PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN DISCOVERY DENGAN
MENGGUNAKAN APLIKASI SEARCH ENGINE UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
TIK MATERI PROGRAM PENGOLAH KATA KELAS X DI SMA 10
BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh :
LUKMAN BUSTOMY
0809242
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN DISCOVERY DENGAN
MENGGUNAKAN APLIKASI SEARCH ENGINE UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
TIK MATERI PROGRAM PENGOLAH KATA KELAS X DI SMA 10
BANDUNG
Oleh
Lukman Bustomy
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
©Lukman Bustomy 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
Lukman Bustomy 0809242
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN DISCOVERY DENGAN
MENGGUNAKAN APLIKASI SEARCH ENGINE UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
TIK MATERI PROGRAM PENGOLAH KATA KELAS X DI SMA 10
BANDUNG
Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I
Dr. Deni Darmawan M.Si NIP. 19711128 199801 1 001
Pembimbing II
Dr. Cepi Riyana, M.Pd. NIP. 19751230 200112 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ketua Prodi
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Teknologi Pendidikan
Dr. Toto Ruhimat, M.Pd Dr. Rusman, M.Pd
ABSTRACT
Lukman Bustomy. Application of Discovery Learning Strategies With Applications Using Search Engines To Improve Student Learning Outcomes At ICT Subject Matter Program Word Processing Class X In SMA 10 Bandung.
Essay Department of Curriculum and Technology Education, Faculty of Education, Universitas Pendidikan Indonesia, in 2013.
This study on the back of the field observations that the use of media and methods in teaching is still lacking. The schools are still glued to the demonstration and lecture method, but many options that methods can be developed to improve student learning outcomes. especially in the Subject Information and Communication Technology (ICT). So based on that the researchers tried to apply learning strategies with the help of media applications Discovery Search Engine. This study sought to answer the research problem, namely “Are there differences in the cognitive domain of learning outcomes, among students who use learning strategies with applications Discovery Search Engine and students who use the method demonstration on ICT Lesson?”. Specific issues that were examined in this study is (1) How is the implementation of the method with application discovery search engines in ICT subjects in class X SMA 10 Bandung?(2) Is there a significant difference in learning outcomes in ICT subjects in the cognitive aspect of understanding. aspects of applying (C3), and analyze aspects (C4) between students who use learning strategies Discovery with search engines and applications that students use demonstration method in class X SMAN 10 Bandung?
This study uses a quasi-experiment method to the design of non-equivalent control group pretest-posttest design form Control Group Design instrument used in the form of objective test. The population in this study were all students of class X SMA 10 Bandung. The sampling technique used is cluster sampling.
ABSTRAK
Lukman Bustomy. Penerapan Strategi Pembelajaran Discovery Dengan Menggunakan Aplikasi Search Engine Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Materi Program Pengolah Kata Kelas X Di SMA 10 Bandung.
Skripsi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Tahun 2013.
Penelitian ini di latarbelakangi dari hasil observasi dilapangan bahwa pemanfaatan media dan metode dalam pembelajaran masih kurang. Sekolah-sekolah masih terpaku dengan metode demonstrasi maupun ceramah, padahal banyak pilihan metode yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Maka berdasarkan hal tersebut peneliti mencoba menerapkan strategi pembelajaran Discovery dengan bantuan media aplikasi Search Engine.
Penelitian ini berusaha menjawab permasalahan penelitian, yaitu “Apakah terdapat perbedaan hasil belajar domain kognitif, antara siswa yang menggunakan strategi pembelajaran Discovery dengan aplikasi Search Engine dan siswa yang menggunakan metode demonstrasi pada Mata Pelajaran TIK?”. Masalah khusus yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah pelaksanaan metode discovery dengan aplikasi search engine pada mata pelajaran TIK kelas X di SMA 10 Bandung?;(2) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada mata pelajaran TIK dalam ranah kognitif aspek memahami (C2), aspek menerapkan (C3),dan aspek Menganalisis (C4) antara siswa yang menggunakan strategi pembelajaran Discovery dengan aplikasi search engine dan siswa yang menggunakan metode Demonstrasi di kelas X SMAN 10 Bandung?
