• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. Kerangka Teoritik

2. Middle Range Theory yaitu dari Gustav Radbruch

From the concept of the law, a cultural concept, that is the concept related to value, we pressed on to the value of the law. Law is what, according to its meaning , is intended to serve the idea of the law. The idea of law we found injustice and we determined the essence of justice, of distributive justice as equality, equal treatment of equal, and correspondingly unequal treatment of different, men and relationships. We were able to orient the concept of the law toward justice, yet we were unable thereby to obtain the guiding thought from which exhaustively to derive the contain of law.

(Dari konsep hukum, konsep budaya, yaitu suatu konsep yang berkaitan dengan nilai, kita ditekankan pada nilai hukum, gagasan hukum: Apakah hukum itu? menurut maknanya, dimaksudkan untuk mengupayakan gagasan dari hukum.

Gagasan hukum kita temukan dalam bentuk Keadilan dan kita menentukan hakekat dari keadilan, keadilan distributif, sebagai kesetaraan: perlakuan yang sama, manusia dan hubungannya. Kita memang mampu untuk mengarahkan konsep hukum terhadap keadilan, namun kita tidak demikian untuk memperoleh pemikiran yang mendalam untuk mendapatkan isi hukum).

For while justice directs us to treats equal equally, unequal unequally, it does not tell us anything about the viewpoint from they are to be deemed

equals or unequal, more over it determines solely the relation and not the kind. Both

questions may be answered only by referring to the purpose of the law. Thus to justice there was added. The second element of the idea of the law is Expediency or suitability of the purpose. However the question of purpose and expediency could not be answer unequivocally but only relativistic, by the systematic development of the different of law and the state, the views of the different parties. Yet that relativism cannot remain the last word of legal philosophy.

(Untuk sementara keadilan mengarahkan kita untuk memperlakukan sama rata, tidak setara merata, ia tidak memberitahu kita apa-apa tentang sudut pandang dari mana mereka harus dianggap sama atau tidak sama, apalagi hal itu semata-mata untuk menentukan hubungan, dan bukan jenis. Kedua pertanyaan dijawab mungkin hanya dengan mengacu pada tujuan hukum. Dengan demikian keadilan lebih ditonjolkan.

Sebagai elemen kedua dari gagasan hukum yaitu kemanfaatan hukum atau kesesuaian untuk suatu tujuan. Namun, persoalan mengenai tujuan kemanfaatan tidak dapat dijawab tegas tetapi hanya bersifat relatif, dalam perkembangan sistematis pandangan hukum dan negara, pandangan dari berbagai pihak. Namun relativisme yang tidak dapat tetap menjadi kata terakhir dari filsafat hukum).

The law as order of living together cannot be handed over to disagreements between the views of individuals, it must be one order over all of them. So we are confronted with a third postulate concerning law, ranking with other two, a third element of the idea of the law, legal certainty. The certainty of the law requires law to be positive. If what is just cannot be settled, then what ought to be right must be laid down and this must be done by the agencies able to carry trough what it lays down. So, most oddly the positive of the law itself becomes a prerequisite of its lightness; to be positive is implicit in the concept of right law just much as lightness of content is a task of positive law.

(Hukum sebagai urutan hidup bersama tidak dapat diserahkan kepada perbedaan pendapat antara pandangan individu, melainkan harus menjadi satu

urutan atas semua dari mereka. Elemen ketiga dari gagasan hukum yaitu Kepastian Hukum, Kepastian hukum memerlukan hukum untuk menjadi positif, jika apa yang tidak dapat diselesaikan, maka apa yang seharusnya benar harus ditetapkan, dan ini harus dilakukan oleh lembaga sehingga mampu mewakili kepentingan dari fungsi hukum melalui kepastian hukum. Jadi, yang paling kuat yang positif dari hukum itu sendiri menjadi prasyarat dari kebenaran: untuk menjadi positif secara implisit dalam konsep hukum yang tepat. Seperti halnya kebenaran adalah bagian dari hukum positif).

Of the three elements of the idea of law it is the second, expediency to which relativistic resignation applies. But the other two, justice and legal certainty, are above the conflict between views of law and the state, above the struggle of parties. It is more important that the strife of legal views be ended than that it be determined justly and expediently. The existence of a legal order is more important than its justice and expediency. Which constitute the second grate task of the law, while the first, equally approved by all, is legal certainty that is order or peace. So, to all equally submit to the postulate of justice.

(Dari ketiga unsur gagasan hukum, itu adalah kemanfaatan, keadilan dan kepastian hukum, berada di atas konflik antara pandangan hukum dan negara, atas usaha para pihak. Hal ini lebih penting bahwa perselisihan pandangan hukum akan berakhir. Dari itu akan ditentukan secara adil dan bijaksana.

Keberadaan tatanan hukum lebih penting daripada keadilan dan kemanfaatan, yang merupakan tugas besar kedua dari tujuan hukum, kepastian hukum, yaitu, ketertiban, atau perdamaian. Demikian juga, semua sama-sama tunduk pada postulat keadilan).

Adapun yang menjadi alasan, saya memilih Middle Range Teori dan teorinya Gustav Radbruch yaitu: teori filsafat hukum.

1. Aspek keadilan yaitu perusakan dan pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh suatu perusahaan yang menghasilkan limbah berbahaya dan beracun yang mengakibatkan musnahnya makhluk hidup, apabila masih tetap mempertahankan Sistem Hukum Acara perdata HIR dan RBg

dan Pasal 1365 KUH Perdata tidak mengatur strict liability dan class action

adalah tidak adil, karena korban (masyarakat yang terkena dampaknya) sangat miskin biaya, akan dianggap adil pelaku usaha (pencemar) yang harus membuktikan dengan strict liability serta pembuktian terbalik, tanpa pembuktian dengan kesalahan dan korban terkena dampaknya ribuan bahkan jutaan dapat mewujudkan trilogi peradilan : peradilan sederhana, cepat, dan biaya murah apabila menggabungkan diri untuk menggugat melalui prosedur beraca dengan class action.

2. Aspek Kepastian:

Alasan dalam penegakan hukum khusus dalam prosedur beracara perdata di Pengadilan, adanya kepastian hukum (hukum positif, hukum formal) untuk mempertahankan dan menyerahkan dalam kasus-kasus lingkungan keperdataan. Dan Hakim ada kepstian hukum dalam memeriksa perkara di pengadilan.

3. Aspek Kefaedahan

Setelah diaturnya bentuk-bentuk hukum seperti strct liability, class action dalam hukum positif Indonesia, sehingga sesuai dengan tujuan hukum yaitu berfedah bagi orang sebanyak-banyaknya yang ingin mempeij uangkan hak-haknya.

3. Applied Theory : dipakai Teori Hukum Pembangunan dari Bapak Mochtar

Dokumen terkait