• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39

C. Rancangan Tindakan

2. Siklus 2

Tabel 4.16 Analisis Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan Indikator

pada Observasi 2 Siklus 2……… 100

Tabel 4.17 Deskripsi Minat Belajar Kelas X-1 Siklus 2……… 101 Tabel 4.18 Analisis Minat Belajar Siklus 2 Berdasarkan Indikator Minat……… 102

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Raw Input, Learning Teaching Process, Environmental Input,

Instrumental Input dan Output……….. 29

Gambar 3.1 Pola Penelitian Tindakan Kelas Versi Hopkins………. 42

Gambar 3.2 Rumus Nilai Kognitif Siswa………... 58

Gambar 3.3 Rumus Rata-rata Kelas Hasil Belajar Kognitif……….. 59

Gambar 3.4 Rumus Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif………... 59

Gambar 3.5 Rumus Nilai Afektif Psikomotorik Siswa……….. 60

Gambar 3.6 Rumus Rata-rata Kelas Hasil Belajar Afektif Psikomotorik….. 61

Gambar 3.7 Rumus Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Afektif Psikomotorik……….. 61

Gambar 3.8 Rumus Skor Minat Siswa………... 62

Gambar 3.9 Rumus Rata-rata Minat Belajar……….. 62

Gambar 3.10 Rumus Persentase Minat Belajar……… 63

Gambar 3.11 Rumus Persentase Minat Siswa per Indikator……….... 63

Gambar 3.12 Rumus Persentase Ketercapaian Soal Pilihan Ganda…………. 64

Gambar 3.13 Rumus Persentase Ketercapaian Soal Esai………... 64

Gambar 4.1 Suasana Kelas saat Pre Test………... 65

Gambar 4.2 Suasana Kelas Tahap Stimulasi pada Pembelajaran Sejarah Penemuan Virus………. 70

Gambar 4.3 Suasana Kelas Tahap Perumusan Masalah pada Pembelajaran Ciri-ciri dan Bagian Tubuh Virus………... 71

Gambar 4.4 Suasana Kelas Tahap Analisis Data pada Pembelajaran Sejarah Penemuan Virus……… 73

Gambar 4.5 Suasana Kelas Tahap Verifikasi pada Pembelajaran Ciri-ciri dan Bagian Tubuh Virus……… 74

Gambar 4.6 Suasana Kelas Tahap Stimulasi pada Pembelajaran Peranan Virus……….. 79

Gambar 4.7 Suasana Kelas Tahap Pengolahan Data pada Pembelajaran Reproduksi Virus……… 80

Gambar 4.8 Suasana Kelas Tahap Analisis Data pada Pembelajaran

Reproduksi Virus……... 81 Gambar 4.9 Perbandingan Hasil Belajar Kognitif Siklus 1 dan Siklus 2…... 107 Gambar 4.10 Perbandingan Hasil Belajar Afektif Psikomotorik pada Siklus

