• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.6 Model Input Output

2.6.1. Konsep Dasar Metode Input Output

Salah satu metode yang dapat dipergunakan untuk melihat perkembangan struktur perekonomian wilayah dalam suatu sistem ekonomi yang utuh dan menyeluruh (multi-sektor) adalah Metode Input-Output. Ide perhitungan keterkaitan antar sektor dipelopori oleh Francois Quesnay (1758). Tableu Economique diperkenalkan oleh Wassily Leontief (1966), lalu dikembangkan oleh Chenery & Watanabe (1958), dan Hirschman (1958)

Metode ini mampu melihat keterkaitan antar sektor dalam perekonomian sehingga dapat diketahui kinerja suatu sektor dalam perekonomian dan langkah kebijakan yang perlu diambil dalam pembangunan wilayah. Jhingan (2004) menjelaskan bahwa Model Input-Output merupakan suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur dampak ekonomi.

Menurut Daryanto (2010) analisis Input-Output (I-O) dan Social Accounting

Matrix (SAM) merupakan alat analisis yang memasukkan fenomena keseimbangan

umum yang didasarkan atas arus transaksi antar pelaku perekonomian dalam berbagai pasar. Selain itu Nazara (1997) dan Miller et al. (1985) menyatakan bahwa analisis input-output merupakan usaha untuk memasukkan fenomena keseimbangan umum dalam analisis empiris sisi produksi. Keseimbangan didasarkan arus transaksi antarpelaku perekonomian. Sehingga model Input-Output lebih merupakan

pendekatan keseimbangan umum daripada pendekatan keseimbangan parsial yang digunakan dalam model Keynesian atau model ad-hoc.

Jhingan (2004) menyebutkan bahwa analisis input output juga merupakan variasi terbaik keseimbangan umum yang mempunyai tiga unsur utama. Pertama, melalui analisis input output memusatkan perhatiannya pada perekonomian dalam keadaan seimbang. Kedua, tidak memusatkan perhatian pada analisis permintaan tetapi masalah teknis produksi. Ketiga, analisis ini didasarkan pada penelitian empiris.

Pada dasarnya model input-output menelaah hubungan antar industri (sektor) dan melihat saling ketergantungan dan kompleksitas perekonomian dalam upaya mencapai keseimbangan antara penawaran dan permintaan. Hubungan input-output

mempunyai makna bahwa output suatu sektor akan menjadi input sektor lainnya. Dengan demikian analisis input-output memberikan manfaat untuk: 1). Menyajikan gambaran rinci mengenai struktur ekonomi pada suatu kurun waktu tertentu, 2). Memberikan gambaran lengkap mengenai aliran barang, jasa, dan input antar sektor, dan 3). Sebagai alat peramal mengenai pengaruh suatu perubahan situasi/kebijakan ekonomi.

2.6.2. Tabel Input Output

Tabel input-output (I-O) menyediakan sebuah kerangka yang baik untuk mengukur dan menelusuri aliran interindustri dari input dan output diantara beberapa sektor dalam perekonomian. Tabel I-O ini merupakan suatu uraian statistik dalam bentuk matriks yang menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa serta saling keterkaitan antara sektor yang satu dengan sektor lainnya, dalam suatu perekonomian di suatu wilayah dalam periode tertentu.

BPS (2003) mengilustrasikan penyusunan Tabel Input-Output sebagai kerangka dasar pengembangan model Input-Output. Tabel Input-Output mempunyai tiga submatrik atau yang disebut juga sebagai kuadran (lihat Gambar 2 berikut ini). a. Kuadran I menunjukkan arus barang dan jasa yang dihasilkan dan digunakan

oleh sektor-sektor dalam suatu perekonomian. Kuadran ini menunjukkan distribusi penggunaan barang dan jasa untuk suatu proses produksi sehingga disebut juga sebagai transaksi antara (intermediate transaction).

b. Kuadran II menunjukkan permintaan akhir (final demand), yaitu penggunaan barang dan jasa bukan untuk proses produksi yang biasanya terdiri atas konsumsi rumah tangga, pengeluaran pemerintah, persediaan (stock), investasi dan ekspor.

