KOLABORASI PERENCANAAN
BENTUKKBM
-Aaczngan trintegrasi
KOLABORASI PENENTUAN
TU-TLTAN
MK
-EAP deago Fol''us Ket l,,'lembaca
-l
KOLABOR;SI PERENCANAAN
EVALUASI
KOLABORASI PENENTUAN MATERI AJAR
1---& basil belajar -Materi 1'g otectik
-Reol & Carier colttent
a
Ket€rdtgan
=
Memunjuk!:en uRrtan sitJus yang dilalui dalam fase peralcangan:
M€nunjukkan fase vang tidak termasuk dalam perancangar lapi l€rmasuk fase dalam pelaksa'aal Program=
Garis p"-ar:nj"k- unsr dalam Pemmangan=
Fase yang ada dalam kotak ini Cilakukal da.lam bentuk kolaborasi kolektifyang melibatkan semua pihak yang berkcpemingan (nakeholders)=
Fase vane ada dalam kotak ini dilakukan dalam bentuk kolaborasi kolektifyang tida(perirl melibarkan serc'.ra pihak yairg berli epetttingan (stakeholders)=
Fase yang arla oaL?trr lingisran lnl tlda( tcrmasuk dalam t'ase perancangarl tapi fase termasuk dalam fass pelaksanaal programKOLABORASI PENENTUAN I"EBUTUHAI\J
l-.----.,j
I
(_,
89
Tajr* Model Kolaborosi Kolebif dolan Perancagm MK
ESPdi PT ini
mengandung
tiga buah krra yang pertu dijelaskan lebih lanjlt yahi" nodel'
kolaborasi,daakolehtlPertam4yangdimasuddengnnodeldalampenelitianini
adalah penggaobaran proses prrancangan
MK
ESP dalam suahr rantaian beberapa elemen pokok kegiatan ya-rg salingbertalian
Pengertianini
mengikuti konsep yang dikemukakan olehMcQuail
dan Windahl (1989)'Xedua
istilan ,to laborasi digunakan mengikuti pendapat para pakar ESP seperti Hurchinsondal Watcrs (1987),
Jordan(1997), (lmt
Dudley-Evansdan St
Johns(l99g).
Mereka menyatakan bflhwakolofurasi
berarti ke{asama- Kerjasama tersebut menurut mereka dapat berbentuktiga tingkatan
Pertarn4 pariatingkat
yangpaling
sederhana, pembina ESP melakukaninisiatif
sendiri untuk menghubungi dosen atau pakar PS untuk memlrta pendapat dan bantuan mereka dalam menentukan materi ajarMKEsPyangakandipakai.Ke4asamainitidakbersifiatmengikatdandosenPS
tidakmemiliki
tanggungiawab bersama dengan pembinaMK ESP Kedu4
ke{asamadilakukan
<ialamsuatu ikatan
bersama antara pemhiDaMK ESP dan
dosen BS'Kolaborasi pada tingkat
ini
l€bih mencerminkan kerjasama danunggungiavab
yang seimbang antara semualihk
untuk mercapai suatu sasaran daiamlvfl(
ESP.Tingkat
kerjasama ketiga adalah pengajaran dalam
beniuk
tilrn(teon teaching)' Ini
adalah kerjasama yangpaling tinggi
danideal Cimana
pembinaMK
ESP dan dosen BS ditrurtut masuk secara bersama-sama ke dalam kelas untuk melaksanakan pengajaran seperti yang dikemtrkakan oleh Davies (1997).,Liii i[iYur
Berdasarkan
hasil kajian
terhadap bcrbagpi pcrmasalahanMK ESP di PT' pdel
YanB diajukan dalam penelitianim
nremakai tingkatan kolaborasi yang kedua 4imana semua pihak sama-samamemiliki
akuntabilitas terhadapMK ini'
Pengajarandalam bentuk
tim belum mungkin dilalokan
karenabertagai
keterbatasan sumber iaya manusia Yangdin'iliki
PT'Dalam model
ini
penguaunmalru
kolaborosi dipadukan dengen katzkolektf
yarg
berarti
secarabersama-sa$a Kata kotehf
digunakanuntuk
mempartegas bahrva kolaborasiini tidak
hanya melibatkan ke{asama antara pembinaMK
dan dosenBS. telapi
koljasama semua pihak yang berkepentingar': pembinaMK
ESP'dosen atau pakar BS
terkait,
Pimpinan lembaga'pakar TEFL
yang lebih memahsmiteori dan praktek ESP' alumni atau pasar kerja dan
mahasisrva' Katz koleHf
