administrasinya. Yeliu Ch’uts’ai dan orang-orangnya adalah yang paling bertanggung jawab atas pengaruh Cina terhadap rezim Mongol dan seni di Asia Tengah.
Interaksi lukisan dengan desain kebun memberikan pengaruh penting pada lukisan yang juga menjadi salah satu alat untuk menguji replika kebun-kebun lansekap yang telah lama hilang. Hal ini telah ditunjukan pada The Forty Scenes of The Yuan Ming Yuan, yang menunjukan tentang keindahan kebun-kebun Cina. Miniatur tentang Asia Tengah merupakan penjelasan mengenai pengaruh kebun dan lansekap yang diperkenalkan kepada Bangsa Mongol.
Sebelumnya, perlu dinyatakan lebih dahulu tentang hal yang menjadi salah pengertian dan selalu digunakan oleh para penulis dan kolektor, bahwa semua bentuk-bentuk seni signifikan yang berkembang di Asia Tengah sejak munculnya Islam, diasumsikan sebagai milik orang Persia, atau datang dari Persia, kebun Persia, atau miniatur Persia atau puisi Persia.
Memang benar sejak saat Cyrus the Great, budaya Persia mempengaruhi Asia Barat. Seperti halnya Yunani mempengaruhi Eropa dan budaya Cina mempengaruhi Asia Timur. Tetapi untuk menyebutkan seni dari Asia Tengah adalah Persia, sepertinya
Gambar 89:
Gayumart, Raja pertama di pegunungan. Lukisan pertengahan abad ke‐14 dalam buku Shahnama.
Lukisan dari Asia Tengah ini menunjukan bagaimana bangsa Mongol
diperkenalkan dengan idiom naturalistik Cina kepada dunia Islam.
Bambu, batu‐batu, dan tanaman yang disusun secara informal merupakan ciri‐ciri asli kebun‐kebun Cina.
(Sumber: Oldham, 1980)
Gambar 90:
The Battle of Crows and Owls, 1370 masehi. Di sini terlihat lagi perbendaharaan idiom lansekap Cina secara utuh diterapkan.
Atmosfirnya dan perlakuan terhadap batu, api, gunung dan pohon, semuanya merupakan jejak lukisan dari Dinasti Sung, Cina. (Sumber:
Oldham, 1980)
hal ini mengabaikan budaya-budaya lain yang mempengaruhi dan membuat Persia menjadi besar, yang secara kontemporer tumbuh bersamanya dan datang setelahnya. Yang disebut bentuk seni Persia saat ini adalah komposit dari setiap budaya-budaya penting yang telah berpengaruh di Asia Tengah dan Asia Barat.
Lukisan-lukisan terkenal dari Asia Tengah telah dirubah oleh inovasi bangsa Mongol, seperti yang telah dianalisa oleh Profesor Ipsirolgu dalam bukunya Painting and Culture of The Mongols:
Hubungan hasil pekerjaan yang muncul dari interaksi antara budaya Timur dan Barat dan menunjukan gabungan yang unik akibat saling mempengaruhi dan terpengaruh. Dari gaya gambar-gambarnya jelas bergantung kepada tradisi lukisan Asia Timur Jauh dan Asia Tengah yang dibawa bangsa Mongol ke Asia Barat. Kontribusi Asia Barat pada gambar hanya terbatas pada seni patung (iconography). Sementara Asia Timur Dekat memiliki perkembangan literatur yang tinggi dalam bahasa Arab dan Persia. Lukisan-lukisan periode Mongol menggambar tema-tema yang disenangi terhadap pekerjaan-pekerjaan yang dimiliki literatur ini. Melalui cara ini, pondasi dasar diletakan pada buku-buku ilustrasi Islam. Ilustrasi dari epik nasional bangsa Persia, The Shahnama (The Book of Kings) oleh Firdausi, selesai sekitar tahun 1300 masehi, menegaskan titik balik dalam pembangunan yang membawa seni Pre-Mongol Mesopotamian kepada gaya Mongol yang baru. (Ipsiroglu, 1967)
Pengaruh budaya yang diperkenalkan oleh bangsa Mongol disertai dengan pemasukan darah bangsa Mongol kepada bangsa-bangsa lain yang menjadi pewaris Asia tengah. Idealisme bangsa-bangsa Mongol yang dinyatakan oleh Genghis Khan adalah: ‘ Kesenangan manusia yang perlu diketahui adalah untuk menaklukan musuhnya dan mendahuluinya dalam menunggang kuda-kuda mereka dan mengambil alih posisi mereka. Untuk melihat wajah-wajah mereka yang berlinang air mata dan untuk menggenggam istri-istri mereka dan putri-putri mereka ditangannya.’ Hasil keturunannya merupakan percampuran darah.
