Mobile learning merupakan bagian dari e-learning tetapi mobile learning lebih spesifik, memiliki keunggulan dan jenisnya tersendiri. Adapun lebih lanjutnya akan dipaparkan sebagai berikut:
a. Pengertian Mobile Learning
Menurut Husamah (2014: 176), mobile learning didefinisikan sebagai suatu fasilitas atau layanan yang memberikan informasi elektronik secara umum kepada pembelajar dan konten yang bersifat edukatif, yang membantu pencapaian pengetahuan tanpa mempermasalahkan lokasi dan waktu.
Menurut Huang, Lin, dan Chuang (2007) mobile learning adalah aktivitas pembelajaran yang menggunakan mobile device seperti cell phone atau personal digital assitant (PDA). Menurut Bidin dan Ziden (2013), mobile learning adalah pembelajaran secara virtual dimana saja dan kapan saja melalui mobile device. Menurut Lan dan Sie (2010), mobile learning adalah jenis model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik memperoleh materi pembelajaran kapan saja dan dimana saja menggunakan perangkat mobile device, perangkat seluler dan internet. Hwang dan Tsai (2011: 65), mendefinisikan mobile learning sebagai penggunaan mobile device untuk memfasilitasi pembelajaran. Menurut Korucu dan Alkan (2011: 1926), mobile learning merupakan pembelajaran yang memadukan kecanggihan teknologi informatika dan e-learning yang memberikan akses terhadap konten pembelajaran secara independen dan dinamis. Selain itu, mobile learning juga didefinisikan sebagai jenis pembelajaran yang menggunakan perangkat mobile baik perangkat genggam atau PC yang bisa mencakup ponsel, smartphone, tablet, laptop (Cavus dan Al-Momani, 2010; Traxler, 2005: 262).
commit to user
Maka berdasarkan pengertian tersebut dapat disintesiskan bahwa mobile learning adalah suatu pembelajaran yang mengacu pada pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (perangkat bergerak) sebagai media pembelajaran sehingga siswa dapat mengakses materi, arahan dan aplikasi yang berkaitan dengan pelajaran tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu, dimana pun dan kapan pun siswa berada.
b. Faktor yang Mempengaruhi Mobile Learning dalam Pendidikan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan mobile learning diantaranya yaitu:
1) Fitur perangkat a) Kegunaan
Fitur- fitur yang disediakan mobile learning membuat peserta didik merasa nyaman karena belajar tidak lagi terbatas di kelas dan kebebasan tersebut membuat proses transmisi pengetahuan menjadi fleksibel dan dapat dilakukan kapan dan dimana saja (Bidin dan Ziden, 2013: 722). Menurut Husamah (2014: 178), mobile learning adalah pembelajaran yang praktis karena pembelajar dapat mengakses materi pembelajaran, arahan, dan aplikasi yang berkaitan dengan pembelajaran kapan pun dan dimana pun.
Jadi berdasarkan pemaparan di atas dapat disintesiskan bahwa salah satu faktor penggunaan mobile learning adalah kegunaan atau manfaat dari pembelajaran mobile learning yang memudahkan penggunanya untuk menggakses pembelajaran kapan pun dan dimana pun.
b) Fungsi
Menurut Husamah (2014: 179), teknologi mobile learning sebagai media pembelajaran merupakan salah satu yang prospektif di masa depan karena akses internet dan transfer data menggunakan jaringan telepon seluler semakin murah dan cepat. Ada kalanya peserta didik juga memerlukan akses informasi yang cepat dan teknologi
commit to user
mobile learning menyediakan fungsi tersebut sehingga informasi dapat segera dicari (Eteokleous dan Ktoridou, 2009; Bidin dan Ziden, 2013:
722).
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dimaknai bahwa pembelajaran dalam mobile learning dipertimbangkan karena kemampuan meyediakan informasi dan transfer data secara cepat sehingga proses pembelajaran semakin efisien.
2) Ekspektasi Pengguna a) Kepemilikan
Peserta didik akan lebih termotivasi, lebih aktif dalam berkomunikasi dan belajar jauh lebih baik saat mereka memiliki alat pembelajarannya sendiri (Luckin, Brewster, Pearce, Siddons-Corby dan Du Boulay, 2004). Menurut Naismith dan Corlett (2006), kepemilikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan pembelajaran dalam bentuk mobile learning. Menurut Husamah (2014: 180), kepemilikan ponsel juga sudah menjadi kebutuhan pokok para pelajar.
