• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III Metode Penelitian

3.8. Model Penelitian

Pada penelitian ini menguji hipotesis masing-masing pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan growth terhadap variabel dependen yaitu profitabilitas yang diukur dengan return on asset (ROA).

Berikut ini adalah persamaan regresi pertumbuhan perusahaan (Growth) dengan profitabilitas (ROA) adalah:

ROAit = α + β1Growthit + β1Sizeit + β1Ageit + β1Leverageit + εit………H1

Keterangan:

α : Konstanta

ROA : Return on Asset

Growth : Pertumbuhan penjualan

Size : Natural Logaritma dari penjualan

Age : Natural Logaritma sejak perusahaan tersebut berdiri sampai penelitian dilakukan

Afiliasi Industri : Leverage

εit : Istilah Eror

β : Koefisien Regresi

it : Perusahaan i Pada Tahun t

ε : error

22

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakateristik Responden

Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan retail. Pemilihan sampel berdasarkan beberapa karakteristik, yaitu perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2016, memiliki data yang lengkap terkait dengan variable-variabel penelitian, dan annual report menggunakan mata uang rupiah. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Sampel

Indikasi Perusahaan Jumlah

Perusahaan Retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 25

Perusahaan yang mengalami delisting (1)

Perusahaan yang pindah subsektor (1)

Perusahaan yang tidak menyajikan annual report secara lengkap (5)

Total sampel akhir 18

Total sampel observasi (18 x 6 tahun) 108

Sumber: Data diolah berdasarkan hasil analisis sendiri

23

4.2. Statistik Deskriptif

Berdasarkan perhitungan sampel menurut kriteria yang telah di tentukan, terdapat 18 perusahaan retail dalam setahun yang terpilih menjadi sampel penelitian dan menjadi 108 perusahaan dengan 6 tahun periode penelitian. Hasil analisis statistik deskriptif masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif

Sumber: Data diolah dengan Eviews 8.0

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa return on assets (ROA) sebagai variabel dependen dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 0.056239 yang menandakan bahwa perusahaan retail di Indonesia pada periode 2011-2016 memiliki rata-rata tingkat profitabilitas yang diukur dari laba bersih dibagi dengan total aset, yang mana total aset berkontribusi sebesar 0.056239 untuk memperoleh laba. Nilai tertinggi (maximum) menunjukkan nilai profitabilitas

Variabel Mean Maximum Minimum Std. Dev.

ROA 0.056239 0.458000 -0.351000 0.112338

GROWTH 0.131669 0.867308 -0.947545 0.261118

SIZE 21.92467 30.65374 14.76468 5.240187

AGE 3.122468 4.060443 1.098612 0.651193

LEVERAGE 0.498331 2.115560 0.112669 0.311418

Sampel (N) 108

Keterangan: Tabel ini mempresentasikan hasil uji statistik deskriptif. Semua hasil dari masing-masing variabel dalam bentuk satuan. Variabel Dependen:

ROA. Variabel Independen: GROWTH. Variabel Kontrol: SIZE, AGE, dan LEVERAGE.

perusahaan retail paling tertinggi sebesar 0.458000 dan nilai terendah (minimum) -0.351000 menunjukkan nilai profitabilitas perusahaan retail yang paling rendah dari total asset. Nilai standar deviasi atau ketimpangannya sebesar 0.112338 menunjukkan rata-rata penyimpangan return on assets (ROA).

GROWTH sebagai variabel independen dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 0.131669 yang menunjukkan bahwa perusahaan retail mengalami pertumbuhan penjualan sebesar 0.131669. Nilai tertinggi (maximum) sebesar 0.867308 menunjukkan bahwa salah satu perusahaan retail memiliki pertumbuhan penjualan paling tinggi. Nilai terendah (minimum) sebesar ---0.947545 berarti salah satu perusahaan retail mengalami penurunan penjualan.

SIZE sebagai variabel kontrol dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 21.92467 yang menunjukkan bahwa perusahaan retail di Indonesia pada periode 2011-2016 rata-rata penjualan sebesar 21.92467 dari natural logarithm total penjualan bersih. Nilai tertinggi (maximum) dan terendah (minimum) dari variabel SIZE adalah masing-masing sebesar 30.65374 dan 14.76468 yang menunjukkan ukuran perusahaan yang terbesar dan terkecil berdasarkan natural logarithm total penjualan bersih yang dimiliki perusahaan.

