• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM WILAYAH

7. Analisis SWOT Kabupaten Purwakarta Strengths

4.4 Kajian Komparatif Metropolitan Mebidangro, Gerbangkertosusilo, Dan Sarbagita

4.4.5 Metropolitan Sarbagita

Dalam Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Metropolitan Sarbagita, tulang punggung perekonomian Provinsi Bali adalah Sarbagita. Selain itu Sarbagita juga merupakan salah satu pusat perkembangan nasional dengan 3 sektor utama yaitu pariwisata, pertanian, dan industri pendukung pariwisata. Struktur sosial budaya masyarakat yang dipengaruhi tata kehidupan agama Hindu (Tri Hita Kirana) telah membentuk Sarbagita menjadi metropolitan dengan karakteristik tersendiri. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Menetapkan Kawasan Perkotaan Denpasar-Badung-Gianyar-Tabanan (Sarbagita) sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan juga sebagai Kawasan Strategis Nasional. Dalam kaitannya dengan fungsi kawasan sebagai PKN, maka berdasarkan pasal 14 PP RTRWN, terkait dengan penetapan kriteria PKN, maka kawasan berpotensi sebagai pintu gerbang internasional kepariwisataan. Dengan demikian, simpul utama skala transportasi nasional menjadi aspek yang mendukung penetapan tersebut.

Metropolitan yang kini disandang oleh Sarbagita (Denpasar, Badung,Gianyar, Tabanan) masih menjadi polemik. Namun perkembangan saat ini yang terjadi di ProvinsiBali telah menunjukkan gejala terbentuknya metropolitan. Perkembangan kota-kota yang menyatu dengan jumlah penduduk mencapai 1 juta jiwa, merupakan gejala yang paling signifikan terjadi

Dalam mengembangkan Metropolitan Sarbagita Pemerintah Provinsi Bali masih mempertahankan sektor pertanian sebesar 60 persen, yang dimobilasasi oleh subak yaitu organisasi kemasyarakatan yang secara khusus mengatur sistem perairan sawah. Selain itu, sektor perekonomian Kawasan Sarbagita lebih

R e n c a n a K e b u t u h a n I n v e s t a s i M e t r o p o l i t a n B O D E B E K K A R P U R 96

Rencana Kebutuhan Investasi Metropolitan BODEBEKKARPUR

2016

kompetitif dibandingkan dengan Provinsi Bali, yaitu tercatat sekitar 38,69 persen lebih tinggi atau sekitar Rp788 miliar.

Sarbagita sebagai pusat kegiatan nasional (PKN) dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), tidak secara otomatis membuat masing- masing kota yang ada di dalamnya menjadi PKN, Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) No. 3 Tahun 2005 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Bali, terdapat aturan yang menyebutkan bahwa bangunan yang terdapat di Bali tidak boleh lebih tinggi dari pohon kelapa, yang dalam hal ini diasumsikan menjadi 15 meter.

Peningkatan pelaksanaan penataan ruang kawasan metropolitan Sarbagita, mempertimbangkan adanya aspek-aspek lokal yang terdapat di Provinsi Bali. Seperti kawasan perlindungan setempat, kawasan tempat suci yaitu mencakup danau, gunung, dan sungai, dan tempat suci yang mencakup tempat ibadah agama Hindu. Selain itu harus ada strategi yang tegas dalam peningkatan pelaksanaan penataan ruang kawasan metropolitan Sarbagita khususnya aspek budaya yang sangat kental di Bali.Role Sharing swasta dan masyarakat dalam mengisi ruang sangat dipertimbangkan oleh pemerintah, karena Kawasan Sarbagita merupakan KSN.

