• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DATA DAN ANALISA DATA

B. Data dan Analisis Data

2. Minat Belajar Siswa

VII SMP N 2 Poco Ranaka tentang materi massa jenis melalui metode discovery.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 – 22 Agustus 2014. Subyek penelitian yaitu 33 siswa kelas VIIC dan 36 siswa kelas VIID SMP N 2 Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai. Instrumen yang digunakan yaitu tes tertulis berupa pre-test dan post-test, lembar observasi keaktifan dan kuesioner minat belajar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) metode discovery dapat mengaktifkan siswa kelas VII SMP N 2 Poco Ranaka untuk materi massa jenis; (2) metode discovery dapat menarik minat siswa kelas VII SMP N 2 Poco Ranaka untuk materi massa jenis; (3) metode discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP N 2 Poco Ranaka untuk materi massa jenis.

Kata kunci: Metode Discovery, Keaktifan, Minat Belajar, Hasil Belajar Mata Pelajaran Fisika

viii

ABSTRACT

DISCOVERY METHODS TO IMPROVING ACTIVITY, INTEREST AND STUDENT LEARNING OUTCOMES OF SMP N 2 POCO RANAKA

ON DENSITY TOPIC

Maria Fransiska Kusumatryani Sanata Dharma University

2015

The aim of this study is to know: (1) whether students in VII grade of SMP N 2 Poco Ranaka actively learned the material of the density through discovery methods; (2) the interest of students of VII grade of SMP N 2 Poco Ranaka about the material of the density through discovery methods and the (3) improving of student learning outcomes in VII grade of SMP N 2 Poco Ranaka about the material of the density through discovery methods.

This study was conducted on August 4 to 22, 2014. The subject of the study was 33 students VIIC and 36 students VIID grade of SMP N 2 Poco Ranaka, regency Manggarai. The instrument of the research was pre-test and post-test, observation sheets and questionnaires.

The results of this study showed that: (1) discovery method helped students in VII SMP N 2 Poco Ranaka to learn activity; (2) discovery method attracted students in VII grade of SMP N 2 Poco Ranaka to learn density; (3) discovery method improved learning outcomes of students in VII grade of SMP N 2 Poco Ranaka on the material density.

Key words: Discovery Methods, Activity, Interest in Learning, Learning Outcomes Subjects Physics

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan karunia,

rahmat dan kesempatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Metode Discovery Untuk Meningkatkan Keaktifan, Minat dan Hasil Belajar Siswa SMP N 2 Poco Ranaka Pada Pokok Bahasan Massa Jenis”.

Proses penyusunan, pelaksanaan serta penyelesaian skripsi ini tidak lepas

dari semua pihak yang turut memberikan bimbingan, bantuan, dukungan, doa, dan

semangat yang sangat bermanfaat bagi penulis. Maka dari itu, pada kesempatan

ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Romo Prof. Dr. Paul Suparno, S.J, M.S.T selaku dosen pembimbing yang

senantiasa memberikan motivasi, masukkan, dan bantuan dalam membimbing

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Ign. Edi Santosa, M.S. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika yang memberikan dukungan dan motivasi.

3. Bapak Rohandi, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

memberikan dukungan dan semangat.

4. Segenap Dosen JPMIPA Universitas Sanata Dharma yang telah membantu

memberikan bekal pengetahuan bagi penulis.

5. Segenap Karyawan Sekretariat JPMIPA yang telah memberikan bantuan

dalam memperlancar surat perijinan ke sekolah.

6. Bapak Dominikus Dom, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP N 2 Poco Ranaka

x

7. Bapak Marianus Hasman, S.Pd selaku guru mata pelajaran fisika yang telah

membantu dan memberi masukkan dalam pelaksanaan penelitian.

8. Segenap Bapak, Ibu guru serta karyawan/i SMP N 2 Poco Ranaka yang telah

memberikan dukungan dan semangat kepada peneliti dalam melaksanakan

penelitian.

9. Siswa/i SMP N 2 Poco Ranaka yang telah berpartisipasi dalam penelitian.

10. Kedua orang tua tercinta, Bapak Sabinus Hawi dan Mama Martina Imal yang

dengan tulus memberi cinta, kasih sayang, doa, perhatian dan dukungan tanpa

henti bagi peneliti.

11. Kak Ambo dan Kak Wati, Kak Nanuk, Nana Vian, ponaanku Mario serta

semua keluarga besar yang telah memberikan semangat, doa dan dukungan

bagi peneliti.

