• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng pada materi virus dengan penggunaan strategi discovery - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng pada materi virus dengan penggunaan strategi discovery - USD Repository"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA

KELAS X-1 SMA SEMINARI SAN DOMINGGO HOKENG PADA

MATERI VIRUS DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI DISCOVERY

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

Maria Immaculata Afra Lamatokan 091434018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA

KELAS X-1 SMA SEMINARI SAN DOMINGGO HOKENG PADA

MATERI VIRUS DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI DISCOVERY

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

Maria Immaculata Afra Lamatokan 091434018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

Karya ini Kupersembahkan untuk:

Ibu dan Bapak, kedua Orangtuaku sebagai ungkapan

keseriusan menjadi manusia yang selalu taat dan

berbakti dan terus menjaga eksistensinya

Juga kepada

:

Adikku untuk menyemangatinya bahwa tiada mimpi

yang dibarengi usaha yang tidak bisa tercapai

Dan teruntuk kawan-kawan aktivis mahasiswa:

(6)
(7)
(8)

KATA PENGANTAR

Di tempat pertama dan kesempatan pertama ini, ijinkan saya mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya, saya diberikan kesempatan untuk menyelesaikan penelitian dan penulisan naskah skripsi yang berjudul Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa Kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng dengan Penggunaan Strategi Belajar Discovery sebagaimana yang saya harapkan. Adapun skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Dalam proses penelitian dan penulisan skripsi ini, saya tentunya dibantu oleh beberapa pihak yang berkaitan sehingga pada kesempatan ini pula, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu dan mendukung selama masa penelitian dan penulisan naskah skripsi ini.

1. Kepada kedua orang tua tercinta, Bapak Antonius Wadan Sao dan Ibu Cristina Lisnawati yang tidak pernah berhenti berharap, berdoa, dan mendukung saya dalam setiap detik perjalanan hidup saya terkhusus masa penelitian dan penulisan skripsi ini.

2. Kepada saudara, sahabat, Raja Ammar yang selalu setia menemani, mendukung, dan membantu saya selama masa penelitian dan penulisan skripsi ini.

(9)

4. Kepada adik tercinta, Elisabeth Febrina Tuto Burak Lamatokan yang turut membantu mendokumentasikan kegiatan selama penelitian, selalu menemani hari-hari selama masa studi saya.

5. Kepada Kepala Sekolah SMA Seminari San Dominggo, Rm. Antonius Londa Diazyanto, PR yang telah mengijinkan saya untuk melakukan penelitian di tempatnya.

6. Kepada adik-adik kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo yang telah menerima saya dan mau bekerja sama selama masa penelitian.

7. Kepada guru mata pelajaran Biologi, Bapak Drs. Yosef Libu Sili yang sudah telah mengijinkan saya untuk melakukan penelitian terhadap anak didiknya dan membantu saya selama masa penelitian.

8. Kepada Ibu Alberta FT Seda, S.Pd. yang telah membantu saya mengamati aktivitas siswa selama penelitian berlangsung.

9. Kepada Ibu Yasinta Bela yang telah merelakan jam mengajarnya guna dilaksanakannya penelitian ini.

10.Kepada Sr. Praeksedes yang juga telah merelakan jam mengajarnya demi berlangsungnya penelitian ini

11.Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing saya selama perencanaan penelitian hingga penulisan naskah skripsi.

(10)

13.Kepada seluruh karyawan sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma yang sudah membantu saya dalam menyiapkan keperluan administrasi guna dilaksanakannya penelitian dan penulisan skripsi.

14.Kepada saudari terkasih, Cicilia Maryani Subekti “Iean Ubex” yang telah mendukung saya selama penulisan naskah skripsi ini.

15.Kepada sepupu terkasih, Maria Fatima Lamablawa yang selalu mendukung saya dalam menyelesaikan penulisan naskah skripsi ini.

16.Kepada teman-teman Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma angkatan 2009 yang telah saling mendukung.

Akhir kata, semoga tulisan ini bermanfaat di kemudian hari dan saya sangat mengharapkan kritik dan saran serta umpan balik guna penyempurnaan penelitian ini selanjutnya. Terima kasih.

Yogyakarta, 6 Maret 2014

Penulis

(11)

ABSTRAK

Kurangnya minat belajar sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa khususnya kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo. Penelitian yang bertujuan meningkatkan minat dan hasil belajar menggunakan discovery pada pembelajaran virus ini, berhasil meningkatkan persentase hasil belajar siswa ranah kognitif dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 55,17 % menjadi 68,96 % dan rata-rata dari 76,55 menjadi 78 pada siklus 1 dan siklus 2. Kemampuan kognitif siswa terlihat dari kemampuan analisis khususnya kemampuan di hampir seluruh indikator kompetensi. Selain itu, hasil belajar afektif dan psikomotorik juga berhasil mencapai target penelitian di kedua siklus dengan persentase sebesar 100 % dan rata-rata lebih dari 75. Peningkatan ini tidak terlepas dari meningkatnya minat belajar dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 82,75 % menjadi 93,10 % dan rata-rata 78 ke 84,10. Hasil ini menjelaskan bahwa discovery merupakan metode yang baik untuk meningkatkan minat dan hasil belajar.

(12)

ABSTRACT

The lack of learning interest has a strong effect on student’s learning outcome as found among students of X-1 SMA Seminari San Dominggo. This research’s purpose to increase learning interest and learning outcome by using discovery. Such a problem can be solved by implementing discovery strategy as a method of teaching as indicated by this research. It was found that discovery strategy can increase cognitive learning outcomes from 55,17 % in cycle 1 to 68,96 % in cycle 2 with the average grade increasing from 76,55 to 78,00. Using analyzis ability related to the whole material as indicator, it was found that the result was similar. The affective and psychomotoric measurement could reach the target in both cycles by reaching the amount of 100 % with average grade above 75. Learning interest increase from 82,75 % in cycle 1 to 93,10 % in cycle 2 with average grade increasing from 78,00 to 84,10. The whole results explained that the discovery strategy was a potential teaching method to increase learning interest and learning outcome of students.

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………. ii

HALAMAN PENGESAHAN……… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN………. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………. v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILIMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK……… vi

KATA PENGANTAR………... vii A. Latar Belakang Masalah………... 1

B. Rumusan Masalah………. 5

C. Batasan Penelitian………. 6

D. Indikator Penelitian………... 10

1. Ketuntasan Siswa………... 10

2. Rata-rata Kelas………... 10

3. Persentase Minat……… 11

4. Rata-rata Minat………... 11

E. Tujuan Penelitian………... 11

F. Manfaat Penelitian………. 12

1. Manfaat bagi Guru……….. 12

2. Manfaat bagi Siswa………... 12

(14)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14

A.Belajar dan Pembelajaran……….. 14

1. Pengertian Belajar………... 14

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Siswa dalam Belajar……... 15

B. Minat Belajar………. 16

1. Pengertian Minat Belajar………... 16

2. Klasifikasi Minat Benar……….. 17

3. Indikator Minat Belajar……….. 19

4. Cara Menumbuhkan Minat Belajar………... 21

C.Hasil Belajar……….. 22

1. Pengertian Hasil Belajar………. 22

2. Indikator Hasil Belajar……… 24

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar………... 27

D.Strategi Pembelajaran Discovery... 30

1. Pengertian Strategi Discovery………... 30

2. Langkah-langkah Pelaksanaan Strategi Discovery………. 31

E. Gambaran Umum Materi Virus………. 33

F. Hubungan Pembelajaran Virus dengan Discovery 35 G.Penelitian yang Relevan………... 36

H.Kerangka Berpikir………. 36

I. Hipotesis……… 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 A.Jenis Penelitian………. 39

B. Setting Penelitian………. 40

1. Objek Penelitian……… 40

2. Subjek Penelitian……… 40

3. Tempat Penelitian………... 40

4. Waktu Penelitian………... 40

C.Rancangan Tindakan………. 41

1. Siklus 1………... 43

(15)

