• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 65

1. Pra Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama Bulan Juli sampai Agustus di Kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng dan dimulai dengan beberapa kegiatan pra penelitian seperti observasi lingkungan sekolah, perijinan penelitian, dan pengadaan pre test. Pre test

digunakan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa mengenai materi virus. Pre Test diadakan pada tanggal 26 Juli 2013 setelah peneliti mengadakan perkenalan dan menjelaskan beberapa kompetensi yang akan dipelajari siswa pada materi virus. Setelah selesai menjelaskan kompetensi virus peneliti membagikan pre test kepada siswa.

Pada awal penelitian yang menjadi subjek penelitian ini berjumlah 32 siswa. Namun pada saat pelaksanaan kegiatan baik sebelum penelitian dan setelah penelitian siswa yang hadir adalah 29 sehingga data yang diolah pada penelitian ini diambil dari 29 siswa tersebut. Pre test diadakan selama 30 menit. Materi yang diujikan pada pre test adalah materi virus secara umum. Setelah hasil tes dinilai didapatkan data sebagai berikut:

Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Belajar Sebelum Tindakan

No Aspek Hasil Yang

diharapkan

1 Nilai Tertinggi 68 -

2 Nilai Terendah 12 -

3 ∑ Siswa Tuntas 0 -

4 ∑ Siswa Tidak Tuntas 29 -

5 Persentase Ketuntasan 0% ≥ 75 %

6 Rata-rata 39,86 ≥ 75

Berdasarkan tabel 4.1 di atas diperoleh gambaran pengetahuan siswa mengenai virus sebelum penelitian. Besarnya persentase ketuntasan siswa adalah 0% dari 29 siswa, rata-rata sebesar 39,86, nilai tertinggi yang diperoleh sebesar 68 dan nilai terendah sebesar 12. Perolehan hasil belajar seperti ini dianggap wajar karena siswa belum mendapatkan pembelajaran mengenai virus sehingga kemungkinan ketidaktuntasan sangat besar.

Adapun dengan diadakannya pre test selain dapat mengukur pengetahuan awal siswa, peneliti juga dapat mengidentifikasi beberapa pengetahuan awal yang dimiliki siswa serta jenis kemampuan kognitif yang dimiliki. Hasil identifikasi tersebut disajikan pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Persentase Ketercapaian Tiap Soal Berdasarkan Indikator Kompetensi dan Kognitif INDIKATOR KOMPETENSI NO SOAL INDIKATOR KOGNITIF SKOR KELAS % KETERCAPAIAN SOAL Menjelaskan sejarah penemuan virus I.6 C2 2 6,8 % Menyebutkan nama ilmuwan yang berperan dalam proses penemuan virus I.2 C3 12 41,37 % Menyebutkan ciri-ciri virus I.1 I.4 I.12 I.15 II.1 C2 C2 C1 C3 C4 15 7 9 3 83* 51,72 % 24,13 % 31,03 % 10,34 % 57,24 % Menjelaskan bagian

tubuh virus I.11 C1 18 62,06 %

Menjelaskan cara perkembangbiakkan pada virus I.8 I.9 I.14 C2 C2 C2 12 5 7 41,37 % 17,24 % 24,13 % Menyebutkan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus I.3 I.5 C2 C2 23 21 79,31 % 72,41 % Menjelaskan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus I.7 I.13 C3 C2 6 14 20,68 % 48,27 % Menjelaskan

prinsip kerja vaksin II.2 C2 25* 17,24 %

Menyebutkan contoh vaksin dan kegunaannya

I.10 C1 23 79,31 %

Keterangan: *) skor esai dihitung berdasarkan total skor dibagi dengan skor maksimal (misalnya 110 : 160 ( ×100%) = 68,8%)

Hasil identifikasi memperlihatkan bahwasannya pengetahuan awal yang sudah dimiliki siswa adalah mengenai penyakit-penyakit yang disebakan oleh virus karena data menunjukkan sebanyak 79,31 % siswa