Penelitian ini menggunakan Metode Kuasi Eksperimen dengan desain Non-equivalent Control Group Design bentuk Pretest-Posttest Control Group Design Instrumen yang digunakan berupa tes objektif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA 10 Bandung. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu Cluster Sampling.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GRAFIK ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. ... L atar Belakang Masalah ... 1
B. ... R umusan Masalah ... 5
C. ... T ujuan Penelitian ... 6
D. ... M anfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN TEORI A. ... M etode Pembelajaran ... 9
B. ... S trategi Pembelajaran Discovery ... 16
vi
2.... K
elebihan Strategi Pembelajaran Discovery ... 11
3.... K
ekurangan Strategi Pembelajaran Discovery ... 12
C. ... M
etode Demonstrasi ... 13
1... K
elebihan Metode Demonstrasi ... 14
2... K
elemahan Metode Demonstrasi ... 15
D. ... S earch Engine (Mesin Pencari) ... 16 E. ... H
asil Belajar ... 17
1... P
engertian Hasil Belajar ... 17
2.... F
aktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 18
3.... J
enis-jenis Hasil Belajar ... 20
F.... P
embelajaran TIK ... 26
1.... K
onsep TIK ... 26
2... T
ujuan Pembelajaran TIK ... 28
3... P
embelajaran Microsoft Word pada Mata Pelajaran TIK ... 28
G. ... A
H. ... H
ipotesis ... 30
BAB III METODE PENELITIAN
A. ... L
okasi dan Sampel Penelitian ... 32
B. ... D
ata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 39
E. ... I
nstrumen Penelitian ... 39
F.... T
eknik Pengembangan Instrumen ... 41
1.... U
ji Validitas ... 41
2... U
ji Reliabilitas ... 43
3... A
viii
a.... T
ingkat Kesukaran Soal ... 44
b. ... D
aya Pembeda ... 45
G. ... T
eknik Pengumpulan Data ... 46
H. ... T
eknik Analisis Data ... 47
1. ... U
angkah-langkah dan Prosedur Penelitian ... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. ... U
ji Coba Instrumen ... 51
1. ... U
ji Coba Instrumen ... 51
a. ... V
aliditas Alat Ukur ... 51
b. ... V
aliditas Butir Soal ... 52
2. ... H
asil Uji Reliabilitas Instrumen ... 55
3. ... T
4. ... U
ji Daya Pembeda ... 57
B. ... D
eskripsi Hasil Penelitian ... 59
1. ... H
asil Penelitian Berdasarkan Skor Pretest, Postest dan Gain Hasil
Belajar ... 59
asil Penelitian Berdasarkan Permasalahan ... 64
a. ... D
eskripsi Hasil Penelitian Pelaksanaan Strategi Pembelajaran
Discovery dengan Aplikasi Search Engine ... 64 b. Perbedaan Hasil Belajar Domain Kognitif Aspek
Memahami (C2) ... 67
c. Perbedaan Hasil Belajar Domain Kognitif Aspek
Menerapkan (C3) ... 69
d. Perbedaan Hasil Belajar Domain Kognitif Aspek
Menganalisis (C4) ... 70
C. Analisis Data
1. Uji Normalitas
a. ... U
ji Normalitas Data Kelas Eksperimen ... 72
b. ... U
ji Normalitas Data Kelas Kontrol ... 73
2. ... U
x
a. ... U
ji Homogenitas Aspek Memahami (C2) ... 75
b. ... U
ji Homogenitas Aspek Menerapkan (C3) ... 76
c. ... U
ji Homogenitas Aspek Menganalisis (C4) ... 77
3. ... U
1) Perbedaan Hasil Belajar Domain Kognitif Aspek
Memahami (C2) ... 81
2) Perbedaan Hasil Belajar Domain Kognitif Aspek
Menerapkan (C3) ... 83
3) Perbedaan Hasil Belajar Domain Kognitif Aspek
Menganalisis (C4) ... 85
D. ... P
embahasan Hasil Penelitian... 87
1. ... P
elaksanaan Strategi Pembelajaran Discovery dengan Aplikasi Search
Engine Pada Pelajaran TIK Kelas X di SMAN 10 Bandung ... 87 2. ... P
erbedaan Hasil Belajar Domain Kognitif (memahami, menerapkan,
menganalisis)... 90
3. Perbedaan Hasil Belajar Domain Kognitif Aspek
Memahami (C2) ... 92
4. Perbedaan Hasil Belajar Domain Kognitif Aspek
Menerapkan (C3) ... 94
Menganalisis (C4) ... 95
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. ... S
impulan ... 98
B. ... R
ekomendasi ... 100
1. ... B
agi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan ... 100
2. ... B
agi Pihak Sekolah ... 100
3. ... B
agi Peneliti Selanjutnya ... 101
DAFTAR PUSTAKA ... 102
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan hasil sinergi dari tiga komponen pembelajaran
yaitu siswa, kompetensi guru, dan fasilitas pembelajaran. Belajar merupakan
proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan dan
sikap. Belajar dimulai sejak manusia lahir, sampai akhir hayat. (Baharudin
2007:11). Belajar dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun. Salah satunya dapat
dilakukan di lembaga pendidikan, misalnya sekolah.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memacu pengelola
pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Perubahan- perubahan dalam
sistem pendidikan seperti yang kita ketahui misalnya perubahan dari kurikulum
2004 menjadi KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) lalu berubah menjadi
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan),kurikulum ini telah diberlakukan
pemerintah pada bulan Juni 2006. Menurut BSNP (Badan Standar Nasional
Pendidikan) kurikulum ini akan memberikan kesempatan untuk berkreasi, yakni
berkreasi mengembangkan kurikulum berdasarkan standar isi dan kompetensi
kurikulum. Perubahan- perubahan tersebut merupakan upaya untuk meningkatkan
Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan mata
pelajaran baru. TIK menjadi mata pelajaran wajib setelah KBK (Kurikulum
Berbasis Kompetensi) diberlakukan. Hal tersebut merupakan upaya pemerintah
untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam bidang teknologi, yang
dari waktu ke waktu semakin meningkat pesat. Mata pelajaran TIK erat kaitannya
dengan suatu alat yang bernama komputer.Bahkan menurut standar isi dalam
kurikulum, materi yang diajarkan TIK semua berhubungan dengan komputer.
Saat ini komputer tidak hanya mampu untuk mengolah angka atau kata
saja. Munadi (2008: 149) menyatakan bahwa “komputer bisa dikatakan sebagai
sumber belajar yang menyediakan berbagai macam bentuk media yang
memungkinkan peserta didik membuat desain dan konsep dan ilmu pengetahuan,
tidak hanya sebagai sarana komputasi dan pengolah kata saja”. Namun, hal
tersebut juga perlu diimbangi dengan strategi pembelajaran palajaran yang tepat,
agar hasil belajar siswa meningkat.
Berdasarkan pengalaman peneliti selama di SMA 10 Bandung, nilai
pelajaran TIK masih dibawah rata-rata. Nilai rata-rata kelas X pada semester 1
hanya 66,29, nilai tersebut lebih rendah daripada mata pelajaran lain. Salah satu
penyebabnya karena strategi pembelajaran guru bidang studi TIK hanya
menggunakan caramah atau konvensional.Oleh karena itu banyak siswa yang
kurang optimal dalam menyerap pelajaran dan mengeluh, merasa bosan saat
3
Agar tujuan pelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien, diperlukan
suatu strategi pengajaran yang tepat. Dengan menggunakan strategi pengajaran
yang tepat, maka dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa terhadap
mata pelajaran yang diberikan.