AGE sebagai variabel kontrol dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 3.122468 yang menunjukkan bahwa perusahaan retail di Indonesia pada periode 2011-2016 memiliki rata-rata usia perusahaan sebesar 3.122468 atau 3 tahun dari natural logarithm umur perusahaan berdasarkan tanggal terdaftarnya di BEI.

25

Nilai tertinggi (maximum) menunjukkan usia perusahaan retail yang paling lama adalah 4.060443 atau 4 tahun dari natural logarithm umur perusahaan berdasarkan tanggal terdaftarnya di BEI dan nilai terendah (minimum) menunjukkan usia perusahaan retail yang paling muda adalah 1.098612 atau 1 tahun dari natural logarithm umur perusahaan berdasarkan tanggal terdaftarnya di BEI.

LEVERAGE sebagai variabel kontrol dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 0.498331 yang menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan retail melunasi hutang dengan aset sebesar 0.498331. Nilai tertinggi (maximum) dan terendah (minimum) sebesar 2.115560 dan 0.112669 pada variabel ini menunjukkan nilai LEVERAGE paling tinggi dan paling rendah yang dimiliki salah satu perusahaan retail di Indonesia.

4.3. Hasil Uji Model Eviews

4.3.1. Hasil Uji Model Eviews Untuk Hipotesis 1

Uji model eviews melalui metode Uji Chow dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Uji Chow Redundant Fixed Effects Test

Test Summary Statistic d.f Prob

Cross-section F 17.252858 (17,86) 0.0000 Cross-section Chi-square 160.269455 17 0.0000 Sumber: Data diolah dengan Eviews 8.0

Berdasarkan hasil uji chow pada tabel 4.3 diperoleh nilai probabilitas pada Cross-section F 0.0000 < 0.05 yang berarti model common effect (H0) ditolak dan model fixed effect (H1) diterima sehingga dilanjutkan dengan uji hausman untuk membandingkan antara model fixed effect dan random effect.

Uji model eviews melalui metode Uji Hausman dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Uji Hausman Redundant Fixed Effects Test

Test Summary Statistic d.f Prob

Cross-section random 22.852860 4 0.0001 Sumber: Data diolah dengan Eviews 8.0

Berdasarkan hasil uji hausman pada tabel 4.4 diperoleh nilai probabilitas Cross-section random 0.0001 < 0.05 yang berarti model model common effect (H0) ditolak dan model fixed effect (H1) diterima. Dari dua pengujian, model fixed effect terpilih sebagai model terbaik. Uji langgrange multiplier (LM) tidak perlu dilakukan karena uji LM test bertujuan untuk memilih antara model regresi common effect atau random effect.

4.4. Pengujian Hipotesis

4.4.1. Hasil Pengujian Hipotesis Pertama (H1)

Hipotesis satu (H1) yang mengatakan pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas diuji menggunakan uji hipotesis two tailed.

Berdasarkan Uji Chow dan Uji Hausman maka model terbaik yang digunakan

27

untuk menguji Hipotesis satu (H1) adalah fixed effect model. Hasil uji regresi fixed effect model H1 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Hipotesis Pertumbuhan Perusahaan Mempengaruhi Profitabilitas

ROAit = β0 + β1GROWTHit + β2SIZEit + β3AGEit + β4LEVERAGEit + Ԑit Variable Coefficient t-Statistic Prob. VIF

C 0.631840 2.884756 0.0049* NA

GROWTH 0.057941 1.969318 0.0521* 1.118511 SIZE -0.036140 -3.401523 0.0010* 1.294957

AGE 0.094323 1.945256 0.0550* 1.353318

LEVERAGE -0.171373 -4.731847 0.0000* 1.158203

Sampel (N) 108

R-square 0.814898

Adjusted R-square 0.769699

Prob F-Statistic 0.000000

Chow Test dan Hausman Test Fixed Effect Model

Signifikansi *p < 0.1, **p < 0.05, ***p < 0.01 Keterangan: Tabel ini mempresentasikan hasil pengujian Hipotesis 1.

Variabel Dependen: ROA. Variabel Independen: GROWTH. Variabel Kontrol:

SIZE, AGE, dan LEVERAGE.