mampu menjawab dengan benar soal dengan indikator tersebut. Indikator menjelaskan sejarah penemuan virus hanya dapat dijawab oleh 2 siswa dan memperoleh 6,8 % ketercapaian, indikator menyebutkan nama-nama ilmuwan yang berperan dalam proses penemuan virus dijawab oleh 12 siswa atau sebanyak 41,37 %, indikator menyebutkan ciri-ciri virus dijawab paling banyak 57,24 % dan dijawab paling sedikit 3 siswa dengan perolehan 10,34 %, indikator menjelaskan bagian tubuh virus mampu dijawab oleh 18 siswa atau 62,06 %, indikator menjelaskan cara perkembangbiakkan virus mampu dijawab paling banyak 12 siswa dengan perolehan 41,37 %, indikator menyebutkan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus memperoleh paling banyak 79,31 % dan paling sedikit 72,41 % siswa yang menjawab benar. Meskipun siswa mampu dalam indikator tersebut, pada indikator menjelaskan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus hanya dapat dijawab paling banyak 14 siswa atau 48,27 %, indikator menjelaskan prinsip kerja vaksin memperoleh 17,24 %, dan indikator menyebutkan contoh vaksin mampu memperoleh 79,31 % siswa yang menjawab benar.

Sebelum melakukan pre test, peneliti telah melakukan observasi lingkungan sekolah untuk mendapatkan data tambahan jika diperlukan saat menganalisis hasil penelitian. Observasi ini tidak menjadi fokus penelitian sehingga peneliti tidak membuat format khusus untuk mendata hasil observasi. Kegiatan ini dilakukan pada 6 Juli 2013. Setelah observasi dilakukan, peneliti pada 13 Juli 2013 mengurus perijinan penelitian kepada pihak sekolah dengan menyerahkan surat ijin dan proposal penelitian.

2. Siklus 1

Pada siklus 1 jumlah pertemuan cukup banyak karena alokasi waktu di tiap pertemuan hanya 1 × 45 menit. Siklus 1 dilaksanakan pada 25 Juli 2013, 27 Juli 2013, 29 Juli 2013, 30 Juli 2013, 1 Agustus 2013, dan 2 Agustus 2013. Pertemuan 1 dan 2 membahas mengenai sejarah penemuan virus, pertemuan 3 dan 4 membahas tentang ciri-ciri dan bagian tubuh virus.

a. Perencanaan Tindakan

Perencanaan pada siklus 1 ini antara lain menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dilengkapi dengan halaman pengesahan oleh sekolah, membuat media pembelajaran konvensional berupa poster klasifikasi virus. Peneliti menggunakan media poster karena sekolah tidak menyediakan proyektor. Poster ini berukuran kira-kira 130 cm × 70 cm, ditulis tangan oleh peneliti dan diberi detail warna sehingga terlihat menarik. Selain poster dan RPP, peneliti juga menyiapkan lembar kerja siswa, lembar observasi pembelajaran, lembar kerja post test, dan kuisioner minat belajar. Pengerjaan instrumen pembelajaran di atas, dilakukan dalam satu hari pada 25 Juli 2013.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan setelah perencanaan tindakan selesai yaitu pada 27 Juli 2013, 29 Juli 2013, 30 Juli 2013, 1 Agustus 2013. Pada pembelajaran mengenai sejarah penemuan virus, peneliti membagikan lembar kerja siswa (LKS) kepada masing-masing siswa

pada awal pembelajaran dan menjelaskan kepada siswa mengenai penggunaan LKS. Setelah selesai dibagikan, peneliti meminta siswa membaca artikel pada LKS 1. Agar merata, peneliti memilih tiga orang siswa dari tiga kelompok yang berbeda (kelompok 1, 3, dan 5) dan meminta mereka untuk membacakan masing-masing 1 paragraf kepada seluruh siswa. Kegiatan di atas merupakan tahap stimulasi dan suasananya dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.2 Suasana Kelas Tahap Stimulasi pada Pembelajaran Sejarah Penemuan Virus

Pada pertemuan ciri-ciri virus bagian tubuh virus pada 30 Juli 2013, stimulasi yang diberikan peneliti hanya berupa clue singkat mengenai bentuk tubuh virus secara umum seperti kecebong yang memiliki kepala dan ekor. Siswa diminta untuk menggambar tubuh virus sepengetahuannya. Setelah itu siswa diberi pertanyaan mengenai ciri-ciri virus. Karena siswa terlihat bingung dengan pertanyaan tersebut, guru mengarahkan siswa untuk mereview

kembali fakta-fakta yang ditemukan oleh para ahli yang menunjukkan bahwa makhluk tersebut adalah virus.