Terbentuknya wujud fisik Kawasan Perkotaan Sarbagita disebabkan oleh adanya kegiatan perkotaan yang secara fisik menyatu akibat kedekatan pusat- pusat perkotaan di Denpasar, Gianyar dengan pusat perkotaan Gianyar dan Ubud, Badung dengan kawasan Kuta dan Kota Semarapura yang akan dikembangkan, juga Tabanan dengan pusat perkotaan Kediri. Tampilan fisik dan aktivitas perkotaan sangat menyatu, terutama pada jalan-jalan utama yang menghubungkan

R e n c a n a K e b u t u h a n I n v e s t a s i M e t r o p o l i t a n B O D E B E K K A R P U R 97

Rencana Kebutuhan Investasi Metropolitan BODEBEKKARPUR

2016

pusat-pusat kegiatan tersebut. Hubungan ini ditandai dengan makin maraknya perkembangan kegiatan pemukiman, kegiatan perdagangan dan jasa, kegiatan pariwisata dan penunjangnya, serta kegiatan penunjang kegiatan perkotaan lainnya.Kedekatan antar pusat kegiatan tersebut menyebabkan kecenderungan pola penglaju (commuter) antara Kota Denpasar dengan kawasan sekitarnya (Kuta, Nusa Dua, Tabanan, Gianyar, Ubud).

Tujuan Penataan Ruang Kawasan Perkotaan Sarbagita adalah mewujudkan kawasan yang aman, nyaman, produktif, berdaya saing, dan berkelanjutan, sebagai pusat kegiatan ekonomi nasional berbasis kegiatan pariwisata bertaraf internasional, yang berjati diri budaya Bali dan berlandaskan Tri Hita Karana. Terdapat empat kebijakan utama dalam penataan ruang Kawasan Perkotaan Sarbagita, yaitu: satu, Pengembangan keterpaduan sistem pusat-pusat kegiatan yang mendukung fungsi kawasan sebagai pusat kegiatan ekonomi nasional berbasis kegiatan pariwisata yang bertaraf internasional; dua, Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem prasarana; tiga, Peningkatan fungsi dan perlindungan fasilitas pertahanan dan keamanan Negara; empat, Pelestarian alam dan sosial-budaya di Kawasan Perkotaan Sarbagita sebagai pusat pariwisata bertaraf internasional yang berjati diri budaya Bali.

Mengingat karakteristik budaya Bali yang yang sangat kuat, maka ada hal- hal non-teknis yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kawasan ini. Karena itu, diperlukan dibentuknya arahan peraturan zonasi, yang merupakan ketentuan umum untuk mempertahankan dan melestarikan kawasan berjati diri budaya Bali. Arahan peraturan zonasi ini meliputi:

R e n c a n a K e b u t u h a n I n v e s t a s i M e t r o p o l i t a n B O D E B E K K A R P U R 98

Rencana Kebutuhan Investasi Metropolitan BODEBEKKARPUR

2016

a. Penerapan konsep cathus patha, hulu – teben, tri mandala, sebagai dasar penetapan struktur ruang utama dan arah orientasi ruang kota.

b. Perlindungan terhadap kawasan-kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan suci dan kawasan tempat suci.

c. Penerapan konsep karang bengang atau ruang terbuka berupa lahan pertanian yang dikelola subak sebagai mpenyangga.

d. Pengintegrasian dan harmonisasi pemanfaatan jalur-jalur jalan utama kawasan perkotaan untuk kegiatan prosesi ritual keagamaan dan budaya.

e. Penerapan ketentuan umum ketinggian bangunan setinggi-tingginya 15 meter. f. Penerapan wujud lansekap dan tata bangunan yang bercirikan arsitektur

tradisional Bali.