Sumber: Data diolah dengan Eviews 8.0

Berdasarkan hasil tabel 4.5 dapat dilihat bahwa variabel pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap variabel ROA dengan probabilitas sebesar 0.0521 dengan tingkat signifikan sebesar 10%, sehingga hipotesis satu (H1) terdukung. Hal ini berarti semakin rendah pertumbuhan perusahaan maka profitabilitas perusahaan semakin turun. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Yazdanfar & Ohman (2015), Cowling (2004), Coad (2007), dan Senderovitz et al. (2012) yang menemukan adanya pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap profitabilitas.

Variabel kontrol SIZE, AGE, dan LEVERAGE mempengaruhi ROA dengan nilai probabilitas sebesar 0.0010, 0.0550, dan 0.0000 pada tingkat signifikansi 10%. Nilai Adjusted R-Square pada tabel diatas menunjukkan bahwa variabel ROA dipengaruhi oleh variabel GROWTH, SIZE, AGE, dan LEVERAGE sebesar 76%

(0.769699) dan sisanya 24% dijelaskan oleh variabel lain.

Nilai Prob F Statistic sebesar 0.000000 pada tabel diatas menunjukkan bahwa variabel GROWTH, SIZE, AGE, dan LEVERAGE secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen, karena 0.000000 < 0.1 (p-value < 0.1). Uji Multikolinearitas dengan nilai VIF menunjukkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas antara variabel-variabel yang digunakan pada pengujian H1 (10.00 > VIF > 0.10).

4.5. Analisis Pengujian Hipotesis

Hasil pengujian hipotesis disajikan pada table 4.5 dengan menggunakan model efek tetap (fixed effect model).

Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis

Hipotesis Variabel Prob

Growth Keterangan

29

4.5.1. Analisis Hasil Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Profitabilitas

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA) perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hubungan positif tersebut berarti bahwa semakin rendah nilai pertumbuhan perusahaan maka akan turun profitabilitas perusahaan. Hal ini dikarenakan Pengaruh pertumbuhan perusahaan diduga berasal dari beberapa faktor, yaitu faktor eksternal, internal, dan pengaruh iklim lokal. Pertumbuhan dari luar (external growth) yang menyangkut faktor-faktor dari luar yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan, seperti harga, keadaan politik, karakteristik masyarakat, dan sebagainya. Semakin baik kondisi dari luar, maka pertumbuhan perusahaan juga akan semakin meningkat. Pertumbuhan dari dalam (internal growth) yang menyangkut produktivitas perusahaan.

Semakin baik produktivitas perusahaan, maka pertumbuhan perusahaan tersebut juga semakin semakin meningkat. Pertumbuhan karena pengaruh iklim usaha dan situasi usaha lokal. Artinya pertumbuhan perusahaan akan meningkat apabila berada dalam iklim usaha yang baik, tersedianya infrastruktur pendukung kegiatan usaha, dan faktor-faktor pendukung lainnya.

Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Yazdanfar & Ohman (2015), Cowling (2004), Coad (2007), dan Senderovitz et al. (2012) yang menemukan adanya pengaruh positif antara pertumbuhan perusahaan terhadap profitabilitas perusahaan.

30

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap profitabilitas. Pertumbuhan perusahaan diukur dengan variabel pertumbuhan penjualan sedangkan profitabilitas diukur dengan variabel return on assets. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan retail sebanyak 18 perusahaan pertahun dengan regresi data panel, sehingga menjadi 108 perusahaan dari periode 2011-2016.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas. Hal ini berarti semakin rendah pertumbuhan perusahaan yang didapat oleh perusahaan, maka semakin menurun profitabilitas perusahaan. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian oleh oleh Yazdanfar & Ohman (2015), Cowling (2004), Coad (2007), dan Senderovitz et al. (2012) yang menemukan adanya pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap profitabilitas.

31

5.2. Keterbatasan

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu hanya menggunakan variabel independen dan dependen yang sama dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian oleh Yazdanfar dan Ohman (2015). Penelitian ini juga hanya menggunakan data perusahaan retail yang terdaftar di BEI periode 2011-2016 sehingga hasil penelitian ini tidak dapat diterapkan untuk perusahaan selain perusahaan sektor retail.