D.Instrumen Penelitian……….. 49

1. Instrumen Pembelajaran………. 49

2. Instrumen Pengambilan Data………. 50

E. Teknik Pengumpulan Data……… 50

1. Observasi……… 50

2. Kuisioner……… 53

3. Dokumentasi………... 56

4. Tes……….. 57

F. Metode Analisis Data……….... 58

1. Analisis Hasil Belajar………. 58

2. Analisis Minat Belajar……… 61

3. Analisis Ketercapaian Soal………. 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 65 A.Deskripsi Kegiatan……… 65

1. Pra Penelitian……….. 65

2. Siklus 1………... 69

3. Siklus 2………... 77

B. Hasil Penelitian……….. 84

1. Deskripsi Kondisi Awal Subjek Penelitian……… 84

2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 1……… 85

3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 2……… 94

C.Pembahasan………... 103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 111 A.Kesimpulan………... 111

B. Saran………... 112

1. Saran bagi Penelitian Selanjutnya………. 112

2. Saran bagi Guru………. 112

3. Saran bagi Sekolah………. 113

(16)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Batasan Materi Virus………...……… 9

Tabel 2.1 Taksonomi Bloom……… 25

Tabel 2.2 Ranah Afektif dan Psikomotorik, Indikator, dan Cara Evaluasi…... 26

Tabel 2.3 Tahapan Pelaksanaan Strategi Discovery…... 32

Tabel 2.4 Gambaran Umum Kompetensi dan Materi Virus... 33

Tabel 3.1 Kegiatan Pembelajaran dengan Tahap Discovery Siklus 1………….. 44

Tabel 3.2 Kegiatan Pembelajaran dengan Tahap Discovery Siklus 2…………. 47

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kegiatan Siswa pada Ranah Afektif………. 51

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kegiatan Siswa pada Ranah Psikomotorik... 52

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuisioner Minat Belajar……… 54

Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Belajar Sebelum Tindakan………. 66

Tabel 4.2 Persentase Ketercapaian Tiap Soal Berdasarkan Indikator Kompetensi dan Kognitif………. 67

Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Post Test Siklus 1………... 86

Tabel 4.4 Analisis Hasil Post Test Siklus 1 Berdasarkan Indikator Kompetensi dan Indikator Kognitif………. 87

Tabel 4.5 Deskripsi Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan Observasi 1 Siklus 1………. 89

Tabel 4.6 Analisis Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan Indikator pada Observasi 1 Siklus 1……… 90

Tabel 4.7 Deskripsi Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan Observasi 2 Siklus 1………. 91

Tabel 4.8 Analisis Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan Indikator pada Observasi 2 Siklus 1……….... 92

Tabel 4.9 Deskripsi Minat Belajar Kelas X-1 Siklus 1……… 93

Tabel 4.10 Analisis Minat Belajar Siklus 1 Berdasarkan Indikator Minat……… 94

Tabel 4.11 Deskripsi Hasil Post Test Siklus 2……….. 95

(17)

Tabel 4.13 Deskripsi Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan

Observasi 1 Siklus 2……… 98

Tabel 4.14 Analisis Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan Indikator

pada Observasi 1 Siklus 2……… 98

Tabel 4.15 Deskripsi Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan

Observasi 2 Siklus 2………. 99

Tabel 4.16 Analisis Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan Indikator

pada Observasi 2 Siklus 2……… 100

(18)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Raw Input, Learning Teaching Process, Environmental Input,

Instrumental Input dan Output……….. 29

Gambar 3.1 Pola Penelitian Tindakan Kelas Versi Hopkins………. 42

Gambar 3.2 Rumus Nilai Kognitif Siswa………... 58

Gambar 3.3 Rumus Rata-rata Kelas Hasil Belajar Kognitif……….. 59

Gambar 3.4 Rumus Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif………... 59

Gambar 3.5 Rumus Nilai Afektif Psikomotorik Siswa……….. 60

Gambar 3.6 Rumus Rata-rata Kelas Hasil Belajar Afektif Psikomotorik….. 61

Gambar 3.7 Rumus Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Afektif Psikomotorik……….. 61

Gambar 3.8 Rumus Skor Minat Siswa………... 62

Gambar 3.9 Rumus Rata-rata Minat Belajar……….. 62

Gambar 3.10 Rumus Persentase Minat Belajar……… 63

Gambar 3.11 Rumus Persentase Minat Siswa per Indikator……….... 63

Gambar 3.12 Rumus Persentase Ketercapaian Soal Pilihan Ganda…………. 64

Gambar 3.13 Rumus Persentase Ketercapaian Soal Esai………... 64

Gambar 4.1 Suasana Kelas saat Pre Test………... 65

Gambar 4.2 Suasana Kelas Tahap Stimulasi pada Pembelajaran Sejarah Penemuan Virus………. 70

Gambar 4.3 Suasana Kelas Tahap Perumusan Masalah pada Pembelajaran Ciri-ciri dan Bagian Tubuh Virus………... 71

Gambar 4.4 Suasana Kelas Tahap Analisis Data pada Pembelajaran Sejarah Penemuan Virus……… 73

Gambar 4.5 Suasana Kelas Tahap Verifikasi pada Pembelajaran Ciri-ciri dan Bagian Tubuh Virus……… 74

Gambar 4.6 Suasana Kelas Tahap Stimulasi pada Pembelajaran Peranan Virus……….. 79

(19)

Gambar 4.8 Suasana Kelas Tahap Analisis Data pada Pembelajaran

Reproduksi Virus……... 81 Gambar 4.9 Perbandingan Hasil Belajar Kognitif Siklus 1 dan Siklus 2…... 107 Gambar 4.10 Perbandingan Hasil Belajar Afektif Psikomotorik pada Siklus

1 dan Siklus 2………. 108

Gambar 4.11 Hubungan Peningkatan Minat dan Hasil Belajar pada Siklus 1

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus………... 116

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1…………... 119

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2…………... 129

Lampiran 4 Kisi-kisi Soal Pre Test……….. 140

Lampiran 13 Contoh Lembar Observasi……… 157

Lampiran 14 Contoh Kuisioner……….. 159

Lampiran 15 Contoh Lembar Kerja Siswa………. 160

Lampiran 16 Hasil Belajar Kognitif………... 172

Lampiran 17 Hasil Belajar Afektif dan Psikomotorik……… 173

Lampiran 18 Hasil Kuisioner 1……….. 175

Lampiran 19 Hasil Kuisioner 2……….. 177

Lampiran 20 Analisis Pre Test………... 179

Lampiran 21 Analisis Post Test Siklus 1………... 181

Lampiran 22 Analisis Post Test Siklus 2………... 183

Lampiran 23 Analisis Hasil Observasi 1 Siklus 1……….. 185

Lampiran 24 Analisis Hasil Observasi 2 Siklus 1……….. 187

Lampiran 25 Analisis Hasil Observasi 1 Siklus 2……….. 189

Lampiran 26 Analisis Hasil Observasi 2 Siklus 2……….. 191

Lampiran 27 Analisis Minat Siklus 1………. 193

Lampiran 28 Analisis Minat Siklus 2………. 195

(21)

Lampiran 30 Lembar Post Test Siklus 1……….... 200

Lampiran 31 Lembar Post Test Siklus 2……… 203

Lampiran 32 Lembar Observasi 1 Siklus 1……….... 207

Lampiran 33 Lembar Observasi 2 Siklus 1……… 209

Lampiran 34 Lembar Observasi 1 Siklus 2……… 211

Lampiran 35 Lembar Observasi 2 Siklus 2……… 213

Lampiran 36 Lembar Kuisioner Siklus 1………... 215

Lampiran 37 Lembar Kuisioner Siklus 2………... 216

Lampiran 38 Lembar Kerja Siswa……….. 217

Lampiran 39 Surat Ijin Penelitian……….. 229

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Faktor yang sering mempengaruhi kesuksesan seseorang adalah minatnya terhadap sesuatu. Ketika minat timbul, seseorang dapat dengan mudah atau bersedia melakukan sesuatu yang diminatinya dengan melimpahkan perhatian khusus dan tidak mudah bosan terhadap hal yang dilakukan.

Berkenaan dengan minat dalam pembelajaran, setiap guru pastinya sering menjumpai masalah minat siswa yang kurang pada pembelajaran tertentu. Masalah minat tersebut tentunya banyak berkaitan dengan proses maupun hasil belajar siswa di kelas. Masalah minat saat proses pembelajaran ini biasanya berpengaruh terhadap tercapainya hasil belajar. Minat merupakan salah satu variabel yang sering disebut-sebut dalam proses belajar. Menurut Sudarsono (2003), minat adalah bentuk sikap ketertarikan atau sepenuhnya terlibat dengan suatu kegiatan karena menyadari pentingnya atau bernilainya kegiatan tersebut.