nengisyaratkan adanya ke4asama dan negosiasi
ialam
bentukbeftumpul
bersamanelalui diskusi, seminar, alau lokatarya utr$k membaius berbagal hal
yangUNlV. NEGERI PADANu 90
menyangkut Perancangan
MK
ESP. Pengambilan kePotusan h,:rusditakukan
secara bersama, sehingga tercipta persncangan yang negosiatif sepein yangditekalkan
cleh Breen danLittlejohn
(2000)Dengan
demikairy modet kolaborasi kotebif
hr;rartimatakuliah yang dilakukan secara bersama-sama
olehberkepentingan
dalan
bentuk suatu forum diskusi' 56plrrar, IokakarYe atau badanad fakultas. Keenam Pihak
Yanghoc tertentu di bawah koordinasi
pimpinanberkepentingan
itu
adaiah pembinaMK
ESP' dosen atau pakar BSterkait'
pimptnanproses
perancanganenam Pihak
Yang9l
lcnfug;pakar TEFL
yanglebih
memshamiteori
dan praktekESP' alwmi
yangrlah
bekerja sesuaiBgnya
dan mahasisrrya5.4. 3 tlnsur yang Harus Berkolaborasi
dalan
Modet KolaborasiKolebf
Unsur-unsur
yang berkolaborasi tersebut dapat dijelaskan s€fterti
beriklrt'Perlam4
pembim MK
ESP adalah merekayang ditunjuk untuk menjadi
pengajarauu FlaugElrllg
jaw,at,L{K
ESPyarg
berdasarlan frk1.a ya::gad4
dapat bcrasaldaridosenBINGatau<iosentssyang<iitugasiuntukinrUnsurinisangatdiperlukan sebagaiseorangsumberinformasitenf2ngapayangtelahdilakukarrdikeiasESP
serta sebagar sasaran
pokok
perubahan perancangan dan pelaksanaan proses belajarmenpjar
sebagai implemenasi daribrsil
kerja kolaborasi'Kedua
pakar atau dosen senior BS adalah mereka yang dianggap pakar dalambidang ilmu masing-masing PS yang dipilih dan ditentukan oleh
pimpinanberdasarkankepakaruperhafian,danperrikirankonstruktifuyaterhadapkemaiuan MK
ESP. Unsurini
adalah partner petrting bagl dosen pembina mata kulialr- Merekadiharpkan
mernberikanbffbagai
masukan tentang materi ajar yang paling sesuai dan dibutuhkan oleh mahasiswa Merekainilah
yang tahulebih
banyak tentang berbagai kebutnhan mahasiswa terhadapmaleri yang merupakan 'carrier conlenl'dalam materi ajar ESF. P;.a iaiar ESP
berpendapstbahwa sehar:;1'a unsur
dosen pembinaMK
ESP datr Pakar BS, yangdi
antaranya adalah dosen seniorBS' terlibat
dalam membinaMK ESP dalam
sebuahtim
dengantanggugiawab yang
sama't{amun, karena berbagai keterbatasan yang arJa
di
PT, halini
sulit dilalrukan sehingga kolaborasikolektif
adalah yaagpling
mungkin dilai<sanakan.92
Ketip, patar TJtrU
ulkar ESP adalah salah seorang araulebih
pakar yang berpendidikanTEFL dan
diaogg"P nenguasai berbagarteori dan
perkemba-ngan dalambidang ESP. Unsur ird
harus dilibatkatruntuk
dijadikan nara sumber bagiunsur tain tenbng berbagai tonsep &sar ESP' Pakar ini dibarapkan
mampu menyampaikan berbagai teori&n
praktik ESP yang dibutuhkan sebagai basispokck
bagi
penpjaran
ESP. Karena tidak sernua patar TEFL mendalami ESP' mereka yang dilibatkan harus telaUdikelahui lelih
awal kepakarinnya agar sesuai dengan yang diharapkan.Di Indonesiq
seorang pakar yang mendalami secara khusus ESP masihsangt jarang sehingg mrsrgkin diftstukan Fkar ESP dari luar negeri
untukmenjadi nara sumber yang
betul-beol
mampu memberikan apa yangdibuthkan Keernpa! pimpimn
PS danpinfnan frhrltas
adalah ketuajurusan
dan dekan bersama-sama dengan pembantu dekan bidang akademik' Unsurini
harus dilibatkan dalamkolaborasikolektifkarenamerekayangsecaraadminlstratifbertanggungiawab terhadapMK ESP.
