• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

2. Model Pembelajaran Inkuiri

Model berarti contoh, acuan atau ragam sesuatu yang akan dibuat atau yang dihasilkan. Model pembelajaran berarti acuan pembelajaran yang dilaksanakan berdasarkan pola-pola pembelajaran tertentu secara sistematis.13 Model merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.14 Model pembelajaran merupakan pilihan bagi para guru agar proses belajar mengajar di kelas lebih efektif, efisien, dan mencapai kompetensi yang diharapkan.

12

Ibid, h. 163.

13

La Iru dan La Ode Arihi, Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi dan Model-Model Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Presindo, 2012), h. 6.

14

Rusman, Model-Model Pembejaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 133.

Inkuiri merupakan proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis.15 Siswa dituntut untuk mencari dan menemukan konsep materi ajar dengan sendiri melalui kegiatan penyelidikan.

Inkuiri dapat dikatakan sebagai proses discovery yang digunakan lebih dalam karena proses inkuiri mengandung proses-proses yang lebih tinggi tingkatannya dan bersifat student centered.16 Proses yang lebih tinggi tingkatanya seperti merumuskan masalah, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan.

Inkuiri merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban yang sudah pasti dari suatu masalah yang dipertanyakan.17

Menurut Jerome Brumer dalam Trianto, bahwa siswa hendaknya belajar melalui partisipasi secara aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip agar siswa memperoleh pengalaman dan melakukan eksperimen yang mengizinkan mereka untuk menemukan prinsip-prinsip itu sendiri.18 Belajar penemuan merupakan cara belajar yang akan memberikan hasil yang terbaik. Selain itu, dilihat dari segi kepuasan secara emosional, sesuatu hasil menemukan sendiri nilai kepuasan lebih tinggi dibandingkan dengan hasil pemberian. Salah satu model pembelajaran penemuan ini adalah inkuiri.

Salah satu prinsip dari model pembelajaran inkuiri adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruks sendiri

15

Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 119.

16

Iru, op. cit., h. 14.

17

Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 191.

18

Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Surabaya: Prestasi Pustaka, 2007), h. 26.

pemahamannya dengan melakukan aktivitas aktif dalam pembelajaran.19 Aktivitas aktif yang dimaksud adalah eksperimen. Eksperimen merupakan suatu metode pembelajaran yang bertujuan untuk menyelidiki dan membuktikan kebenaran suatu teori. Kegiatan eksperimen ini merupakan bentuk pelatihan bagi siswa untuk memecahkan suatu masalah. Selain itu siswa pun dilatih untuk menjadi seorang ilmuan atau sainstis, sehingga keterampilan proses sains siswa pun akan berkembang.

Hasil penelitian Schlenker dikutip oleh Trianto, bahwa latihan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berpikir kreatif, dan siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi.20 Keterampilan yang dikembangkan dalam pembelajaran inkuiri yaitu merumuskan masalah atau mengajukan pertanyaan, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Semua keterampilan tersebut merupakan bagian keterampilan proses sains.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model inkuiri merupakan model pembelajaran yang melibat siswa aktif menemukan pengetahuan atau pemahaman melalui kegiatan praktikum atau eksperimen, materi yang disajikan biasanya berupa pengujian suatu prinsip. Tujuan utama dari inkuiri adalah untuk mengembangkan keterampilan intelektual, berpikir kritis, mampu memecahkan masalah secara ilmiah, dan untuk mengembangkan keterampilan proses sains siswa.

b. Jenis-Jenis Model Pembelajaran Inkuiri

Menurut Rustaman, dkk. model pembelajaran inkuiri tebagi atas inkuiri terpimpin (guided inquiry), dan inkuiri bebas atau terbuka ( open-ended inquiry). Perbedaan kedua jenis inkuiri ini hanyalah pada siapa yang mengajukan pertanyaan dan tujuan dari pembelajaran dan subjek yang

19

Zulfiani, op.cit., h. 119.

20

dikenakan model pembelajaran ini.21 Peran guru dalam inkuiri terpimpin adalah membimbing siswa dalam melakukan penyelidikan, sedangkan peran guru dalam inkuiri bebas hanyalah memfasilitasi siswa dalam melakukan penyelidikan.

Menurut Alan Colburn dikutip oleh Zulfiani, pendekatan inkuiri dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

1) Structured Inquiry (Inkuiri Terstruktur)

Dalam inkuiri terstruktur, siswa akan mengadakan penyelidikan dan penemuan yang berdasarkan pada pertanyaan dan prosedur yang disediakan guru.

2) Guided Inquiry (Inkuiri Terbimbing)

Meskipun siswa melakukan penyelidikan yang berdasarkan pada pertanyaan yang diajukan guru, tetapi siswa yang menentukan prosedur penyelidikannya.

3) Open Inquiry (Inkuiri Terbuka)

Dalam inkuiri terbuka, siswa melakukan penyelidikan berdasarkan pada pertanyaan dan prosedur yang mereka bentuk. 22

Menurut La Iru dan La Ode, inkuiri dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1) Free inquiry

Siswa memiliki kebebasan dalam menetapkan tujuan isi dan cara belajar, guru hanya mengawasi pelaksanaannya.

2) Modified free inquiry

Siswa tidak bebas sepenuhnya menetapkan tujuan isi dan cara belajar, karena dalam beberapa hal siswa mendapatkan pengarahan dan pengawasan dari guru.