(23)

siswa kelas X-1 tentunya berbeda satu dengan yang lainnya. Ada siswa yang menunjukkan minat berupa keingintahuannya dengan bertanya dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok, tetapi ada pula yang menunjukan ketidakberminatan dengan berbicara tidak sopan ke guru, ada yang melakukan aktivitasnya sendiri, ada yang mengantuk, tidak mengerjakan tugas, dan lain-lain.

Bertolak dari bentuk pengekspresian minat seperti yang diamati dari kelas X-1, Djamarah (2002) menjelaskan bahwa jika siswa itu berminat maka bentuk pengekspresian minat umumnya dilakukan dengan cara memberi pernyataan, memberikan perhatian, dan partisipasi. Jika dikaitkan dengan beberapa hal di atas maka keberhasilan proses belajar akan menentukan hasil belajar siswa, dan minat adalah salah satu penentu keberhasilan proses belajar tersebut. Sehingga jika minat belajar ada pada diri siswa,maka proses belajar akan berjalan baik dan perolehan hasil belajar juga memuaskan.

Berkenaan dengan masalah minat dan hasil belajar peneliti telah melakukan wawancara pada tanggal 4 Desember 2012 dengan guru Biologi SMA Seminari San Dominggo Hokeng. Peneliti mendapatkan informasi dan gambaran masalah mengenai minat dan hasil belajar siswa kelas X1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng pada materi virus dan secara khusus pada kompetensi mendeskripsikan ciri-ciri, replikasi, dan peranan virus dalam kehidupan manusia yang masih cukup rendah.

(24)

Seminari San Dominggo Hokeng terhadap pembelajaran pada kompetensi menyangkut virus ini tergolong kurang. Minat siswa kelas X-1 masih belum dapat digolongkan tinggi karena dari seluruh siswa,kebanyakan siswa masih terlihat kurang antusias, mengantuk, melakukan aktivitas lain, mengobrol dengan temannya saat pembelajaran berlangsung.

Selain itu dalam proses pembelajaran siswa masih sulit membedakan apa yang dimaksudkan dengan virus dan perbedaannya dengan bakteri dan protozoa. Siswa terlihat kebingungan dalam menjawab pertanyaan yang dikemukakan guru. Masalah yang kedua adalah metode yang digunakan guru belum bisa membuat seluruh siswa berminat meskipun metode yang dipakai sudah beragam, antara lain diskusi informasi untuk membahas ciri-ciri virus, replikasi, dan peranannya dalam kehidupan manusia, namun secara umum metode yang digunakan guru adalah metode ceramah.

(25)

Dari persentase ketuntasan tersebut, guru menjelaskan bahwasannya pencapaian tertinggi dari kelas X-1 selalu berhubungan dengan hal yang dekat dengan kehidupan siswa, misalnya penyakit yang disebabkan oleh virus mampu dijawab baik oleh siswa. Akan tetapi untuk hal yang menyangkut ciri-ciri virus, reproduksi dan manfaat virus bagi kehidupan, belum mendapatkan pencapaian yang baik.

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, ada berbagai macam strategi pembelajaran, salah satunya adalah strategi pembelajaran

discovery. Menurut Moerdiyanto (2008) dalam tulisannya,

menggolongkan strategidiscovery sebagai suatu pendekatan metode pembelajaran. Oleh sebab itu, peneliti hendak menerapkan strategi pembelajaran discovery ini kepada siswa kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng dalam mempelajari virus.

Discovery adalah kata dalam bahasa Inggris yang berarti penemuan.

Discovery ini pertama kali dikonsepkan oleh Bruner dalam Dahalar

(26)

Selain itu, berkenaan dengan tujuan mata pelajaran Biologi dalam Standar Isi 2006 (BSNP, 2006), yang menyatakan bahwa mata pelajaran Biologi bertujuan untuk menciptakan peserta didik yang dapat berpikir kritis analitis, mampu bekerja secara ilmiah, dan mengedepankan sikap positif, objektif, tanggung jawab, dan lain-lain, sehingga diwajibkan bagi para guru untuk melaksanakan pembelajaran yang berbasis pada penemuan baik penemuan mandiri maupun penemuan terbimbing.Meskipun dalam Standar Isi mengemukakan tujuan di atas, pada prakteknya siswa masih jauh dari cara berpikir kritis analitis, mampu bekerja secara ilmiah, dan mengedepankan sikap positif, objektif, dan tanggung jawab seperti yang termakhtub dalam Standar Isi 2006.

Maka berdasarkan beberapa masalah yang dikemukakan di atas, peneliti memutuskan memilih “MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X1 SMA SEMINARI SAN

DOMINGGO HOKENG PADA MATERI VIRUS DENGAN

PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN DISCOVERY”

sebagai judul penelitian skripsi.

B. Rumusan Masalah

Dari masalah yang diuraikan pada latar belakang maka secara spesifik dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:

(27)

2. Apakah penggunaan strategi pembelajaran discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng pada pembelajaran materi virus?

C. Batasan Penelitian

Pada poin latar belakang telah dijelaskan mengenai masalah-masalah yang menjadi perhatian peneliti. Sehingga yang menjadi batasan pada penelitian ini antara lain:

1. Minat belajar

Minat belajar siswa kelas X1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng pada materi virus merupakan salah satu batasan yang telah peneliti tentukan. Sehubungan dengan banyaknya defenisi bentuk pengekspresian minat, maka minat yang diangkat peneliti di sini kemudian diuraiakan ke dalama tiga indikator yang mengacu pada minat menurut Suhartini (2001) dan Djamarah (2002) yaitu:

a. Keinginan siswa untuk mengetahui sesuatu b. Usaha untuk merealisasikan minatnya c. Partisipasi aktif dalam kegiatan

2. Hasil belajar

(28)

a. Ranah kognitif

Dalam ranah kognitif peneliti telah membatasi beberapa indikator yang mengacu pada indikator kognitif versi lama. Indikator dalam ranah kognitif di sini disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa yaitu:

1) C1 (Ingatan) 2) C2 (Pemahaman) 3) C3 (Aplikasi) 4) C4 (Analisis) b. Ranah afektif

Untuk hasil belajar ranah afektif, peneliti juga membatasi pada beberapa kemampuan afektif yang akan diamati dalam penelitian ini dengan mengacu pada pendapat Syah (2003). Ranah afektif memiliki banyak indikator di tiap aspek kemampuannya antara lain:

1) Aspek penerimaan dengan indikatornyamenunjukkan sikap menerima

2) Aspek sambutan dengan indikatornya menunjukkan kesediaan berpartisipasi

3) Aspek apresiasi dengan indikator menunjukkan sikap menganggap penting

(29)

c. Ranah psikomotorik

Untuk ranah psikomotorik, peneliti juga telah membatasi pada dua aspek yang dapat diamati beserta indikatornya antara lain: 1) Aspek keterampilan bergerak dan bertindak dengan

indikatornya menunjukan koordinasi gerak mata serta bagian tubuh

2) Aspek kecakapan ekspresif verbal dan non verbal dengan indikatornya mengungkapkan pendapat dengan baik serta membuat mimik

Dari setiap indikator pada ranah afektif dan psikomotorik kemudian dirumuskan beberapa kegiatan yang dapat diamati yang mengacu pada indikator-indikator di atas.

3. Objek Penelitian

Hal lain yang menjadi batasan pada penelitian ini adalah objek penelitian yaitu minat dan hasil belajar.

