• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORITIS

A. Kerangka Teori

1. Model Pembelajaran Kooperatif

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Kerangka Teori

1. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Istilah pembelajaran kooperatif dalam pengertian bahas asing adalah

cooperative learning.MenurutSaputra dan Rudyanto, pada hakekatnya metode

pembelajaran kooperatif merupakan metode atau strategi pembelajaran gotong royong yang konsepnya hampir tidak jauh berbeda dengan metode pembelajaran kelompok.Pembelajaran kooperatif berbeda dengan metode pembelajaran kelompok.Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prinsip dasar pokok sistem pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas dengan lebih efektif.

Pembelajaran kooperatif proses pembelajaran tidak harus belajar dari guru kepada siswa. Siswa dapat saling membelajarkan sesama siswa lainnya.Metode pembelajaran kelompok adalah metode pembelajaran yang menitik beratkan pada kerjasama diantara siswa dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan tetapi tanpa sepenuhnya mendapatkan bimbingan dari gurunya.Artinya, siswa diperintahkan untuk bekerja dengan beberapa siswa lainnyadengan petunjuk dan bimbingan yang tidak begitu maksimal dari gurunya.

Menurut Isjoni Pada model cooperative learning siswa diberi kesempatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannyauntuk mencapai tujuan pembelajaran, sementara guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator

aktivitas siswa.Artinya dalam pembelajaran ini kegiatan aktif dengan pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa dan mereka bertanggung jawab atas hasil pembelajarannya.cooperative learning merupakan strategi belajar. Dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknnya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam cooperative learning, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalamkelompok belum menguasai bahan pelajaran.7

Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah teknik pengelompokkan yang di dalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelomok kecil yang umumnya terdiri dari 4-5 orang.Belajarcooperative adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut.

Strategi kooperatif merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di dalam kelompok, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Terdapat empat hal penting dalam model pembelajaran kooperatif, yakni : (1) adanya peserta didik dalam kelompok, (2) adanya aturan main (role) dalam kelompok, (3) adanya upaya belajar dalam kelompok, (4) adanya kompetensi yang harus dicapai oleh kelompok.

Menurut Nurulhayati, mengemukakan lima unsur dasar model cooperative

learning, yaitu :

(1) ketergantungan yang positif, (2) pertanggungjawaban individual,

7 Muhamad Afandi,dkk, (2013), Model dan Metode Pembelajaran Di Sekolah, Semarang: UNISSULA PRESS, hal. 51-53.

(3) kemampuan bersosialisasi, (4) tatap muka, dan

(5) evaluasi proses kelompok.

Ketergantungan yang positif adalah suatu bentuk kerja sama yang sangat erat kaitan antara anggota kelompok. Kerja sama ini dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Siswa benar-benar mengerti bahwa kesuksesan kelompok tergantung pada kesuksesan anggotanya.

Maksud dari pertanggungjawaban individual adalah kelompok tergantung pada cara belajar perseorangan seluruh anggota kelompok. Pertanggungjwaban memfokuskan aktivitas kelompok dalam menjelaskan konsep pada satu orang dan memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok siap menghadapi aktivitas lain dimana siswa harus menerima tanpa pertolongan anggota kelompok. Kemampuan bersosialisasi adalah sebuah kemampuan bekerja sama yang biasa digunakan dalam aktivitas kelompok. Kelompok tidak berfungsi secara efektivitas jika siswa tidak memiliki kemampuan bersosialisasi yang dibutuhkan.

Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberi siswa bentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Guru menjadwalkan waktu bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama lebih efektif.

Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :

1) Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama.

2) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri.

3) Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memliki tujuan yang sama.

4) Siswa haruslah membagi tugas dan tanggungjawab yang sama di antara anggota kelompoknya.

5) Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah atau penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.

6) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

7) Siswa diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.8

b. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Pada hakekatnyacooperative learning sama dengan kerja kelompok,oleh sebab itu banyak guru yang mengatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam

cooperative learning, karena mereka menganggap telah terbiasa menggunakannya. Walaupun cooperative learning terjadi dalam bentuk kelompok.Isjoni menyatakan ada lima unsur dasar yang dapat membedakancooperative learning dengan kerja kelompok, yaitu:

1) Positive Interdependence yaitu hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang sama atau perasaan diantara anggota kelompok dimana keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya.

2) Interaction Face to face, yaitu interaksi yang langsung terjadiantarsiswa tanpa adanya perantara. Tidak adanya penonjolankekuatan individu, yang

8Rusman, (2010), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada , hal. 204-205

ada hanya pola interaksi dan perubahanyang bersifat verbal diantara siswa yang ditingkatkan olehadanya saling hubungan timbal balik yang bersifat positifsehingga dapat mempengaruhi hasil pendidikan dan pengajaran. 3) Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajarandalam anggota

kelompok.Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajarandalam anggota kelompok sehingga siswa termotivasi untukmembantutemannya, karena kemampuan kelompok, danmemelihara hubungan kerja yang efektif.

