• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Budidaya Udang Kawasan Barat

Produksi 1 Modal

TAMBAK TRADISIONAL Fr_modal_prod

8 PEMBAHASAN UMUM

8.1 Permodelan pengelolaan kawasan budidaya udang

8.1.1 Pengelolaan Budidaya Udang Kawasan Barat

Pemilihan lahan tidak terlepas dari aspek ekologi, sosial dan ekonomi. Aspek ekologi menjadi faktor penting dalam budidaya udang karena sangat erat kaitannya dengan proses produksinya. Lingkungan yang harus diperhatikan adalah air, tanah dan udara. Kondisi sosial terlihat sederhana dalam mempengarhui budidaya udang, tetapi daerah yang tidak aman harus dibatalkan meskipun daerah tersebut mempunyai potensi besar budidaya udang di tambak. Pada wilayah Barat dengan batas desa Banten mendapatkan tekanan yang kuat terhadap ekologi karena banyaknya pembangunan industri dan berbatasan langsung dengan industri, perkembangan penduduk dan kegiatan domestik lainnya. Produksi relatif kecil karena luas lahan yang dimanfaatkan untuk budidaya udang skala intensif tidak lebih dari 25 ha. Beberapa solusi yang penting untuk dapat direalisasikan antar lain.

1). Implementasi Teknologi budidaya yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Peningkatan teknologi dari semi intensif menjadi intensif dapat dilakukan pada lokasi yang masih mendapatkan air laut dari pasang surut. Penggunaan tandon air sebagai air suplai menjadi persayaratan wajib untuk dapat mengelola air budidaya udang. Tanah yang tidak dapat menahan air (poreous) dapat diatasi dengan lapisan plastik pada petakan tambak. Budidaya sistem tertutup memberikan harapan untuk dapat dikembangkan di daerah ini.

2). Penguatan SDM untuk penguasaan teknologi.

Penguatan kompetensi SDM khususnya dalam penguasaan teknologi ramah lingkungan menjadi prioritas dalam pengelolaan budidaya udang. Profesionalisme dapat dilakukan dengan pendidikan dan pelatihan serta permagangan.

3). Pengawasan dan penerapan peraturan perundangan khususnya pengeloaan limbah yang intensif.

Tekanan lingkungan oleh pengaruh berbagai kegiatan disekitarnya cukup kuat. Industri dan jasa harus membuat instalasi pengolahan limbah (ipal). Pengawan dan pengedalian peraturan dilakukan secara intensif dengan kerjasama serta koordinasi antar pemangku kepentingan (stake holders) .

4). Perbaikan konstruksi pantai dan penghijaun kembali dengan hutan bakau di saluran air pantai dapat meningkatkan produktivitas tambak udang.

5). Kelembagaan pengelolaan budidaya udang kawasan barat

Pengelolaan kawasan budidaya udang berkelanjutan banyak ditentukan oleh lembaga atau institusi. Lembaga pengelola terdiri dari pemerintah, swasta dan individual yang berdomisili di sekitar Teluk Banten dan di lura kawasan. Rendahnya kapasitas kelembagaan pembudidaya akan sangat melemahkan dalam pengelolaan kawasan. Kendala prioritas adalah penegakan regulasi masih rendah dan kerja sama antar sektor masih lemah. Pengawasan kebijakan dan perundangan serta kerja sama yang baik menjadi titik terlemah dalam pengendalian lingkungan. Pengawasan dan pengendalian harus dilakukan secara intensif karena daerah berbatasan langsung dengan industri. Untuk itu perlu dukungan tujuan yaitu penyediaan sarana dan prasarana yang mudah, infrastruktur yang memadai dan ketersediaan modal dengan kontribusi dari dunia usaha dan indutri daerah sekitar melalui program bantuan perusahaan (corporate social responsibility). Beberapa sarana produksi prioritas untuk dapat disediakan adalah unit pembenihan udang yang menghasilkan benur

unggul, tersertifikasinya induk dan benur oleh instansi berwenang, tercukupinya kebutuhan jumlah benur. Meskipun demikian untuk mencapai tujuan dan kebutuhan program ternyata terdapat kendala – kendala dan yang paling utama adalah infeksi penyakit udang, upaya pemecahan masalah masih parsial, pengembangan strategi pengelolaan tambak yang berkelanjutan belum melibatkan para pemangku kepentingan.

Upaya pemecahan masalah adalah ditetapkannya tata ruang kabupaten/kota yang berkaitan dengan wilayah pertambakan, tata ruang pesisir termasuk Teluk Banten, tersusunnya sistem pembinaan kawasan tambak. Pengawasan dan pengendalian lingkungan harus ditegakkan sesuai dengan peraturan dan perundangan. Meskipun saat ini peraturan perundangan yang dijalankan belum konsisten dan tidak memegang komitmen tinggi. Penegakan peraturan dan peraturan yang lemah menyebabkan perubahan tataruang dan peruntukan lahan sehingga dapat berpotensi menurunkan kualitas lingkungan yang dapat mengakibatkan produktivitas lingkungan berubah dan bahkan cenderung turun. Pengawasan lingkungan yang intensif dapat mencegah degradasi lingkungan dan peluang timbulnya konflik berbagai sektoral. Berbagai industri yang tumbuh dan memanfaatkan Teluk Banten sebagai salah satu daerah operasionalnya harus dilakukana pencegahan dan pengendalian untuk bersama -sama menjaga lingkungan pesisir Teluk Banten. Sektor masyarakat yang berpengaruh dalam pengelolaan adalah kelompok pembudidaya udang dan kelurahan atau desa. Namun demikian peran lembaga yang paling berpengaruh adalah perguruan tinggi dan lembaga penelitian. Untuk itu perlu dipercepat terbentuknya unit lembaga penelitian dan perekayasa budidaya udang untuk menghasilkan teknologi dan upaya pemecahan masalah budidaya udang.