Jadi dapat dimaknai bahwa kepemilikan perangkat mobile device juga menjadi pertimbangan dan faktor penentu kesuksesan pembelajaran dalam bentuk mobile learning karena jika siswa memiliki perangkat sendiri maka siswa akan lebih leluasa dalam mengakses pembelajaran dan pembelajaran juga tidak terhambat.
b) Privasi
Menurut Husamah (2014: 183), mobile learning memberikan pembelajaran yang sebenarnya, dimana pun dan kapan pun, dan terpersonalisasi. Adanya rasa privasi juga memberikan banyak alasan bagi peserta didik untuk berinteraksi dengan perangkatnya secara leluasa (Bidin dan Ziden, 2013). Peserta didik juga dapat mengakses informasi dan download secara mandiri (Zhang, 2003; Virvou dan Alepis, 2005).
commit to user
Jadi dapat dimaknai bahwa pembelajaran mobile leaning dipertimbangkan karena pembelajaran dalam bentuk mobile learning dapat memberikan pengalaman belajar mandiri dan privasi bagi masing- masing penggunanya.
c) Mendukung Pembelajaran Mandiri
Pembelajaran dalam bentuk mobile learning memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjadi pusat proses belajar, berperan aktif mulai dari menentukan tujuan mereka sampai tahap evaluasi (Bidin dan Ziden, 2013: 723). Menurut Husamah (2014: 180), pembelajaran dalam bentuk mobile learning dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri dan penilaian diri dalam pendidikan.
Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disintesiskan bahwa pembelajaran dalam bentuk mobile learning memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran dan dapat mendukung pembelajaran mandiri sehingga siswa dapat memperdalam pemahaman materi sewaktu- waktu.
d) Fleksibilitas
Mobilitas tinggi peserta didik saat ini membuat keharusan belajar yang fleksibel (Cavus and Al-Momani, 2011). Menurut Bidin dan Ziden, (2013: 723), pembelajaran daalam bentuk mobile learning memberikan lebih banyak kesempatan untuk belajar tanpa memandang tempat dan waktu karena peserta didik memiliki kebebasan untuk berada di lokasi yang berbeda dari para guru, untuk belajar dengan kecepatan dan waktu mereka asalkan memiliki infrastruktur dan jaringan yang mendukung. Menurut Husamah (2014: 184), kegiatan m-learning memungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi sehingga siswa dapat mengakses materi pembelajaran setiap saat dan berulang- ulang.
Jadi dapat dimaknai bahwa pembelajaran daalam bentuk mobile learning memberikan keleluasaan belajar kepada siswa untuk
commit to user
mengakses dan mengulang materi kapan saja dan dimana saja tanpa terikat ruang dan waktu.
e) Pembelajaran sepanjang hayat
Pembelajaran dalam bentuk mobile learning dipandang sebagai salah satu alat yang bisa mewujudkan pembelajaran seumur hidup (Bidin dan Ziden, 2013: 723). Menurut Husamah (2014: 178), kemudahan akses yang difasilitasi oleh teknologi mobile learning dapat mendorong motivasi siswa ke arah pembelajaran sepanjang hayat.
Jadi, pembelajaran dalam bentuk mobile learning mempermudah siswa untuk terkoneksi dengan jaringan internet sehingga siswa dapat menggali berbagai pengetahuan yang ingin diketahuinya.
f) Menyenangkan
Menurut Husamah (2014: 183), pembelajaran berbasis m-learning dapat membuat pelajaran menjadi lebih menarik. Aplikasi dalam bentuk game berbasis mobile learning membuat proses pembelajaran lebih menyenangkan (Prensky, 2007).
Jadi dapat dimaknai bahwa pembelajaran dalam bentuk mobile learning merupakan suatu inovasi pembelajaran yang membuat proses belajar lebih menarik dan menyenangkan karena proses pembelajaran mobile learning memanfaatkan teknologi portabel yang canggih yang membuat proses pembelajaran tidak membosankan.
c. Kelebihan dan keterbatasan Mobile Learning
Menurut Darmawan (2011: 15), mobile learning merupakan salah satu alternatif layanan pembelajaran yang dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Selain itu, kelebihan penggunaan mobile learning yaitu jangkauannya yang luas dapat menggunakan jaringan seluler komersial (GSM, GPRS, CDMA) dan dapat diintegrasikan dengan sistem yang ada seperti e-learning, sistem informasi akademik, dll.