12. Tanta Meik dan Om Anus yang telah menyediakan tempat penginapan selama

peneliti melaksanakan penelitian.

13. Mama Lesta yang telah membantu peneliti dengan meminjamkan kamera

untuk dokumentasi.

14. Om Ansel dan Om Agus yang telah membantu peneliti dengan meminjamkan

neraca untuk kepentingan penelitian.

15. Sahabat-sahabatku tercinta, Inuk Lelly, Inuk Eland, Inuk Onchu, Inuk Atin,

Enu Ceilink, Enu Nopi, Enu Degan, Rini, Tyani, Qori, Ningsih, Vani, Nia,

Oyend untuk motivasi dan kebersamaan yang kita alami bersama.

16. Nana Marsellus N. Pampur yang selalu mengisi hari-hariku dengan canda dan

xi

17. Ade Ria, Ade Indri, Ika dan teman-teman kos Pink untuk kebersamaan dan

motivasinya.

18. Rekan-rekan seangkatan Pendidikan Fisika 2010 yang telah menjadi keluarga

baru dan telah berjuang bersama.

19. Semua pihak yang telah tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

memberikan dukungan dan doa kepada peneliti selama perjalanan studi.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam

skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari pembaca sekalian. Semoga skripsi ini bermanfaat.

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

xiii

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Metode Discovery ... 7 1. Pengertian Discovery ... 7 2. Proses Discovery ... 8 3. Macam-macam Discovery ... 8 4. Keuntungan Discovery ... 9 5. Kelemahan Discovery ... 10 B. Belajar Aktif ... 11

1. Pengertian Belajar Aktif ... 11

2. Tolak Ukur Keaktifan Siswa ... 12

3. Ciri-ciri Keaktifan Siswa dalam Proses Belajar Mengajar ... 15

C. Minat ... 15

1. Pengertian Minat ... 15

2. Pembentukan Minat Belajar ... 17

3. Pengaruh Minat Terhadap Kegiatan Belajar Siswa ... 18

D. Hasil Belajar ... 19

E. Massa Jenis ... 20

1. Pengertian Massa Jenis ... 20

2. Satuan Sistem Internasional (SI) untuk Massa Jenis... 22

3. Menentukan Massa Jenis Zat ... 23

4. Perhitungan Massa Jenis ... 24

5. Konsep Massa Jenis dalam Pemecahan Masalah Keseharian ... 25

xiv

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 28

A. Desain Penelitian ... 28

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 29

1. Waktu Penelitian ... 29

2. Tempat Penelitian... 29

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 29

1. Populasi Penelitian ... 29

2. Sampel Penelitian ... 29

D. Treatment ... 29

1. Metode Discovery untuk Kelas Eksperimen ... 30

2. Metode Ceramah Aktif untuk Kelas Kontrol ... 30

E. Instrumen ... 31

1. Pretest dan Posttest ... 31

2. Pengamatan/Observasi Keaktifan Siswa ... 35

3. Kuesioner/Angket Minat Belajar Siswa ... 36

4. Validitas ... 37

F. Analisis Data ... 38

1. Pretest dan Posttest ... 38

2. Analisis Keaktifan Siswa ... 40

xv

BAB IV DATA DAN ANALISA DATA ... 45

A. Pelaksanaan Penelitian ... 45

1. Pelaksanaan Penelitian di Kelas Eksperimen ... 47

2. Pelaksanaan Penelitian di Kelas Kontrol ... 53

B. Data dan Analisis Data ... 57

1. Keaktifan Siswa ... 57

2. Minat Belajar Siswa ... 62

3. Hasil Belajar Siswa ... 71

C. Keterbatasan Penelitian ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 81

A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 83

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Massa jenis berbagai zat ... 26

Tabel 3.1 Desain penelitian ... 28

Tabel 3.2 Kisi-kisi soal pretest dan posttest... 32

Tabel 3.3 Skoring soal no. 1... 33

Tabel 3.4 Skoring soal no. 2... 34

Tabel 3.5 Skoring soal no. 3... 34

Tabel 3.6 Skoring soal no. 4 dan 5 ... 34

Tabel 3.7 Skoring soal no. 6... 35

Tabel 3.8 Kisi-kisi kuesioner minat belajar ... 37

Tabel 3.9 Lembar observasi keaktifan siswa ... 40

Tabel 3.10 Hasil klasifikasi minat belajar siswa kelas kontrol dan kelas ekperimen ... 43