lvterelra edalahpe'lgambil
keputusanakhir tentang
bentukperawaran
MK
ESP,jumiah
stsyalg
dinrT 'gkinkan' dan pengelompokianMK
ESP daiamstr,iktur kuriiruium. Di
sarnpingitg
kolaborasikolektif ini
dapat terlaksanahanya atas
itrisidif
dan keheadakPim
'ptran PS arau PimPinan fakuhasini'
Setelahmelalui seminar dan diskusi tentang konsep dasar ESP' mereka
diharapkanmemahami betapa
penhnpya
reformulasi pemahaman dan pelaksanaan tvrK ESP'Kelima
mahasisua adalah beberapa orang mahasiswayang telah dan
akanmengikutiMKEsPyangdipilihmelaluisebuahmekanismetertentusehinggadapat
mewakrlrtema]l-temallmere-tca.Mahirsisrr"aiurusoilioukarrdaiamk<,iaborasiguu
93 meldapartan informasi tentang kebutuhan dan keinginan rnercka terhadap
MK
ESP.Banyak
hal
yang harusdiketahui dari
mereka sebagai prosesAK tertadap
BING yang mereka sangat perlukan untuk kesukesan akdemik mereka. Merekatidak
perlu dilibatkan dalam semua fase, namun barus dilibatkan dalam prosesAK.
Keenam,
alumni
atau pemakaidumni
adalah merekayang telah
bekerja di berbagai pasar[erja
yaagbidanpya
sesuai dengan bidang studinyadi
PT. lJnsurini
perlu dilibatkan Aai,Apilitr
secaracernat
karena merekalah yang lebfh tahu tehtang kebutuhan pasarke{a alumni
PS terhadaPBING di
lapangan.Hal ini tentu
te, kait dengan ESP untuk tujuan profesi atau peke4aan, Ten:rasukdi
dalamnya alumni yang menjadi dosen pada PS yang bersangkutan, pegalvaiBUMN, dan
pegawai swasta iainnya yang terkait dengan bidang keabiiannya sebagai alumni PS tertentu.D
dalam kolaborasikolekif,
unsurinijuga
tidak harus terlibat dalam semua fase.Kolaborasi
kolekif dari
keenamunsu tersebut ini harus dilalorkan
secara terencana ataskoordirnsi
pimpinan fakultas. Pimpinanini
membuat suatu keputusanuatuk
merancanguiang lvfi( ESP
yang termasukke dalam kelompok MKWF
di fakultasnya. Momentum yangpaling
tepatuntuk ini
adalah pada waktu perubahan dan perbaikankurikrlurn
secara keselunrhan. Sasaran yang diharapkan tercapai dari keputusan tersebut adalahlahimya PIK
ESP sebagaiprogiam
yang memang sesuai dengan teori ESP pada fakultas yang bersangkulan secara benar berdasarkan hasilAK. Selanjutkany4 pimpinan fakultas ircrkoordinasi dengan pimpinan
PS mengidentifikasipenonel
yang akandiiibatkan dari
keenamunsur
tersebut. Semua pembir,a ivfrt ESP cian prrnpinan PS pada iakultas tersebut harusdilibatkan.
L)osensenior PS arau pakar bidarig
ilmq
Pal<ar TEFL, mahasisw4 danalumni
yang akandilibatkan dalam forum ini
harusdiidentifikasi
secarabaik
sehinggp betul-betul memberikan kontribusi dan manfaat yang berarti terhadap perancaDgan program ESP melatui kolaborasikolektif ini.
5.4. 4 Tohapan dalom Model Kolaborasi
Koleh{
Tahapa,r
loCel
kolaboras: kolekr:'f dalam p€rancanganIUI( ESP Ci PT ini mengil-rrti perancangi progiarn
) ang menggunakan ancangansistemik
@udiey-Evans dan St. John, 1998;
Graves, 200C).Artinya,
penncanganMK
tenebr:tmengikuti
suatu siklus yang melibatlian beberapa unsur .rang salingterkait,
runtut, dan berkelanjulan. Sebelumsiklus
arval terdapat satu kegiatan yang beradadi
luar siklus yalari seminar dan diseminasi konsep dasar ESP. Kegiatanini
harus dilakukan pertama sekali sebelum siklus yang beraual dari kolaborasi dalamAK
dilaksanakan.Berikut
diuraikan masing-masing uasur kegatan yang ada dalammodel
kolaborasikolektif
ini.5.4.4.