Selanjutnya Bulun, Gulnar, dan Guran dalam Korucu dan Alkan (2011:
1926) menambahkan bahwa mobile learning memiliki kelebihan yaitu
commit to user
sebagai pembelajaran sepanjang hayat, belajar tanpa terpaksa, belajar kapan saja saat dibutuhkan, belajar menjadi lebih fleksibel karena tidak terikat waktu dan tempat. Pembelajaran dalam bentuk mobile learning juga diakui dapat memperkuat gagasan ide, tidak terbatas pada ruang dan waktu (Mallat, Rossi, Tuunainen, Oorni, 2008; Huang, Lin, dan Chuang , 2007). Menurut Husamah (2014: 184), adanya kegiatan m-learning memberikan keleluasaan bagi siswa untuk mengakses materi pelajaran setiap saat dan berulang- ulang sedangkan dengan adanya kegiatan m-learning, guru menjadi lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan- bahan belajar sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi.
Adapun menurut Ferreira, Klein, Freitas, Schlemmer (2015) manfaat dan keterbatasan pembelajaran dalam bentuk mobile learning diantaranya adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2. Manfaat dan Keterbatasan Mobile Learning
Manfaat Keterbatasan
Fleksibilitas akses Durasi kegiatan belajar dan konten pembelajaran terbatas
Pembelajaran berpusat pada siswa
Interaksi cepat dan dangkal dapat
mengganggu proses
Guru dan siswa dituntut memiliki teknologi yang canggih dan
Memerlukan biaya koneksi yang tinggi dan bisa jadi tidak tersedia untuk individu tertentu
commit to user pembelajaran face to face atau
e-learning
Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disintesiskan bahwa pembelajaran dalam bentuk mobile learning memberikan kemudahan dan keleluasaan akses bagi penggunanya karena dapat digunakan kapan dan dimana saja tanpa terbatas oleh ruang dan waktu sehingga dapat menjangkau wilayah yang luas, dapat digunakan sebagai pelengkap pembelajaran, dapat digunakan sebagai media pembelajaran mandiri. Namun, pembelajaran dalam bentuk mobile learning juga memiliki keterbatasan diantaranya yaitu memerlukan perencanaan yang matang, biaya koneksi yang tinggi dan keterampilan untuk mengoperasikan teknologi mobile learning.
d. Klasifikasi Mobile Learning
Menurut Darmawan (2011: 17) mobile learning dibedakan menjadi dua yaitu versi offline dan online. Versi offline dapat dilakukan dan dimulai hanya dengan melakukan satu kali install, tidak terkoneksi server (stand alone) sedangkan versi online hanya menginstall engine, dapat diperbaharui dengan mengoneksikan ke server, dapat berinteraksi dengan pembelajar atau pengajar (diskusi/ tanya jawab). Disisi lain, mobile learning dapat diklasifikasikan dari teknologi yang digunakan Traxler (2005) membedakan menjadi dua, yaitu:
1) Pembelajaran menggunakan laptop/ notebook
Pembelajaran dalam bentuk mobile learning dengan menggunakan laptop/ notebook membuat pembelajaran di ruang kelas lebih interaktif (Perry, 2003), tidak terbatas ruang dan waktu (Katz & Aakhus, 2002).
2) Pembelajaran menggunakan smartphone
Pembelajaran dalam bentuk mobile learning juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan smartphone. Attewell dan Savill-Smith (2003) menyatakan bahwa smartphone memiliki potensi untuk mendukung
commit to user
pembelajaran. Traxler dan Riordan (2003) juga mengakui bahwa smartphone mampu memberikan dukungan belajar.
Menurut Husamah (2014: 196), sistem m-learning diklasifikasikan berdasarkan indikator- indikator diantaranya sebagai berikut:
1) Jenis perangkat mobile yang didukung: notebook, tablet, PC, PDA, smartphone atau telepon seluler
2) Jenis komunikasi nirkabel yang digunakan untuk mengakses bahan pembelajaran dan informasi: GPRS, GSM, IEEE 802.11, Bluetooth, IrDA.
Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disintesiskan bahwa pembelajaran dalam bentuk mobile learning dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan laptop, notebook maupun smarthphone baik secara offline maupun online.