• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Minat

1. Pengertian minat

Salah satu faktor utama untuk mencapai sukses dalam segala bidang, baik yang berupa studi, kerja, hobi, atau aktivitas apapun adalah minat. Menurut Muhibbin (1995:136) minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

Doyles Fryer dalam Nurkancana (1983:224) minat adalah gejala psikis yang berkaitan dengan obyek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu. Begitu pula dalam Surya (2003:67), minat dapat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu obyek.

Djaali (2007:122) minat adalah perasaan ingin tahu, mempelajari, mengagumi atau memiliki sesuatu. Selain itu, minat merupakan bagian dari ranah afeksi, mulai dari kesadaran sampai pada pilihan nilai. Djaali juga menyebutkan minat merupakan pengerahan perasaan dan menafsirkan untuk suatu hal.

Sedangkan menurut Slameto (1988:180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

Dari beberapa pengertian minat di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa minat adalah perasaan senang dan tertarik pada suatu obyek, dan

kesenangan itu lalu cenderung untuk memperhatikan dan akhirnya aktif berkecimpung dalam obyek tersebut. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikannya secara konsisten dengan rasa senang.

Apabila dikaitkan dengan aktivitas belajar, minat belajar merupakan salah satu alat atau alasan untuk siswa melakukan aktivitas belajar. Tanpa adanya minat dalam diri siswa terhadap hal yang akan dipelajari, maka ia akan ragu-ragu untuk belajar sehingga tidak menghasilkan hasil belajar yang optimal seperti yang diharapkan.

2. Aspek-aspek minat belajar

Minat dapat diartikan sebagai ketertarikan terhadap suatu objek. Ketertarikan dapat mendorong individu mempelajari dan menekuni hal yang berkaitan dengan minat. Minat yang diperoleh melalui adanya suatu proses belajar dikembangkan melalui proses menilai suatu objek yang kemudian menghasilkan suatu penilaian.

Penilaian tertentu terhadap objek yang menimbulkan minat seseorang. Penilaian-penilaian terhadap objek yang diperoleh melalui proses belajar itulah yang kemudian menghasilkan suatu keputusan mengenal adanya ketertarikan atau ketidaktertarikan seseorang terhadap objek yang dihadapinya. Hurlock (1989: 116-118) mengatakan minat merupakan hasil dari pengalaman atau proses belajar. Lebih jauh ia mengemukakan bahwa minat memiliki dua aspek yaitu:

a. Aspek kognitif

Aspek ini didasarkan atas konsep yang dikembangkan seseorang mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Konsep yang membangun aspek kognitif di dasarkan atas pengalaman dan apa yang dipelajari dari lingkungan.

b. Aspek afektif

Aspek afektif ini adalah konsep yang membangun konsep kognitif dan dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan atau objek yang menimbulkan minat. Aspek ini mempunyai peranan yang besar dalam memotivasikan tindakan seseorang.

Berdasarkan uraian tersebut, maka minat terhadap mata pelajaran Matematika yang dimiliki seseorang bukan bawaan sejak lahir, tetapi dipelajari melalui proses penilaian kognitif dan penilaian afektif seseorang yang dinyatakan dalam sikap. Dengan kata lain, jika proses penilaian kognitif dan afektif seseorang terhadap objek minat adalah positif maka akan menghasilkan sikap yang positif dan dapat menimbulkan minat.

3. Faktor-faktor pendorong minat

Minat didorong oleh motivasi. Motivasi adalah tenaga yang mendorong individu bertindak atau berbuat untuk tujuan tertentu. Menurut Kartawidjaja (1987:183-184) minat dimanifestasikan berdasarkan komponen drive (dorongan) yang mendorongnya, antara lain:

b. Dorongan keadaan, keadaan yang didorong oleh dorongan determinan di atas.

c. Kegiatan mencapai tujuan. Komponen ini dilandasi oleh komponen dorongan determinan dan dorongan keadaan. Jika tujuan dicapai berarti dorongan pertama dan kedua di atas terpenuhi.

d. Tercapainya tujuan oleh individu

e. Mengendurnya dorongan karena tujuan telah dicapai, serta keinginan dan kebutuhan telah terpenuhi.

f. Efek mengendurnya dorongan semula karena munculnya dorongan lain yang baru, menghendaki pemuasannya.