5.3. Implikasi dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: Pertama, peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas penelitian ini dengan cara memperpanjang periode penelitian dengan menambah tahun pengamatan. Kedua, memperbanyak jumlah sampel untuk penelitian mendatang serta menambah variabel-variabel penelitian. Implikasi pada penelitian ini adalah pertumbuhan perusahaan mampu meningkatkan profitabilitas dengan memanfaatkan return on assets suatu perusahaan untuk mendapatkan laba dalam suatu periode.

32

DAFTAR PUSTAKA

Arfan, M., & Rofizar, H. (2013). Nilai Perusahaan Dalam Kaitannya Dengan Arus Kas Bebas Dan Pertumbuhan Perusahaan. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi, 14-30.

Coad, A., Rao, R., & Tamagni, F. (2011). Growth processes of Italian manufacturing firms. Structural Change and Economic Dynamics, 54-70.

Coada, A. (2007). Testing the principle of ‘growth of the fitter’: The relationship between profits and firm growth. Structural Change and Economic Dynamics, 370–386.

Cowling, M. (2004). The Growth – Profit Nexus. Small Business Economics, 1–9.

David, F. R. (2011). Strategic Management Manajemen Strategis Konsep. Jakarta:

Salemba Empat.

Ghozali, I. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS. 20.

Semarang: UNDIP.

Hanafi, M. M., & Halim, A. (2002). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: UPP STIM YKPN.

Husnan, S. (2000). Manajemen Keuangan: Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Pendek) . Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Lee, S. (2014). The relationship between growth and profit:evidence from firm-level panel data. Structural Change and Economic Dynamics, 1-11.

Sartono, A. (2001). Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Senderovitz, M., Klyver, K., Steffens, P., & Evald, M. R. (2012). FOUR YEARS ON – ARE THE GAZELLES STILL RUNNING? A LONGITUDINAL STUDY OF FIRM PERFORMANCE AFTER A PERIOD OF RAPID GROWTH. Babson College Entrepreneurial Research Conference.

Yazdanfar, D. (2013). Profitability determinants among micro firms: evidence from Swedish data. International Journal of Managerial Finance, 150-160.

Yazdanfar, D., & Ohman, P. (2015). The growth-profitability nexus among Swedish SMEs. International Journal of Managerial Finance, 531-547.

33

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1: Daftar Sampel Penelitian

No Kode Nama Perusahaan

1 ACES Ace Hardware Indonesia Tbk 2 AMRT Sumber Alfaria Trijaya Tbk

3 CENT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk 4 CSAP Catur Sentosa Adiprana Tbk

5 ERAA Erajaya Swasembada Tbk

6 GOLD Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk 7 HERO Hero Supermarket Tbk

8 KOIN Kokoh Inti Arebama Tbk

9 LPPF Matahari Department Store Tbk 10 MAPI Mitra Adiperkasa Tbk

11 MIDI Midi Utama Indonesia Tbk 12 MPPA Matahari Putra Prima Tbk 13 MTSM Metro Realty Tbk

14 RALS Ramayana Lestari Sentosa Tbk 15 RANC Supra Boga Lestari Tbk

16 RIMO Rimo International Lestari Tbk 17 SONA Sona Topas Tourism Industry Tbk 18 TELE Tiphone Mobile Indonesia Tbk

35

Lampiran 2: Hasil Perhitungan Variabel Pada Ms.Excel

NO NAMA PERUSAHAAN TAHUN GROWTH SIZE AGE LEVERAGE ROA

10 PT MITRA ADIPERKASA Tbk 2014 0.2207 23.1983 2.9444 0.7101 0.0080

Sumber: Data sekunder yang telah diolah dalam Microsoft Excel 2010

37

Lampiran 3: Hasil Statistik Deskriptif

Date: 06/03/17 Time: 23:18 Sample: 2012 2015

Y X1 X2 X3 X4

Mean 0.023284 0.154597 22.53787 3.032067 0.989595

Median 0.057850 0.173007 23.09861 2.995732 0.517112

Maximum 0.458000 0.867308 30.62713 4.043051 11.84424 Minimum -1.729000 -0.947545 15.16927 1.386294 0.074243 Std. Dev. 0.295309 0.244892 5.398424 0.643047 2.079670 Skewness -4.097092 -1.310347 -0.092251 -0.529806 4.284363 Kurtosis 22.91492 9.191592 1.406338 2.875771 20.55266