Transaksi antar Kegiatan

I

Input primer sektor produksi

III

Permintaan akhir

II

Input Primer Permintaan akhir (pxn)

IV

Sumber: BPS, 2003.

Gambar 2.1 Tabel Input-Output (Framework of input-output model)

c. Kuadran III memperlihatkan input primer sektor-sektor produksi, yaitu semua balas jasa faktor produksi yang biasanya meliputi upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tidak langsung.

Persamaan yang menunjukkan keseimbangan antara output dan final demand

dalam model input-output diformulasikan sebagai berikut:

+ = i ij i t x Y X ……… (2.1) Dimana:

Xt = vektor gross output sektor i (i = 1, 2, ...., n)

xij = jumlah output sektor i yang dipakai sebagai input sektor j (j =1, 2, ...., n)

Yi = Vektor final demand yang berkaitan dengan output sektor i.

Berdasarkan asumsi Leontief bahwa input yang digunakan dalam suatu sektor merupakan fungsi tingkat output dari sektor yang bersangkutan dan bersifat unik, sehingga dapat ditentukan koefisien teknis (aij) yang dirumuskan sebagai:

j ij ij X x a = ………...……… (2.2)

yang menunjukkan besarnya input sektor i yang diperlukan untuk memproduksi setiap rupiah output sektor j. Dari persamaan (2.2) dapat diperoleh kondisi xij =aij X

yang jika disubstitusikan ke persamaan (2.1) diperoleh hasil:

+

=

i ij j i

t a X Y

X ……….. (2.3)

Persamaan ini bisa dituliskan dalam notasi matriks: Y

AX

X = + ……….… (2.4)

Dimana X adalah vektor output, Y adalah vektor permintaan akhir, dan A adalah matriks berdimensi nxn yang menunjukkan koefisien input teknis (dengan aij sebagai elemen-elemennya).

Solusi dari persamaan di atas untuk mendapatkan nilai output ialah:

Y A I X 1 ) ( − = ……….… (2.5)

Dimana (IA)1 adalah inverse matriks Leontief dengan elemennya ij menunjukkan besarnya perubahan output sektor i untuk setiap satu rupiah perubahan permintaan akhir di sektor j.

Dalam analisis I-O satu angka yang berperan penting adalah analisis angka pengganda (multiplier), yaitu angka pengganda output, angka pengganda pendapatan, dan angka pengganda tenaga kerja (Miller & Blair 1985, Nazara 1997).

Angka pengganda output menggambarkan besarnya perubahan total output

dalam perekonomian akibat perubahan satu unit final demand di suatu sektor tertentu. Output multiplier sektor j menggambarkan besarnya perubahan total output dalam perekonomian akibat satu unit perubahan final demand di sektor j. Semakin besar angka pengganda output semakin penting peranan sektor tersebut dalam output

perekonomian sehingga bisa disebut sektor unggulan. Angka pengganda output untuk sektor j diformulasikan sebagai =

i ij

j b

B .

Angka pengganda pendapatan rumah tangga merupakan ukuran untuk mengetahui perubahan pendapatan langsung (upah dan gaji) akibat perubahan satu unit permintaan akhir di suatu sektor. Ukuran ini merupakan angka pengganda pendapatan rumah tangga yang rumusnya

= + = n i ij j n j a b H 1 , 1 .

Jenis lain angka pengganda pendapatan adalah disebut angka pengganda pendapatan rumah tangga. Angka pengganda ini dirumuskan

j n j j a H Y , 1 + = . Angka

ini adalah berapa kali besarnya angka pengganda pendapatan dibandingkan dengan proporsi pendapatan (dalam hal ini upah dan gaji) dalam total input.

Selanjutnya, angka pengganda lapangan pekerjaan (employment multiplier) atau biasa disebut efek lapangan pekerjaan (employment effect) merupakan efek total dari perubahan lapangan pekerjaan di perekonomian akibat adanya satu unit uang perubahan permintaan akhir di suatu sektor tertentu. Angka pengganda lapangan pekerjaan biasa (simple employment multiplier) untuk sektor j dirumuskan sebagai

= = n i ij i j w b E 1 , dimana wi= Xj/Lj danLj

Dokumen terkait