Pandangan mata dan karakteristik bangsa Mongol lainnya terjadi dalam kehidupan nyata. Disebutkan setelah 3 dekade sejak kematian Genghis Khan, keturunan langsung dari Genghis Khan diperkirakan lebih dari 10.000 orang.
Dari studi yang cermat terhadap ribuan miniatur gaya Mongol yang dilukis pada abad-abad kesuksesannya, dapat diperkirakan gambar-gambar desain lansekap yang menarik, yang muncul di Asia Tengah dan dikendalikan oleh Genghis Khan serta penerusnya. Miniatur yang pertama adalah lukisan yang berasal dari pertengahan abad ke-14 dari buku Shahnama. Yang menunjukan bagaimana bangsa Mongol diperkenalkan dengan idiom natural bangsa Cina ke dalam seni Islam. Bambu, batu-batu yang dibentuk dan susunan kebun dalam bentuk informal, semuanya adalah asli Cina. Miniatur yang lain adalah lukisan The Battle of Crow (1370 masehi), juga menunjukan perbendaharaan lansekap bangsa Cina secara penuh diterapkan.
Atmosfirnya: penyusunan batu, api, gunung dan pohon-pohon semuanya mengikuti pola-pola dari Dinasti Sung, Cina.
Miniatur berikutnya berasal dari awal abad ke-14, walaupun pelukisnya seorang muslim, subyeknya bernuansa romantis dan setingnya di Cina. Pangeran Humay, dari Asia Tengah, diterima oleh Putri Humayun dikebun kekaisaran Cina. Diperlihatkan aliran air dalam pola informal mengelilingi halaman rumput. Bagian pinggirnya didekorasi dengan bunga-bunga, pohon dan semak-semak yang juga ditanam dalam pola informal.
Gambar 91:
Pangeran Humay diterima oleh Putri Humayun di kebun kekaisaran Cina.
Miniatur dari abad ke‐14 ini menegaskan pertukaran budaya yang terjadi antara Asia Tengah dan Cina selama abad ke‐13 dan 14.
Dilukis oleh Khawadju Kermani yang bekerja di Heart, Afganistan.
(Sumber: Oldham, 1980)
Gambar 92:
The Garden Of Fairies, dilukis pada awal abad ke‐16.
Miniatur Asia Tengah ini menunjukan hubungan dan kesamaan pada detail kebun‐kebun Cina. (Sumber:
Oldham, 1980)
Kemudian adalah The Garden of Fairies, diperkirakan pada awal abad ke-16. Cerita peri dan kebun jelas merupakan asli dari Cina, dan sang seniman telah menunjukan hubungan dengan detail-detail pembuatan kebun Cina.
Miniatur yang lain adalah pemandangan dari kehidupan nyata. Dilukis pada akhir abad ke-16. Menunjukan Firdausi, penulis Shahnama, sedang berada di kebun dengan court untuk bersyair. Di sini dapat dilihat liku-liku aliran air dan tepian yang berbatu-batu. Kebun dibentuk dengan susunan informal dilengkapi dua jenis pohon yang menjadi kesenangan orang muslim, Cypress dan Prunus yang sedang berbunga, serta tanaman kecil di pinggiran aliran air hingga mencapai halaman rumput.
Kesan informal dikuatkan dengan posisi salah seorang penyair yang meletakan tangannya pada dahan pohon bunga Prunus.
Summer Landscape adalah bahasan terakhir, merupakan penggalan dari sekelompok lukisan yang dibuat pada pertengahan abad ke-14.
Lukisan seperti ini dibawa ke Venesia oleh Marco Polo, kemudian memberikan kontribusi penting pada bagian lukisan-lukisan Renaisans.
Signifikansi dari semua miniatur gambar kebun ini yang terus berlanjut selama lebih 3 abad adalah suatu kenyataan bahwa detail yang bertahan dan kemiripan-kemiripan (kecuali dalam penggunaan tanaman) terhadap kebun formal yang berhubungan dengan budaya Islam.