4. Subjek Penelitian

(30)

5. Materi Virus

Materi virus secara struktur termuat di dalam Standar Kompetensimata pelajaran Biologi SMA kelas X semester I yaitu pada bagian 2. Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup. Dalam standar kompetensi ini terdapat kompetensi dasar yang

membahas mengenai ciri-ciri, replikasi, dan peranan virus dalam

kehidupan yaitu pada bagian 2.1. Penelitian ini hanya dilakukan

dengan batasan kompetensi dasar tersebut. Dari kompetensi dasar

diuraikan lagi ke dalam beberapa indikator yang memuat materi

pokok sebagai berikut:

Tabel 1.1 Batasan Materi Virus

Indikator Materi pokok

Menjelaskan sejarah penemuan virus Sejarah penemuan virus

Menyebutkan nama ilmuwan yang

berperan dalam proses penemuan

virus

Menyebutkan ciri-ciri virus Ciri-ciri dan bagian tubuh

viruss

Menjelaskan gejala penyakit yang

disebabkan oleh virus

Menjelaskan prinsip kerja vaksin

Menyebutkan contoh vaksin dana

(31)

D. Indikator Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti juga telah menetapkan beberapa indikator yang akan dijadikan tolak ukur keberhasilan penelitian ini, antara lain:

1. Ketuntasan Siswa

Ketuntasan siswa pada penelitian ini dinyatakan dengan persentase. Persentase ketuntasan ini digunakan untuk melihat dan membandingkan besarnya ketuntasan dengan ketidaktuntasan siswa hasil belajar siswa X-1 SMA Seminari San Dominggo setelah penggunaan discovery, baik hasil belajar kognitif ataupun hasil belajar afektif dan psikomotorik. Diketahui sebelum melakukan tindakan, persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada materi virus sebesar 62,5%. Karena penelitian ini ditujukan untuk meningkatkan hasil belajar maka peneliti juga menetapkan persentase yang lebih tinggi. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila memenuhi standar yang ditetapkan peneliti yaitu persentase ketuntasan siswa harus mencapai ≥ 75%.

2. Rata-rata Kelas

(32)

3. Persentase Minat

Persentase minat merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur keberhasilan penelitian ini. Penelitian ini dikatakan berhasil ketika besarnya persentase minat mengalami kenaikkan. Namun standar yang ditentukan peneliti adalah ≥ 75%. Jika terdapat 75% siswa dari seluruh siswa kelas X-1 yang terindikasi berminat atau sangat berminat maka penelitian ini dikatakan berhasil.

4. Rata-rata Minat

Rata-rata minat termasuk salah satu indikator ketercapaian penelitian ini. Dalam hal ini, jika rata-rata minat siswa ≥ 75 maka penelitian ini dikatakan berhasil.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini antara lain:

1. Untuk meningkatkan minat belajar siswa kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng dalam mata pelajaran Biologi dan secara khusus pada materi virus.

(33)

F. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan agar memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat bagi Guru

a. Dengan adanya penelitian ini guru dapat memperkaya wawasan mengenai strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa secara khusus pada pembelajaran materi virus dan pembelajaran Biologi pada umumnya.

b. Dengan adanya penelitian ini, guru dapat belajar mengidentifikasi masalah yang terjadi di kelas bahwasannya masalah tidak selalu datang dari siswa tapi juga dari guru.

c. Manfaat lainnya adalah guru dapat memperkirakan solusi yang akan digunakan untuk mengatasi masalah di kelas.

2. Manfaat bagi Siswa

a. Manfaat penelitian ini adalah memberikan pengalaman belajar yang baru bagi siswa.

b. Selain itu berkenaan dengan strategi discovery, siswa dapat diberikan ruang yang luas untuk dapat mengembangkan konsep berpikir dan mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.

(34)

3. Manfaat bagi Sekolah

a. Ketika penelitian ini berhasil dilakukan maka, siswa tentu dapat berhasil meningkatkan hasil belajar dan minat belajarnya. Ketika hasil belajar siswa baik, maka sekolah akan menerima pengaruh positif yang besar seperti daya tawar sekolah yang besar di mata orang tua dan para stakeholders.

(35)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran

1. Pengertian Belajar

Berdasarkan tinjauan aksiologis dan jenisnya kata belajar adalah kata kerja yang berarti proses untuk membuat perubahan tingkah laku dan kecakapan melalui tindakan dan latihan. Sebelum masuk ke ranah yang lebih jauh, penting bagi kita untuk mengetahui apa itu belajar. Chaplin dalam Syah (2003) menyatakan bahwa belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa belajar hakekatnya menghasilkan perubahan tingkah laku dan kecakapan melalui proses tertentu. Pada konteks penelitian ini, belajar dikategorikan dalam proses yang dapat diakses melalui pendidikan formal di sekolah.

(36)

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Siswa dalam Belajar

Mengacu pada definisi belajar merupakan suatu proses yang berakhir pada produk (tingkah laku dan kecakapan), maka tentunya dalam proses tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Gagne dalam Purwanto (2008) berpendapat bahwa belajar terjadi apabila suatu stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi. Dari pendapat tersebut telah disebutkan mengenai stimulus yang mempengaruhi terjadinya proses belajar. Sehinggga kesimpulan untuk pendapat Gagne adalah belajar dipengaruhi stimulus.

(37)

B. Minat Belajar

1. Pengertian Minat Belajar

Minat merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai kesuksesan seseorang di berbagai bidang, baik di bidang kerja, hobi, dan lain-lain. Dengan adanya minat, seseorang akan memberikan perhatian lebih, konsentrasi lebih, sikap tekun dalam mengerjakan sesuatu meskipun dalam waktu yang lama. Selain itu minat dapat membuat seseorang dapat mudah menyimpan ingatan dan tidak mudah bosan terhadap apa yang dikerjakan. Dalam konteks minat belajar, siswa yang berminat akan cenderung lebih mudah memperhatikan apa yang dipelajari, mudah mengingat apa materi yang dipelajari, dan lebih tekun dalam belajar.

Sudarsono (2003) mengungkapkan bahwasannya minat merupakan bentuk sikap ketertarikan atau sepenuhnya terlibat dengan suatu kegiatan karena menyadari pentingnya atau bernilainya kegiatan tersebut. Definisi minat lainnya oleh Syah(2003) menyatakan bahwasannya minat (interest)

berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.Selanjutnya Hilgard dalam Slameto (2010) berpendapat, “Interest is persisting to pay attention to and enjoy some

activity or content” yaitu minat adalah kecenderungan untuk

(38)

dapat kita ketahui secara jelas bahwa minat sangat berperan dalam menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu.

Jika minat ini kita hubungkan dengan konteks aktivitas belajar maka minat adalah salah satu alat untuk memotivasi siswa untuk melakukan pembelajaran. Begitulah menurut Surya(2010) yang berpendapat bahwa minat merupakan salah satu faktor utama yang menggerakan anak untuk melakukan suatu aktivitas atau aktivitas belajarnya. Sehingga secara sederhana minat dapat diartikan sebagai suatu keinginan yang kuat untuk memenuhi keinginan atau kehendak, di mana anak dengan minatnya itu bisa melihat bahwa seuatu yang dilihatnya akan mendatangkan faedah sehingga akan mendatangkan kepuasan jika dilakukan.

Hubungannya dengan pembelajaran Biologi, jika seorang siswa berminat terhadap pembelajaran Biologi yang dilakukan maka siswa tersebut dapat memecahkan masalah-masalah dan fenomena-fenomena alam yang ada di sekitarnya secara kritis dan sistematik.

2. Klasifikasi Minat Belajar

Berdasarkan beberapa pendekatan yang berbeda, para ahli telah mencoba mengklasifikasikan minat dengan beberapa kategori sebagai berikut:

Menurut Surya (2007) minat dapat diklasifikasikan berdasarkan sebab akibat sebagai berikut:

(39)

b. Minat Involunter, adalah minat yang datang kepada siswa karena terpengaruh oleh situasi dan kondisi yang diciptakan guru.

c. Minat Nonvolunter, adalah minat yang timbul dari diri siswa secara paksa.