Pengalaman peneliti pada saat Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di
SMA 10 Bandung, dijumpai beberapa permasalahan dalam pembelajaran TIK di
kelas, diantaranya :
1. Strategi pembelajaran pengajaran masih monoton. Strategi pembelajaran yang
digunakan masih ceramah, dan tidak melibatkan siswa secara langsung.
2. Suasana pembelajaran TIK kurang menyenangkan. Pengajaran yang
berlangsung terkesan terlalu serius, sehingga murid merasa kaku.
3. Banyak siswa yang kurang memperhatikan pelajaran TIK. Ada yang
mengobrol, bahkan mengerjakan tugas pelajaran lain.
4. Guru sering mengulang penjelasan, karena kemampuan satiap anak
berbeda-beda dalam menyerap pelajaran.
Berdasarkan hal tersebut,maka di perlukan suatu strategi pembelajaran yang
dapat mendukung siswa belajar secara aktif. Dalam proses pembelajaran, seorang
guru dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas pengajarannya. Hal ini dapat
dilakukan jika ia terus berinovasi dalam mengembangkan strategi, bahan ajar,
serta media yang digunakan. Salah satu strategi pembelajaran yang sedang
Apabila ditinjau dari katanya, discover berarti menemukan, sedangkan
discovery adalah penemuan. Dalam kaitannya dengan pendidikan, Oemar Malik
(1994:90) menyatakan bahwa:
Discovery adalah proses pembelajaran yang menitikberatkan pada mental
intelektual para anak didik dalam memecahkan berbagai persoalan yang
dihadapi, sehingga menemukan suatu konsep atau generalisasi yang dapat
diterapkan dilapangan.
Dengan kata lain, kemampuan mental intelektual merupakan faktor yang
menentukan terhadap keberhasilan siswa dalam menyelesaikan setiap tantangan
yang dihadapi, termasuk persoalan belajar yang membuat siswa sering kehilangan
semangat dan gairah ketika mengikuti materi pelajaran.
Strategi pembelajaran discovery ini menitikberatkan pada kemampuan para
anak didik dalam menemukan sesuatu melalui proses mencari, atau penelitian
yang terstruktur dan terorganisir dengan baik. Hal ini sejalan dengan pendapat
Masarudin Siregar (1998:76) bahwa discovery by learning adalah proses
pembelajaran untuk menemukan sesuatu yang baru dalam kegiatan belajar
mengajar. Proses belajar dapat menemukan sesuatu apabila pendidik menyusun
terlebih dahulu beragam materi yang akan disampaikan, selanjutnya siswa dapat
melakukan proses untuk menemukan sendiri berbagai hal penting terkait dengan
kesulitan dalam pembelajaran.
Untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman, hal yang penting bagi
guru adalah memahami bagaimana siswa memperoleh pengetahuan dari cara
5
memperoleh pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya. Apabila ditemukan kesulitan ditengah-tengah proses pembelajaran,
guru bertugas memberikan arahan dan bimbingan guna memecahkan persoalan
yang di hadapi anak didik.
Untuk menunjang strategi pembelajaran ini,diperlukan suatu media yang bisa
membantu siswa dalam belajar. Karena dunia internet sekarang semakin
berkembang pesat dan sudah digunakan dalam pendidikan,maka untuk
mendukung strategi pembelajaran ini peneliti menggunakan aplikasi Search
engine dalam internet. Search engine adalah program komputer yang dirancang
untuk melakukan pencarian atas berkas-berkas yang tersimpan dalam layanan
www, ftp, publikasi milis, ataupun news group dalam sebuah komputer dalam
suatu jaringan.(Wendy Boswell:http://websearch.about.com).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka fokus utama penelitian ini
adalah “ Apakah penerapan strategi pembelajaran discovery dengan menggunakan
aplikasi search engine dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran TIK materi program pengolah kata di SMA 10 Bandung?”
Agar pelaksanaan penelitian lebih terarah, secara terperinci identifikasi
masalah dalam penelitian ini dibatasi dengan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pelaksanaan strategi pembelajaran discovery dengan aplikasi
search engine pada mata pelajaran TIK materi program pengolah kata kelas X
2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada mata pelajaran
TIK materi program pengolah kata dalam ranah kognitif aspek memahami
(C2) antara siswa yang menggunakan strategi pembelajaran Discovery
dengan aplikasi search engine dan siswa yang menggunakan strategi
pembelajaran Demonstrasi di kelas X SMA 10 Bandung?
3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada mata pelajaran
TIK materi program pengolah kata dalam ranah kognitif aspek menerapkan
(C3) antara siswa yang menggunakan strategi pembelajaran Discovery
dengan aplikasi search engine dan siswa yang menggunakan strategi
pembelajaran Demonstrasi di kelas X SMA 10 Bandung?
4. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada mata pelajaran
TIK materi program pengolah kata dalam ranah kognitif aspek menganalisis
(C4) antara siswa yang menggunakan strategi pembelajaran Discovery
dengan aplikasi search engine dan siswa yang menggunakan strategi
pembelajaran Demonstrasi di kelas X SMA 10 Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan strategi pembelajaran pembelajaran
Discovery dengan aplikasi search engine pada mata pelajaran TIK materi
7
2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan
pada mata pelajaran TIK materi program pengolah kata dalam ranah
kognitif aspek memahami (C2) antara siswa yang menggunakan strategi
pembelajaran Discovery dengan aplikasi search engine dan siswa yang
menggunakan strategi pembelajaran Demonstrasi di kelas X SMA 10
Bandung.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan
pada mata pelajaran TIK materi program pengolah kata dalam ranah
kognitif aspek menerapkan (C3) antara siswa yang menggunakan strategi
pembelajaran Discovery dengan aplikasi search engine dan siswa yang
menggunakan strategi pembelajaran Demonstrasi di kelas X SMA 10
Bandung.
4. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan
pada mata pelajaran TIK materi program pengolah kata dalam ranah
kognitif aspek menganalisis (C4) antara siswa yang menggunakan strategi
pembelajaran Discovery dengan aplikasi search engine dan siswa yang
menggunakan strategi pembelajaran Demonstrasi di kelas X SMA 10
Bandung.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak,
1. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran bagi
program Teknologi Pendidikan dalam mengembangkan disiplin ilmu dan kualitas
lulusannya.
2. Kepala Sekolah
a. Mendorong guru untuk semakin kreatif dalam pembelajaran TIK
b. Dapat memantau jalannya pembelajaran TIK sehingga kegiatan belajar dan
berjalan dengan lancar.
3. Guru
Diharapakan dapat menambah wawasan berupa konsep penggunaan
strategi pembelajaran discovery dalam pembelajaran TIK.
4. Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar
siswa dalam pembelajaran.
5. Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran keefektifan
penggunaan strategi pembelajaran discovery melalui pemanfaatan aplikasi search
engine dan juga untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel
a). Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di sekolah menengah atas yakni SMAN 10
Bandung yang beralamat di Jl. Cikutra no 77 Tlp: 022-7273109 Bandung Timur.
b) Populasi Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian dan setiap anggota
populasi harus mempunyai karakteristik tertentu yang sama yang akan diteliti. Hal
ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010:117) bahwa : “Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
X SMA 10 Bandung.
c) Sampel Penelitian
Sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan objek dalam
penelitian, dan dianggap dapat mewakili seluruh populasi, hal ini sejalan dengan
apa yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 118). Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.Dengan demikian
dengan teknik tertentu sebagai sumber data yang dianggap dapat mewakili
populasi.Pemilihan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan sampel
berdasarkan kelas atau disebut juga Cluster Sampling. Cluster Sampling
merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan kelas-kelas atau
kelompok-kelompok yang sudah ada. Menurut Bungin (2010:113) “Cluster
Sampling tidak memilih individu-individu sebagai anggota unit sampel, tetapi
memilih rumpun-rumpun populasi sebagai anggota unit populasi.”
Dari 11 kelas X yang ada di SMA 10 Bandung, peneliti telah memilih dua
kelas yaitu kelas X-11 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-4 sebagai kelas
kontrol.
B. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non-equivalent
Control Group Design. Kelompok eksperimen dan kontrol dipilih tanpa adanya
penugasan random dan untuk setiap kelompok diadakan pre-test dan post-test.
Menurut Sugiyono (2012:79) Nonequivalent Control Group Design yaitu “desain
ini hampir sama dengan Pretest-Posttest Control Group Design hanya pada desain
ini kelompok eksperimen maupun kontrol tidak dipilih secara random”
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen T1 X1 T2
34
Keterangan :
T1 : Pre-test
T2 : Post-test
X1 : Perlakuan di Kelas Eksperimen
X2 : Perlakuan di Kelas Kontrol
Berdasarkan desain tersebut, hal pertama yang peneliti lakukan adalah
menentukan kelas mana yang menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas
ekperimen adalah kelompok yang akan menggunakan metode discovery dengan
aplikasi search engine. Sedangkan kelas kontrol menggunakan metode
demonstrasi.
Setelah ditetapkannya kelas eksperimen dan kelas kontrol, langkah kedua
adalah memberikan pretest. Kemudian dilanjutkan dengan memberikan perlakuan
pada kelas eksperimen yang menggunakan metode discovery dengan aplikasi
search engine dan kelompok kontrol dengan metode demonstrasi. Selanjutnya
kedua kelompok diberi posttest. Hasilnya kemudian dibandingkan antara skor
pretest, sehingga diperoleh selisih (gain) skor pretest dan posttest.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan salah satu cara untuk memperoleh
pemecahan terhadap berbagai masalah penelitian, dalam metode penelitian
data. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Nana Syaodih (2010: 2) yang
menjelaskan bahwa metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan
pelaksanaan penelitian yang di dasari oleh asumsi-asumsi dasar,
pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan
menggunakan desain penelitian Non-equivalent Control Group Design.
Metode kuasi eksperimen merupakan bentuk eksperimen yang tidak
melakukan penilaian secara acak (random assignment), melainkan menggunakan
subjek yang secara alami telah terbentuk dalam satu kelompok utuh (naturally
formed intact group) untuk diberi perlakuan (treatment), tidak mengadakannya
penilaian secara acak (random assignment) didasarkan pada pertimbangan agar
pelaksanaan eksperimen tetap bersifat alami.
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dipilih karena penelitian ini
ditujukan untuk menguji teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan
angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Penelitian ini terdiri
dari dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jawaban tentang pengaruh
suatu perlakuan, sehingga terdapat variabel yang mempengaruhi (sebab) dan
variabel yang dipengaruhi (akibat). Seperti yang diungkapkan Sugiyono (2012:60)
36
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.
Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua kategori, yaitu
vaiabel bebas (variabel independent) dan variabel terikat (variabel dependent).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan
strategi pembelajaran discovery dengan aplikasi search engine di kelas
eksperimen dan pembelajaran dengan metode demonstrasi di kelas kontrol.
Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar ranah kognitif
aspek memahami, aspek menerapakan dan aspek menganalisis. Untuk melihat
hubungan antar variabel yang akan diteliti, dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Keterangan :
X1Y1: Penerapan strategi pembelajaran discovery dengan aplikasi search
engine terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada aspek
memahami (C2).