1 dan Siklus 2………. 108

Gambar 4.11 Hubungan Peningkatan Minat dan Hasil Belajar pada Siklus 1

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus………... 116

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1…………... 119

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2…………... 129

Lampiran 4 Kisi-kisi Soal Pre Test……….. 140

Lampiran 5 Kisi-kisi Soal Post Test Siklus 1………... 141

Lampiran 6 Kisi-kisi Soal Post Test Siklus 2………... 142

Lampiran 7 Soal Pre test……….. 143

Lampiran 8 Soal Post Test Siklus 1………. 146

Lampiran 9 Soal Post Test Siklus 2………. 149

Lampiran 10 Kunci Jawaban Pre Test………... 153

Lampiran 11 Kunci Jawaban Post Test Siklus 1……… 154

Lampiran 12 Kunci Jawaban Post Test Siklus 2……… 156

Lampiran 13 Contoh Lembar Observasi……… 157

Lampiran 14 Contoh Kuisioner……….. 159

Lampiran 15 Contoh Lembar Kerja Siswa………. 160

Lampiran 16 Hasil Belajar Kognitif………... 172

Lampiran 17 Hasil Belajar Afektif dan Psikomotorik……… 173

Lampiran 18 Hasil Kuisioner 1……….. 175

Lampiran 19 Hasil Kuisioner 2……….. 177

Lampiran 20 Analisis Pre Test………... 179

Lampiran 21 Analisis Post Test Siklus 1………... 181

Lampiran 22 Analisis Post Test Siklus 2………... 183

Lampiran 23 Analisis Hasil Observasi 1 Siklus 1……….. 185

Lampiran 24 Analisis Hasil Observasi 2 Siklus 1……….. 187

Lampiran 25 Analisis Hasil Observasi 1 Siklus 2……….. 189

Lampiran 26 Analisis Hasil Observasi 2 Siklus 2……….. 191

Lampiran 27 Analisis Minat Siklus 1………. 193

Lampiran 28 Analisis Minat Siklus 2………. 195

Lampiran 30 Lembar Post Test Siklus 1……….... 200

Lampiran 31 Lembar Post Test Siklus 2……… 203

Lampiran 32 Lembar Observasi 1 Siklus 1……….... 207

Lampiran 33 Lembar Observasi 2 Siklus 1……… 209

Lampiran 34 Lembar Observasi 1 Siklus 2……… 211

Lampiran 35 Lembar Observasi 2 Siklus 2……… 213

Lampiran 36 Lembar Kuisioner Siklus 1………... 215

Lampiran 37 Lembar Kuisioner Siklus 2………... 216

Lampiran 38 Lembar Kerja Siswa……….. 217

Lampiran 39 Surat Ijin Penelitian……….. 229

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Faktor yang sering mempengaruhi kesuksesan seseorang adalah minatnya terhadap sesuatu. Ketika minat timbul, seseorang dapat dengan mudah atau bersedia melakukan sesuatu yang diminatinya dengan melimpahkan perhatian khusus dan tidak mudah bosan terhadap hal yang dilakukan.

Berkenaan dengan minat dalam pembelajaran, setiap guru pastinya sering menjumpai masalah minat siswa yang kurang pada pembelajaran tertentu. Masalah minat tersebut tentunya banyak berkaitan dengan proses maupun hasil belajar siswa di kelas. Masalah minat saat proses pembelajaran ini biasanya berpengaruh terhadap tercapainya hasil belajar. Minat merupakan salah satu variabel yang sering disebut-sebut dalam proses belajar. Menurut Sudarsono (2003), minat adalah bentuk sikap ketertarikan atau sepenuhnya terlibat dengan suatu kegiatan karena menyadari pentingnya atau bernilainya kegiatan tersebut.

Untuk menilai apakah siswa berminat, kurang berminat, atau tidak berminat terhadap mata pelajaran tertentu, dapat dilakukan dengan pengamatan akan situasi siswa di kelas. Yang sering menjadi tolak ukur dalam penilaian minat siswa di kelas adalah bentuk pengekspresian siswa itu sendiri. Bentuk pengekspresian minat masing-masing orang khususnya

siswa kelas X-1 tentunya berbeda satu dengan yang lainnya. Ada siswa yang menunjukkan minat berupa keingintahuannya dengan bertanya dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok, tetapi ada pula yang menunjukan ketidakberminatan dengan berbicara tidak sopan ke guru, ada yang melakukan aktivitasnya sendiri, ada yang mengantuk, tidak mengerjakan tugas, dan lain-lain.

Bertolak dari bentuk pengekspresian minat seperti yang diamati dari kelas X-1, Djamarah (2002) menjelaskan bahwa jika siswa itu berminat maka bentuk pengekspresian minat umumnya dilakukan dengan cara memberi pernyataan, memberikan perhatian, dan partisipasi. Jika dikaitkan dengan beberapa hal di atas maka keberhasilan proses belajar akan menentukan hasil belajar siswa, dan minat adalah salah satu penentu keberhasilan proses belajar tersebut. Sehingga jika minat belajar ada pada diri siswa,maka proses belajar akan berjalan baik dan perolehan hasil belajar juga memuaskan.

Berkenaan dengan masalah minat dan hasil belajar peneliti telah melakukan wawancara pada tanggal 4 Desember 2012 dengan guru Biologi SMA Seminari San Dominggo Hokeng. Peneliti mendapatkan informasi dan gambaran masalah mengenai minat dan hasil belajar siswa kelas X1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng pada materi virus dan secara khusus pada kompetensi mendeskripsikan ciri-ciri, replikasi, dan peranan virus dalam kehidupan manusia yang masih cukup rendah.

Berdasarkan atas penjelasan yang disampaikan guru, masalah-masalah tersebut adalah yang pertama, minat siswa kelas X-1 SMA

Seminari San Dominggo Hokeng terhadap pembelajaran pada kompetensi menyangkut virus ini tergolong kurang. Minat siswa kelas X-1 masih belum dapat digolongkan tinggi karena dari seluruh siswa,kebanyakan siswa masih terlihat kurang antusias, mengantuk, melakukan aktivitas lain, mengobrol dengan temannya saat pembelajaran berlangsung.

