laut maupun darat yang direncanakan sudah tetap. Pada pekerjaan lapangan yaitu sondir dan boring, apabila pelaksanaannya dilakukan di laut maka terlebih dahulu dibuat bagan/plat form yang berdiri di atas tiang pancang kayu atau bambu yang ditanam/dipancang pada areal titik sondir. Bagan ini berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan mesin penyelidikan tanah dan tempat untuk melakukan kegiatan penyelidikan. dasar laut tripod mesin bor bagan stang bor muka air laut

Metoda pelaksanaan pekerjaan penyelidikan tanah ini dapat diuraikan sebagai berikut :

 Pemboran

Pekerjaan pemboran ini dimaksudkan untuk mengetahui susunan lapisan tanah/batuan yang berada dibawah permukaan, dan bersamaan dengan pekerjaan ini akan diambil contoh tanah/batuan secara terus menerus baik yang tidak terganggu maupun contoh tanah terganggu untuk dilakukan pengujian di laboratorium, selain itu juga akan dilakukan pengujian parameter kekerasan/kepadatan lapisan secara langsung di lapangan dengan metoda pengujian penetrasi (SPT).

Pekerjaan ini akan dilakukan dengan bor mesin jenis Tone atau YBM. Pengambilan contoh tanah dilakukan dengan interval kedalaman 3,00 meter sampai dengan kedalaman 30 meter. Contoh tanah yang terambil merupakan contoh tanah terganggu dan akan disimpan dalam peti contoh tanah dimulai dari bagian kiri atas untuk kedalaman paling atas dan berturut dibawahnya untuk meter selanjutnya yang masing-masing dibatasi dengan sekat-sekat, untuk memudahkan deskripsi lapangan maupun urut-urutan lapisan tanah/batuan yang terdapat dibawah permukaan. Untuk menjaga berkurangnya kandungan air yang dapat mengakibatkan rusaknya contoh ini, maka sebelum dimasukkan ke peti contoh, contoh tanahnya akan dibungkus dengan plastik yang ukurannya sesuai dengan kayu/bambu yang berukuran sama dan dicat warna merah, sedangkan untuk

tempat yang kosong akan diganti dengan kayu/bambu yang dicat warna hijau.

Pada setiap peti contoh akan diberi label dengan cat tentang lokasi, nomor titik bor, selang kedalaman, nomor kotak dan nama proyek dan selanjutnya pada papan penutupnya diberi segel dan pengunci. Dan setiap peti contoh setelah terisi penuh dan diberi label akan segera diambil fotonya untuk dokumentasi.

Beberapa contoh tanah yang mewakili lapisan-lapisan tanah akan dibawa ke laboratorium untuk mengetahui sifat-sifatnya (indeks/physical properties).

Selama pekerjaan pemboran berlangsung muka air tanah untuk setiap lubang bor akan selalu diamati/diukur.

Pekerjaan pemboran ini akan dilakukan sebanyak 4 (tiga) titik bor (mesin) di perairan, dan 2 (dua) titik bor di darat, dengan kedalaman masing-masing 30 meter dan 30 meter (untuk boring di darat) disesuaikan dengan kondisi lapangan.

 Sondir

Jumlah sondir ditentukan sebanyak 3 titik pada lokasi rencana bangunan laut dan 2 titik pada daerah rencana bangunan darat dengan kedalaman sondir mencapai lapisan tanah keras yaitu lapisan dengan tahanan konus qc > 200 kg/cm2.

Pekerjaan ini dilakukan dengan alat sondir kapasitas 2,5 ton dengan kedalaman penyondiran maksimum 40 m dari permukaan tanah atau telah mencapai lapisan tanah dengan tahanan konus sebesar 200 kg/cm2. Prosedure pelaksanaan pekerjaan sondir akan mengikuti standar ASTM D3441-86; ”Method for Deep, Quasi-Static Cone and Friction Cone

Hasil dari pekerjaan sondir berupa grafik sondir yang menyajikan besarnya tekanan konus qc dan jumlah hambatan pelekat (JHP), versus kedalaman. Pembacaan sondir dilakukan selang interval 20 cm, dengan titik elevasi 0 (nol) berada di permukaan tanah setempat pada saat penyelidikan.

Beberapa hal penting yang dapat diperoleh dari penyelidikan tanah melalui sondir, antara lain:

• Perkiraan kedalaman tanah keras sesuai dengan spesifikasi

pekerjaan.

• Perkiraan ketebalan tiap jenis tanah.

Dengan dapat diperkirakannya ketebalan lapisan tanah, maka dapat diperkirakan penurunan yang mungkin terjadi akibat pembebanan.