X1Y2: Penerapan strategi pembelajaran discovery dengan aplikasi search
engine terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada aspek
menerapkan (C3).
X1Y3: Penerapan strategi pembelajaran discovery dengan aplikasi search
engine terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada aspek
menganalisis (C4).
X2Y1: Penerapan metode demonstrasi terhadap peningkatan hasil belajar
siswa pada aspek memahami (C2)
X2Y2: Penerapan metode demonstrasi terhadap peningkatan hasil belajar
siswa pada aspek menerapkan (C3)
X2Y2: Penerapan metode demonstrasi terhadap peningkatan belajar siswa
pada aspek menganalisis (C4)
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap istilah yang terdapat dalam
38
maksud yang terkandung dalam judul tersebut, sehingga diharapkan akan terdapat
keseragaman landasan berfikir antara penulis dengan pembaca.
1. Strategi Pembelajaran Discovery
Strategi pembelajaran discovery adalah suatu strategi di mana dalam
proses belajar mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya menemukan
sendiri informasi yang selama ini secara tradisional biasa diberitahukan atau
diceramahkan saja (Suryosubroto, 2002: 192). Dalam konteks ini, menemukan
sesuatu berarti peserta didik mengenal, memahami dan menghayati sesuatu yang
belum mereka ketahui sebelumnya agar dapat dijadikan bahan pelajaran. Apabila
ditemukan kesulitan ditengah-tengah pembelajaran, guru bertugas memberikan
bimbingan guna memecahkan persoalan yang dihadapi anak didik.
2. Search engine
Search engine dalam penelitian ini adalah istilah atau penyebutan bagi
website yang berfungsi sebagai mesin pencari, mesin pencari ini akan
menampilkan informasi berdasarkan permintaan dari user pencari konten, konten
yang ditampilkan adalah konten yang memang sudah terindex dan tersimpan di
database server search engine-nya itu sendiri.(Fery Sulianta,2010:13)
3. Hasil belajar
Hasil belajar adalah penilaian yang pada dasarnya untuk mengetahui hasil
belajar dan guru mengajar. Hasil belajar siswa digunakan untuk memotivasi siswa
dan guru agar melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas proses
tiga ranah (domain), yaitu : (1) domain kognitif (2) afektif dan (3) psikomotor.
Pada penelitian ini lebih menekankan pada domain kognitif yang terdiri dari aspek
memahami (C2), aspek menerapkan (C3), dan aspek menganalisis (C4).
4. Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah salah satu
bidang studi yang ada di sekolah dasar dan menengah yang dimaksudkan untuk
mempersiapkan peserta didik agar mampu mengantisipasi pesatnya perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi. Mata PelajaranTeknologi Informasi dan
Komunikasi bertujuan agar peserta didik memliki kemampuan : 1) memahami
teknologi informasi dan komunikasi ; 2) mengembangkan keterampilan untuk
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi ; 3) Mengembangkan sikap
kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri dalam penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi ; dan 4) Menghargai karya cipta di bidang teknologi informasi dan
komunikasi.Pada penelitian ini pokok bahasan yang akan diberikan yaitu
membuat surat masal Mail Merge kelas X SMA.
E. Instrumen Penelitian
Dalam upaya mendapatkan data dan informasi yang tepat mengenai
penelitian ini, maka dibuat seperangkat instrumen, yaitu instrumen berbentuk tes.
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatan pengumpulan data agar menjadi lebih mudah dan
sistematis. Menurut Arikunto (2006:160)
40
dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah
diolah”.Instrumen yang akan digunakan pada penelitian ini adalah instrumen tes
objektif bentuk pilihan ganda. Tes objektif adalah tes yang penilainnya objektif.
Dalam Arifin (2012: 135) disebutkan:
“Tes objektif sering juga disebut tes dikotomi (dichotomously scored item) karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0”. Tes objektif terdiri atas beberapa bentuk, dalam penelitian ini jenis tes objektif yang digunakan adalah jenis pilihan ganda (multiple choice).
Tujuan dari tes objektif berbentuk pilihan ganda ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana penerapan metode discovery terhadap hasil belajar siswa
pada domain kognitif aspek memahami, menerapkan dan menganalisis. Menurut
Arifin (2012: 138) “Soal tes bentuk pilihan-ganda dapat digunakan untuk
mengukur hasil belajar yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek
mengingat, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi”.
Dalam penelitian ini tes dibagi menjadi dua yaitu pretest dan posttest
dimana pretest digunakan untuk mengetahui atau mengukur sejauhmana materi
atau bahan ajar yang dipelajari telah dikuasai oleh siswa.Sedangkan posttest
digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa secara keseluruhan tentang materi
yang sudah diajarkan.Dalam penelitian ini posttest digunakan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif aspek memahami,
mengaplikasikan dan menganalisis ketika sebelum menggunakan metode
F. Teknik Pengembangan Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui ketepatan instrumen dalam
penelitian. Sebagaimana pendapat Arifin (2011:245) bahwa “validitas adalah
suatu derajat ketepatan instrument (alat ukur), maksudnya apakah instrumen yang
digunakan betul-betul tepat untuk mengukur apa yang akan diukur”.
Selain itu Arikunto (2006:168) menjelaskan “validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrument”.
Dari pernyataan-pernyataan berikut maka maka uji validitas sangat penting dalam
menguji terlebih dahulu instrumen yang akan digunakan dalam penelitian agar
instrument penelitian tersebut betul-betul tepat untuk mengukur apa yang akan
diukur dalam suatu penelitian.