Jarque-Bera 1313.955 128.0776 7.292434 3.224925 1080.971 Probability 0.000000 0.000000 0.026090 0.199396 0.000000

Sum 1.583300 10.51258 1532.575 206.1806 67.29246

Sum Sq. Dev. 5.842901 4.018114 1952.580 27.70516 289.7769

Observations 68 68 68 68 68

Lampiran 4: Hasil Uji Model Eviews (Uji Chow-H1)

Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 31.356491 (16,47) 0.0000

Cross-section Chi-square 167.103966 16 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: Y

Total panel (balanced) observations: 68

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.178765 0.146209 1.222666 0.2260 Adjusted R-squared 0.683493 S.D. dependent var 0.295309 S.E. of regression 0.166138 Akaike info criterion -0.681312 Sum squared resid 1.738913 Schwarz criterion -0.518113 Log likelihood 28.16460 Hannan-Quinn criter. -0.616647 F-statistic 37.17140 Durbin-Watson stat 1.400960 Prob(F-statistic) 0.000000

39

Lampiran 5: Hasil Uji Model Eviews (Uji Hausman-H1)

Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 254.552052 4 0.0000

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

X1 0.098456 -0.097066 0.000262 0.0000

X2 -0.287052 -0.026185 0.000280 0.0000

X3 0.366611 -0.027780 0.006469 0.0000

X4 -0.064095 -0.109034 0.000027 0.0000

Cross-section random effects test equation:

Dependent Variable: Y

Total panel (balanced) observations: 68

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 5.429443 0.384207 14.13156 0.0000 Adjusted R-squared 0.963660 S.D. dependent var 0.295309 S.E. of regression 0.056295 Akaike info criterion -2.668135 Sum squared resid 0.148949 Schwarz criterion -1.982699 Log likelihood 111.7166 Hannan-Quinn criter. -2.396544 F-statistic 89.83468 Durbin-Watson stat 1.841028 Prob(F-statistic) 0.000000

Lampiran 6: Uji Multikolinearitas

Variance Inflation Factors Date: 06/12/17 Time: 08:49 Sample: 2012 2015

Included observations: 68

Coefficient Uncentered Centered

Variable Variance VIF VIF

Lampiran 7: Model Fixed effect

Dependent Variable: Y

Total panel (balanced) observations: 68

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 5.429443 0.384207 14.13156 0.0000 Adjusted R-squared 0.963660 S.D. dependent var 0.295309 S.E. of regression 0.056295 Akaike info criterion -2.668135 Sum squared resid 0.148949 Schwarz criterion -1.982699 Log likelihood 111.7166 Hannan-Quinn criter. -2.396544 F-statistic 89.83468 Durbin-Watson stat 1.841028 Prob(F-statistic) 0.000000

41

Lampiran 8 : Laporan Magang

MAGANG INDUSTRI di

PT PELAYANAN LISTRIK NASIONAL BATAM (B’RIGHT PLN BATAM)

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Mata Kuliah Magang Industri

Oleh:

GUSVITA PEFRIANI 4111301024

PROGRAM STUDI AKUNTANSI MANAJERIAL JURUSAN MANAJEMEN BISNIS

POLITEKNIK NEGERI BATAM

2017

No.FO.8.4.3.1-V0 HAL.

40

KPS DIR

Borang PBM:

Pelaksanaan Magang

16 Februari 2011

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN MAGANG

PT PELAYANAN LISTRIK NASIONAL BATAM Oleh:

GUSVITA PEFRIANI 4111301024

Batam, 28 April 2017

Dosen Pembimbing Magang Pembimbing Perusahaan

Mega Mayasari, S.E., M.Sc. Pita Sriulina

NIK: 110069 Leader Revenue

Assurance

HAL.

1/40 HAL.

1/38

KPS DIR

Borang PBM:

Pelaksanaan Magang

16 Februari 2011

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa : Gusvita Pefriani

4111301024

telah melaksanakan Magang Industri di PT PLN BATAM

mulai tanggal 01 Februari 2017 sampai dengan 28 April 2017

Batam, 28 April 2017

Pembimbing ,

Pita Sriulina

Leader Revenue Assurance

No.FO.8.4.3.1-V0 HAL.