Pada tahap perumusan masalah sejarah penemuan virus, peneliti mengarahkan seorang siswa untuk membaca langkah kerja dan siswa lain ikut membaca. Kemudian guru meminta siswa untuk membuat pertanyaan sekaligus jawaban berdasarkan artikel selama 10 menit. Setelah selesai menulis pertanyaan dan jawaban, guru mempersilahkan siswa kelompok 2, 4, dan 6 untuk membaca pertanyaan dan jawaban. Selanjutnya guru meminta siswa untuk menutup LKS dan sumber lain, lalu menuliskan sejarah penemuan virus sebagai hipotesa awalnya selama 10 menit. Setelah itu guru mempersilahkan siswa menjelaskan hipotesa yang ditulisnya kepada seluruh siswa secara lisan. Saat itu terdapat lebih dari 10 siswa yang bersedia menjelaskan namun guru memutuskan mempersilahkan 2 siswa dari kelompok yang berbeda.

Gambar 4.3 Suasana Kelas Tahap Perumusan Masalah pada Pembelajaran Ciri-ciri dan Bagian tubuh Virus

Perumusan masalah pada pertemuan tentang ciri-ciri virus dilakukan dengan merumuskan ciri-ciri berdasarkan fakta-fakta temuan para ilmuwan pada materi sejarah penemuan virus. Siswa diminta untuk menulis pada LKSnya masing-masing berserta gambar berdasarkan pengetahuan siswa atau clue yang diberikan peneliti.

Tahap berikutnya adalah tahap pengumpulan data, dimana siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan data-data mengenai sejarah penemuan virus melalui buku paket untuk menguji dan menganalisis hipotesa awalnya. Peneliti saat itu mengarahkan siswa untuk membandingkan hipotesa awal yang ditulis siswa dengan sejarah yang ada pada buku paket. Peneliti mengarahkan siswa untuk mencatat hal-hal penting yang belum ditemukan dalam artikel untuk melengkapi pengetahuannya saat analisis. Pembelajaran usai pada saat waktu pengumpulan data selesai sehingga peneliti memutuskan melanjutkan analisis data, verifikasi, dan generalisasi pada pertemuan berikutnya. Pada pertemuan mengenai ciri-ciri dan bagian tubuh virus pada 30 Juli 2013, peneliti juga melakukan hal yang sama seperti pada pertemuan sebelumnya.

Tahap analisis data pada pertemuan sejarah penemuan virus dilaksanakan pada 29 Juli 2013 dan pada pertemuan ciri-ciri dan bagian tubuh virus dilaksanakan pada 1 Agustus 2013. Pada tahap ini siswa diarahkan guru untuk menulis hipotesa baru jika hipotesa awalnya belum lengkap dan rancu. Bagi siswa yang hipotesa awalnya sudah hampir sempurna, peneliti mengarahkan siswa untuk

melengkapi hipotesa tersebut dengan data yang ada pada buku paket. Waktu analisis yang diberikan peneliti adalah 15 menit. Semua siswa mampu mengerjakan tugas pada tahap ini tepat waktu, sehingga tahap verifikasi dan generalisasi dapat dilaksanakan pada pertemuan yang sama.

Gambar 4.4 Suasana Kelas Tahap Analisis Data pada Pembelajaran Sejarah Penemuan Virus

Pada saat verifikasi pada 29 Juli 2013, guru bertanya kepada siswa mengenai sejarah penemuan virus. Saat verifikasi semua siswa di masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat sehingga waktu yang direncanakan seharusnya 10 menit, bertambah menjadi 20 menit.

Pada verifikasi materi ciri-ciri dan bagian tubuh virus pada 1 Agustus 2013, peneliti meminta siswa dari masing-masing kelompok untuk menggambar tubuh virus di papan tulis. Waktu pembelajaran pada saat verifikasi ini banyak terpakai oleh siswa untuk menggambar tubuh virus secara detail meskipun peneliti hanya

meminta untuk menggambar secara skematik. Setelah itu, anggota lain dari kelompoknya diminta untuk menjelaskan bagian tubuh dan fungsi masing-masing bagian, serta ciri-ciri virus. Secara garis besar verifikasi sejarah dan ciri-ciri virus dapat berjalan dengan baik. Seluruh siswa mampu membuat hipotesa yang baik sehingga peneliti hanya perlu menegaskan kembali dan menambahkan klasifikasi virus.