Untuk mengetahui tingkat validitas suatu instrument dapat digunakan
koefisien korelasi dengan menggunakan rumus Product Moment dari Pearson
dengan rumus sebagai berikut :
42
xy= hasil kali x dan y setiap responden
x= skor x total
y= skor y total
2
x= kuadrat skor x total
2
y= kuadrat skor y total
untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan
tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada tabel berikut ini :
Tabel 3.3
Kriteria Acuan Validitas Soal
Interval Koevisien Tingkat Hubungan
0.00 – 0.199 Sangan Rendah
0.20 – 0.399 Rendah
0.40 – 0.599 Sedang
0.60 – 0.799 Kuat
0.80 – 1.000 Sangat Kuat
(Sugiyono,2008:257) Setelah itu diuji tingkat signifikansinya dengan menggunakan rumus:
2. Uji Reliabilitas
Selain uji validitas untuk mengukur ketepatan instrument dalam penelitian
digunakan pula uji realibilitas.Uji relibilitas dilakukan agar mengetahui apakah
instrument penelitian cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrument tersebut sudah sesuai.Dalam penelitian ini uji reliabilitas
menggunakan teknik belah dua dari Spearman Brown dengan rumus sebagai
berikut:
Sumber : Arikunto (2006:180)
Keterangan:
r
11 = koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikanr
1.2 = korelasi antara skor-skor setiap belahan tesTeknisnya soal-soal dibagi menjadi dua kelompok (bagian) yaitu satu
kelompok soal ganjil (X) dan satu lagi kelompok soal genap (Y), kemudian
dihitung terlebih dahulu dengan menggunakan rumus product moment. Hasil
korelasi antar skor dimasukan ke dalam rumus Spearman Brown dan hasilnya
akan dibandingkan dengan r tabel. Apabila nilai reliabilitas lebih besar dari
nilai r tabelmaka instrumen dinyatakan reliabel.
3. Analisis Butir Soal
Analisis butir soal dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
kualitas dari setiap butir soal. Setelah mealui tahap ini, maka akan
44
hal yang berhubungan dengan analisis butir soal, yaitu tingkat kesukaran
dan daya pembeda.
a. Tingkat Kesukaran Soal
Soal yang baik adalah adalah soal yang tidak terlalu susah dan
tidak terlalu mudah. Soal yang terlalu mudah tidak akan memberikan
stimulus kepada siswa untuk mempertinggi kemampuannya dalam
memecahkan masalah.
Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan memberikan rasa putus asa
yang akhirnya tanpa pikir panjang siswa menjawab sesuai dengan hatinya
bukan pengetahuannya. Analisis butir soal dilakukan dengan tujuan untuk
mengidentifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, maupun tidak baik untuk
diujikan.Hal ini dilakukan agar dapat mengadakan perbaikan terhadap soal
yang diujikan.
Dilakukan perhitungan tingkat kesukaran dimaksudkan untuk
melihat kategori dari soal yang sudah dibuat termasuk dalam kategori yang
mudah,sedang atau sukar. Arifin (2012:266) mengemukakan, perhitungan
tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besarderajat kesukaran
suatu soal.Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang
(porposional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik.
Menguji tingkat kesukaran soal dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
TK = tingkat kesukaran
WL = jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok bawah WH = jumlah peserta didika yang menjawab salah dari kelompok atas nL = jumlah kelompok bawah
nH = jumlah kelompok atas
Setelah nilai tingkat kesukaran diperoleh kemudian diinterpretasikan ke
dalam kriteria penafsiran tingkat kesukaran soal. Adapun kriteria penafsiran
tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut:
a. Apabila jumlah persentase sampai dengan 27% termasuk mudah
b. Apabila jumlah persentase 28%-72% termasuk sedang
c. Apabila jumlah persentase 73% ke atas termasuk sukar
b. Daya Pembeda
Daya pembeda soal menunjukkan sejauh mana setiap soal yang
diberikan mampu membedakan antara siswa yang menguasai materi dan
siswa yang tidak menguasai materi. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Arifin (2012: 133) bahwa “Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu
soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai (menguasai
materi)dengan peserta didik yang kurang pandai atau dalam hal ini tidak
menguasai materi).”Arifin (2012: 133) menyatakan bahwa “Indeks daya
pembeda biasanya dinyatakan dengan proporsi, semakin tinggi proporsi itu,
maka semakin baik soal tersebut membedakan antara peserta didik yang
46
Mengukur daya pembeda soal, dengan rumus:
(Arifin, 2012:273)
Keterangan:
DP = daya pembeda
WL = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah
WH = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas
n = 27% x N
Untuk menginterpretasikan koefisien daya pembeda tersebut
dapatdigunakan kriteria yang dikembangkan oleh Ebel (Arifin, 2009:274)
sebagaiberikut:
Tabel 3.4
Interpretasi Koefisien Daya Pembeda
Index of Disrimination Item Evaluation
0,40 and up Very good items
0,30 – 0,39 Reasonably good, but possibly subject to improvement
0,20 – 0,29 Marginal items, usually needing and being subject to improvement below – 0,19 Poor items, to be rejected or improved
by revision
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan hal yang sangat penting dalam suatu
cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan instrumen yang
relevan untuk memecahkan masalah penelitian”. Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan satu cara, yaitu tes
objektif.