I
Tahap Pertama: Seminar dan Diseminasi Konsep Dasar ESPTahap
ini
adalah salah satu ahap yang tidak pemah dimunculkansebagi
salahsatu langkah yang harus dilakukan dalam konteks penerapan program ESP
di
negara yang baru mencoba melaksanakannya, seperti Indonesia.hngkah ini
sangat perludilalarkan karena hampir semua unsur belum
mengenal secarapasti apa
dan bagaimanaESP
terscbut.Ajang
seminardan
diseminasrini
diharapkan menjadi wadah awaliintuk
memp,erkenalkan konseplionsep dasar ESP kepada semua pihak95 yatrg
hkepentinqar
Sekalipm tidak termasuk dalam salah satu unsur kegiatan yang bersiklus,kegiaan ini
sangat penting dilakukan karena berdasarkan hasil penelitian hampir semua pihak yang berkepentinganini
belum mengenal secarabaik
apa vangmembdakatr antap ESP ,tai. p.tgaj:l.art BING umum. Setelah semua
pihak memahami konsep dasarini
ahapan-tahapan proses peraffanganMK
yang bersiklrrs dapet dilalCIkatrSeminar'dao dis"minasi ini dilaksanakan secara khusus dalam
ra:reka perubahandan
penyrsrurankurihium
setiapPS yang
ditetapkansuatu
fakultas.Pimpinan fakultas diharapkan nrer,etapkel waktu k}usus untuk seminar
danlokakarya
perancanganMK ESP. Pada seminar ini, pakar TEFL yang
telahmendalami
dan
memahami secara baik teori dan praktek ESP program diminta untukmenjadi nara sunber.
Keberhasilankegiatan yang akan berlanjut hingga
siklus kolaborasi perancanganberikuoya ini
akan sangat ditentukanoleh keahlian
dan bimbrngandari
nara sumberini. Dalam
seminarini
para stakeltolders dibe rikan pengetahuan dasar oleh pakar 1EFL yang ditunjuk tentang karakteristikdar
berbagai konsep dasarda'i
ESP.5.4.4. 2 Tahap Kedua: Kolaborasi
Kolektif
dalam Analisis KebutuhanKegiatan dalam
talap
kedu,aini
adalah kolaborasikolektif
dalam melakukanAK.
Sebagaikegiatan
perancanganyang bersiklus, kolaborasi kolekif
dalam menentukanAK
adalah kegiatan utama.MK
ESP yang selamaini
ditenhrkan olehtim
perumus kurikulum tanpaAK
harus ditawarkan berdasarkan hasilAK
vang dilakukan secara bersama-samaoleh
semuapihak yang
berkepentingan.Hal ini
dilakukantarena AK ini tidak
bisa hanyadilakukan oleh
dosen pembinaN{K yang
kurang memahamikebutuhanyangbagaimanayangakandianalisis.Keran8kaacuanteoretis mengungkapkanbahrvaAKdapatdilakrrkandenganmenggunakanirstrumentertentuseperti angket, kuesioner,
alau
wawancara-Mengingat
keterbatasanyang dimiliki berbagat pihak yang berkepentingaq dalam model ini pJ( dilakukan
melaluikesepakaan dalam kolaborasi kolektil tanpa harus
menggunakanangket
atau kuesioner.ertiiryq
pemberian instrumentertenhl
seperti kuesioner dan wawancara' sebagaialat penggali
daia da\anAK
belum bisa disusun oleh mereka yang belum memahamiba4irnana
dan apa yang akan dianalisis dengan data tersebutPada tahap
ini
diharapkanteljadi
suatu disi<usi dan analisis yangbaik
tentang kebutuhan nrabasisrva terhadapBING
untukkepentingan
ai<ademis maupun profesi mereka.Keterampilan dan
penguasaanBING yang
bagaimanadan sep:rti
apasesungguhnya yang dibutuhkan
untuk
dikembangkan dalamMK
ESP harusdigali'
dikaji, datr disepakati oleh semua unsur yang berkolaborasi'AK
adalah kegiatan yangtidali sederhaoa karena melibaikau pesefla kolaborasi kolektii ini
ur,rukmengidentiflkasi
beftagai
hal seperti kepentingan dan kebutuhanobjektif
penawaranMK ESF \target sitllotton
analisisQSA)'.peneffual
kemampuanawal
mahasiswaurtuk
mengetahui keunggulan dan kelemahan rnereka, keinginan semtn stakeholders terhaCaphasil yang akan dicaEai
denganMK ESP, fasititas
pendukung'faktor
pnduhrng
dan penghalang dan berrbagai analisis situasi keirinian dan situasi target Iainnya sepeftiyang telah
dikemukakanoleh
Dudley-Evansdan St John
(1998)' Jordarr ( 1997), rianwcst (894).
