• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)

KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN

A. Deskripsi teoritik

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk merancang pembelajaran tatap muka di dalam kelas atau dalam latar tutorial dan dalam membentuk materiil-materiil pembelajaran.12 Menurut Kardi, S. Dan Nur, “Model pebelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas”.13

Kooperatif adalah mengerjakan sesuatu dengan bersama-sama dengan saling membantu satu sama lain. Sedangkan pembelajaran kooperatif artinya belajar bersama-sama, saling membantu satu sama lain dalam belajar dan memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan sebelumnya.

Stahl mengatakan bahwa model pembelajaran cooperative menempatkan siswa sebagai bagian dari suatu system kerja sama dalam mencapai suatu hasil yang optimal dalam belajar.14 Berdasarkan model pembelajaran ini seluruh siswa harus saling bekerjasama agar mendapatkan hasil yang terbaik.

Model pembelajaran tipe STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawannya dari universitas John Hopkins. Menurut Slavin,

“Model pembelajaran tipe STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan variasi pembelajaran kooperatif yang paling banyak diteliti”. Model ini juga sangat mudah diadaptasi, telah digunakan dalam matematika, IPA, IPS dan banyak subjek lainnya,

12 Rusman dan laksmi Dewi, “Pendekatan, Strategi dan Model Pembelajaran”, dalam Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers,2011), cet. 1, h. 198.

13Trianto, Model Pembelajaran Terpadu (Jakarta: PT Bumi Aksara,2011), h. 52

14 Etin Solihatin dan Raharjo, Analisis Model Pembelajaran IPS, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), h. 5

12

dan pada tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.15 Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru.

Dalam model ini, siswa dibagi menjadi kelompok yang beranggotakan empat orang dengan beragam kemampuan, jenis kelamin dan sukunya. Fungsi dari pengelompokkan ini adalah agar semua siswa benar-benar belajar dan semua anggotanya terlibat mengerjakan tugas kelompok. Selanjutnya siswa akan menjalani kuis perseorangan tentang materi yang telah dipelajari dan tidak boleh memberi bantuan satu sama lain. Sehingga, setiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami materinya. Skor kuis para siswa dibandingkan dengan rata-rata pencapaian mereka sebelumnya, dan kepada masing-masing tim akan diberikan poin berdasarkan tingkat kemajuan yang diraih siswa dibandingkan hasil yang mereka capai sebelumnya. Poin ini kemudian dijumlahkan untuk memperoleh skor tim, dan tim yang memenuhi kriteria akan mendapatkan penghargaan.16

Adapun langkah-langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut:17

1) Penyampaian tujuan dan motivasi

Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi siswa untuk belajar.

2) Pembagian kelompok

Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa dengan beragam kemampuan, jenis kelamin,rasa tau etnik.

15 Rusman, Model-Model Pembelajaran “Mengembangkan Profesionalisme Guru”, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada , 2012), Cet. Ke 5, h. 213

16 Robert E. Slavin, “Cooperative Learning” Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa Media, 2005) , h. 11-12

17 Rusman, op. cit., h. 215-216.

3) Presentasi dari guru

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta mempelajari pokok bahasan penting. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar mereka aktif didalam proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran pun guru dibantu media, pertanyaan dan masalah nyata yang terjadi didalam kehidupan sehari-hari. Dijelaskan juga kemampuan yang harus dicapai siswa, serta memberikan tugas yang dikerjakan serta cara-cara mengerjakannya.

4) Kegiatan belajar dalam tim (kerja tim)

Siswa belajar dalam kelompok. Guru memberikan LKS sebagai pedoman bagi kerja kelompok dan semua anggota dituntut untuk berkontribusi dalam mengerjakannya. Guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan serta bantuan bila diperlukan.

5) Kuis (Evaluasi)

Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang telah dipelajari dan melakukan penilaian terhadap hasil kerja kelompok. Pada penelitian ini tes individu dilaksanakan setiap 2x pertemuan dengan jumlah soal 5 buah.

Tes dikerjakan selama 20 menit. Siswa diminta mengerjakan soal secara individual dan tidak boleh bekerjasama. Hal ini dilakukan agar siswa mampu bertanggungjawab atas dirinya sendiri dalam memahami materi yang telah dipelajari.

6) Penghargaan prestasi tim

Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dengan memberi angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya memberi penghargaan atas keberhasilan kelompok dengan tahapan sebagai berikut:

a) Menghitung skor individu

14

b) Menghitung skor kelompok

Perhitungan skor kelompok dihitung dengan cara menjumlahkan tiap perkembangan skor individu dibagi jumlah anggota kelompok. Berdasarkan rata-rata nilai perkembangan tersebut, ditetapkan tiga tingkat penghargaan kelompok, yaitu:

Tabel 2.2

No Rata-rata skor Kualifikasi 1.

Tim yang baik (good team) Tim yang baik sekali (great team) Tim yag istimewa (super team)

Model student teams achievement division (STAD), memiliki ciri-ciri sebagai berikut:18

18 Robert E. Slavin, Cooperatif Learning Teori Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa Media, 2008), h. 10.

(1) Bahan pelajaran disajikan oleh guru dan siswa harus mencurahkan perhatiannya, karena hal itu akan mempengaruhi hasil kerja mereka di dalam tim.

(2) Anggota tim terdiri dari empat atau lima orang; mereka heterogen dalam berbagai hal seperti akademik, jenis kelamin, status sosial, dan etnis.

(3) Setelah satu atau dua kali pertemuan diadakan tes individual yang harus dikerjakan siswa sendiri-sendiri.

(4) Materi pelajaran disiapkan oleh guru dalam bentuk lembar kerja siswa.

(5) Penempatan siswa dalam tim lebih baik ditentukan oleh guru daripada mereka memilih sendiri.

Ada tiga keuntungan penggunaan STAD, yaitu: (1) semua siswa memiliki kesempatan untuk menerima reward setelah menyelesaikan suatu materi pelajaran, (2) semua siswa mempunyai kemungkinan untuk mencapai hasil belajar yang tinggi, (3) reward yang diberikan pada kelompok dapat digunakan untuk memberikan motivasi berprestasi kepada semua siswa.19

Dengan menggunakan model pembelajaran tipe STAD apabila para siswa ingin agar timnya berhasil, mereka akan mendorong anggota timnya untuk lebih baik dan akan membantu mereka melakukannya.

Seringkali siswa mampu menjelaskan gagasan-gagasan yang sulit satu sama lain dengan menerjemahkan bahasa guru ke dalam bahasa anak-anak.

Dokumen terkait