Tes objektif yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk pilihan ganda
dengan lima alternatif jawaban. Tes objektif digunakan untuk mengetahui hasil
belajar domain kognitif siswa. Instrumen tes ini dibatasi hanya pada aspek
memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis (C4) siswa.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan setelah paneliti memiliki atau
mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian.Setelah itu
data-data yang telah dikumpulkan sebelumnya di uji untuk menjawab hipotesis
penelitian.Pengujian data-data dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga yaitu
uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas sangat penting untuk diketahui hal ini berkaitan dengan
ketepatan pemilihan uji statistik. Dalam penelitian ini pengujian dilakukan dan
dibantu oleh program pengolah data SPSS versi 20 untuk menguji normalitas
melalui uji normalitas one sample Kolomogorov Smirnov. Uji Kolomogorov
Smirnov adalah uji beda antara datayang diuji normalitasnya dengan data normal
baku. Langkah – langkah yang dilakukan adalah dengan memasukan data hasil
penelitian aspek memahami kelas eksperimen (C2_Eks), aspek menerapkan kelas
48
memahami kelas kontrol (C2_Kon), aspek menerapkan kelas kontrol (C3_Kon),
dan aspek menganalisis kelas kontrol (C4_Kon). Kemudian melakukan analyze
dengan memilih non parametric tessample K-S. Kriteria pengujiannya menurut
Santoso (Suliastini, 2011) adalah jika nilai Sig. (signifikansi) atau nilai
probabilitas < 0.05 maka distribusi adalah tidak normal, sedangkan jika nilai Sig.
(signifikansi) atau nilai probabilitas > 0.05 maka distribusi adalah normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas ditujukan untuk menguji kesamaan beberapa bagian
sampel, sehingga generalisasi terhadap populasi dapat dilakukan. Menurut
Somantri dan Muhidin (2006: 294) “Pengujian homogenitas varians ini
mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen”.
Pada penelitian ini uji homogenitas menggunakan program pengolah data SPSS
20(Statistical Product And Service Solution) dengan Lavene Test. Uji Levene
digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas (independent) mempunyai
varians dengan variabel terikat (dependent) . Uji Levene akan muncul bersamaan
dengan hasil uji beda rata-rata atau uji-t. Kriteria pengujiannya adalah apabila
nilai Sig. (signifikansi) atau nilai probabilitas < 0.05 maka data berasal dari
populasi-populasi yang mempunyai varians tidak sama, sedangkan jika nilai Sig
(signifikansi) atau nilai probabilitas > 0.05 maka data berasal dari
populasi-populasi yang mempunyai varians sama (Santoso, 2003: 168).
3. Uji Hipotesis
Menurut Somantri dan Muhidin (2006: 157) “Pengujian hipotesis dilakukan
digunakan ketika informasi mengenai nilai variance (ragam) populasi tidak
diketahui. Uji t adalah salah satu uji yang digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya perbedaan yang signifikan dari dua buah mean sampel (dua buah
variabel yang dikomperasikan).
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t independen dua
rata-rata (t-test independent) untuk menguji signifikansi perbedaan rata-rata
(mean) yang terdapat pada program pengolah data SPSS 20. Uji ini digunakan
untuk menguji kesamaan rata-rata dari dua populasi yang bersifat independen,
dimana peneliti tidak memiliki informasi mengenai ragam populasi.Kegunaan uji
komparatif adalah untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikansi hasil
penelitian yang berupa perbandingan keadaan variabel dari dua rata-rata sampel).
Adapun yang diperbandingkan pada uji hipotesis ini adalah gain skor posttest dan
pretest antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, baik secara
keseluruhan maupun setiap aspek (aspek memahami, aspek menerapkan, dan
aspek menganalisis).
I. Langkah-langkah dan Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan cara membagi kelas dalam dua kelas yaitu
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kedua kelompok ini diberikan
perlakukan berbeda. Pada proses pembelajaran kelas eksperimen menggunakan
metode discovery dengan aplikasi search engine, dan pada kelas kontrol
50
Tahap-tahap pelaksanaan penelitian dimulai dari persiapan awal penelitian
hingga sampai dengan penyusunan laporan akhir.Sebagai sumber rujukan, peneliti
mengacu pada tahapan penelitian yang diungkapkan oleh Arikunto (2006:22).
Langkah-langkah penelitian tersebut selengkapnya adalah sebagai berikut:
1. Memilih masalah
2. Studi pustaka
3. Merumuskan masalah
4. Merumuskan anggapan dasar
(a) Merumuskan hipotesis
5. Memilih pendekatan
6. (a) Menentukan variabel, dan
(b) Sumber data
7. Menentukan dan menyusun instrumen
8. Mengumpulkan data
9. Analisis data
10.Menarik kesimpulan
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahawa terdapat perbedaan
terhadap hasil belajar domain kognitif (aspek memahami, menerapkan, dan
menganalisis) yang signifikan antara siswa yang menggunakan strategi
pembelajaran Discovery dengan aplikasi Search Engine dan siswa yang
menggunakan strategi pembelajaran demonstrasi pada mata pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi. Perbedaan tersebut menunjukan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan strategi pembelajaran Discovery dengan aplikasi Search
Engine dapat memberikan pegaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar.
Secara khusus, hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran TIK dengan menggunakan strategi
pembelajaran Discovery dengan media Search Engine terdiri dari beberapa tahap.
Tahapan pertama yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan strategi
pembelajaran ini yaitu membentuk kelompok siswa yang terdiri dari dua orang.
Tahapan kedua, peneliti menyampaikan pokok materi yang sesuai dengan
indikator yang ingin dicapai pada saat pembelajaran. Setelah itu, masing-masing
kelompok diberikan latihan soal membuat Mail Merge. Apabila siswa merasa
kesulitan dalam mengerjakan latihan tersebut, mereka bisa mencari sendiri
melalui fasilitas Search Engine di internet. Peneliti dalam tahapan ini bertugas
99
kesulitan dalam mengarjakan soal latihan. Tahapan terakhir, perwakilan kelompok
akan maju ke depan kelas untuk menjelaskan latihan mereka, dan materi yang di
temukan di internet. Guru nantinya akan memberikan simpulan tentang pelajaran
yang berlangsung. Dalam pembeajaran strategi pembelajaran Discovery dapat
membuat siswa menjadi kreatif dan dapat berperan serta dalam kegiatan
pembelajaran.