Selain itu dalam proses pembelajaran siswa masih sulit membedakan apa yang dimaksudkan dengan virus dan perbedaannya dengan bakteri dan protozoa. Siswa terlihat kebingungan dalam menjawab pertanyaan yang dikemukakan guru. Masalah yang kedua adalah metode yang digunakan guru belum bisa membuat seluruh siswa berminat meskipun metode yang dipakai sudah beragam, antara lain diskusi informasi untuk membahas ciri-ciri virus, replikasi, dan peranannya dalam kehidupan manusia, namun secara umum metode yang digunakan guru adalah metode ceramah.

Jika melihat pencapaian hasil belajar, nilai ulangan siswa pada materi virus dan peranannya juga masih kurang memuaskan. Menurut keterangan guru pada tahun ajaran 2012/2013 jumlah siswa kelas X-1 yang nilai ulangannya di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah 37,50% yaitu sebanyak 10 orang dari total jumlah siswa 32 orang dan ketuntasannya sebesar 62,50% dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 68. Sedangkan menurut standar ketuntasan yang ditetapkan sekolah besarnya ketuntasan kelas adalah 75%. Sehingga dapat disimpulkan bahwasannya materi virus adalah materi yang belum mencapai ketuntasan.

Dari persentase ketuntasan tersebut, guru menjelaskan bahwasannya pencapaian tertinggi dari kelas X-1 selalu berhubungan dengan hal yang dekat dengan kehidupan siswa, misalnya penyakit yang disebabkan oleh virus mampu dijawab baik oleh siswa. Akan tetapi untuk hal yang menyangkut ciri-ciri virus, reproduksi dan manfaat virus bagi kehidupan, belum mendapatkan pencapaian yang baik.

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, ada berbagai macam strategi pembelajaran, salah satunya adalah strategi pembelajaran

discovery. Menurut Moerdiyanto (2008) dalam tulisannya,

menggolongkan strategidiscovery sebagai suatu pendekatan metode pembelajaran. Oleh sebab itu, peneliti hendak menerapkan strategi pembelajaran discovery ini kepada siswa kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng dalam mempelajari virus.

Discovery adalah kata dalam bahasa Inggris yang berarti penemuan.

Discovery ini pertama kali dikonsepkan oleh Bruner dalam Dahalar

(1989), ia berpendapat bahwa belajar melalui proses penemuan merupakan belajar yang sesuai dengan hakekat manusia sebagai makhluk yang selalu mencari pengetahuan secara aktif. Strategi ini secara teori lebih memberikan ruang yang luas bagi siswa untuk bereksplorasi dan menemukan suatu konsep pengetahuan yang dipelajari sehingga siswa bisa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Dengan discovery, pengetahuan yang didapatkan siswa akan lebih mudah diingat dan diaplikasikan ke kondisi yang berbeda, sehingga dapat memotivasi belajar dan melatih kecakapan berpikir secara terbuka.

Selain itu, berkenaan dengan tujuan mata pelajaran Biologi dalam Standar Isi 2006 (BSNP, 2006), yang menyatakan bahwa mata pelajaran Biologi bertujuan untuk menciptakan peserta didik yang dapat berpikir kritis analitis, mampu bekerja secara ilmiah, dan mengedepankan sikap positif, objektif, tanggung jawab, dan lain-lain, sehingga diwajibkan bagi para guru untuk melaksanakan pembelajaran yang berbasis pada penemuan baik penemuan mandiri maupun penemuan terbimbing.Meskipun dalam Standar Isi mengemukakan tujuan di atas, pada prakteknya siswa masih jauh dari cara berpikir kritis analitis, mampu bekerja secara ilmiah, dan mengedepankan sikap positif, objektif, dan tanggung jawab seperti yang termakhtub dalam Standar Isi 2006.

Maka berdasarkan beberapa masalah yang dikemukakan di atas, peneliti memutuskan memilih “MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X1 SMA SEMINARI SAN

DOMINGGO HOKENG PADA MATERI VIRUS DENGAN

PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN DISCOVERY”

sebagai judul penelitian skripsi.

B. Rumusan Masalah

Dari masalah yang diuraikan pada latar belakang maka secara spesifik dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan strategi pembelajaran discovery dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng pada pembelajaran materi virus?