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan magang industri dan laporan dengan tepat waktu. Laporan magang industri ini disusun berdasarkan apa yang telah penulis lakukan pada saat di tempat pelaksanaan magang yaitu PT PLN BATAM yang beralamat di Jl. Sudirman No.1, Sukajadi, dimulai dari tanggal 01 Februari 2017 s/d 28 April 2017.

Laporan magang industri ini merupakan salah satu syarat kelulusan yang harus ditempuh dalam program studi Akuntansi Manajerial. Selain untuk menuntaskan persyaratan yang penulis tempuh, kegiatan magang industri ini banyak memberikan manfaat kepada penulis baik dari segi akademik maupun pengalaman yang belum pernah penulis dapatkan sebelumnya.

Penulis menyadari dalam proses pelaksanaan magang industri hingga penyusunan laporan, penulis banyak mendapat dukungan, motivasi, saran, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

11. Allah SWT. karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan magang ini.

HAL.

3/38

KPS DIR

Borang PBM:

Pelaksanaan Magang

16 Februari 2011

12. Orang tua, serta keluarga yang telah memberikan doa serta dukungan, dan motivasi.

13. Ibu Mega Mayasari, S.E., M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Magang Politeknik Negeri Batam yang selalu membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan magang.

14. Bapak Bukti Panggabean, selaku Head of Revenue Assurance PLN Batam

15. Ibu Pita Sriulina, selaku Leader Revenue Assurance pembimbing magang yang selalu membimbing penulis.

16. Bapak Edward Sitorus, selaku AE PLN Batam.

17. Bapak Yudhi Armyndharis, selaku JF Revenue PLN Batam.

18. Ibu Sridayati, selaku Administrasi Revenue Assurance.

19. Bapak Arya Seno Prayoga, selaku JF Revenue PLN Batam.

20. Seluruh karyawan PT PLN Batam yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama kegiatan magang industri.

21. Kerabat dan teman-teman yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam pelaksanaan magang industri dan pembuatan laporan ini.

22. Seluruh pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

No.FO.8.4.3.1-V0 HAL.

40

KPS DIR

Borang PBM:

Pelaksanaan Magang

16 Februari 2011

Penulis menyadari banyak sekali kekurangan dalam menyusun laporan magang ini, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dalam penyempurnaan laporan. Semoga laporan magang yang penulis susun dapat bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.

Batam, 28 April 2017

Penulis,

Gusvita Pefriani NIM : 4111301024

HAL.

5/38

KPS DIR

Borang PBM:

Pelaksanaan Magang

16 Februari 2011

1. Gambaran Umum Perusahaan/Instansi

1.1 Sejarah Singkat Perusahaan/Instansi

Kiprah pengelolaan ketenagalistrikan untuk melayani kebutuhan listrik masyarakat Batam, awalnya dilakukan oleh Pertamina, tepatnya pada tahun 1971.

Kala itu, Pertamina dipercaya sebagai instansi pertama yang mengelola daerah industri Pulau Batam. Bermodalkan PLTD yang memiliki daya pasang cukup rendah, 2 x 188 KvA, sehingga waktu itu listrik hanya bisa dirasakan oleh Pertamina dan perumahan karyawannya saja.

Seiring dengan perkembangan Batam yang mulai meningkat, akhirnya tahun 1976 pemerintah Indonesia membentuk Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam (OPDIPB) untuk mengelola kota yang berbentuk Kalajengking ini dimana Kepala OPDIPB diserahkan ke tangan Menteri Penertiban Aparatur Pembangunan JB Sumarlin. Sejak itu, semua proyek yang dikelola Pertamina diambil alih oleh OPDIPB, termasuk pengelolaan ketenagalistrikan. Bisnis ketenagalistrikan saat itu dikelola Unit Pelaksana Teknis Otorita Batam (UPT OB). Kapasitas pembangkit pun masih rendah, hanya sebesar 17,5 MW.

Setelah tugas JB Sumarlin usai, tepat tahun 1978 Ketua Otorita Batam dipegang oleh Prof Dr Ing Bj. Habibie. Dalam pimpinan Habibie, Batam sudah mulai diarahkan sebagai kota industri. Listrik sebagai kebutuhan vital dalam

No.FO.8.4.3.1-V0 HAL.