Gambar 4.5 Suasana Kelas Tahap Verifikasi pada Pertemuan Ciri-ciri dan Bagian Tubuh Virus

Generalisasi adalah tahap terakhir dari rangkaian discovery. Pada tahap ini siswa diminta untuk mengambil kesimpulan tentang sejarah penemuan virus. Generalisasi dimulai dengan pemberian pertanyaan mengenai nama-nama ilmuwan yang berperan dalam sejarah penemuan virus, kemudian fakta yang ditemukan dari setiap percobaan para ilmuwan, ilmuwan yang mendapatkan nobel atas temuan virusnya, pada tahun berapakah virus ditemukan dan

sangat baik oleh seluruh siswa kelas X-1. Sebelum pembelajaran diakhiri, peneliti meminta salah satu siswa dari kelompok 5 untuk menyimpulkan pembelajaran hari itu.

Generalisasi pada pertemuan ciri-ciri virus, dilakukan peneliti dengan menggambar secara skematik tubuh virus, menunjuk bagian-bagian tubuh virus dan meminta siswa menyebutkan bagian-bagian tersebut serta menjelaskan fungsinya. Peneliti kemudian meminta masing-masing kelompok menyebutkan masing-masing-masing-masing satu ciri-ciri virus. Generalisasi dilakukan dengan keadaan buku dan LKS tertutup. Di akhir pembelajaran peneliti mengumumkan waktu pelaksanaan post test dan kisi-kisinya soal. Peneliti juga membagikan kuisioner saat setelah pembelajaran pada 1 Agustus 2013 berakhir.

c. Observasi Pembelajaran

Kegiatan yang dilakukan peneliti selama tahap observasi adalah memantau hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa selama pelaksanaan tindakan. Pengisian data afektif dan psikomotorik siswa dilakukan oleh observer. Peneliti tidak ikut mengisi lembar observasi melainkan membantu observer mengamati kegiatan siswa selama pembelajaran. Adapun observer sering lupa mengisi sehingga peneliti harus sering mengontrol pengisian lembar observasi tersebut. Data yang diperoleh dari lembar observasi tersebut kemudian dinilai oleh peneliti dan dianalisis. Sebelum mengadakan post test, peneliti di akhir pembelajaran pada 1 Agustus 2013, membagikan kuisioner untuk melihat minat siswa di siklus 1.

Hasil pengisian kuisioner tersebut kemudian dinilai dan dianalisis oleh peneliti pada hari yang sama.

Selain itu peneliti juga mengadakan tes untuk mendata hasil belajar siklus 1 pada 2 Agustus 2013 dan dilaksanakan selama 45 menit. Selama tes diadakan peneliti sempat menanyakan, “Apakah soal tersebut tergolong sulit?” dan siswa umumnya menjawab tidak sulit. Namun karena beberapa siswa terlihat kebingungan maka peneliti menyarankan untuk bertanya jika ada soal yang kurang jelas perintahnya. Peneliti juga mengingatkan siswa untuk memahami soal karena soal cenderung mengecoh pemahaman. Setelah post test

dilakukan, siswa diberi waktu istirahat selama 10 menit. Setelah mengadakan tes (post test) peneliti lalu menganalisis hasil tes dengan melihat ketercapaian soal dari indikator kompetensi dan indikator kognitif serta menilai dan menganalisis minat belajar siswa kelas X-1.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan peneliti dengan mendiskusikan hasil penilaian dan analisis hasil belajar baik kognitif, afektif, dan psikomotorik serta minat belajar bersama guru mata pelajaran. Kegiatan pada refleksi ini tidak dilakukan pada waktu yang spesisifik atau yang telah ditentukan. Diskusi dilakukan pada saat akhir pembelajaran dan pada waktu istirahat sekolah. Dari refleksi peneliti dan guru mata pelajaran sepakat untuk melakukan pengembangan discovery dengan penggunaan media yang lebih

menarik agar dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran juga menaikkan persentase ketuntasan hasil belajar.