Tabel 3.11 Kategorisasi minat belajar siswa ... 44

Tabel 4.1 Proses pelaksanaan penelitian kelas eksperimen ... 45

Tabel 4.2 Proses pelaksanaan penelitian kelas kontrol ... 46

Tabel 4.3 Indikator keaktifan siswa kelas kontrol dan eksperimen ... 58

Tabel 4.4 Data kuesioner minat kelas kontrol ... 62

Tabel 4.5 Data kuesioner minat kelas eksperimen ... 64

Tabel 4.6 Analisis SPSS kuesioner minat belajar siswa kelas kontrol dan eksperimen ... 66

xvii

Tabel 4.8 Kategori minat belajar kelas eksperimen ... 68

Tabel 4.9 Data pretest dan posttest kelas eksperimen... 71

Tabel 4.10 Data pretest dan posttest kelas kontrol ... 73

Tabel 4.11 Analisis SPSS pretest eksperimen dan kelas kontrol ... 74

Tabel 4.12 Analisis SPSS pretest dan posttest kelas kontrol ... 75

Tabel 4.13 Analisis SPSS pretest dan posttest eksperimen ... 76

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Jenis-jenis interaksi dalam belajar-mengajar ... 14

Gambar 2.2(a) Setetes air ... 21

Gambar 2.2(b) Air dalam gelas ... 21

Gambar 2.3 Bangun balok... 23

Gambar 2.4 Segitiga rumus massa jenis ... 24

Gambar 4.1 Siswa kelas eksperimen saat mengerjakan soal pretest ... 49

Gambar 4.2 Siswa kelas eksperimen ketika menimbang massa balok ... 49

Gambar 4.3 Siswa kelas eksperimen ketika mengukur volume balok ... 49

Gambar 4.4 Siswa kelas eksperimen ketika membuat telur terapung, melayang dan tenggelam ... 50

Gambar 4.5 Siswa kelas eksperimen mempresentesikan hasil percobaan kelompoknya ... 50

Gambar 4.6 Siswa kelas eksperimen ketika mengerjakan latihan soal di papan tulis ... 51

Gambar 4.7 Siswa kelas eksperimen saat mengisi kuesioner minat belajar .... 51

Gambar 4.8 Siswa kelas eksperimen saat mengerjakan soal posttest ... 52

Gambar 4.9 Siswa kelas kontrol saat mengerjakan soal pretest ... 54

Gambar 4.10 Siswa kelas kontrol ketika menuliskan tangga konversi di papan

tulis ... 54

Gambar 4.11 Siswa kelas kontrol ketika mengerjakan latihan soal di papan tulis ... 55

xix

Gambar 4.12 Siswa kelas kontrol ketika mengerjakan latihan soal dari

buku ... 56

Gambar 4.13 Siswa kelas kontrol ketika mengerjakan latihan soal di papan tulis ... 56

Gambar 4.14 Siswa kelas kontrol ketika mengisi kuesioner minat belajar ... 56

Gambar 4.15 Siswa kelas kontrol saat mengerjakan soal posttest ... 57

Gambar 4.16 Siswa kelas eksperimen ketika menimbang massa balok ... 61

Gambar 4.17 Siswa kelas eksperimen ketika mengukur volume balok ... 61

Gambar 4.18 Siswa kelas eksperimen membuat telur terapung, melayang dan

tenggelam ... 61

Gambar 4.19 Siswa kelas eksperimen mempresentasikan hasil percobaannya ... 61

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ... 86

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 87

Lampiran 3. RPP Kelas Eksperimen ... 88

Lampiran 4. RPP Kelas Kontrol... 93

Lampiran 5. Materi Ajar ... 98

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa 1 ... 106

Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa 2 ... 111

Lampiran 8. Soal Pretest ... 115 Lampiran 9. Soal Posttest ... 116 Lampiran 10. Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest ... 117 Lampiran 11. Lembar Observasi Keaktifan Siswa ... 119

Lampiran 12. Kuesioner Minat Belajar Siswa Kelas Kontrol... 120

Lampiran 13. Kuesioner Minat Belajar Siswa Kelas Eksperimen ... 122

Lampiran 14. Daftar Distribusi Skor Pretest Kelas Kontrol ... 124 Lampiran 15. Daftar Distribusi Skor Pretest Kelas Eksperimen ... 125 Lampiran 16. Daftar Distribusi Skor Posttest Kelas Kontrol ... 127 Lampiran 17. Daftar Distribusi Skor Posttest Kelas Eksperimen ... 128 Lampiran 18. Daftar Skor Keaktifan Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 130