2. Apakah penggunaan strategi pembelajaran discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng pada pembelajaran materi virus?

C. Batasan Penelitian

Pada poin latar belakang telah dijelaskan mengenai masalah-masalah yang menjadi perhatian peneliti. Sehingga yang menjadi batasan pada penelitian ini antara lain:

1. Minat belajar

Minat belajar siswa kelas X1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng pada materi virus merupakan salah satu batasan yang telah peneliti tentukan. Sehubungan dengan banyaknya defenisi bentuk pengekspresian minat, maka minat yang diangkat peneliti di sini kemudian diuraiakan ke dalama tiga indikator yang mengacu pada minat menurut Suhartini (2001) dan Djamarah (2002) yaitu:

a. Keinginan siswa untuk mengetahui sesuatu b. Usaha untuk merealisasikan minatnya c. Partisipasi aktif dalam kegiatan

2. Hasil belajar

Selain minat belajar, hasil belajar siswa kelas X1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng juga merupakan batasan penelitian yang telah peneliti tentukan pada penelitian ini. Hasil belajar ini digolongkan peneliti ke dalam aspek yaitu:

a. Ranah kognitif

Dalam ranah kognitif peneliti telah membatasi beberapa indikator yang mengacu pada indikator kognitif versi lama. Indikator dalam ranah kognitif di sini disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa yaitu: 1) C1 (Ingatan) 2) C2 (Pemahaman) 3) C3 (Aplikasi) 4) C4 (Analisis) b. Ranah afektif

Untuk hasil belajar ranah afektif, peneliti juga membatasi pada beberapa kemampuan afektif yang akan diamati dalam penelitian ini dengan mengacu pada pendapat Syah (2003). Ranah afektif memiliki banyak indikator di tiap aspek kemampuannya antara lain:

1) Aspek penerimaan dengan indikatornyamenunjukkan sikap menerima

2) Aspek sambutan dengan indikatornya menunjukkan kesediaan berpartisipasi

3) Aspek apresiasi dengan indikator menunjukkan sikap menganggap penting

4) Aspek sambutan dengan indikator menunjukkan sikap bersedia memanfaatkan

c. Ranah psikomotorik

Untuk ranah psikomotorik, peneliti juga telah membatasi pada dua aspek yang dapat diamati beserta indikatornya antara lain: 1) Aspek keterampilan bergerak dan bertindak dengan

indikatornya menunjukan koordinasi gerak mata serta bagian tubuh

2) Aspek kecakapan ekspresif verbal dan non verbal dengan indikatornya mengungkapkan pendapat dengan baik serta membuat mimik

Dari setiap indikator pada ranah afektif dan psikomotorik kemudian dirumuskan beberapa kegiatan yang dapat diamati yang mengacu pada indikator-indikator di atas.

3. Objek Penelitian

Hal lain yang menjadi batasan pada penelitian ini adalah objek penelitian yaitu minat dan hasil belajar.

4. Subjek Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini, siswa yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng sebanyak 29 orang dengan latar belakang minat dan kemampuan intelektual yang berbeda-beda.

5. Materi Virus

Materi virus secara struktur termuat di dalam Standar Kompetensimata pelajaran Biologi SMA kelas X semester I yaitu pada bagian 2. Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup. Dalam standar kompetensi ini terdapat kompetensi dasar yang membahas mengenai ciri-ciri, replikasi, dan peranan virus dalam kehidupan yaitu pada bagian 2.1. Penelitian ini hanya dilakukan dengan batasan kompetensi dasar tersebut. Dari kompetensi dasar diuraikan lagi ke dalam beberapa indikator yang memuat materi pokok sebagai berikut:

Tabel 1.1 Batasan Materi Virus

Indikator Materi pokok

Menjelaskan sejarah penemuan virus Sejarah penemuan virus Menyebutkan nama ilmuwan yang

berperan dalam proses penemuan virus

Menyebutkan ciri-ciri virus Ciri-ciri dan bagian tubuh viruss

Menjelaskan bagian tubuh virus

Menjelaskan cara

perkembangbiakkan pada virus

Reproduksi virus

Menyebutkan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus

Peranan virus bagi

kehidupan Menjelaskan gejala penyakit yang

disebabkan oleh virus

Menjelaskan prinsip kerja vaksin Menyebutkan contoh vaksin dana kegunaannya

D. Indikator Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti juga telah menetapkan beberapa indikator yang akan dijadikan tolak ukur keberhasilan penelitian ini, antara lain:

