• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2. Mitos

Kebudayaan manusia yang paling sulit didekati dengan analisis logis adalaha mitos dan religi. Kebanyakan kelompok etnis yang ada di Indonesia memiliki mitologi yang mengisahkan suatu peristiwa yang menyangkut hidup masyarakat. Atas dasar mitologi yang berkembang dalam masyarakat ini, orang mengatur sikap dan tingkah lakunya sejalan dan atas dasar mitologi yang membenarkan atau menyalahkan sikapnya.

a. Definisi Mitos

Mitos didefinisikan dalam pengertian yang berbeda-beda. Aris Zardens (http://filsafat.kompasiana.com/2012/02/04/membongkar-mitos-mitos-budaya-massa/, diunduh pada 2 Maret 2012) menjelaskan pengertian mitos adalah sebagai berikut :

Kata mitos berasal dari bahasa Yunani muthos, yang secara harafiah berari sebagai cerita atau sesuatu yang dikatakan seseorang, dalam pengertian yang lebih luas bisa berarti suatu pernyataan, sebuah cerita. Mitos bukan sekedar cerita seperti dongeng atau legenda yang sering diceritakan oleh orang-orang tua. Mitos memiliki keunikan dan perbedaan yang sangat mendasar dengan cerita-cerita rakyat. Didalam mitos terkandung makna-makna yang dihadirkan lewat simbol-simbol, yang mengungkap asal-usul masyarakat. Biasanya mitos berisikan cerita-cerita sakral yang mengandung ajaran-ajaran atau pesan untuk generasi saat ini yang bersifat kolektif. Mitos bukanlah cerita historis, sehingga ia tidak memiliki ruang dan waktu tertentu. Cerita itu lahir begitu saja sebagai sebuah kisah yang hidup dan berkembang di masyarakat secara turun temurun.

Oleh J.Van Baal dalam kajian Hans J. Daeng (2000:81) mitos dikatakan sebagai cerita dalam kerangka sistem suatu religi yang dimasa lalu atau kini telah atau sedang berlaku sebagai kebenaran keagamaan.

Menurut C.A. van Peursen (1988:57) mitos adalah sebuah cerita yang memberikan pedoman dan arah tertentu kepada sekelompok oranng. Cerita tersebut dapat dituturkan tetapi juga dapat diungkapkan melalui tari-tarian atau pementasan wayang. Inti dari cerita-cerita tersebut adalah lambang-lambang yang

commit to user

mencetuskan pengalaman manusia purba, lambang kebaikan dan kejahatan, hidup dan kematian, dosa dan penyucian, perkawinan dan kesuburan, firdaus dan akherat.

Syukur Dister dalam Hans J. Daeng (2000:81) berpendapat mitologi menyediakan suatu kerangka acuan yang memungkinkan manusia memberi kesan dan pengalaman selama hidup. Berkat kerangka acuan tersebut manusia dapat berorientasi dalam kehidupan, mitos juga dianggap sebagai pegangan hidup.

Dunia mitos adalah dunia dramatis, dunia tindakan, dunia daya-daya, dunia kekuatan-kekuatan yang saling bertentangan. Dalam setiap gejala alamiah tampak benturan antara kekeuatan-kekuatan itu. Persepsi mistis selalu sarat dengan ciri-ciri emosional tersebut. Mitos bukan sebuah sistem keyakinan dogmatis. Mitos lebih sering terjelma dalam tindakan, dari pada dalam pikiran atau khayalan (Ernst Cassier, 1987:116-119). Mitos dianggap memiliki tiga ciri yaitu kebenaran, kredibilitas dan kekuasaan. Yaitu selain dipercaya benar-benar terjadi juga mempunyai pengaruh kuat dan kekuasaan untuk memaksa masyarakat maupun seseorang melakukan sesuatu untuk mewujudkan kepercayaan tersebut (Nugraheni Eko, 2007:7).