Lampiran 19. Daftar Distribusi Skor Minat Kelas Kontrol... 131

Lampiran 20. Daftar Distribusi Skor Minat Kelas Eksperimen ... 132

xxi

Lampiran 22. Jawaban Posttest Siswa Kelas Kontrol ... 135 Lampiran 23. Jawaban Pretest Siswa Kelas Eksperimen ... 137 Lampiran 24. Jawaban Posttest Siswa Kelas Eksperimen ... 138 Lampiran 25. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Kelas Kontrol ... 139

Lampiran 26. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Kelas Eksperimen ... 140

Lampiran 27. Jawaban Kuesioner Minat Siswa Kelas Kontrol ... 141

Lampiran 28. Jawaban Kuesioner Minat Siswa Kelas Eksperimen ... 143

Lampiran 29. Jawaban LKS 1 ... 145

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak manusia diciptakan, pendidikan telah menempati urutan pertama

sebagai alat yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia.

Meskipun belum ada istilah pendidikan formal maupun informal, lembaga

pendidikan sudah dibutuhkan manusia. Pendidikan dipandang sebagai wadah

yang tepat untuk dapat menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang

berkualitas dan bermutu yang mampu bersaing ditingkat global.

Pencapaian tujuan pendidikan khususnya untuk pendidikan formal

(sekolah) sebagian besar ditentukan oleh keberhasilan proses belajar

mengajar di kelas. Keberhasilan proses belajar mengajar ini bergantung pada

beberapa aspek. Salah satu aspek yang sangat mempengaruhi adalah

bagaimana cara seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Keberhasilan implementasi suatu strategi pembelajaran di dalam kelas

tergantung pada kepiawaian guru dalam menggunakan metode, teknik dan

strategi pembelajaran tersebut. Pembelajaran yang diterapkan oleh guru

semestinya mampu menciptakan suasana belajar di mana siswa

sungguh-sungguh berperan aktif dalam belajar.

Siswa akan terlihat aktif dalam mengikuti pelajaran jika mereka

berminat dalam mempelajari fisika. Siswa berminat/menyukai fisika jika

pelajari. Agar siswa sungguh-sungguh mengetahui dan memahami apa yang

sedang dipelajarinya itu, siswa hendaknya membangun dan membentuk

sendiri pengetahuannya. Dengan membentuk sendiri pengetahuannya, siswa

akan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

Konsep belajar aktif banyak dikemukakan oleh beberapa ahli.

Giambattista Vico pada tahun 1710 (dalam Suyono dan Hariyanto, 2011:

105) mengatakan bahwa “mengetahui berarti mengetahui bagaimana

membuat sesuatu.” Kalimat tersebut sebenarnya memiliki makna bahwa siswa akan mengetahui sesuatu jika mereka sendirilah yang sungguh-sungguh

membangun pengetahuannya. Siswa akan lebih mengerti jika mereka sendiri

yang aktif terlibat dan membuat sesuatu itu sendiri.

Menurut Piaget (dalam Suparno, 2001: 125) pengetahuan itu dibentuk

sendiri oleh orang yang menggeluti suatu objek. Pengetahuan tidak dapat

dipindahkan dari seorang guru kepada murid bila murid itu sendiri tidak mau

membentuknya secara aktif.

Siregar dan Nara (2011: 41) berpendapat bahwa dalam hal belajar,

pendekatan konstruktivistik menekankan bahwa peranan utama dalam

kegiatan belajar mengajar adalah aktivitas siswa dalam mengkonstruksi

pengetahuannya sendiri melalui bahan, media, peralatan, lingkungan, dan

fasilitas lainnya yang disediakan untuk membantu pembentukan tersebut.

Lebih lanjut Siregar dan Nara (2011: 44) mengemukakan bahwa teori

konstruktivistik memahami belajar sebagai proses pembentukan (konstruksi)

seseorang yang sedang mengetahui dan tidak dapat dipindahkan begitu saja

dari otak seseorang (guru) kepada orang lain (siswa).

Namun sayang dalam kenyataannya banyak ditemui pelaksanaan

pembelajaran masih kurang efektif. Siswa kurang aktif dalam proses belajar,

siswa lebih banyak mendengar dan menulis, menyebabkan isi pelajaran

sebagai hafalan sehingga siswa tidak memahami konsep yang sebenarnya.