rescrrz koiaborasrkoiektif
Oaru<iapt
mengnasitkan97
AK
yang baik bila mereka telahmelubami
bagaimena semuaini
dilaksanakanllasii AK
yang seharusnya diperoleh melalui kolaborasi dalamAK ini
adalah seperangkat rambu-rambu dan butir-butir penting tentang semua hal yang diaDalisis.Tim
kolaborasi harus rneny'adaribahwa ada
beberapamasalah yang dapt
muncul dalam kolaborasi yang mel-batkan banyak unsur
ini. AK
menurut malnsiswa munekin tidak jelas"menun[
mereka pengajar yang bertanggungiarrab menentukan apa yang merekabutuhkan
Pemakai, sebaliknya,mungkin tidak mengerti
denganprioritas
kebutuhan. Sementaraina pimpinan lemhga mungkin ahli, tapi
sering mengabailan kebutuhanriil
maha-"iswaIni akan menghrsilkan
adanya gaJx dankontradiki
dalam kolaborasiini karena intensi semua unsur tidak
sela!'r sama.Masalah lain
adalah bahrva kebutuhanini
berubah-ubah kerenaberbagai
faidor rntema.ldatr
eksternal. I\,Iasalahini dapat diatasi
denBanmembuat
kebuufian herklasifikasijangka
pendelq menengalr,dan
panjang.Di
sampingitu, AK
perluiilakukan
secara berkesinarnbungan dengan menggumkan hasil-hasil penelitian ,len praktek ESP terdahulu5.4.4. 3 Tahap Ketiga: Kolaborasi
Kclektif
dalam PenetapanMK
Penetapan
MK
dalammodei ini dijadikan
salah safu tahap.tersendiri
yang juga ddak pemah ada dalan fase program ESP. Tahapini
adzlahtztnpn
operasionaldari hasil .{K Pada
faseini
semuapihak yang
berkepentinganberdiskusi
dan mengambil kesepakaian bersama tentang barbagai hal yang terkait dengan penetapanMK
ESP. Ada beberapa halpokck
yang harus ditetapkan bersama dalam tahapini:
tajuk
I\,IIqjumlah
sksMK,
kodeMK,
sinopsis atau deskripsiMK, kelompok MK.
98
Sernua
ini menjadi komponen dan informasi yang dimuat di dalam
strukturkurikurrrn PS dan selama
ini
hanya dilalrukan olehtim
yang tidak pemah menjadikan MK ESPsebagi
perhatian yang seharusnya PenetapanMK
yang berbasis kolaborasikolehif ini
memungkir'kan semua- pihakunok
berinteraksi untuk membicarakan danrnendapkaasemua enti''3s
terebut
sebagai implementasidari
prosesAIC
Apapunkeputusan
yang diambil
menyangkut sernua entilas tersebut akan mencerminkan bah*a peoetipanjt'at tu{I( ini
didasarkan atasAK
yang dilaliukan secarabersama-526a MK ini firlak lagi direapkan begitu
saja olehtim
penyusunkuriktrlu'n
tanpadasar pemikiran yang menurut s€meEinya'
I{asil
penelitianini
memberikan pemrkiran bahrva tajukMK'
misalnya' harus sudah hemrwrsaEAP'
Penggunaant4lir-
BahasaIngris I
dan2
lrrrus dihindari'Tajuk sepru
Eahcsalngg;ris Hukwt'
BahascInggris Kimia'
dan Bahasalnggris Ekonomidapat
dipertahankan asaldaiam tujuan yang
dirumuskan dieksplisitkanketerarnpilan membaca sebagai sasaran utama^
Kemudian'MK ESP dalam struktur kurikuium harus didasarkan
ataspemahaman bahrva
MK ini
adalahMK
alat yang dapat masukke
dalam kelompok malal'uliah sejenisnya. Sinopsis araudeskripi MK
yang barus dicanturnl-an dalarr'kurikulum harus dirr:rnuskan berdasarkan kesepakatan
bersama-Selanjutnya,
keputus:rr uuLrk
menetapkanMK ESP
sebagaiMK
denganbobct
sk te(enti!