Pandangan tentang Mitos juga dikemukan oleh Bascom dalam James Dananjaya (1997:51) yang mengatakan bahwa mitos adalah cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi serta dianggap suci oleh yang empunya cerita. Mitos pada umumnya mengisahkan kejadian alam semesta, dunia, manusia pertama, terjadinya maut, bentuk khas binatang, bentuk topografi, gejala alam dan sebagainya. Mite atau mitos juga mengisahkan petualangan para dewa, kisah percintaan para dewa, hubungan kekerabatan para dewa, kisah perang dsb.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa mitos merupakan cerita yang diyakini masyarakat yang di dalamnya mengandung unsur yang dianggap magis dan penting bagi masyarakat. Mitos berisi tentang petuah atau petunjuk manusia dalam kehidupannya.

commit to user b. Fungsi Mitos

Fungsi mitos menurut C.A Van Peursen (1988:38-41) dijabarkan sebagai berikut :

1) Menyadarkan manusia bahwa ada kekuatan-kekuatan ajaib. Mitos tidak memberikan bahan informasi mengenai kekuatan-kekuatan tersebut, tetapi membantu manusia agar dapat menghayati daya-daya itu sebagai suatu kekuatan yang dipengaruhi dan menguasai alam dan kehidupan suku/masyarakat.

2) Mitos memberi jaminan bagi masa kini. Fungsi yang kedua ini dengan banyak contoh. Pada musim semi misalnya jika ladang-ladang mulai digarap, diceritakan dongeng-dongeng, tetapi dapat juga diperagakan, misalnya dengan sebuah tarian, bagaimana pada jaman purbakala para dewa juga mulai menggarap sawahnya dan memperoleh hasil yang melimpah-limpah. Cerita tersebut seolah-olah mementaskan atau menghadirkan kembali suatu peristiwa yang dulu pernah terjadi, dengan demikian dijamin keberhasilan usaha serupa dewasa ini.

3) Mitos memberikan pengetahuan tentang dunia. Lewat mitos manusia primitif memperoleh keterangan-keterangan. Mitos memberikan keterangan tentang terjadinya dunia, hubungan antara dewa-dewa, asal mula kejahatan.

Gagasan Mircea Eliade dalam Hans J. Daeng (2000:16) mengemukakan tentang struktur dan fungsi mitos sebagai berikut :

Mitos bukan merupakan pemikiran intelektual dan bukan pula hasil logika, melainkan lebih merupakan orientasi spiritual dan mental untuk berhubungan dengan Yang Ilahi. Bagi masyarakat arkais tradisional, mitos berarti sesuatu cerita yang benar, dan cerita ini menjadi milik mereka yang paling berharga, karena merupakan sesuatu yang suci, bermakna, menjadi contoh model bagi manusia dalam berindak, yang memberi makna dan nilai pada kehidupan ini. Mitos menceritakan suatu sejarah kudus yang terjadi pada waktu primordial, pada awal mula. Mitos menceritakan bagaimana suatu realitas mulai bereksistensi melalui tindakan makhluk supra-natural. Mitos selalu menyangkut suatu penciptaan yang dianggap sebagai jaminan eksistensi dunia dan manusia.

commit to user

Berikut ini adalah fungsi mitos menurut pendapat dari Sri Iswidayanti (http://journal.unnes.ac.id/index.php/harmonia/article/view/790,diunduh 22 Maret 2012) antara lain: 1) untuk mengembangkan simbol-simbol yang penuh makna serta menjelaskan fenomena lingkungan yang harus masyarakat hadapi; 2) sebagai pegangan bagi masyarakat pendukungnya untuk membina kesetiakawanan sosial di antara para anggota agar dapat saling membedakan antara komunitas yang satu dan yang lain ; dan 3) sebagai sarana pendidikan yang paling efektif terutama untuk mengukuhkan dan menanamkan nilai-nilai budaya,norma-norma sosial dan keyakinan tertentu.

Pada umumnya mitos-mitos dikembangkan untuk menanamkan dan mengukuhkan nilai-nilai budaya, pemikiranmaupun pengetahuan tertentu, yang berfungsi untuk merangsang perkembangan kreativitas dalam berpikir. Tujuan pokok dari mitos sebenarnya mempunyai fungsi yang sama yaitu cerita yang ada dalam mitos sebagai petunjuk manusia dalam kehidupan, batasan-batasan yang dijadikan pedoman dalama kehidupan bermasyarakat.

3. Tradisi

Dokumen terkait