3. Siklus 2

Siklus dilaksanakan setelah tahap refleksi dari siklus 1 selesai. Perbedaan siklus 2 dan siklus 1 adalah pada bentuk pengembangan

discovery dan kelompok saat pembelajaran di kelas. Siklus 2 dilaksanakan

pada 2 Agustus 2013, 3 Agustus 2013, 6 Agustus 2013, dan 8 Agustus 2013.

a. Perencanaan

Perencanaan dilakukan pada akhir siklus 1. Peneliti pada penelitian ini tidak menggunakan waktu khusus untuk merencanakan pengembangan tindakan setelah evaluasi. Kisaran pengembangan sudah dipikirkan dan dipersiapkan pada 1 Agustus 2013. Peneliti pada siklus 2 ini mengembangkan media pembelajaran yang belum pernah dilakukan guru mata pelajaran yaitu dengan menampilkan video perkembangbiakkan virus dan mengadakan game. Peneliti juga menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) seperti pada siklus 1, menyiapkan lembar observasi, menyiapkan kuisioner minat, dan menyiapkan lembar kerja post test. Peneliti juga melakukan koordinasi dengan penanggungjawab aula sekolah untuk peminjaman proyektor dan ruangan tersebut guna diberlangsungkannya kegiatan pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yang telah direncanakan dilaksanakan pada 2 Agustus 2013, 3 Agustus 2013 untuk materi reproduksi virus, dan 6 Agustus 2013 untuk materi peranan virus dalam kehidupan. Peneliti pada tahap stimulasi pertemuan reproduksi virus meminta siswa membaca LKS 3 yang pada poin pertama terdapat artikel reproduksi virus. Karena artikel tersebut terdiri dari tiga paragraf, peneliti meminta siswa dari kelompok 2, 4, dan 6 untuk membacakan masing-masing 1 paragraf.

Untuk pertemuan yang membahas peranan virus, peneliti menggunakan game dan gambar pada LKS 4 sebagai stimulasi. Game

yang diadakan adalah game mencocokkan kartu bergambar dan kartu nama penyakit. Siswa diminta dalam kelompoknya bekerja sama untuk mencocokkan kartu-kartu tersebut selama 1 menit. Dari game

tersebut, kelompok yang berhasil menebak terbanyak dan benar akan mendapatkan reward dari peneliti. Setelah game usai, peneliti kembali meminta siswa untuk membandingkan gambar pada LKS 4 dan mengisi kolom-kolom pada poin stimulasi (jenis penyakit, penyebab, gejala, resiko penderita, cara penularan).

Gambar 4.6 Suasana Kelas Tahap Stimulasi pada Pembelajaran Peranan Virus

Pada tahap perumusan masalah, siswa diminta untuk menulis tahapan reproduksi virus. Setelah siswa selesai menjelaskan tahapan reproduksi yang diketahuinya, peneliti meminta siswa untuk mengolah data berdasarkan video yang akan ditampilkan. Peneliti juga menyarankan kepada siswa untuk mencatat poin-poin penting yang didapatkan dari video tersebut baik berupa kata kunci atau gambar.

Pada perumusan masalah peranan virus, siswa diminta untuk mengidentifikasi peranan virus pada gambar sebelumnya. Peneliti juga menyediakan kolom rumusan tentang peranan positif, vaksin, prinsip kerja vaksin, dan contoh vaksin. Setelah merumusakan masalah, peneliti meminta siswa untuk mencari referensi dari literatur mengenai peranan virus di atas.

Gambar 4.7 Suasana Kelas Tahap Pengolahan Data pada Pembelajaran Reproduksi Virus

Di tahap analisis data, peneliti pada pertemuan tentang reproduksi virus, memberikan waktu 15 menit kepada siswa untuk menganalisis reproduksi virus berdasarkan sumber video dan literatur kemudian menuliskan hipotesa barunya. Hal ini juga diberlakukan sama seperti pertemuan peranan virus. Peneliti pada kesempatan itu, memberikan waktu 15 menit kepada siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisis peranan virus baik negatif maupun positif menjadi suatu hipotesa akhir yang baik.

Gambar 4.8 Suasana Kelas Tahap Analisis Data pada Pembelajaran Reproduksi Virus

Saat verifikasi reproduksi virus, peneliti memberikan kesempatan kepada siswa-siswa untuk menjelaskan reproduksi virus. Saat itu siswa dari beberapa kelompok berlomba untuk mendapatkan kesempatan dan peneliti hanya memilih dua orang untuk menjelaskan. Karena siswa mampu menjelaskan dengan lengkap cara reproduksi virus, maka peneliti hanya menegaskan kembali apa yang dijelaskan oleh siswa-siswa tersebut. Selain itu peneliti juga menambahkan istilah sintesis untuk pembentukkan virus baru pada daur litik.