4) Menampilkan ketrampilan bekerja sama dalam memecahkanmasalah (proses kelompok).

c. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan pada proses kerja sama dalam kelompok.

Ciri-ciri yang terjadi pada kebanyakan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif, adalah sebagai berikut :

1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.

2) Kelompok dibentuk dan siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

3) Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dan ras, budaya, suku, jenis kelamin berbeda.

4) Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu,

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan keterampilan sosial.Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki

tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling kerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran.

Model pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan model pembelajaran langsung.Di samping model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar kompetensi akademik, model pembelajaran kooperatif juga efektifuntuk mengembangkan kompetensi sosial siswa. Tujuan penting lain dari pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi.9

d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif menekankan pada tujuan dan kesuksesan kelompok, yang hanya dapat dicapai jika semua anggota kelompok mencapai tujuan atau penguasaan materi. Johnson menyatakan bahwa tujuan pokok belajar kooperatif ialah

Memaksimalkan belajar siswam untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok. Karena siswa bekerja dalam suatu tim, maka dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan di antara para siswa dari berbagai latar belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan keterampilan proses kelompok dan pemecahan masalah.

Zamroni mengemukakan bahwa manfaat penerapan belajar kooperatif yakni dapat mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud input pada level individual. Di samping itu, belajar kooperatif dapat mengembangkan solidaritas sosial dikalangan siswa.Dengan belajar kooperatif, diharapkan kelak

akanmuncul generasi baru yang memiliki prestasi akademik yang cemerlang dan memliki solidaritas sosial yang kuat.

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujanbersama.Pembelajaran kooperatif disusun dalam suatu usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya.

Tabel 2.1 Perbedaan kelompok belajar kooperatif dengan kelompok belajar konvensional

Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Konvensioanal

Adanya saling ketergantungan positif, saling membantu, dan saling memberikan motivasi sehingga ada interaksi promotif.

Guru sering membiarkan adanya sisa yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok.

Adanya akuntabilitas individual yang mengukur penguasa materi pelajaran tiap anggota kelompok, dan kelompok diberi umpan balik tentang hasil belajar para anggotanya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan.

Akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga sering tugas-tugas sering diborong oleh salah seorang anggota kelompok , sedangkan anggota kelompok lainnya hanya “mendompleng” keberhasilan “pemborong”.

dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, etnik, dan sebagainya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang memberikan bantuan. Pimpinan kelompok dipilih secara demokratis atau bergilir untuk memberikan pengalaman memimpin bagi para anggota kelompok.

Pemimpin kelompok sering ditentukan oleh guru, atau kelompok diberikan untuk memilih pemimpinannya dengan cara masing-masing.

Keterampilan sosial yang diperlukan dalam kerja gotong royong seperti

kepeimpinan, kemampuan

berkomunikasi, memercayai orang lain, dan mengelola konflik secara langssung dikerjakan.

Keterampilan sosial sering tidak secara langsung diajarkan.

Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Konvensioanal

Pada saat belajar kooperatif sedang berlangsung guru terus melakukan pemantauan melalui observasi dan melakukan intervensi jika terjadi masalah dalam kerja sama antar-anggota kelompok.

Pemantauan melalui observasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh guru pada saat belajar kelompok sedang berlangsung.

Guru memperhatikan secara proses kelompok yang terjadi dalam kelompok belajar.

Guru sering tidak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam kelompok belajar.

Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas, tetapi juga hubungan interpersonal (hubungan antarpribadi yang saling menghargai)

Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas.

Suyanto dan Asep Jihad mengutip pendapat Killen dalam fauziah yang mengemukakan manfaat penggunaan model pembelajaram kooperatif, diantaranya :

1. Mengajarkan siswa untuk mengurangi ketergantungan kepada guru dan lebih percaya pada kemampuan diri mereka.

2. Mendorong siswa untuk mengungkapkan ide-ide secara verbal.

3. Membantu siswa untuk belajar bertanggung jawab dan belajar menerima perbedaan.

4. Membantu siswa memperoleh hasil belajar yang baik, meningkatkan sosialitas, hubungan positif antarindividu, memperbaiki keterampilan dalam mengatur waktu.

5. Memetik banyak pelajaran dari kerja sama yang dibangun.

6. Siswa akan lebih banyak belajar, menyukai sekolah, menyukai antar sesamanya.

7. Mempertinggi kemampuan siswa untuk menggunakan informasi dan keterangan pelajaran-pelajaran abstrak yang kemudian dapat diubah siswa menjadi suatu keputusan yang real.

8. Menyediakan beberapa kesempatan pada siswa untumembandngkan jawaban dan mencocokkannya dengan jawaban yang benar.10

f. Langkah – langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalampelajaran yang meggunakanpebelajarankooperatif.Langkah-langkah itu ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru

Fase 1 :

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar

Fase 2 :

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan

10Suyanto dan Asep Jihad, (2013), Bagaiman Menjadi Calon Guru Dan Guru

Fase 3 :

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif

Guru memjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok beljar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

Fase 4 :

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase 5 :

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase 6 :

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.11

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)