• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produksi 1 Modal

7.3.3 Model skenario tambak udang intensif

Model dinamik ini dibangun berdasarkan pada causal loop yang telah dikembangkan sebelumnya. Kegiatan ini untuk mengetahui model yang selanjutnya dibuat tabel perbandingan hasil simulasi model untuk dapat digunakan sebagai analisis pengambilan keputusan. Berdasarkan analisis kebijakan ini rekomendasi – rekomendasi yang tepat dan efektif. Model skenario teknologi tambak intensif dibuat tiga (3) skenario yang saling

berkaitan.Skenario satu adalah disebut skenario pesimis, skenario kedua adalah moderat dan skenario ketiga adalah skenario optimis. Kondisi saat ini adalah kondisi yang dianggap kondisi pesimis dan berkembang dengan perubahan peubah – peubah menjadi skenario moderat dan sampai menjadi kondisi optimis. Tabel 7.1 menjelaskan tentang skenario perkembangan variabel tambak budidaya udang dengan teknologi intensif.

Tabel 7.1 Skenario perkembangan variabel tambak intensif

No. Skenario SDM Modal Sarpras Teknologi 1 Pesimis eksisting eksisting eksisting eksisiting

2 Moderat 30 30 30 30

3 Optimis 70 70 70 70

Hubungan antar variabel dalam kondisi ini adalah berdasarkan simulasi dan target yang diharapkan selama kurun waktu 20 tahun mulai tahun 2015 sampai 2035. Pada gambar 7.5 menggambarkan hubungan antar peubah pada tambak intensif untuk dapat berproduksi selama 20 tahun. Hasil simulasi ptoduksi digambarkan dalam Tabel 7.2

Tabel 7.2 Hasil simulasi produksi tambak intensif

T i m e 2.015 2.016 2.017 2.018 2.019 2.020 2.021 2.022 2.023 2.024 2.025 2.026 2.027 2.028 2.029 2.030 2.031 2.032 2.033 2.034 2.035

Prod_i ntensi f Prod_i ntensi f_1 Prod_i ntensi f_3

509,00 509,00 509,00 1.132,15 1.854,31 1.402,41 1.746,54 3.202,90 2.291,49 2.353,35 4.555,58 3.177,57 2.922,64 5.924,11 4.037,05 3.464,77 7.311,27 4.878,54 4.017,75 8.748,16 5.745,19 4.583,09 10.236,56 6.639,16 5.176,16 11.788,66 7.578,31 5.803,34 13.411,32 8.570,57 6.431,84 15.062,55 9.575,23 7.080,68 16.762,83 10.615,28 7.684,44 18.429,50 11.608,91 8.260,49 20.078,73 12.575,67 8.825,88 21.725,13 13.535,20 9.385,53 23.374,60 14.493,65 9.938,10 25.023,63 15.448,74 10.486,88 26.676,32 16.404,65 11.042,28 28.344,69 17.374,54 11.605,22 30.029,78 18.359,55 12.165,57 31.716,94 19.346,15

Hasil skenario produksi digambarkan dalam bentuk grafik yang dapat dilihat pada Gambar 7.5.

T i m e Prod_intensif 1 Prod_intensif_1 2 Prod_intensif_2 3 2.015 2.020 2.025 2.030 2.035 0 10.000 20.000 30.000 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

Gambar 7.5 Grafik skenario produksi tambak budidaya udang intensif di pesisir Teluk Banten

Keterangan: Produksi intensif 1 adalah skenario pesimis (eksisting) Prod. intensif 2 adalah moderat

Prod. Intenfif 3 adalah optimis a. skenario pesimis tambak intensif

Yang dimaksud dengan skenario pesimis adalah pengelolaan kawasan budidaya udang berdasarkan potensi yang ada saat ini dengan asumsi kondisi lain dalam keadaaan sama atau tidak berubah. Skenario dibuat selama 20 tahun yaitu mulai tahun 2015 sampai dengan tahun 2035. Orientasi skenario ini berdasarkan pada produksi, luas tambak yang digunakan untuk budidaya udang. Simulai yang digunakan adalah kesesuaian lahan, daya dukung dengan parameternya kualitas air dan kuantitas air laut, limbah atau pencemaran, sarana dan prasarana, modal, teknologi dan kompetensi SDM. Produksi pada tahun 2015 sebesar 509 ton/ tahun dengan luas tambak yang dioperasikan sebesar 120 ha. Produksi tahun 2035 diprediksi meningkat sebesar 12.165,57 ton/tahun dengan luas tambak 1200 ha.

