• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai “daya penggerak yang telah menjadi aktif”. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak (Sardiman, 2007: 73). Hal ini senada dengan pendapat Suryabrata (2011: 70) yang menjelaskan bahwa motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.

34

Pendapat ini senada dengan Purwanto (2007: 73) yang mengemukakan bahwa motivasi merupakan suatu usaha yang disadari untuk menggerakan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil dan tujuan tertentu. Pendapat ini diperkuat oleh Dalyono (2009: 57) yang mengatakan bahwa motivasi adalah daya penggerak/pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan.

Eysenck, et al. (Slameto, 2003: 170) merumuskan motivasi sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia. Pendapat ini diperkuat oleh Santrock (2010: 510) yang menjelaskan bahwa motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama.

Mc. Donald (Hamalik, 2011: 106) merumuskan bahwa “Motivation is an energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction.” Hal ini berarti motivasi adalah suatu perubahan

energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting, yaitu: (a) motivasi diawali dengan adanya perubahan energi pada seseorang; (b) motivasi ditandai dengan munculnya rasa/feeling, afeksi seseorang; (c) motivasi dirangsang karena adanya tujuan yang hendak dicapai.

Motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar

35

dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2007: 75). Hal ini senada dengan Sukmadinata (2004: 61), motivasi merupakan kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu, yang menunjukkan suatu kondisi dalam diri individu yang mendorong atau menggerakkan individu tersebut melakukan kegiatan mencapai sesuatu tujuan.

Dari beberapa pendapat ahli di atas, dalam penelitian ini merujuk pendapat Sardiman (2007: 75) yang mengatakan bahwa motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

2. Macam-macam Motivasi Belajar

Djamarah (2002: 115) mengemukakan dua macam motivasi belajar, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.

a. Motivasi Instrinsik

Sardiman (2007: 89) menjelaskan motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Seorang siswa yang memiliki motivasi instrinsik pasti akan rajin dalam belajar, karena tidak memerlukan dorongan dari luar. Siswa melakukan belajar karena ingin mencapai tujuan untuk mendapatkan pengetahuan, nilai dan keterampilan.

36

Dalam proses belajar, seorang siswa yang memiliki motivasi instrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan itu dilatarbelakangi oleh pemikiran yang positif, bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan sangat berguna kini dan di masa mendatang. Dengan demikian siswa tersebut akan selalu bersemangat untuk belajar.

Sardiman (2007: 90) mengatakan bahwa siswa yang memiliki motivasi instrinsik akan memiiki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. Oleh karena itu siswa yang benar-benar ingin mencapai tujuan tersebut maka harus belajar, karena tanpa pengetahuan maka tujuan belajar tidak akan tercapai. Jadi, dorongan itu muncul dari dalam dirinya sendiri yang bersumber dari kebutuhan untuk menjadi orang yang terdidik. b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar (Sardiman, 2007: 90-91). Sebagai contoh siswa akan belajar giat karena diberi tahu bahwa sebentar lagi akan ada ujian. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi di dalam aktivitas belajar yang dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar.

Pendapat di atas senada dengan Hamalik (2011: 112) yang mengatakan bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti: angka, kredit, ijazah, tingkatan, hadiah, medali, pertentangan dan persaingan, yang bersifat negatif ialah sarkasme, ejekan, dan hukuman. Jadi, faktor-faktor luar tersebut berpengaruh positif dalam merangsang siswa untuk giat belajar.

37 3. Indikator Motivasi Belajar

Motivasi belajar memiliki peran penting dalam proses pembelajaran. Untuk mengetahui ada tidaknya motivasi belajar pada diri siswa, harus diketahui terlebih dahulu indikator motivasi belajar yang ada pada diri siswa. Menurut Sardiman (2007: 83), indikator motivasi belajar adalah sebagai berikut.

a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).

c. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya). d. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah “untuk orang

dewasa (misalnya masalah pembangunan, agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak criminal, amoral, dan sebagainya).

e. Lebih senang bekerja mandiri.

f. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

g. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu). h. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.

i. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Apabila seseorang memiliki indikator motivasi belajar seperti di atas, berarti orang itu selalu memiliki motivasi yang cukup kuat (Sardiman, 2007: 84). Hal-hal itu semua harus benar-benar dipahami oleh guru dan diterapkan dalam pembelajaran. Dengan demikian dalam interaksi dengan siswanya dapat memberikan motivasi yang tepat dan optimal sehingga dapat menghasilkan prestasi belajar yang baik.

Pendapat senada juga disampaikan oleh Uno (2013: 23) yang mengatakan bahwa indikator motivasi belajar adalah sebagai berikut.

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. c. Adanya harapanan cita-cita masa depan.

38 d. Adanya penghargaan dalam belajar.

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif.