Lain dengan verifikasi pada reproduksi virus, pada verifikasi peranan virus, peneliti cenderung lebih aktif karena sebagian besar siswa tidak mampu menjelaskan apa itu vaksin. Siswa pada umumnya menjelaskan vaksin seperti obat untuk menyembuhkan penyakit akibat infeksi virus. Peneliti kemudian mengumpulkan beberapa pendapat siswa mengenai vaksin. Peneliti lalu mengoreksi bahwasannya vaksin adalah salah satu bentuk manfaat peranan positif virus. Peneliti juga

menjelaskan kepada siswa bahwa vaksin bukanlah obat melainkan virus yang dilemahkan dengan proses Bioteknologi yang berguna utnuk membentuk antibodi tertentu. Peneliti juga menguhubungkan antara vaksin polio merupakan virus polio yang telah dikultur, yang jika diinjeksikan ke tubuh manusia, tubuh manusia akan membentuk antibodi untuk virus yang sama di kemudian hari.

Beberapa pertanyaan mengenai peranan virus yang disampaikan siswa antara lain mengenai penyakit rosella, yellow fever, dan gondong. Peneliti saat itu juga menampilkan melalui smart phone

beberapa penderita penyakit-penyakit yang bersangkutan dan menjelaskan gejala-gejala rosella, yellow fever, dan gondong. Untuk penyakit gondong, peneliti menampilkan gambar selaput otak dan tengkorak penderita gondong.

Tahap generalisasi reproduksi virus dan peranan virus dilakukan peneliti dengan mengajak siswa untuk mengambil kesimpulan bersama dengan cara mereview muatan pembelajaran di masing-masing pertemuan. Setelah generalisasi selesai, peneliti mengumumkan waktu post test, membacakan kisi-kisi soal, dan membagikan kuisioner minat belajar

c. Observasi

Sama seperti siklus 1, beberapa kegiatan yang dilakukan selama observasi yaitu ikut memantau kegiatan siswa bersama observer. Pengisian data afektif dan psikomotorik dari kegiatan siswa dilakukan oleh observer. Peneliti tidak ikut mengisi lembar observasi melainkan

membantu observer mengamati kegiatan siswa selama pembelajaran. Adapun observer sering lupa mengisi sehingga peneliti harus sering mengontrol pengisian lembar observasi tersebut. Di akhir siklus 2 yaitu saat berakhirnya pembelajaran peranan virus, peneliti membagikan kuisioner untuk melihat perkembangan minat belajar siswa. Hasil kuisioner tersebut kemudian dinilai dan dianalisis oleh peneliti pada 9 Agustus 2013.

Selain itu peneliti juga memberikan tes untuk menilai hasil belajar kognitif siswa pada siklus 2.Tes dilaksanakan pada 8 Agustus 2013. Lama waktu mengerjakan tes yang diberikan peneliti adalah 45 menit sama seperti siklus 1. Jumlah soal dan jenis soal yang diujikan sebanyak 17 soal dengan 15 soal pilihan ganda dan 2 soal esai.

Saat post test ada seorang siswa yang menanyakan kepada peneliti soal pilihan ganda nomor 2. Siswa tersebut mempermasalahkan istilah perakitan pada option dengan sintesis DNA. Peneliti kemudian menghimbau ke seluruh siswa untuk membaca soal tersebut dan menjelaskan bahwa yang dimaksudkan dari kedua kata tersebut adalah sama. Setelah post test selesai, peneliti mengumpulkan hasil post test dan memberi penilaian. Setelah menilai hasil tes, peneliti menganalisis hasil tes dengan melihat ketercapaian soal dari indikator kompetensi dan indikator kognitif serta menilai dan menganalisis minat belajar siswa kelas X-1.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan peneliti dengan mendiskusikan hasil penilaian dan analisis hasil belajar baik kognitif, afektif, dan psikomotorik serta minat belajar bersama guru mata pelajaran. Kegiatan pada refleksi ini tidak dilakukan pada waktu yang spesifik atau yang telah ditentukan. Diskusi dilakukan pada akhir pembelajaran dan waktu istirahat sekolah. Dalam diskusi guru mengungkapkan bahwasannya pengembangan ini berhasil meningkatkan minat dan hasil belajar meskipun tidak mencapai indikator penelitian namun guru jg mengungkapkan bahwasannya karena peranan virus merupakan sub materi terkahir maka penelitian ini hanya sampai pada siklus 2 dan penerapan pengembangan selanjutnya akan diterapkan guru pada materi lain.

Dokumen terkait