b. Skenario model moderat dan optimis tambak intensif

Skenario moderat adalah pengelolaan tambak secara intensif dengan meningkatkan input yang berupa sarana dan prasarna, teknologi, kompetensi SDM dan modal. Pada Gambar 7.6 menjelaskan tentang peningkatan input terhadap produksi yang dihasilkan. Setelah dinaikan input dengan rata-rata 30 % maka akan diperoleh produksi yang meningkat dengan besaran seperti pada tabel 7.2. Bentuk peningkatan sarana dan prasarana adalah perbaikan dan pembangunan jaringan jalan, saluran air, listrik, petakan tambak sehingga lebih kuta menahan air dalam petakan tambak. Fasilitas ini dapat memberikan kemudahan dalam operasional budidaya udang. Teknologi yang terdiri dari teknooogi yang ramah lingkungan dan telah teruji kemampuannya dalam keberhasilan budidaya udang. Sebagai contoh penggunaan probiotik. Komptensi SDM meningkat terdiri dari naiknya profesionalisme dalam budidaya udang. Peningkatan kompetensi dapat melalui magang, pendidikan dan pelatihan. Sebagai contoh telah mampu memecahkan masalah dengan kecepatan meningkat 30 %. Modal adalah jumlah nominal yang diberikan untuk investasi dan biaya tetap, biaya tidak tetap serta biaya lainnya dalam opersional budidaya udang.

Produksi pada skenario pesimis, moderat dan optimis digambarkan dalam grafik sehingga memudahkan untuk membandingkan antar skenario. Tabel 7.3 menjelaskan perkembangan produksi tambak udang selama 20 tahun mulai tahun 2014 sampai dengan 2035 dengan kondisi perbaikan teknologi, SDM, kesesuaian lahan, daya dukung sesuai pengelolaan tambak yang berkelanjutan. Kenaikan input pada skenario ini adalah sebesar 30

%. Saat ini sarana dan prasrana yang berupa jalan, listrik, saluran dan wadah pemelihraan direhabilitsi sebesar 30 % kualitas dan kuantitas nya. Wadah pemelihraan diganti dengan plastik mulsa dan atau plastik HDPE. Plastik ini mampu bertahan sampai belasan tahun, sehingga sangat efisien. Memang investasi awal terkesan mahal. Tandon air diperluas dan daya tampung diperbaiki dengan memperdalam dan meperluas areal. Penanmana hutan mangove di sekeliling tambak mempercepat proses pemuliaan air budidaya udang. Demikian juga teknologi hasil penemuan litbang dan perguruan tinggi yang berorientasi pada keberlanjutan ditingkatkan sebesar 30 %. Teknologi pada lahan sebelah barat dengan tingkat pencemaran tinggi oleh industri dan wilayah timur tidak ada alternatif lain kecuali dengan memperbaiki lingkungnnya. Teknologi tertutup dengan aplikasi probiotik memberikan harapan untuk keberhasilan budidaya. Modal penyertaan untuk investasi dari lembaga keuangan ditingkatkan 30 %, sehingga terbentuk usaha baru, lahan baru dengan teknologi baru.

Berdasarkan data skenario setelah pemeliharaan selama 35 tahun peningkatan produksi dari skenario pesimis ke moderat sebesar 59 %. dengan kondisi variabel tidak berubah. Peningkatan produksi dari moderat ke optimis sebesar 63 % Keberlanjutan usaha tambak udang ditentukan oleh tingkat implementasi teknologi, SDM, sarana dan prasarana dan modal. Semakin intensif maka semakin banyak limbah pakan, obat-obatan yang terbuang ke perairan. Penerapan teknologi ramah lingkungan harus diikuti dengan kebijakan keberlanjutan seperti pengendalian dan pengawasan lingkungan, pemecahan masalah menyeluruh dan penyediaan sarana parasarana yang terpadu (komprehensif). Budidaya terus berkembang karena kondisi lingkungan, sosial dan ekonomi berubah. Pada sekenario moderat produksi tahun 2015 sebesar 509 ton/ tahun dan setelah 20 tahun yaitu pada tahun 2035 dengan asumsi variabel lain tidak berubah dapat berproduksi sebesar 19.346 ton. Luas tambak yang dioperasikan untuk budidaya udang pada tahun 2015 sebesar 108 ha dan pada tahun 2.035 seluas 909 ha. Sekenario optimis produksi tahun 2015 sebesar 509 ton/ tahun dan pada tahun 2035 setelah 20 tahun dengan asumsi variabel lain tidak berubah dapat berproduksi sebesar 31.716 ton/tahun.

TAMBAK INTENSIF