6). Penerapan teknologi berkelanjutan dan kompetensi SDM kawasan barat

Komponen pembangunan berkelanjutan terdiri dari tiga komponen yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial. Penerapan teknologi yang berlebihan dan tidak terencana baik dalam suatu upaya integrasi diperkirakan turut menghambat praktek budidaya udang berwawasan lingkungan. Pemeliharaan tambak dengan pakan dan tanpa aerasi dengan pada tebar 3 – 5 ekor/ m akan menghasilkan sedikit dan lebih ramah lingkungan, jika dibandingkan dengan tambak semi intensif dan intensif, sehingga keberlanjutan pemanfaatan lahan tambak lebih terjamin. Pendekatan ekosistem budidaya perikanan (EAA = ecosystem approach to aquaculture) telah mengkombinasikan yang penting yaitu ekologi dan sosial. Teknologi sistem tertutup yang telah diimplementasikan di kawasan Barat Teluk Banten yaitu Karangantu terbukti telah mampu meningkatkan produksi dan jumlah buangan limbah sedikit. Namun demikian implementasi teknologi dan inovasi harus dikerjakan oleh SDM yang kompeten. Tingkatan teknologi dan kompetensi SDM sangat mempengaruhi keberlanjutan budidaya udang di pesisir Teluk banten. Oleh karena itu untuk meningkatkan penerapan teknologi maka perlu adanya program yang dapat diiplementasikan yaitu:

a) Pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi b) Permagangan

c) Terselenggaranya kemitraan dan pendampingan antara penyuluh dan pembudidaya udang d) Meningkatkan inovasi teknologi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

e) Sertifikasi sdm dengan standard kompetensi yang telah ditetapkan f) Penguasaan teknologi budidaya

g) Tersedianya teknologi yang dapat dimplementasikan dari modal yang kecil sampai yang besar

h) Peningkatan akses modal

Kebutuhan modal budidaya udang sangat besar. Penyediaan modal dapat bersumber dari perbankan, anggaran pemerintah (APBN dan APBD), pihak swasta, dunia usaha dan industri, dorongan melalui orgram CSR (corporate social responsibility). Guna memenuhi kebutuhan modal pelayanan KUR lebih dipercepat dan dipermudah. Untuk memudahkan dalam pengelolaan perlu lembaga khusus yang mengatur sektor permodalan dengan indikator adalah tersedianya skim kredit, terfasilitasinya nya permodalan dengan bank / lembaga keuangan lainnya.

7). Pengendalian kualitas air kawasan barat

Air menjadi faktor utama dalam keberhasilan budidaya karena udang hidup dan melakukan segala aktivitas di dalam air. Pengelolaan air dilakukan di dalam kawasan dan di luar kawasan. Peningkatan kualitas air di pesisir Teluk Banten dilakukan dengan beberapa cara antara lain:

a) Perbaikan sarana dan prasarana penyediaan air

b) Pengawasan dan pengendalian kualitas air dengan pengendalian buangan limbah industri di kawasan Teluk Banten barat dan timur yang membuang limbah ke laut. c) Pencegahan dan penanggulangan abrasi pantai. Termasuk pengendalian penambangan

pasir laur di kawasan timur teluk banten

d) Terpadunya pengelolaan hutan bakau di kawasan pesisir. Untuk itu perlu penanaman mangrove dikawasan pesisir Teluk Banten di dalam tambak dan pantai

e) Aplikasi teknologi budidaya udang yang ramah lingkungan f) Pengawasan dan pengendalian peraaturan dan perundangan

g) Peningkatan kesadaran dan kerjasama masyarakat, industri dan stake holders.

h) Keterpaduan pembangunan di hulu sungai sehingga berkurangnya limbah yang dibawah dari wilayah hulu sungai. Terkendalinya penebangan hutan yang mengakibatkan erosi di wilayah pesisir

i) Tersusunya peraturan/perundangan penataan kawasan pesisir j) Terselenggaranya monitoring kualitas air secara reguler k) Pengendalian penduduk di kawasan pesisir

8). Pengendalian infeksi penyakit udang kawasan barat

Peningkatan industri di kawasan barat yaitu industri hulu dan kawasan timur yang dikenal dengan industri hilir, secara perlahan mengubah ekologi dan mulai banyak kegagalan kaeran serangan penyakit udang. Untuk menekan infeksi penyakit kegiatan yang dilakukan antaraa lain :

a) Tersedianya kualitas dan kuantitas air yang baik untuk pemeliharaan udang di tambak dengan penggunaan tandon dan aplikasi bakteri yang mempercepat proses penguraian air limbah.

b) Tersedianya benur yang kualitas unggul

c) Monitoring dan evaluasi infeksi hama dilakukan secara rutin dan pada waktu yang tepat d) Terbatasnya patogen di areal pertambakan yang dapat menginfeksi udang

e) Terbatas nya host atau inang patogen