Keenam komponen itu bekerja berhubungan, atau berkelanjutan dari yang pertama hingga yang terakhir, sebagai landasan tumbuhnya minat seseorang untuk bertindak atau memusatkan perhatiannya ke dalam suatu hal.

Menurut Sardiman (1986: 93-94) beberapa cara untuk menciptakan minat, antara lain:

a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan untuk belajar

b. Menghubungkan pengalamannya dengan persoalan atau masalah pada masa lampau

c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berlomba mendapatkan hasil yang lebih baik

d. Menggunakan berbagai macam cara mengajar supaya siswa tidak merasa bosan.

Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. Disamping memanfaatkan minat yang telah ada, Tranner dan Tranner (1975) dalam Slameto (1988:181) menyarankan agar para pengajar juga berusaha membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Hal ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi kepada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pelajaran yang akan diberikan dengan bahan pelajaran yang lalu, menguraikan kegunaan dimasa yang akan datang. Rooijakkers (1980) dalam Slameto (1988:181) berpendapat hal ini dapat pula divariasi dengan cara menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui kebanyakan siswa.

Bila usaha-usaha di atas tidak berhasil. Pengajar dapat menggunakan insentif dalam usaha mencapai tujuan pengajaran. Insentif merupakan alat yang dipakai untuk membujuk seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak mau dilakukannya dengan baik. Diharapkan dengan pemberian insentif akan membangkitkan motivasi siswa dan minat siswa terhadap bahan yang diajarkan akan muncul.

4. Cara mengukur minat

Pada penelitian ini, minat siswa akan diukur menggunakan penilaian non tes. Masidjo (1995: 59) mengemukakan bahwa non tes merupakan rangkaian pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab secara sengaja

dalam suatau situasi yang kurang distandarsasikan dan yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan atau hasil belajar yang dapat diamati secara konkret dari individu atau kelompok. Penilaian nontes dapat berupa pengamatan (observasi), catatan anekdot, daftar cek, skala nilai, angket, dan wawancara.

Peneliti melakukan observasi untuk memperoleh data tentang minat siswa. Pengertian observasi menurut Zainal Arifin (2009:153) adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai bebagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. Peneliti juga mengisi lembar pengamatan siswa selama melakukan kegiatan observasi.

Selain menggunakan observasi, untuk mengetahui minat siswa di lakukan kegiatan wawancara terhadap siswa dan guru. Hasil dari kegiatan wawancara digunakan untuk mendukung hasil observasi minat siswa. Menurut Wijaya Kusumah (2010: 77) wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subyek yang diteliti. Wawancara memiliki sifat yang luwes, pertanyaan yang diberikan dapat disesuaikan dengan subyek, sehingga segala sesuatu yang ingin diungkap dapat digali dengan baik.

5. Indikator minat

Pada umumnya minat seseorang terhadap sesuatu akan diekspresikan melalui kegiatan atau aktivitas yang berkaitan dengan minatnya. Salah satu

cara untuk mengetahui indikator minat dapat dilihat dengan menganalisa kegiatan-kegiatan yang dilakukan individu atau obyek yang disenanginya. Minat adalah motif yang mendorong individu untuk melakukan dan aktif dalam kegiatan tertentu.

Slameto (1988: 180) mengungkapkan bahwa Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut.

Selain itu, menurut Djamarah (2008: 166-167) mengungkapkan bahwa minat dapat diekspresikan anak didik melalui:

a. Pernyataan lebih menyukai sesuatu dari pada yang lainnya b. Partisipasi aktif dalam suatu kegiatan

c. Memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminatinya tanpa menghiraukan yang lain (fokus).

Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa dapat dilihat dari bagaimana minatnya dalam melakukan aktivitas mereka senangi, ikut terlibat dalam kegiatan pembelajaran dan perhatian yang mereka berikan. Dengan demikian, indikator minat yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah:

a. Perasaan senang.

c. Perhatian dalam belajar.

d. Keterlibatan siswa dalam belajar.

Dokumen terkait