atau dengan0
sks yang disetarakan' harusdiambii
berdasarkan kesepakarankolaboratif Hasil penelitian
menunjukkanbah*a MK BING
harusditarvarkan
minimal
daram dua semesier, yang salah sani a'au reduanya adalahlvfl(
pengembangan pengelomPokkan
99
ESP, dengan total sks
minimal
selara dengan 5 sks. Jika berdasarkan hasilAK
sidang kolaborasi memutuskani"x( ini
adalgh 6 sks, sebaiklyaMK ini ditawa*an
dalam 3semester
(31) tidak
dalam 2 semester(2xj)
kzrern intensitas Pertemuan cendrungn mempengar uhi hasil yang ingin dicapai'Kemudian,
sistem praksanaanMK
yangdi
anlara-nya menyangkut waktupenawatlrl bentuk pelaksaman, dan
penetapan PrasyaratMK harus
menjadi perhatian aan pemuatasan dalamforuni
kolaborasi tersebut. Banyak hal yang harus dipertin:bangkan- Berdasarkanhasil
penelitianini,
misalnya,peneliti
mendukungpendapat responden
yang
menyatakan bahwal'{K
ESPsebaiklva
ditawarkan tidakpada
semesterpeitama dan terakhir.
Semesler pertamadapat digunakan
untukidentifikasi dan
pengetompokan mahasisrvamelalui tes
penempatanagat yang
meilgambilMK
ESP tidak terlalu heterogen. Mahasisrva y'ang belummemiliki
tingkat kemarnpuan awal tertenhr,mirainy4
diharuskan mengikuti scbuah matakuliahBING
prasyaratbagi MK ESP. Hasil IJMPTN
dalarn m-atatjian
Bahasalnggris
jrugasebaiknya drjadikan pertimbanean-
Hai ini
dilakukan kaiau mahasiswa yangditerima
olehPs
tertenru akan dibagr alas dua kelas atau lebih. Sekalipun kelas ideal dengan maksimal25
orangmahasiswa tidak memungkinkan,junlah
mahasisrva dalam satukelas ESP hendaknya jangan terlalu besar, lebih dari 40 orang'
Selanjutnya,
dalam
tahapan penetapanMK ini
.iuga disusunsinopsis
ataudeskipsi
Iv{K yang akan dimunculkan secara eksplisit di dalam sebuahkurikulum
PS.Deskripsi
MK ini
aliair menjadi dasar bagi penentuan tujuanMK,
sehingga deskripsiiMK irarus
cirbedakan secara exsplistt dengantujuan
yangtngln
drcapar' Apabrlasemua ullsur yang harus
dimud
datamstrukff kurikulrrn ini
sudah selesai' makauhap berikutnya adalah perancangan
tujrun MIi
5.4.4.
4
Tahap Keempat KolaborasiKolektif
dalam Penentuan TujuanMK
Pada tahap keempat
ini tim
kolaborasikolektif
berkelompok sesuai dengan PS masing-masinguntuk berdiskusi dalam
merancangdan
memmuskantujuan MK'
Parokan riasa; yang
larus dipa!'ami
oleh semuap*ak a'l"lah
ba-huaMK ioi
adatahsebuah program Engiish
Jbt
AcodemicPurposes @AP)-
Perancanganiujuan MK harus merefleksikan
acianyaupaya
pengembanganketerarnpiran BNG
untukmembantu keberhasilan mahasisrva
dalam perkuliahannl'a' Hasii AK yang
telahdirakukan menunjulkan bairwa
pengembangenketeramp an
pemahaman bacaanadalah tujuan yang pa.ling penting untuk ai-iariikan
fckus' di
samping pengembangan keterampilan belajar, unsur kosakata tan tatabahasa' dan pengernbangan pengetahuan briru tentang bidangilmu'
Di
dalam peraDcangan tujuan tersebut perlu disadari oleh semuatim
kolaborasi bahwa keterampilan Bembacamemiliki
banyak subketerampilan yangdi
dalamnyaErdapar
pengembanganketerardpilan
belajarynag harus dirancang
untukdikemban gkan antara lain:
a.