Lain pendapat menurut Super & Krites dalam Suhartini (2001) yang mengklasifikasikan minat menjadi empat jenis berdasarkan bentuk pengekspresiannya, antara lain:

a. Expressed Interest, adalah minat yang diekspresikan melalui verbal

yang menunjukan apakah seseorang itu menyukai atau tidak menyukai suatu objek atau aktivitas

b. Manifest Interest, adalah minat yang disimpulkan dari keikutsertaan

individu pada suatu kegiatan tertentu

c. Tested Interest, adalah minat yang disimpulkan dari tes pengetahuan

atau keterampilan dalam suatu kegiatan

d. Inventoried Interest, adalah minat yang diungkapkan melalui inventori

minat atau daftar aktivitas dan kegiatan yang sama dengan pernyataan

Berikut menurut Krapp, et. Al dalam Suhartini (2001) yang membedakan minat menjadi tiga yaitu:

a. Minat Personal

(40)

tidak tertarik dan tumbuh dengan sendirinya tanpa pengaruh yang besar dari pengaruh eksternal.

b. Minat Situasional

Minat situasional merupakan minat yang cenderung berganti-ganti tergantung rangsangan eksternal. Rangsangan tersebut dapat berupa metode pengajaran, media pembelajaran, suasana kelas, dorongan keluarga. Jika minat situasional ini dapat dipertahankan, maka selanjutnya minat ini dapat berubah ke minat personal ataupun minat psikologikal.

c. Minat Psikologikal

Minat psikologikal merupakan minat yang tumbuh karena pengaruh minat personal dan minat situasional. Misalnya jka siswa memiliki pengetahuan tertentu yang cukup dan situasi belajarnya mendukung, maka selanjutnya dalam aktivitasnya dia akan mendalami secara terstruktur di kelas dan secara pribadi di luar kelas.

3. Indikator Minat Belajar

(41)

Dari pendapat Suhartini (2001) minat dapat diukur dan dianalisa melalui indikator sebagai berikut:

a. Keinginan untuk mengetahui atau memiliki sesuatu b. Objek-objek atau kegiatan yang disenangi

c. Jenis kegiatan untuk mencapai hal yang disenangi

d. Usaha untuk merealisasikan keinginan atau rasa senang terhadap sesuatu

Berbeda dari Suhartini, Djamarah (2002) yang lebih terkonsentrasi pada minat belajar siswa, berpendapat bahwa minat belajar siswa dapat dianalisa dengan indikator sebagai berikut:

a. Pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya b. Partisipasi aktif dalam suatu kegiatan

c. Memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminatinya tanpa menghiraukan yang lain

Berdasarkan pendapat dua ahli mengenai indikator tersebut, dapat kita simpulkan bahwa minat siswa dapat diukur melalui partisipasi aktifnya di kelas maupun aktivitasnya di luar kelas untuk mencapai apa yang menjadi fokusnya dari suatu mata pelajaran yang diminatinya baik dengan melakukan kegiatan yang berhubungan, fokus saat mengikuti mata pelajaran yang bersangkutan di kelas.

(42)

penelitian ini, akan digunakan juga indikator-indikator sebagaimana yang telah diuraikan di atas.

4. Cara Menumbuhkan Minat Belajar

Menyadari akan keberadaan minat belajar sangat penting untuk mendorong siswa untuk belajar, maka penting bagi guru untuk menumbuhkan minat tersebut dalam diri siswa karena menurut Gie (2002) pentingnya minat dalam belajar sebagai berikut:

a. Minat dapat melahirkan perhatian yang lebih terhadap sesuatu b. Minat dapat memudahkan siswa yang berkonsentrasi dalam belajar c. Minat dapat mencegah adanya gangguan perhatian dari luar

d. Minat dapat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan e. Minat dapat memperkecil timbulnya rasa bosan dalam proses pelajaran

(43)

a. Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak didik, sehingga dia rela belajar tanpa paksaan

b. Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan pengalaman yang dimiliki anak didik, sehinggga anak didik mudah menerima bahan pelajaran

c. Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif

d. Menggunakan berbagai macam bentuk teknik mengajar dalam konteks perbedaan individual anak didik

C. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil belajar

Melalui definisi belajar, kita dapat mengetahui bahwa hasil belajar adalah ketika seseorang belajar dia akan menghasilkan suatu perubahan pada dirinya. Perubahan tersebut bisa diidentifikasikan melalui tindakan, pikiran dan perkataan. Seperti yang kita ketahui hasil belajar dapat dikelompokan menjadi beberapa ranah, yaitu afektif, kognitif, dan psikomotorik. Hasil belajar pada hakekatnya adalah prestasi akan ketercapaian siswa selama proses pembelajaran sehingga untuk mengetahui hasil belajar siswa dapat diukur melalui perubahan prestasi tersebut. Menurut Maehr dalam Suryabrata (2001) prestasi belajar adalah: a. Prestasi belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dapat diukur

(44)

b. Prestasi belajar merupakan hasil perubahan dari individu itu sendiri bukan hasil dari perbuatan orang lain

c. Prestasi belajar dapat dievaluasi tinggi rendahnya berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh penilai atau menurut standar yang telah ditetapkan

d. Prestasi belajar merupakan hasil dari kegiatan yang dilakukan secara sengaja dan disadari, jadi bukanlah suatu kebiasaan atau perilaku yang tidak disadari

Sedangkan menurut Syah (2003) prestasi belajar merupakan hasil interaksi sebagian faktor yang mempengaruhi proses belajar secara keseluruhan.

(45)

2. Indikator Hasil Belajar

Setiap siswa yang melakukan pembelajaran pastinya menghendaki hasil belajarnya mendapat nilai yang baik. Cara penilaian hasil belajar yang diketahui selama ini adalah dengan mempertimbangkan indikator-indikator pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Untuk menilai siswa dari ranah kognitif dan psikomotor tergolong mudah, akan tetapi untuk ranah afektif atau rasa cenderung sulit karena rasa ini gampang terkamuflase dengan banyak faktor eksternal. Seperti misalnya ketika siswa mengapresiasi pembelajaran, belum tentu siswa benar-benar mengapresiasi. Untuk hal pengekspresian rasa bagi siswa di Indonesia masih sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi karena faktor eksternal seperti budaya, rasa segan, rasa tidak enak, rasa kurang sopan. Terlepas dari itu, menurut beberapa ahli, hasil belajar dapat dikelompokan sebagai berikut:

Menurut pendapat Gagne dalam Slameto (2010), hasil belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu keterampilan motoris, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan strategi kognitif. Sedangkan menurut Tafsir (2008), hasil belajar atau perubahan bentuk tingkah laku yang diharapkan itu merupakan suatu target atau tujuan pembelajaran yang meliputi tiga aspek, yaitu:

1) Tahu, mengetahui (knowing)

2) Terampil melaksanakan atau mengerjakan yang ia ketahui itu (doing)

(46)

Pendapat di atas dibedakan lagi dan dipertegas oleh Bloom dalam Winkel (2004) yang kini menjadi acuan penggolongan hasil belajar di Indonesia yaitu ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective

domain), ranah psikomotorik (psychomotor domain). Berdasarkan

beberapa pendapat ahli di atas, peneliti cenderung sependapat dengan Bloom karena pengelompokan ranah yang dipaparkan cenderung lebih mudah untuk menentukan indikator apa saja yang akan diukur.

Adapun ranah kognitif tersebut selanjutnya dikembangkan oleh Bloom dalam Arikunto (2001) menjadi suatu taksonomi (tingkatan) berdasarkan prinsip metodologis, psikologis, logis, dan tujuan. Tingkatan kognitif tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Taksonomi Bloom

Tingkat Kognitif

(Indikator Kognitif) Keterangan

Mengenal (recognition) - Dapat memilih satu dari dua atau lebih jawaban

- Dapat mengungkapkan kembali Pemahaman

(comprehension)

- Mampu menghubungkan fakta sederhana atau konsep

- Mampu menentukan jawaban dari konsep-konsep yang ada

Penerapan (application) - Mampu memilih suatu konsep, hukum, dalil, gagasan, atau cara secara tepat untuk diterapkan

- Mampu memilih penerapan yang tepat pada situasi baru.