1. Ketuntasan Siswa

Ketuntasan siswa pada penelitian ini dinyatakan dengan persentase. Persentase ketuntasan ini digunakan untuk melihat dan membandingkan besarnya ketuntasan dengan ketidaktuntasan siswa hasil belajar siswa X-1 SMA Seminari San Dominggo setelah penggunaan discovery, baik hasil belajar kognitif ataupun hasil belajar afektif dan psikomotorik. Diketahui sebelum melakukan tindakan, persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada materi virus sebesar 62,5%. Karena penelitian ini ditujukan untuk meningkatkan hasil belajar maka peneliti juga menetapkan persentase yang lebih tinggi. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila memenuhi standar yang ditetapkan peneliti yaitu persentase ketuntasan siswa harus mencapai ≥ 75%.

2. Rata-rata Kelas

Selain menggunakan persentase sebagai ukuran keberhasilan, peneliti juga menggunakan nilai rata-rata kelas sebagai alat ukur keberhasilan penelitian ini. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila besar rata-rata kelas adalah ≥ 75.

3. Persentase Minat

Persentase minat merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur keberhasilan penelitian ini. Penelitian ini dikatakan berhasil ketika besarnya persentase minat mengalami kenaikkan. Namun standar yang ditentukan peneliti adalah ≥ 75%. Jika terdapat 75% siswa dari seluruh siswa kelas X-1 yang terindikasi berminat atau sangat berminat maka penelitian ini dikatakan berhasil.

4. Rata-rata Minat

Rata-rata minat termasuk salah satu indikator ketercapaian penelitian ini. Dalam hal ini, jika rata-rata minat siswa ≥ 75 maka penelitian ini dikatakan berhasil.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini antara lain:

1. Untuk meningkatkan minat belajar siswa kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng dalam mata pelajaran Biologi dan secara khusus pada materi virus.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng pada materi virus.

F. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan agar memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat bagi Guru

a. Dengan adanya penelitian ini guru dapat memperkaya wawasan mengenai strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa secara khusus pada pembelajaran materi virus dan pembelajaran Biologi pada umumnya.

b. Dengan adanya penelitian ini, guru dapat belajar mengidentifikasi masalah yang terjadi di kelas bahwasannya masalah tidak selalu datang dari siswa tapi juga dari guru.

c. Manfaat lainnya adalah guru dapat memperkirakan solusi yang akan digunakan untuk mengatasi masalah di kelas.

2. Manfaat bagi Siswa

a. Manfaat penelitian ini adalah memberikan pengalaman belajar yang baru bagi siswa.

b. Selain itu berkenaan dengan strategi discovery, siswa dapat diberikan ruang yang luas untuk dapat mengembangkan konsep berpikir dan mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.

c. Dengan penelitian ini dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa

3. Manfaat bagi Sekolah

a. Ketika penelitian ini berhasil dilakukan maka, siswa tentu dapat berhasil meningkatkan hasil belajar dan minat belajarnya. Ketika hasil belajar siswa baik, maka sekolah akan menerima pengaruh positif yang besar seperti daya tawar sekolah yang besar di mata orang tua dan para stakeholders.

b. Selain itu jika penelitian ini berhasil maka penelitian ini juga dapat diujicobakan oleh guru mata pelajaran selain mata pelajaran Biologi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran

1. Pengertian Belajar

Berdasarkan tinjauan aksiologis dan jenisnya kata belajar adalah kata kerja yang berarti proses untuk membuat perubahan tingkah laku dan kecakapan melalui tindakan dan latihan. Sebelum masuk ke ranah yang lebih jauh, penting bagi kita untuk mengetahui apa itu belajar. Chaplin dalam Syah (2003) menyatakan bahwa belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa belajar hakekatnya menghasilkan perubahan tingkah laku dan kecakapan melalui proses tertentu. Pada konteks penelitian ini, belajar dikategorikan dalam proses yang dapat diakses melalui pendidikan formal di sekolah.