40

KPS DIR

Borang PBM:

Pelaksanaan Magang

16 Februari 2011

industri dan kalangan usaha, tentu membutuhkan pasokan listrik dan mulai saat itu dilakukan pembangunan PLTD di Sekupang dan Batuampar. Total daya terpasang pada periode 1976-1992 sebesar 45,5 MW dan disalurkan ke daerah Sekupang dan Batuampar.

Perkembangan Batam kala itu pun tak dapat terbendung lagi. Investor-investor asing sudah mulai melirik potensi yang ada di Batam. Tak pelak lagi kalau Otorita Batam saat itu cukup kewalahan mengelolanya, sehingga satu persatu dilepas, termasuk bisnis ketenagalistrikan. Akhirnya, pada 1 Januari 1993 berdasarkan kesepakatan pemerintah dan OB, pengelolaan ketenagalistrikan diserahkan ke PT PLN (Persero) Wilayah Khusus Batam.

Berdasarkan keputusan Menteri Negara Penanaman Modal dan Pembinaan BUMN, selaku Pemegang saham PT PLN (Persero) dalam surat No S-23/M-PM-PBMUN/2000 tanggal 23 Agustus 2000, pada tanggal 3 Oktober 2000, status PT PLN (Persero) Wilayah Khusus Batam berubah menjadi PT Pelayanan Listrik Nasional Batam (PT PLN Batam) dengan status sebagai anak perusahaan PT PLN (Persero), sebagai unit mandiri yang mengelola kelistrikan dari hulu sampai hilir.

Dan pada Juni 2008 PT PLN Batam melakukan rebranding menjadi b’right PLN Batam.

Tahun 2015 bright PLN Batam membantu PT PLN (Persero) Wilayah Riau

& Kepualuan Riau dengan interkoneksi Batam-Bintan. Interkoneksi kelistrikan

HAL.

7/38

KPS DIR

Borang PBM:

Pelaksanaan Magang

16 Februari 2011

adalah bagian program merangkai pulau.Tahap awal daya Listrik dialirkan sebesar 20 MW dari Batam ke Bintan melalui gardu induk tanjung uban sebagai titik terima energi dari saluran kelistrikan Batam. Proyek interkoneksi jaringan 150 KV berjarak ± 17,9 KM dari Batam ke Bintan ini digesa untuk menjawab keraguan PMA yang akan berinvestasi serta untuk menopang pertumbuhan perekonomian provinsi Kepulauan Riau menuju double digit. Tahap berikutnya, evakuasi daya ditargetkan sampai 75 MW mengalir ke Pulau Bintan

Sampai dengan akhir 2016, b’right PLN Batam memiliki kapasitas terpasang kurang lebih 563 MW dan daya mampu kurang lebih 461 MW dengan beban puncak Batam-Bintan 370 MW. Di sisi produksi, sejak tahun 2004 b’right PLN Batam menerapkan fuel mix strategy, dan sampai dengan tahun 2011 komposisi pemakaian energi primer tercatat sebesar 59.92% menggunakan bahan bakar gas, 34.82 menggunakan bahan bakar batu bara dan 5.26% berbahan bakar minyak.

Di usia ke-16bright PLN Batam telah menjadi perusahaan yang berkembang tidak hanya menyalurkan energi untuk pulau Batam namun hingga ke beberapa daerah di Indonesia. bright PLN Batam diberi penugasan oleh PT PLN (Persero) selaku holding untuk membantu program 35.000 MW yang dicanangkan oleh pemerintah saat ini demi menuntaskan masalah kelistrikan dan menaikkan rasio elektrifikasi di beberapa daerah di Indonesia. Bentuk partisipasi bright PLN

No.FO.8.4.3.1-V0 HAL.

40

KPS DIR

Borang PBM:

Pelaksanaan Magang

16 Februari 2011

Batam adalah menyediakan pembangkit listrik di beberapa daerah di wilayah usaha PT PLN (Persero) menggunakan Mobile Power Plant (MPP) berbahan

"Menjadi perusahaan energi yang utama di Indonesia"

Misi

“Kami menyediakan tenaga listrik secara efisien dan andal serta jasa lainnya dalam bidang energi untuk meningkatkan kualitas hidup dan ekonomi masyarakat

“Kami menyediakan tenaga listrik secara efisien dan andal serta jasa lainnya dalam bidang energi untuk meningkatkan kualitas hidup dan ekonomi masyarakat

Dokumen terkait