(47)

Tingkat Kognitif

(Indikator Kognitif) Keterangan

Sintesis (synthesis) - Mampu menyusun atau menggabungkan hal-hal spesifik untuk suatu struktur baru Evaluasi (evaluation) - Mampu menilai konsep dan fakta

berdasarkan atas hukum dan prisip

Untuk mengukur tingkat ketercapaian hasil belajar siswa dari tiga ranah tersebut, dibutuhkan indikator-indikator seperti yang diungkapkan oleh Syah (2003) bahwa kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa sebagaimana yang terurai di atas adalah mengetahui garis-garis besar indikator (petunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur. Dan untuk lebih mudah dalam memahami jenis ranah dan indikator-indikatornya telah disertakan tabel sebagai berikut:

Tabel 2.2 Ranah Afektif dan Psikomotorik, Indikator, Cara Evaluasi

Jenis Prestasi/Ranah Indikator Cara Evaluasi

Ranah Rasa (Afektif)

1. Penerimaan Menunjukan sikap menerima

Menunjukan sikap menolak

Tes tertulis Tes Skala Sikap Observasi 2. Sambutan Kesediaan berpartisipasi/terlibat

Kesediaan memanfaatkan

Tes Skala sikap Pemberian tugas Observasi

3. Apresiasi Menganggap penting dan

(48)

Jenis Prestasi/Ranah Indikator Cara Evaluasi 4. Internalisasi Mengakui dan meyakini

Mengingkari 5. Karakterisasi Melembagakan atau meniadakan

Menjelmakan dalam pribadi dan tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya

Membuat mimik dan gerak jasmani

Tes tulisan Tes lisan Observasi Sumber: Syah (2008)

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

(49)

a. Faktor intern yakni faktor yang ada dalam diri individu. (1) Faktor jasmani yang terdiri dari faktor kesehatan dan cacat tubuh, (2) Faktor psikologis yang terdiri dari intelegensi, minat, perhatian, bakat, kematangan, serta kesiapan siswa, (3) Faktor kelelahan.

b. Faktor ekstern yakni faktor yang ada di luar individu. (1) Faktor keluarga, pengaruhnya dapat berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan, (2) Faktor sekolah dapat memberikan pengaruh berupa metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan siswa, relasi siswa dan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, serta tugas rumah, dan (3) Faktor masyarakat yang turut berpengaruh seperti kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

Kemudian untuk melengkapinya peneliti menyajikan pandangan menurut Nasution dalam Djamarah (2002) yang mengungkapkan bahwa belajar itu bukanlah suatu aktivitas yang berdiri sendiri tetapi ada unsur-unsur lain yang terlibat di dalamnya yaitu raw input, learning teaching

process, environmental input, instrumental input, dan output.Berikut

(50)

Gambar2.1Raw Input, Learning Teaching Process,Environmental Input,

Instrumental Input, dan Output.Djamarah (2002)

a. Raw Input adalah masukan atau bahan mentah atau merupakan faktor

internal dari dalam diri siswa. Faktor ini terdiri dari komponen kapasitas IQ, bakat khusus, motivasi, minat, kematangan, sikap, kebiasaan.

b. Instrumental Input adalah sesuatu yang sengaja dirancang dan

dimanipulasi guna mencapai tujuan pembelajaran dan terdiri dari komponen guru, metode, teknik, media, sumber belajar, serta sarana.

c. Environmental Input adalah lingkungan di sekitar yang terdiri dari

lingkungan sosial, fisik, kultural.

d. Learning Teaching Process adalah aktivitas belajar dan mengajar

antara siswa dan guru.

e. Output adalah hasil atau keluaran dengan kualifikasi tertentu dari

proses belajar mengajar dan biasa disebut dengan hasil belajar atau prestasi belajar.

LEARNING TEACHING PROCESS

ENVIRONMENTAL INPUT

INSTRUMENTAL INPUT

(51)

D. Strategi Pembelajaran Discovery

1. Pengertian Strategi Discovery

Discovery adalah kata bahasa Inggris berarti penemuan. Menurut

Moerdiyanto(2008), Discovery merupakan strategi yang digunakan guru untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan dan menemukan sendiri jawaban terhadap persoalan yang sedang dipelajari. Strategi pembelajaran ini pertama kali dikemukakan oleh Bruner dalam Dahalar (1989). Menurut Bruner belajar melalui proses penemuan merupakan belajar yang sesuai dengan hakikat manusia sebagai makhluk yang selalu mencari pengetahuan secara aktif. Pengetahuan yang didapat melalui discovery akan lebih tahan lama dan mudah diingat, selain itu dapat juga digeneralisir ke dalam persoalan sejenis dalam kondisi yang berbeda.

Proses merupakan suatu hal yang sangat ditekankan dalam strategi

discovery. Dalam berproses secara discovery siswa wajib mengikuti

serangkaian kegiatan yang didasarkan pada prinsip kerja ilmiah yang logis dan sistematis seperti mengamati, menggolongkan, membuat hipotesa, menjelaskan, menarik kesimpulan. Karena menekankan prinsip kerja ilmiah maka discovery dapat menumbuhkan motivasi belajar yang merupakan penggerak tumbuhnya minat belajar.

(52)

menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan mengukur, menarik kesimpulan, dan lain sebagainya. Kemudian pendapat lain mengatakan bahwa discovery juga merupakan proses mental ketika anak atau individu mengasimilasi berbagai konsep dan prinsip seperti yang diutarakan oleh Carind & Sund dalam Amien (1987).

Jika Amien lebih menitikberatkan discovery sebagai proses mental maka discovery menurutHamalik(1991),adalah suatu pengajaran yang meliputi metode-metode yang didesain untuk mendorong sikap belajar aktif, berorientasi pada proses, membimbing diri sendiri (self-directed), dan model belajar reflektif.

Maka jika melihat pemaparan para ahli di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa strategi discovery merupakan suatu rancangan pembelajaran yang mengutamakan proses dan dirancang sedemikian rupa, agar dalam pembelajaran dapat melibatkan peran siswa secara luas untuk menemukan konsep dan prinsip dengan cara mengasimilasi berbagai pengetahuan yang dimiliki siswa.

2. Langkah-langkah Pelaksanaan Strategi Discovery

(53)

dan menarik kesimpulan yang didasarkan kepada pemikiran logis dan kerja yang sistematis. Jadi dalam pembelajaran discovery, siswa tidak sampai melakukan eksperimen mandiri atau menguji konsep atau pun prinsip.

Pelaksanaan pembelajaran dengan strategi discovery dapat dibagi menjadi beberapa tahapan menurut Djamarah (2002) sebagai berikut:

Tabel 2.3 Tahapan Pelaksanaan Strategi Discovery

Tahapan Keterangan

1. Penyajian masalah (stimulasi)

Guru memulai pembelajaran dengan cara mengajukan persoalan berupa uraian masalah. 2. Perumusan masalah Siswa diberi kesempatan untuk mengidentifikasi

masalah, selanjutnya dari masalah tersebut siswa diarahkan membuat pertanyaan penyelidikan dan hipotesis.

3. Pengumpulan data Untuk menjawab pertanyaan dan membuktikan hipotesis yang dibuat siswa, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan informasi yang relevan, mengamati objek secara perorangan maupun berkelompok.

4. Pengolahan data Informasi-informasi yang diperoleh siswa dari kegiatan pengumpulan data diklarifikasi, dihitung dan ditafsirkan.

(54)

Tahapan Keterangan

6. Generalisasi Dari semua kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, siswa diarahkan untuk belajar menarik kesimpulan mengenai permasalahan yang disajikan.

E. Gambaran Umum Materi Virus

Sebagai salah satu mata pelajaran ilmu alam, Biologi tidak pernah terlepas dari segala fenomena yang terjadi di sekitar kita khusus yang berhubungan dengan gejala-gejala kehidupan. Keterikatan ini ditunjukan dengan salah satu kompetensi pada mata pelajaran Biologi yaitu mendeskripsikan ciri-ciri, replikasi, dan peranan virus dalam kehidupan manusia.

Tabel 2.4 Gambaran Umum Kompetensi dan Materi Virus

KOMPETENSI INDIKATOR MATERI

Mendeskripsikan

2. Menyebutkan nama ilmuwan yang

berperan dalam proses penemuan

virus

Sejarah

penemuan virus

3. Menyebutkan ciri-ciri virus

4. Menjelaskan bagian tubuh virus

Ciri-ciri virus

Bakteriofage

5. Menjelaskan cara

perkembangbiakkan pada virus Replikasi virus

6. Menyebutkan penyakit-penyakit

yang disebabkan oleh virus

7. Menjelaskan gejala penyakit yang

disebabkan oleh virus

Penyakit yang

disebabkan oleh

(55)

KOMPETENSI INDIKATOR MATERI

8. Menjelaskan prinsip kerja vaksin

9. Menyebutkan contoh vaksin dan

kegunaannya

Kegunaan virus

bagi kehidupan

Virus merupakan organisme peralihan yang dapat hidup pada sel hidup adalah salah satu bentuk fenomena kehidupan. Di dalam kompetensi ini siswa dituntut untuk menggunakan daya pikir yang kritis dan analitis, sikap yang terbuka dan objektif. Maka jika dikaitkan dengan tuntutan akan sikap dan daya pikir siswa peneliti melihat bahwa kompetensi ini akan tercapai jika menggunakan strategi discovery yang telah dipaparkan sebelumnya.