Sedangkan menurut pendapat Hamalik (2001), mengajar dan belajar adalah dua peristiwa yang berbeda, tetapi terdapat hubungan yang erat, bahkan terjadi kaitan dan interaksi saling pengaruh-mempengaruhi dan saling menunjang satu sama lain. Sama halnya dengan pendapat Susilana(2006) bahwa belajar merupakan akumulasi dari konsep mengajar dan konsep belajar. Penekanannya terletak pada paduan antara keduanya yakni penumbuhan aktivitas subjek didik.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Siswa dalam Belajar

Mengacu pada definisi belajar merupakan suatu proses yang berakhir pada produk (tingkah laku dan kecakapan), maka tentunya dalam proses tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Gagne dalam Purwanto (2008) berpendapat bahwa belajar terjadi apabila suatu stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi. Dari pendapat tersebut telah disebutkan mengenai stimulus yang mempengaruhi terjadinya proses belajar. Sehinggga kesimpulan untuk pendapat Gagne adalah belajar dipengaruhi stimulus.

Pendapat lain dikemukakan oleh Hamalik(1991) bahwa, pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dari pendapat Hamalik tersebut peneliti menyimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pembelajaran yaitu guru, siswa, media, materi pembelajaran, metode pengajaran, fasilitas. Faktor manusiawi ini tidak terlepas dari faktor fisik (kesehatan), psikis (minat), dan lingkungan (keluarga, teman, dan masyarakat).

B. Minat Belajar

1. Pengertian Minat Belajar

Minat merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai kesuksesan seseorang di berbagai bidang, baik di bidang kerja, hobi, dan lain-lain. Dengan adanya minat, seseorang akan memberikan perhatian lebih, konsentrasi lebih, sikap tekun dalam mengerjakan sesuatu meskipun dalam waktu yang lama. Selain itu minat dapat membuat seseorang dapat mudah menyimpan ingatan dan tidak mudah bosan terhadap apa yang dikerjakan. Dalam konteks minat belajar, siswa yang berminat akan cenderung lebih mudah memperhatikan apa yang dipelajari, mudah mengingat apa materi yang dipelajari, dan lebih tekun dalam belajar.

Sudarsono (2003) mengungkapkan bahwasannya minat merupakan bentuk sikap ketertarikan atau sepenuhnya terlibat dengan suatu kegiatan karena menyadari pentingnya atau bernilainya kegiatan tersebut. Definisi minat lainnya oleh Syah(2003) menyatakan bahwasannya minat (interest)

berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.Selanjutnya Hilgard dalam Slameto (2010) berpendapat, “Interest is persisting to pay attention to and enjoy some

activity or content” yaitu minat adalah kecenderungan untuk

memperhatikan beberapa aktivitas atau mengikuti aktivitas itu sendiri. Dari beberapa hasil pemikiran para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat merupakan kecenderungan seseorang untuk tertarik akan suatu hal dan memiliki keinginan yang besar untuk memperhatikan dan melakukan suatu kegiatan. Dari kesimpulan ini pula

dapat kita ketahui secara jelas bahwa minat sangat berperan dalam menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu.

Jika minat ini kita hubungkan dengan konteks aktivitas belajar maka minat adalah salah satu alat untuk memotivasi siswa untuk melakukan pembelajaran. Begitulah menurut Surya(2010) yang berpendapat bahwa minat merupakan salah satu faktor utama yang menggerakan anak untuk melakukan suatu aktivitas atau aktivitas belajarnya. Sehingga secara sederhana minat dapat diartikan sebagai suatu keinginan yang kuat untuk memenuhi keinginan atau kehendak, di mana anak dengan minatnya itu bisa melihat bahwa seuatu yang dilihatnya akan mendatangkan faedah sehingga akan mendatangkan kepuasan jika dilakukan.

Hubungannya dengan pembelajaran Biologi, jika seorang siswa berminat terhadap pembelajaran Biologi yang dilakukan maka siswa tersebut dapat memecahkan masalah-masalah dan fenomena-fenomena alam yang ada di sekitarnya secara kritis dan sistematik.

2. Klasifikasi Minat Belajar

Berdasarkan beberapa pendekatan yang berbeda, para ahli telah mencoba mengklasifikasikan minat dengan beberapa kategori sebagai berikut:

Menurut Surya (2007) minat dapat diklasifikasikan berdasarkan sebab akibat sebagai berikut:

a. Minat Volunter, adalah minat yang datang dari dalam diri siswa tanpa adanya pengaruh dari luar.

b. Minat Involunter, adalah minat yang datang kepada siswa karena terpengaruh oleh situasi dan kondisi yang diciptakan guru.

c. Minat Nonvolunter, adalah minat yang timbul dari diri siswa secara paksa.

Lain pendapat menurut Super & Krites dalam Suhartini (2001) yang mengklasifikasikan minat menjadi empat jenis berdasarkan bentuk

Dokumen terkait