Indikasi Program Utama Tahunan :

a. Jalan Bebas Hambatan Benoa – Bandar Udara Ngurah Rai

b. Pelabuhan Internasional Benoa – Pengembangan, peningkatan, dan pemantapan Pelabuhan

c. Banda Udara International Ngurah Rai – Pengembangan, Peningkatan, Bandar Udara International Ngurah Rai.

d. Bandar Udara International Ngurah Rai – Pengembangan, Peningkatan, dan Pemantapan Pembangkit Tenaga Listrik

Terwujudnya rencana tata ruang Kawasan Perkotaan Sarbagita tentu saja tak luput dari pengelolaan Kawasan Perkotaan Sarbagita itu sendiri. Pengelolaan Kawasan Perkotaan Sarbagita dilaksanakan oleh Menteri, Gubernur, dan Bupati atau Walikota sesuai dengan kewenangannya. Pengelolaan Kawasan Perkotaan

R e n c a n a K e b u t u h a n I n v e s t a s i M e t r o p o l i t a n B O D E B E K K A R P U R 99

Rencana Kebutuhan Investasi Metropolitan BODEBEKKARPUR

2016

Sarbagita oleh Menteri dapat dilaksanakan oleh Gubernur melalui dekonsentrasi dan/atau tugas pembantuan. Dalam rangka pengelolaan Kawasan Perkotaan Sarbagita, Gubernur dapat membentuk suatu badan dan/atau lembaga pengelola, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, yang disetujui oleh Menteri. Pembentukan tugas, susunan organisasi, dan tata kerja, serta pembiayaan badan pengelola diatur oleh Gubernur.

Arahan Perizinan Arahan Insentif dan Disinsentif Arahan Sanksi Arahan Perizinan merupakan acuan dalam pemberian Izin pemanfaatan ruang Setiap pemanfaatan ruang harus mendapatkan izin pemanfaatan ruang dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan/atau pemerintah kabupaten atau kota sesuai peraturan zonasinya yang didasarkan pada rencana tata ruang kawasan perkotaan Serbagita sebagaimana diatur dalam peraturan Presiden Ini.

Setiap pemanfaatan lahan atau ruang di wilayah metropolitan harus mendapatkan izin sesuai dengan ketentuan masing-masing sector/bidang yang mengatur jenis kegiatan pemanfaatan ruang yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan perudang-undangan sector/bidang terkait. Arahan insentif dan disinsentif merupakan acuan bagi pemerintah dan pemerintah daerah sebagai upaya pengendalian pemanfaatan ruang dalam rangka mewujudkan rencana tata ruang kawasan perkotaan Serbagita. Insentif dan disinsentif di wilayah sarbagita dapat diberikan oleh:

e. Pemerintah kepada pemerintah daerah;

f. Pemerintah daerah kepada pemerintah daerah lainnya g. Pemerintah dan/atau pemerintah daerah kepada masyarakat

R e n c a n a K e b u t u h a n I n v e s t a s i M e t r o p o l i t a n B O D E B E K K A R P U R 100

Rencana Kebutuhan Investasi Metropolitan BODEBEKKARPUR

2016

Bentuk, nilai, dan tata cara pemberian insentif dan disinsentif ditetapkan berdasarkan keputusan bersama dalam kerangka kerjasama antar daerah Arahan sanksi diberikan dalam bentuk sanksi administrasi dan/atau sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bidang penataan ruang.Pengenaan sanksi diberikan terhadap kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota beserta rinci tata ruang dan peraturan zonasinya yang didasarkan pada RTR Kawasan Sarbagita.

Pesatnya pembangunan pariwisata di Bali tidak hanya menimbulkan dampak positif seperti peningkatan pendapatan daerah, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan kesejasteraan tetapi juga menimbulkan dampak negatif seperti pencemaran, kemacetan lalu lintas, kerusakan lingkungan dan pengalihan fungsilahan terutama lahan pertanian yang dijadikan sebagai tempat pengembanganfasilitas dan sarana pariwisata seperti hotel, restoran, objek wisata dan lain-lain.

Pengembangan pariwisata di Bali telah berkontribusi banyak terhadap kerusakandan keseimbangan lingkungan khususnya pembangunan pariwisata yangmemanfaatkan lahan pertanian baik lahan basah maupun kering. Di KawasanSeminyak-Kabupaten Badung, banyak lahan pertanian sawah telah dialihkanfungsinya untuk pembangunan fasilitas pariwisata seperti hotel, villa, bungalowart shop dan lain-lain.