Pada indikator pertama dan kedua dirumuskan sejarah penemuan virus sebagai titik awal pembelajaran. Indikator tersebut menjelaskan bahwa penemuan virus dimulai dengan sintesis hipotesa dari beberapa percobaan yang dilakukan oleh beberapa ilmuwan saat terdapat bercak kekuningan pada tanaman tembakau. Berbagai hipotesa saling melengkapi sampai pada akhirnya Stanley berhasil mengkristalkan materi penyerang tanaman tembakau dan dinamai TMV.

(56)

Indikator selanjutnya lebih menjelaskan mengenai peran dan manfaat virus dalam kehidupan. Virus selalu bersifat parasit tetapi virus juga memiliki manfaat dalam membentuk antibodi tertentu. Tentu saja dengan penggunaan vaksin yang merupakan hasil kultur virus tertentu, makhluk hidup dapat bertahan dari infeksi virus.

Gambaran di atas menunjukkan bahwa dalam standar kompetensi memahami prinsip-prinsip pengelompokkan makhluk hidup, sesorang siswa harus bisa membedakan kelompok makhluk hidup yang satu dengan yang lain. virus memang makhluk peralihan, tetapi virus perlu dimasukkan dalam standar ini agar siswa dapat membedakan virus dengan mikroorganisme lain.

F. Hubungan Pembelajaran Virus dengan Discovery

Sesuai dengan muatan materi yang telah dipaparkan sebelumnya, diketahui bahwa untuk membuat siswa mampu mengkonsepkan pengetahuan tentang virus dirasa cukup sulit menemukan metode yang sesuai. Namun di dalam discovery, seluruh materi tersebut dapat direduksi dan diasimilasi siswa dengan serangkaian tahapan dalam discovery.

(57)

pertanyaan yang dibuatnya. Dengan tahap verifikasi siswa dapat membandingkan informasi yang disampaikan guru dengan hipotesa yang dibuatnya sehingga di tahap akhir siswa mampu membuat kesimpulan mengenai peranan virus atau sejarah penemuan virus.

G. Penelitian yang Relevan

Keberhasilan discovery dalam meningkatkan hasil belajar telah dibuktikan melalui penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan penelitian dengan penerapan discovery oleh Lestari (2008) dalam rangka meningkatkan hasil belajar Matematika kelas VII SMP Negeri 11 Samarinda pada pokok bahasan bangun datar diperoleh peningkatan rata-rata sebesar 68,68 dari 57,99. Selain penelitian tersebut, Chusnah (2010) juga menggunakan

discovery untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas V pada MI Miftahul

Ulum Kejapanan. Pada penelitian tersebut, peneliti yang bersangkutan berhasil meningkatkan persentase ketuntasan dari 30% menjadi 81%.

H. Kerangka Berpikir

(58)

Hubungan discovery dengan materi virus dilihat dari muatan materi yang bisa digunakan dalam pembelajaran yaitu siswa diajak untuk melakukan

research sederhana dengan menggunakan literatur atau sumber belajar lain

seperti video atau film dalam menemukan konsep dan pengetahuan tentang virus. Di dalam menemukan konsep dan pengetahuan tentang virus, siswa akan diajak untuk aktif dan mampu bersinergi. Selama proses pembelajaran dengan strategidiscovery, segala aspek dari afektif dan psikomotorik akan dibutuhkan oleh siswa untuk mencapai kognitifnya. Hal tersebut nampak ketika siswa diajak untuk mengolah dan menganalisis proses perkembangbiakkan virus melalui video, siswa akan menggunakan kemampuan afektif dan psikomotoriknya seperti memperhatikan dengan serius video yang ditampilkan, menulis poin-poin penting yang ditemukan, mencocokan poin tersebut dengan literatur, melakukan koordinasi dengan anggota kelompoknya, dan lain-lain.

Strategi discovery ini mengutamakan proses maka ketika proses penemuan berjalan dengan baik sehingga output (hasil belajar) yang dihasilkan juga akan baik pula. Siswa akan menemukan ketertarikannya ketika proses penemuannya berjalan dengan baik dan berhasil mendapatkan output

yang baik pula.

I. Hipotesis

(59)
(60)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam melakukan penelitian terhadap suatu masalah tertentu, Fuchan (1982) mengungkapkan bahwasannya metode penelitian merupakan strategi atau cara ilmiah dan sistematis untuk mendapatkan data yang dapat diolah dan dianalisis. Setiap metode yang digunakan secara tepat pada dasarnya dapat mencapai hasil yang diharapkan.

(61)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan strategi discovery

sebagai tindakan yang diujicobakan kepada siswa khusus dalam pembelajaran mengenai virus guna meningkatkan hasil dan minat belajar.

B. Setting Penelitian

1. Objek Penelitian

Yang menjadi objek pada penelitian ini adalah hasil belajar dan minat belajar siswa kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng.

2. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng yang berjumlah 29 orang. Dari 29 orang siswa ini memiliki latar belakang, status sosial, status ekonomi, dan kemampuan dalam pembelajaran yang berbeda.

3. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Seminari San Dominggo Hokeng yang bertempat di Dusun Wolorona, Desa Hokeng Jaya, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

4. Waktu Penelitian

(62)

2013/2014. Di masa awal sebelum dilakukan penelitian peneliti mengadakan observasi sekolah guna melihat beberapa faktor pendukung aktivitas belajar seperti sarana prasarana sekolah dan terutama sarana prasarana kelas X-1.

C. Rancangan Tindakan

Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus. Menurut Mc Kennan dalam Moerdiyanto (2008) tiap siklus terdiri dari beberapa langkah yaitu, perencanaan (planning), pelaksanaan

(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Setiap bagian

dari siklus tersebut memiliki fungsinya masing-masing. Planning adalah langkah pertama siklus yang berfungi dalam merencanakan tindakan yang akan digunakan dalam pembelajaran, menyiapkan segala perangkat selama satu siklus. Acting adalah langkah kedua setelah perencaan yaitu langkah pelaksanaan tindakan yang sudah dirancang pada tahap planning. Langkah ketiga dalam siklus adalah observing yang merupakan tahap pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dan jika ada penilaian yang dilakukan selama pembelajaran, maka pada tahap ini biasanya dilakukan. Tahap terakhir adalah refleksi. Refleksi ini digunakan untuk melihat kekurangan dan keberhasilan pada tahap acting dan observing.

(63)

berfokus pada pemberian tindakan sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan peneliti. Siklus 1 digunakan untuk pembelajaran mengenai sejarah penemuan virus dan ciri-ciri virus sementara siklus 2 untuk pembelajaran mengenai replikasi virus serta peranan virus dalam kehidupan. Di akhir masing-masing siklus 1 dan 2 evaluasi pembelajaran diadakan.

Pola Penelitian Tindakan Kelas yang dijalankan peneliti adalah mengikuti pola dari Hopkins (1993).

Gambar 3.1 Pola Penelitian Tindakan Kelas Versi Hopkins

Pada pola yang ada pada gambar di atas, menunjukkan posisi masalah adalah yang teratas. Ini menggambarkan bahwasannya masalah

MASALAH

PLANNING

ACTING

OBSERVING REFLECTING

PLANNING

OBSERVING

REFLECTING

(64)

pembelajaran yang terjadi di kelas merupakan alasan bagi seorang guru atau peneliti untuk melakukan penelitian. Masalah tersebut terlebih dahulu harus diidentifikasi agar peneliti dapat menemukan perencanaan tindakan yang tepat agar dapat mengatasi masalah tersebut. Setelah mengidentifikasi masalah barulah peneliti akan masuk ke dalam siklus yang dimulai dari perencanaan. Identifikasi masalah dilakukan tidak hanya dengan melihat kegiatan siswa di kelas melainkan harus dengan bukti empiris. Dalam mengidentifikasi masalah sebelum dilakukannya penelitian, peneliti menggunakan tes awal untuk melihat kemampuan awal siswa.