SMP N 2 Poco Ranaka merupakan salah satu Sekolah Menengah

Pertama yang terletak di Kabupaten Manggarai Timur, Propinsi NTT.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran fisika

diperoleh gambaran bahwa sebagian besar siswa di sekolah ini tidak berminat

dalam mengikuti pelajaran khususnya dalam pelajaran fisika sehingga dalam

kegiatan belajar siswa pasif. Hal ini terlihat saat guru menanyakan materi

yang sedang diajarkan hanya beberapa siswa saja yang aktif menjawab.

Sebagian besar siswa pasif dan diam saja saat ditanya. Padahal berdasar

penuturan guru, saat pelajaran dimulai guru tidak serta merta langsung

mengajarkan materi tetapi guru biasanya memberi kesempatan kepada siswa

sebelum pelajaran dimulai untuk membaca dan memahami materi yang akan

dipelajari. Namun saat pelajaran berlangsung, ternyata siswa masih saja pasif

dalam mengikuti pelajaran. Akibatnya tingkat pemahaman siswa terhadap

materi pelajaran juga rendah karena mereka tidak memahami dengan

sungguh-sungguh materi yang disungguhkan oleh guru.

Untuk dapat membantu siswa belajar fisika, guru hendaknya

dapat diterapkan guru dalam pembelajaran adalah metode discovery

(penemuan). Bruner (dalam Dahar, 2011: 79) mengganggap bahwa belajar

penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia

dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik. Bruner

menyarankan agar siswa belajar melalui partisipasi secara aktif dengan

konsep dan prinsip-prinsip, agar mereka memperoleh pengalaman dan

melakukan eksperimen-eksperimen yang mengizinkan mereka untuk

menemukan prinsip-prinsip itu sendiri.

Bagi Suparno (2007: 72) discovery adalah model pengajaran di mana guru memberikan kebebasan siswa untuk menemukan sesuatu sendiri karena

dengan menemukan sendiri siswa dapat lebih mengerti secara mendalam.

Dalam discovery yang sangat penting adalah siswa sungguh-sungguh terlibat pada persoalannya, menemukan prinsip-prinsip atau jawaban lewat suatu

percobaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka akan dilakukan penelitian dengan

judul “Metode Discovery Untuk Meningkatan Keaktifan, Minat dan Hasil Belajar Siswa SMP N 2 Poco Ranaka Pada Pokok Bahasan Massa Jenis.”

Dengan menerapkan metode ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan

dan minat siswa dalam belajar fisika sehingga hasil belajar siswa menjadi

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah metode discovery dapat mengaktifkan siswa SMP N 2 Poco Ranaka kelas VII dalam mempelajari materi pokok massa jenis?

2. Apakah metode discovery dapat membuat siswa SMP N 2 Poco Ranaka kelas VII berminat belajar fisika dalam materi pokok massa jenis?

3. Apakah metode discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMP N 2 Poco Ranaka kelas VII dalam mempelajari materi pokok massa jenis?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas, maka

tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Adanya keaktifan siswa SMP N 2 Poco Ranaka kelas VII dalam

mempelajari materi pokok massa jenis melalui metode discovery;

2. Minat siswa SMP N 2 Poco Ranaka kelas VII dalam mempelajari materi

pokok massa jenis melalui metode discovery;

3. Peningkatan hasil belajar siswa SMP N 2 Poco Ranaka kelas VII dalam

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi guru/sekolah

Metode discovery dapat dijadikan salah satu alternatif yang dapat digunakan guru dalam proses belajar mengajar.

2. Bagi siswa

Metode discovery dapat membuat siswa aktif dalam belajar serta dapat menarik minat siswa dalam mempelajari fisika, sehingga siswa senang dan

tertarik untuk belajar fisika.

3. Bagi pengembangan penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah hasil penelitian dalam

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Metode Discovery 1. Pengertian Discovery

Menurut Sund (dalam Roestiyah, 2001: 20) discovery adalah proses mental di mana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau

prinsip. Yang dimaksud dengan proses mental tersebut antara lain ialah

mengamati, mencerna, mengerti, mengggolong-golongkan, membuat

dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya.

Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami

proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan

instruksi.