 Pengujian Penetrasi (SPT)

Maksud dari pengukuran penetrasi ini untuk mengetahui derajat kepadatan relatif dari lapisan-lapisan tanah yang merupakan salah satu parameter untuk perhitungan pondasi.

Pengujian ini akan dilakukan didasar lubang bor pada setiap kemajuan pemboran 1,5 meter atau setiap perubahan lapisan tanah dan akan dilakukan terus sampai dasar lubang bor dari jumlah kedalaman yang direncanakan. Peralatan yang digunakan adalah tabung belah SPT (Splite Spoon/Raymond Sampler) yang bagian dalamnya bergaris tengah 34,93 mm dengan panjang bagian dalamnya adalah 63,5 cm, tumbukan standar dengan berat 63,5 kg dan pipa peluncur dengan penahan tumbukan.  Dasar lubang bor yang akan diuji harus diberikan dari kotoran bor

(cutting), kemudian peralatan (splite spoon) dipasang diujung stang bor dan ditumbuk dengan standar dengan tinggi jatuh 76,2

sampai mencapai kemajuan kedalaman 45,72 cm. Apabila kemajuan kedalaman belum mencapai Sondir

Jumlah sondir ditentukan sebanyak 3 titik pada lokasi rencana bangunan laut dan 2 titik pada daerah rencana bangunan darat dengan kedalaman sondir mencapai lapisan tanah keras yaitu lapisan dengan tahanan konus qc > 200 kg/cm2.

Pekerjaan ini dilakukan dengan alat sondir kapasitas 2,5 ton dengan kedalaman penyondiran maksimum 40 m dari permukaan tanah atau telah mencapai lapisan tanah dengan tahanan konus sebesar 200 kg/cm2. Prosedure pelaksanaan pekerjaan sondir akan mengikuti standar ASTM D3441-86; ”Method for Deep, Quasi-Static Cone and Friction Cone Penetration Test of Soil”.

Hasil dari pekerjaan sondir berupa grafik sondir yang menyajikan besarnya tekanan konus qc dan jumlah hambatan pelekat (JHP), versus kedalaman. Pembacaan sondir dilakukan selang interval 20 cm, dengan titik elevasi 0 (nol) berada di permukaan tanah setempat pada saat penyelidikan.

Beberapa hal penting yang dapat diperoleh dari penyelidikan tanah melalui sondir, antara lain:

• Perkiraan kedalaman tanah keras sesuai dengan spesifikasi

pekerjaan.

• Perkiraan ketebalan tiap jenis tanah.

Dengan dapat diperkirakannya ketebalan lapisan tanah, maka dapat diperkirakan penurunan yang mungkin terjadi akibat pembebanan.

Maksud dari pengukuran penetrasi ini untuk mengetahui derajat kepadatan relatif dari lapisan-lapisan tanah yang merupakan salah satu parameter untuk perhitungan pondasi.

Pengujian ini akan dilakukan didasar lubang bor pada setiap kemajuan pemboran 1,5 meter atau setiap perubahan lapisan tanah dan akan dilakukan terus sampai dasar lubang bor dari jumlah kedalaman yang direncanakan. Peralatan yang digunakan adalah tabung belah SPT (Splite Spoon/Raymond Sampler) yang bagian dalamnya bergaris tengah 34,93 mm dengan panjang bagian dalamnya adalah 63,5 cm, tumbukan standar dengan berat 63,5 kg dan pipa peluncur dengan penahan tumbukan. Dasar lubang bor yang akan diuji harus diberikan dari kotoran bor (cutting), kemudian peralatan (splite spoon) dipasang diujung stang bor dan ditumbuk dengan standar dengan tinggi jatuh 76,2 cm dan dicatat jumlah tumbukan setiap kemajuan 15,24 cm sampai mencapai kemajuan kedalaman 45,72 cm. Apabila kemajuan kedalaman belum mencapai 45,72 cm dan jumlah tumbukan pada selang kedua dan ketiga atau hanya pada selang pertama telah mencapai 50 tumbukan, maka pengujian diberhentikan dan dicatat berapa penurunan tabung SPT. Contoh tanah yang terambil dari pengujian ini akan disimpan dalam kantong plastik dan disimpan dalam peti contoh serta diletakkan pada kedalaman yang sama dengan selang kedalaman pengujian.

 Pengambilan Contoh Tanah Tak Terganggu (Undisturbed Sampling)

Maksud dari pengambilan contoh tanah tak terganggu ini adalah untuk mendapatkan contoh tanah yang mendekati keadaan

pengujian laboratorium akan sama atau minimal mendekati keadaan sebenarnya. Pengambilan contoh tanah tak terganggu ini akan dilakukan didalam lubang bor pada setiap selang kedalaman 3 meter atau setiap perubahan lapisan tanah dan pengambilan contoh yang pertama akan dilakukan pada kedalaman 3 meter dari muka tanah setempat.