Pembangunan sarana-sarana di wilayah metropolitan serbagita secara otomatis meningkatkan sistem penyaluran atau distribusi air terhalangi oleh

R e n c a n a K e b u t u h a n I n v e s t a s i M e t r o p o l i t a n B O D E B E K K A R P U R 101

Rencana Kebutuhan Investasi Metropolitan BODEBEKKARPUR

2016

beton-beton yang melintang dengan kokoh di wilayah tersebut yang mengakibatkan air tidak dapat mengalir dengan baik ke seluruh areal persawahan. terhambatnya saluran air di daerah tersebut juga telah mengakibatkan masalah baru banjir khususnya pada musim hujan.

Pemanfaatan lahan pertanian untuk kepentingan pariwisata juga telah mengakibatkan kesenjangan antara industri pariwisata dengan pertanian.Permasalahan ini dilatarbelakangi oleh tidak seimbangnya pembagian hasil pemanfaatan pertanian untuk kepentingan pariwisata. Kasus pemasangan sengagar nampak berkilau di areal persawahan warga yang terjadi di (eking- Kabupaten gianyar merupakan bukti nyata yang menggambarkan ketidakharmonisan hubungan antara petani dan industri pariwisata. Sawah wargayang elok dan indah dijadikan pemandangan bagi sejumlah restoran, cafe danhotel, tetapi petani yang memiliki sawah yang indah tersebut tidak mendapatkankeuntungan sehubungan dengan pemanfaatan sawah dan aktivitas pertaniannyasebagai atraksi wisata. Kekesalan petani pemilik sawah tersebut berujung pada pemasangan seng di sawahnya yang mengakibatkan wisatawan mengeluh karenatidak dapat melihat pemandangan yang indah sebagaimana yang dijanjikan.

World Tourism Organisation telah menggariskan kebijakan pengembangan pariwisata berkelanjutan yang menitik beratkan pada tiga hal yaitukeberlanjutan alam, sosial dan budaya, dan ekonomi. Konsep ini secara jelasmenjabarkan bahwa pengembangan pariwisata tidak boleh merusak

R e n c a n a K e b u t u h a n I n v e s t a s i M e t r o p o l i t a n B O D E B E K K A R P U R 102

Rencana Kebutuhan Investasi Metropolitan BODEBEKKARPUR

2016

alam,lingkungan, dan lahan terutama lahan pertanian. agrotourism merupakan mode yang akan di kembangkan.

Dalam mengembangkan bali tahun 2016 kami juga akan merencanakan untuk melaksanakan pembangunan stadion internasional di bali yang akan di biaya oleh investor dari jepang, yang akan mengahbiskan biaya sekitar 2-3 triliun, dalam mekanisme nya pemerintah harus memberikan jaminan dari APBN, setadion ini nantinya akan meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar stadion.

Untuk meningkatkan ekonomi dan untuk mengurangi aglomerasi penduduk di kawasan metropolitan pemerintah bali berencana akan melaksanakan reklamasi teluk benoa, Project Nusa Benoa berlokasi di sisi selatan Bali, yang berada pada posisi strategis di zona pemanfaatan dengan dikelilingi hutan mangrove dan salah satu pusat wisata bahari terpopuler di Bali menjadikan Reklamasi di Teluk Benoa seluas 700 ha dari luas wilayah keseluruhan Revitalisasi 2800 ha menjadi suatu terobosan bagi kemajuan di Bali.

Dalam mendukung kemudahan aksesibiltas dikawasan metropolitan sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan) pemerintah provinsi bali membuat saranan transportasi bus trans sarbagita selain itu akan membuat akses kereta api yang menghubungkan kawasan metropolitan.

R e n c a n a K e b u t u h a n I n v e s t a s i M e t r o p o l i t a n B O D E B E K K A R P U R 103

Rencana Kebutuhan Investasi Metropolitan BODEBEKKARPUR

2016

4.4.6 Analisis SWOT Metropolitan Sarbagita

Dokumen terkait