1. Siklus 1

a. Planning

Beberapa poin penting yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut:

1) Merencanakan rancangan pembelajaran yang akan dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar

2) Menyiapkan sumber belajar, media pembelajaran, bahan, dan alat untuk kegiatan pembelajaran

3) Membuat lembar kerja siswa

4) Membuat format evaluasi berupa soal-soal evaluasi, kisi-kisi soal, dan kunci jawaban

5) Membuat lembar observasi

(65)

b. Acting

Pada tahap ini terdapat beberapa poin penting yang dilakukan peneliti selama pelaksanaan tindakan, yaitu menerapkan tindakan yang sudah direncanakan. Jika selama pelaksanaan tindakan terdapat penyimpangan terhadap rencana maka peneliti akan mengulang tindakan tersebut. Adapun kegiatan yang dilakukan peneliti selama tahap acting adalah sebagai berikut:

1) Membentuk kelompok belajar (selama pembelajaran) siklus 1. 2) Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan strategi

discovery sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

yang telah dibuat pada tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Kegiatan Pembelajaran dengan Tahap Discovery Siklus 1

Indikator Pertemuan Tahap Kegiatan

1. Menjelaskan sejarah penemuan virus

2. Menyebutkan nama

ilmuwan yang

berperan dalam proses penemuan virus

1 dan 2 Stimulasi 1. Siswa membaca artikel

sejarah penemuan virus

Perumusan masalah 2. Siswa merumuskan

pertanyaan mengenai

sejarah penemuan virus dan hipotesa awal

Pengumpulan data 3. Siswa mengumpulkan data dari buku cetak

Analisis data 4. Siswa menganalisis data dari buku dan membuat hipotesa baru

Verifikasi data 5. Siswa menyampaikan

hipotesa dan guru

memverifikasi Generalisasi data 6. Siswa membuat

(66)

Indikator Pertemuan Tahap Kegiatan

penemuan dan membaca

clue pada LKS 2

Perumusan masalah 2. Siswa menulis ciri virus berdasarkan temuan para ahli, menggambar tubuh virus berdasarkan clue dan menjelaskan bagian tubuh Pengumpulan data 3. Siswa mencari informasi mengenai tubuh virus dan ciri-ciri virus

Analisis data 4. Siswa membandingkan

hipotesa awalnya dan menulis hipotesa baru Verifikasi data 5. Siswa menggambar tubuh

virus dan menyebutkan ciri-ciri virus kepada kelompok lain, siswa lain melengkapi, dan peneliti

memverifikasi hasil

analisis siswa Generalisasi data 6. Siswa membuat

kesimpulan tentang bagian tubuh dan ciri-ciri virus

c. Observing

1) Melakukan pengamatan terhadap kemampuan afektif dan psikomotorik siswa selama pelaksanaan tindakan dengan lembar observasi afektif dan psikomotorik

2) Menilai hasil pengamatan berdasarkan data dari lembar observasi

3) Melakukan post test untuk melihat perkembangan hasil belajar kognitif siswa pada siklus 1.

(67)

5) Menilai dan menganalisis minat belajar siswa berdasarkan data dari kusioner

6) Menilai dan menganalisis hasil belajar kognitif siswa berdasarkan data hasil post test

7) Mengevaluasi tindakan di siklus 1 dan analisis hasil dan minat belajar siswa

d. Reflecting

Mendiskusikan hasil analisis kuisioner, hasil observasi, dan post testsiklus 1 dengan guru mata pelajaran

2. Siklus 2

a. Planning

Planning pada siklus 2 ini sedikit berbeda dengan siklus 1

yaitu lebih tepat merupakan perencanaan ulang atas dasar masalah yang belum terselesaikan pada siklus 1. Beberapa hal yang dilakukan peneliti adalah:

1) Mengidentifikasi masalah yang belum terselesaikan di siklus 1 2) Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

sesuai dengan hasil identifikasi masalah pada siklus 1 3) Menyiapkan lembar observasi

(68)

b. Acting

Secara umum tahap acting pada siklus 2 sama dengan tahap

acting pada siklus 1. Beberapa kegiatan peneliti lakukan pada

tahap ini adalah sebagai berikut:

1) Membentuk kelompok belajar baru (selama siklus 2)

2) Melaksanakan tindakan pada pembelajaran dengan menggunakan strategi sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan. Kegiatan pembelajaran secara umum dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Kegiatan Pembelajaran dengan Tahap Discovery Siklus 2

Indikator Pertemuan Tahap Kegiatan

1. Menjelaskan cara

perkembangbiakkan virus

1 dan 2 Stimulasi 1. Siswa membaca artikel di

LKS 3

Perumusan masalah 2. Siswa membuat hipotesa awal tentang reproduksi virus berdasarkan artikel Pengumpulan data 3. Siswa mengumpulkan data

tentang reproduksi virus

dari video

perkembangbiakkan virus dan buku cetak

Analisis data 4. Siswa membandingkan

hipotesa awal dan

menganalisis data tersebut dan menulis hipotesa baru

Verifikasi data 5. Siswa menjelaskan

reproduksi virus kepada kelompok lain dan guru memverifikasi

Generalisasi data 6. Siswa membuat kesimpulan tentang reproduksi virus 1. Menyebutkan

penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus

3 Stimulasi 1. Siswa bermain

mencocokkan gambar

penyakit dan nama

(69)

Indikator Pertemuan Tahap Kegiatan

Perumusan masalah 2. Siswa menulis penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus, gejala, penyebab, cara penularan,

dan jawaban atas

pertanyaan tentang

manfaat virus

Pengumpulan data 3. Siswa diberi kesempatan

membaca buku cetak

untuk memperoleh

informasi mengenai vaksin dan penyakit

Analisis data 4. Siswa membandingkan

data dan hipotesa awal untuk menulis hipotesa tentang peranan negatif dan positif virus

Verifikasi data 5. Siswa menjelaskan reproduksi virus kepada kelompok lain dan guru memverifikasi

Generalisasi data 6. Siswa membuat kesimpulan mengenai peranan virus dalam kehidupan

c. Observing

1) Melakukan pengamatan terhadap kemampuan afektif dan psikomotorik siswa selama pelaksanaan tindakan dengan lembar observasi afektif dan psikomotorik

2) Menilai dan menganalisis hasil observasi berdasarkan data dari lembar observasi

3) Melakukan post test untuk melihat perkembangan hasil belajar kognitif siswa pada siklus 2.

(70)

5) Menilai dan menganalisis minat belajar siswa berdasarkan data dari kusioner

6) Menilai dan menganalisis hasil belajar kognitif siswa berdasarkan data hasil post test siklus 2

7) Mengevaluasi tindakan di siklus 2 dan analisis hasil dan minat belajar siswa dan membandingkannya dengan siklus 1

d. Reflecting

Mendiskusikan hasil analisis kuisioner, hasil observasi, dan post test siklus 2 dengan guru mata pelajaran

D. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan data. Pada Penelitian Tindakan Kelas ini terdapat dua jenis instrumen yang digunakan peneliti yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data. 1. Instrumen Pembelajaran

Gambar

Tabel 4.13 Deskripsi Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan
Gambar 4.8 Suasana Kelas Tahap Analisis Data pada Pembelajaran
Tabel 1.1 Batasan Materi Virus
Tabel 2.1 Taksonomi Bloom
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda.. Universitas

Forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) guru Biologi di kabupaten Magetan. Hasil FGD menyimpulkan bahwa rendahnya penguasaan siswa terhadap materi mitosis dan meiosis

Saran yang dapat diberikan adalah (1) Kepada guru pelajaran IPA untuk dapat menggunakan metode pembelajaran discovery dalam meningkatkan aktivitas dan prestasi

Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat peneliti berikan adalah bagi guru bidang studi, dapat menggunakan media lirik lagu materi sejarah sebagai selingan dalam

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang peneliti berikan adalah sebagai berikut: (1)Kepada guru mata pelajaran, guru harus terus aktif mengikuti pelatihan dan menggali

Validasi ahli materi dilakukan oleh ibu Mursyidah, S.Pd.I selaku guru pengampu mata pelajaran pendidikan agama Islam.. Sesuai dengan saran dari ahli materi maka

Berdasarkan penjabaran tersebut, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk mengembangkan dan mendeskripsikan modul dengan materi virus yang berdasarkan model pembelajaran

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan media bahan ajar E-Modul interaktif berbasis Discovery Learning pada materi ekosistem kelas X, dapat disimpulkan