Menurut Bruner (dalam Burden & Byrd, dalam Suparno, 2007: 72)

pembelajaran discovery adalah pendekatan kognitif dalam pembelajaran di mana guru menciptakan situasi sehingga siswa dapat belajar sendiri. Siswa

didorong untuk mempunyai pengalaman dan melakukan percobaan yang

memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip atau pengetahuan

baginya. Jadi, dalam discovery yang sangat penting adalah siswa sungguh terlibat pada persoalannya, menemukan prinsip-prinsip atau jawaban lewat

2. Proses Discovery

Menurut Suparno (2007: 73) proses discovery meliputi:

a. Mengamati. Siswa mengamati gejala atau persoalan yang dihadapi;

b. Menggolongkan. Siswa mengklarifikasi apa-apa yang ditemukan dalam

pengamatan sehingga menjadi lebih jelas;

c. Memprediksi. Siswa diajak untuk memperkirakan mengapa gejala itu

terjadi atau mengapa persoalan itu terjadi;

d. Mengukur. Siswa melakukan pengukuran terhadap yang diamati untuk

memperolah data yang lebih akurat yang dapat digunakan untuk

mengambil kesimpulan;

e. Menguraikan atau menjelaskan. Siswa dibantu untuk menjelaskan atau

menguraikan dari data pengukuran yang telah dilakukan;

f. Menyimpulkan. Siswa mengambil kesimpulan dari data-data yang

didapatkan.

3. Macam-Macam Discovery

Weimer (1975, dalam Burden & Byrd, hal 104, dalam Suparno,

2007: 74-75) mengidentifikasi adanya enam tipe discovery, yaitu:

a. Discovery. Proses menemukan sesuatu sendiri. Prosesnya lebih bebas, yang terpenting adalah orang menemukan sesuatu hukum, prinsip atau

b. Discovery teaching. Penemuan sesuatu dengan pendekatan induktif, yaitu dari pengamatan banyak data, lalu disimpulkan. Prosesnya

lengkap seperti metode ilmiah.

c. Semi-inductive discovery. Penemuan dengan pendekatan induktif, tetapi tidak lengkap. Ketidaklengkapan terdapat pada data yang diambil hanya

sedikit, dapat pula prosesnya disederhanakan, dll.

d. Unguided or pure discovery atau discovery murni. Siswa diberi persoalan dan harus memecahkan sendiri dengan sedikit sekali petunjuk

guru.

e. Guided discovery. Siswa diberi masalah untuk dipecahkan dengan guru menyediakan hint (petunjuk) dan arahan bagaimana memecahkan

persoalan itu.

4. Keuntungan Discovery

Menurut Bruner beberapa keuntungan dari penggunaan discovery

dalam belajar fisika, antara lain sebagai berikut (Bruner, dalam

Trowbridge & Bybee, 1996: 177, dalam Suparno, 2007: 75).

a. Mengembangkan potensi intelektual. Siswa hanya akan dapat

mengembangkan pikirannya dengan berpikir, dengan menggunakan

pikiran itu sendiri. Dengan model discovery pikiran siswa digunakan, dilatih untuk memecahkan persoalan.

b. Mengembangkan motivasi intrinsik. Dengan menemukan sendiri dalam

merupakan penghargaan dari dalam diri sendiri yang akan lebih

menguatkan untuk terus mau menekuni sesuatu.

c. Belajar menemukan sesuatu. Untuk terampil dalam menemukan

sesuatu, siswa hanya dapat lewat praktik menemukan sesuatu.

Discovery ini adalah praktik menemukan sesuatu yang dapat memperkaya siswa dalam penemuan hal-hal yang lain di kemudian

hari.

d. Ingatan lebih tahan lama. Dengan menemukan sendiri, siswa lebih ingat

akan yang dipelajari dan sesuatu yang ditemukan sendiri biasanya tahan

lama, tidak mudah dilupakan.

e. Menimbulkan keingintahuan siswa dan memotivasi siswa untuk terus

berusaha menemukan sesuatu sampai ketemu.

f. Melatih keterampilan memecahkan persoalan sendiri dan melatih siswa

untuk dapat mengumpulkan dan menganalisis data sendiri.

5. Kelemahan Discovery

Beberapa kelemahan discovery antara lain adalah sebagai berikut (Roestiyah, 2001: 21) :

a. Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara

belajar ini. Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui

keadaan sekitarnya dengan baik.

c. Bagi guru dan siswa yang sudah terbiasa dengan perencanaan dan

pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan

teknik penemuan.

d. Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu

mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan

perkembangan/pembentukan sikap dan keterampilan bagi siswa.

Dokumen terkait