Apabila pengambilan contoh ini bersamaan dengan pelaksanaan pengujian penetrasi standar, maka untuk menjaga keaslian sifat tanahnya, pekerjaan pengambilan contoh tanah akan dilakukan lebih dahulu.

Peralatan yang akan digunakan untuk mengambil contoh tanah tak terganggu ini adalah "Thin Wall (Shelby) Tube" yang bergaris tengah minimum 68 mm dengan panjang 60 mm. Cara pengambilan contoh tanah ini ialah dengan cara ditekan dan tidak boleh diputar ataupun ditumbuk sebelum mencapai kedalaman/panjang yang direncanakan.

Setelah contoh tanah selesai didiskripsi, untuk menjaga berkurangnya kandungan air tanah asli, maka pada kedua ujung tabung akan segera ditutup dengan parafin dan disimpan pada tempat yang tidak dapat mengurangi sifat keaslian dari contoh tanah tersebut. Jumlah contoh tanah tidak terganggu yang akan diambil dalam pekerjaan ini disesuaikan dengan TOR.

 Pengujian Laboratorium Mekanika Tanah

Maksud dari pengujian laboratorium mekanika tanah ini adalah untuk mengetahui index properties dan engineering properties dari masing-masing lapisan tanah yang diambil contoh tanahnya baik yang terganggu maupun yang tak terganggu. Hal mana

untuk perencanaan kestabilan lereng, pemadatan, penurunan dari rencana tanggul dan bangunan pelengkapnya. Pelaksanaan pengujian di laboratorium adalah sebagai berikut :

 Specific Gravity

Tes ini dilakukan untuk mengetahui berat jenis tanah. Prosedur standar yang dipakai adalah ASTM D854-83 (1983) dan SK SNI M-08-1993-03.

 Kadar Air

Tes ini dilakukan untuk mengetahui kadar air atas contoh tanah.

Pelaksanaan tes ini mengacu pada prosedur standar ASTM D 2216-80 (1980) dan SNI 1965-1990-F.

 Density Test

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui density dari contoh tanah dalam kondisi asli (bulk) dan kondisi kering (dry). Tes ini mengacu pada prosedur standar ASTM D9254-83 (1983) dan SNI 1964-1990-F.

 Saringan ( Grain Size Analysis)

Tes ini dilakukan untuk mengetahui pembagian butiran contoh tanah. Prosedur standar yang dipakai adalah ASTM D422-63 (1972/1963).

 Atterberg Limit

Tes ini dilakukan untuk mengetahui batas cair, batas plastis dan indeks plastisitas tanah. Tes tersebut mengacu pada prosedur standar ASTM D4318-84 (1984) dan SNI 1967-1990-F. Tes Atterberg Limit dan analisis saringan selanjutnya

 Triaxial Compression dan Direct Shear Test

Tes ini dilakukan untuk mendapatkan nilai c dan  tanah (shear strength of soil). Untuk tes triaxial dilakukan 3 jenis tes yaitu tes Unconsolidated Undrained (UU), Consolidated Undrained (CU), Consolidated Drained (CD). dan tes Unconfined Compression. Tes-tes tersebut diperlukan untuk menentukan parameter shear strength tanah yang merepresentasikan kondisi sebenarnya di lapangan, yang berguna untuk analisis stabilitas untuk kondisi end of construction, long term, ataupun pada setiap step konstruksi dam (construction sequence).

Tes direct shear mengacu pada ASTM D3080. Tes triaxial compression mengacu pada prosedur standar ASTM D2850-87 (19D2850-87).

 Consolidation Test

Tes ini bertujuan untuk memperoleh nilai compression index Cc dan coefficient of consolidation Cv yang selanjutnya dipergunakan untuk memprediksi besarnya penurunan dam. Tes ini mengacu pada prosedur standar ASTM D2435-(1983 ).  Pengolahan Data

- Membuat log bor beserta hasil test

- Memberikan penilaian terhadap masalah daya dukung tanah, kemampatan lereng, penurunan dan lain-lain.

- Membahas bahan konstruksi alam yang ada sebagai bahan bangunan berdasarkan aspek keteknikan dan material yang bersangkutan dengan jarak, metoda eksploitasi dan peralatan yang sesuai untuk digunakan.

4.5.3 Pengolahan dan Analisis Data Survei Penyelidikan

Dalam dokumen Oops, page not found. (Halaman 137-147)