2. Terdapat perbedaan hasil belajar domain kognitif aspek memahami antara
siswa yang menngunakan strategi pembelajaran Discovery dengan aplikasi Search
Engine dan siswa yang menggunakan strategi pembelajaran Demonstrasi.
Perbedaan tersebut menunjukan bahawa pembelajaran dengan mengguankan
strategi pembelajaran Discovery lebih baik terhadap hasil belajar domain kognitif
aspek memahami dibandingkan siswa yang menggunakan strategi pembelajaran
Demonstrasi.
3. Terdapat perbedaan hasil belajar domain kognitif aspek menerapkan antara
siswa yang menngunakan strategi pembelajaran Discovery dengan aplikasi Search
Engine dan siswa yang menggunakan strategi pembelajaran Demonstrasi.
Perbedaan tersebut menunjukan bahawa pembelajaran dengan mengguankan
strategi pembelajaran Discovery lebih baik terhadap hasil belajar domain kognitif
aspek menerapkan dibandingkan siswa yang menggunakan strategi pembelajaran
Demonstrasi.
4. Terdapat perbedaan hasil belajar domain kgnitif aspek menganalisis antara
siswa yang menngunakan strategi pembelajaran Discovery dengan Search Engine
tersebut menunjukan bahawa pembelajaran dengan mengguankan strategi
pembelajaran Discovery lebih baik terhadap hasil belajar domain kognitif aspek
menganalisis dibandingkan siswa yang menggunakan strategi pembelajaran
Demonstrasi.
B. Rekomendasi
Berdasarkan simpulan dari penelitian ini bahwa penggunaan strategi
pembelajaran Discovery dengan Search Engine dapat meningkatkan hasil belajar
siswa ranah kognitif aspek memahami, menerapkan, dan menganalisis pada mata
pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi kelas X materi program pengolah
kata di SMA., peneliti mengajukan rekomendasi sebagai berikut:
1. Bagi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi disiplin
ilmu Teknologi Pendidikan khususnya bagi Konsentrasi Pendidikan Guru
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pengembangan strategi
pembelajaran pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi Pihak Sekolah
a. Penerapan strategi pembelajaran Discovery dengan aplikasi Search Engine
diharapkan mampu memberikan inspirasi kepada pihak sekolah, agar mampu
meningkatkan fasilitas yang ada disekolah, sehingga dapat menciptakan variasi
belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
b. Penerapan strategi pembelajaran Discovery dengan aplikasi Search Engine
101
mengembangkan strategi pembelajaran pembelajaran yang dapat meningkatkan
motivasi dan hasil beajar siswa, khususnya pada mata pelajaran TIK.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai studi pustaka bagi peneliti
selanjutnya yang berminat untuk melakukan penelitian tentang strategi
pembelajaran pembelajaran, khususnya strategi pembelajaran Pencarian
(Discovery). Dalam penelitian ini hasil belajar yang dikaji menyangkut domain
kognitif pada aspek memahami, menerapkan, dan menganalisis. Oleh karena itu,
peneliti berharap bagi penelitian salanjutnya untuk mengembangkan lagi variabel
DAFTAR PUSTAKA
Amirin, Tatang M. (2011). Taksonomi Bloom Versi Baru. [Online] Tersedia : http://tatangmanguny.wordpress.com/2011/02/03/taksonomi-bloom-versi-baru-2/ [20 September 2011]
Arifin, Zainal. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
- (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Arief S Sadiman, dkk. (2002). Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Baharuddin.(2007). Teori Belajar dan Pembelajaran .Yogyakarta:Ar-Ruz Media
Burhan,Bungin.(2010). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Dimyati dan Mudjiono.(2006). Belajar dan pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta
Djamarah,Syaiful Bahri.(2000).Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.Jakarta:Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri & Zain, Aswan. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Ellizar. (1996). Pengembangan Program Pengajaran. Padang : IKIP
Hamalik,Oemar.(1994).Metode Pendidikan.Bandung:Citra Aditya Bakti
Mulyasa.(2005).Menjadi Guru Profesional;Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung:Rosda Karya
Munadi, Yudi. (2008). Media Pembelajaran : Sebuah Pendekatan Baru. Ciputat: Gaung Persada Press
Ormrod, J. (1995). Educational Psychology: Principles and Applications. Englewood Cliffs NJ: Prentice-Hall
Purwanto, M. Ngalim. (1997). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
103
Ruseffendi, E.T. (2006). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tasiro.
Ratumanan, T. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Unesa.
Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan Profesionalisme Abad 21. Bandung: Alfabeta - (2012). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers
- (2011). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.Jakarta:Raja Grafindo
Sagala, S. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta: Alfabeta.
Siregar, Masarudin. (1998).Didaktik, Metodik, dan Kedudukan dalam Proses Belajar Mengajar. Yogyakarta : Sumbangsih
Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin. (2006). Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia
Sudirman N, dkk. (1992). Ilmu Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sudjana, Nana.(1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensido Offset.
Sudjana, Nana.(2004).Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Jakarta:Rosda
Sudjono, Anas.(2008). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.
Sugiono.(2012).Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan
R&D.Bandung:Alfabeta
Suherman, dkk. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika
Kontemporer. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika UPI Bandung
Sulianta,Fery.(2010).Search Engine Pilihan untuk berbagai kebutuhan. Elexmedia Komputindo Publisher
Suliastini, Anisa. (2011). Pengaruh Penggunaan PAKEMATIK Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan
Syah, Muhibbin. (1997). Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Rosda Karya
Syaodih, Nana. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya
Tabrani, R. (1993). Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya
Udin. S. Winataputra, dkk. (2008).Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Universitas Terbuka
Usman Basyiruddin. (2002). Metodologi Pembelajaran. Jakarta : Ciputat Press