3) Guided inquiry

Kebebasan siswa semakin berkurang, dengan kata lain peran guru semakin besar.23

21

Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi, op. cit., h. 95

22

c. Tahapan Pembelajaran Inkuiri

Terdapat lima tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan pendekatan inkuiri, yaitu merumuskan masalah untuk dipecahkan siswa, menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah hipotesis, siswa mencari informasi, data dan fakta yang diperlukan untuk menjawab permasalahan atau hipotesis, menarik kesimpulan atau generalisasi, dan mengaplikasikan kesimpulan atau generalisasi dalam situasi baru.24

d. Karakteristik Inkuiri

Menurut Hinrichsen dan Jarrett dikutip oleh Zulfiaani, terdapat empat karakter inkuiri, yaitu:25

1) Koneksi : siswa mengajukan pertanyaan, observasi, dan diskusi 2) Desain : siswa aktif mendiskusikan prosedur, persiapan materi,

menentukan variabel dan melakukan pengukuran

3) Investigasi : siswa melakukan melakukan penelitian, dan mempresentasikan data

4) Membangun pengetahuan : siswa mengaplikasikan pemahamannya pada situasi baru

Terdapat beberapa kondisi umum yang merupakan syarat agar kegiatan ikuiri dapat berjalan dengan baik bagi siswa, yaitu:

1) Aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi

2) Inkuiri berfokus pada hipotesis

3) Penggunaan fakta sebagai evidensi (informasi fakta) 26

Adapun dalam sumber lain menyebutkan terdapat enam syarat yang harus dipenuhi agar pendekatan inkuiri dapat terlaksana, yaitu:

23

Iru, op. cit., h. 15.

24

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 197.

25

Zulfiani, op. cit., h. 122-123.

26

1) Guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan kepada kelas (persoalan bersumber dari bahan pelajaran yang menantang siswa/problematik)

2) Guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan menciptakan situasi belajar yang menyenangkan

3) Adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup

4) Adanya kebebasan siswa untuk berpendapat, berkarya, dan berdiskusi

5) Partipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar

6) Guru tidak banyak campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan siswa27

e. Keunggulan dan Kelemahan Inkuiri

Terdapat beberapa keunggulan dalam inkuiri atau metode eksperimen ini, diantaranya adalah:

1) Dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanyamenerima kata guruatau buku saja

2) Dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksploratoris tentang sains dan teknologi, suatu sikap dari seseorang ilmuwan

3) Metode ini didukung oleh asas-asa didaktik modern, seperti siswa belajar dengan mengalami atau mengamati sendiri suatu proses atau kejadian, siswa terhindar jauh dari verbalisme, memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat objektif dan realistis, mengembangkan sikap berpikir ilmiah, dan hasil belajar akan tahan lama dan internalisasi. 28

Model inkuiri sering digunakan dalam pembelajaran IPA Biologi, hal ini didasari dengan pertimbangan sebagai berikut:

27

Sagala, loc.cit. 28

1) Model pembelajaran ini khusus dirancang hanya untuk mata pelajaran biologi dan beberapa hasil penelitian telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar

2) Model pembelajaran inkuiri biologi, memiliki prosedur dan langkah-langkah yang sistematis sehingga mudah diterapkan guru 3) Model pembelajaran biologi dirancang dengan memandukan

ketepatan strategi pembelajaran dengan cara otak bekerja selam proses pembelajaran29

Menurut Sahin Pekmez dikutip oleh Burak Feyzioglu menyebutkan alasan para guru memilih model inkuiri, yaitu:

1) Membantu siswa lebih mudah dalam memahami dan belajar 2) Meningkatkan motivasi siswa di kelas

3) Meningkatkan kemampuan manual siswa

4) Membantu mereka menemukan pengetahuannya sendiri 5) Meningkatkan kemampuan observasi siswa

6) Meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah 7) Siswa belajar bagaimana melakukan eksperimen30

Selain memiliki keunggulan tersebut, model inkuiri mengandung beberapa kelemahan sebagai berikut:

1) Pelaksanaan metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan murah

2) Setiap eksperimen tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian

3) Sangat menuntut penguasaan perkembangan materi, fasilitas peralatan dan bahan mutakhir. 31

29

Made Weda, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 66-67.

30

Burak Feyzioglu, An Investigation of the Relationship between Science Process Skills with Efficient Laboratory Use and Science Achievement in Chemistry Education, Journal of Turkish Science Education, 3, 2009, h. 2.

31

Ada beberapa cara untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari metode ini, yaitu:

1) Hendaknya guru menerangkan sejelas-jelasnya tentang hasil yang ingin dicapai sehingga ia mengatahui pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab dengan ekspeerimen

2) Hendaknya guru untuk memecahkan masalah dalam eksperimen, serta bahan-bahan yang diperlukan, variabel yang perlu dikontrol dan hal-hal yang perlu dicatat

3) Bila perlu, guru membantu siswa untuk memperoleh bahan-bahan yang diperlukan

4) Guru perlu merangsang siswa agar setelah eksperimen berakhir, ia membanding-bandingkan hasilnya dengan hasil eksperimen orang lain dan mendiskusikannya bila ada perbedaan-perbedaan atau kekeliruan.32

3. Model Pembelajaran Inkuiri Terstruktur

Dokumen terkait