ivlenerka maitnakata
a-taui:
tilah berdasarkar kcmeks Mengidentifikasi topilq ide Pokolq dan ide penun3angMenggunakan penanda tertentu dalarn teks seperti' cetak tebal atau miri:rg dan bentuk gramafikanya sebagai pembantu pemahaman
Memaharnistrukturorganisasidanpolapengembangar,suatuteks
b
c
d
l0l e.
Memahami dalastatistik
(gambar, grafis, atau diagram) sebagai pendukung.
pemahamanJ
Membaca cepat untuk mendapatkan iinformasitmm (sknming)
g.
Membaca cepat untuk mendapatkatr informasi
terter,at (scanning)h.
Memberikan evaluasi ataukritik
terh,adap teksi.
Terampil menggunatqp kamusSemua srbketdrampilan tersebrtr merupakan tujuan khusus yang harus dicapai
dalam pengajaran. subketerampilan yang menjadi prioritas dibicarakan
danditetapkan
herdasarkanhasil
.pendapat kolektif anggota tim kolaborasi. Bila
kcsepakatan telah diambil, pembina
MK
ESP tidak lagi datang ke dalam kelas dengan bahan-bahan baraaa yaag hanyadigurakan
untukmeminta
mahasiswa menjawab pertanyaatr pemahama.n (what to comprehend) - PembinaMK
ESP bertanggungjawab
mengembangkan suh'subketerampilan yang telah ditetapkan dengan menggunakan bahan bacaan tentang bidangilmu
mahasiswa (howto
comprehend)T$uerny4 di
sanrpirrg rrenguasai keterarrrpilan bahas4 mel eka
juga
mendapat pengetahuan baru tentang birlangilmunya
Untukini
pembinaMK
perlu menggunakan buku-buku yang berralian dengan pengembangan keterampilan membaca rian keterampilan belajar sebagai peganganDari
sub-subdi
atasjelas bahrla di
dalamnyatermasuk
pengembangan penguasaan kosakata daa terminologi yang bertalian dengan bidangilmu
mahasiswa.Artiny4
penguasaan kosakata harus secara sadar dirancang dari arval untuk dijadikan saiah satuiuluan
iv[r<yatrg
rcrintegtasl dengan ketelar,rpiian metnbaca. Kosakatatersebut dapat
diambil dari
bahan-bahan bacaan yang digunakan atau secam khususdipilih
dan ciisiapkan untuk diajarkan secara langsung maupun tidak langsung'Aspek-aspek
leksikal
harus dijadikan perhatian dalam membantu pembinaMK
menentukan aspek
seperti
apayang
harus dikembangkandi dalam
rrempcrkaya pengetahuan kosaktateknis
mahasisrva' rurtuk dikembangkandi
dalam kelas ESP perlu menjadiperhatian
Peneliti berpendapat bahwa d[ antara banyak aspek' unsur kata danpror", p"Lb"nt kanny4
kemajemukan maknakata' istilah-istilah
bidangilmu,
serta bagaimana memanfaatkan kamus merupakan beberapa aspek yang perludibicarakan. Aspek
pengajarankosakla yang paling penting untuk
mahasisrvaIndonesia adalah rnembantu
perkembangankemandirian mahasiswa'
sehinggamereka mampu
mengembanskankosakata mereka sendiri setelah
perkuliahan berakhir-Di
sampingitu'
perludiinpt
bahrva kosakata teknis yang telah diketahui perlu drjadikan kosakata produ.ktif yang digunakandi
dalam konteks 1'ang otentik' sehinggapembina MK ESP harus
mengupayakan bagaimanaagar
mahasissa berkesempatan mengggunakankosakata teknis yang lelah diajarkan lni
dapatdilakukan bila pembina
MK
ESPini
bertrasil memilihkan kosakata atauiitilhh
teknis yang ciipersepsi oleh mahasiswa sebagai kosakata yang benrl-betul mereka botuhkan'Sasaran
akhir dari serura ini
adalah agar mahasiswa mampu memahami berbagaire ferensi bidang studi m€reka yang umumnya menggunakan