Berdasarkan dua pendapat ahli di atas, maka indikator motivasi belajar yang digunakan peneliti mengacu pada pendapat Sardiman. Indikator ini merupakan tolak ukur yang nantinya akan digunakan untuk mengetahui apakah motivasi belajar sudah benar-benar tumbuh di dalam diri siswa, sehingga akan diketahui hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar IPS yang dicapai siswa.

4. Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi merupakan alat yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi diperlukan siswa untuk bersemangat dalam belajar. Prestasi belajar pun akan optimal apabila motivasi telah tertanam dalam diri siswa. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran yang diberikan oleh guru. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.

Sehubungan dengan hal tersebut, Sardiman (2007: 85) mengemukakan tiga fungsi motivasi, yaitu:

a. mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan,

b. menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya,

c. menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. seseorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan

39

menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.

Pendapat di atas senada dengan Hamalik (2011: 108) yang menjelaskan tiga fungsi motivasi, yaitu:

a. mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan. tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan, misalnya belajar,

b. motivasi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan,

c. motivasi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

Kedua pendapat ahli di atas diperkuat Djamarah (2002: 123) yang mengemukakan bahwa motivasi memiliki tiga fungsi, yaitu: (1) motivasi sebagai pendorong perbuatan, (2) motivasi sebagai penggerak perbuatan, dan (3) motivasi sebagai pengarah perbuatan.

Sukmadinata (2004: 62) menyebutkan dua fungsi motivasi, yaitu: (1) mengarahkan atau directional function dan (2) mengaktifkan dan meningkatkan kegiatan atau activating and energizing function. Dalam mengarahkan kegiatan, motivasi berfungsi untuk mendekatkan atau menjauhkan siswa dari tujuan yang hendak dicapai. Apabila sesuatu tujuan merupakan sesuatu yang diinginkan oleh siswa, maka motivasi berfungsi untuk mendekatkan, dan apabila tujuan tidak diinginkan oleh siswa, maka motivasi berfungsi untuk menjauhkan siswa dari tujuan.

Motivasi berfungsi pula untuk mengaktifkan dan meningkatkan kegiatan. Suatu kegiatan yang tidak bermotif, akan dilakukan dengan tidak sungguh-sungguh, tidak terarah dan kemungkinan besar tidak membawa hasil. Sebaliknya, apabila motivasinya besar dalam melakukan sesuatu kegiatan, maka akan

40

dilakukan dengan sungguh-sungguh, terarah, dan penuh semangat, sehingga kemungkinan berhasil lebih besar. Di samping itu, motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi (Sardiman, 2007: 85).

Berdasarkan uraian di atas maka diperoleh kesimpulan bahwa fungsi motivasi dalam belajar adalah sebagai tenaga penggerak untuk mendorong dan mengarahkan siswa dalam usaha pencapaian prestasi belajar yang optimal. Motivasi memiliki fungsi penting di dalam belajar. Siswa akan melakukan sesuatu karena adanya motivasi di dalam dirinya. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari oleh adanya motivasi yang baik dalam belajar, maka siswa akan melahirkan prestasi yang baik.

5. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

Kenyataan di lapangan masih banyak siswa yang tidak termotivasi untuk belajar dan tidak terlibat secara aktif di dalam pembelajaran. Guru harus melakukan perbaikan guna menumbuhkan gairah belajar pada siswa. Menurut Decco & Grawford, 1974 (Djamarah, 2002: 135) ada empat fungsi guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar siswa, yaitu (1) guru harus dapat menggairahkan siswa; (2) memberikan harapan yang realistis; (3) memberikan intensif; dan (4) mengarahkan perilaku siswa ke arah yang menunjang tercapainya tujuan pengajaran.

Gage & Berliner, 1979 (Slameto, 2003: 176-179) menyarankan sejumlah cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa sebagai berikut.

a. Pergunakan pujian verbal ketika siswa melakukan tingkah laku yang diinginkan atau mendekati tingkah laku yang diinginkan merupakan pembangkit motivasi yang besar.

41

b. Pergunakan tes dan nilai secara bijaksana, yaitu untuk memberikan informasi kepada siswa dan untuk menilai penguasaan dan kemajuan siswa.

c. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa dan keinginannya untuk mengadakan eksplorasi.

d. Untuk tetap mendapatkan perhatian, sekali-kali guru dapat melakukan hal-hal yang luar biasa, misalnya meminta siswa menyusun soal-soal tes, menceritakan problem guru dan belajar, dan sebagainya.

e. Merangsang hasrat siswa dengan jalan memberikan pada siswa sedikit contoh hadiah yang akan diterimanya bila ia berusaha untuk belajar dengan baik.

f. Agar siswa lebih mudah memahami bahan pengajaran, guru hendaknya menggunakan materi-materi yang kontekstual sebagai contoh.

g. Terapkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam konteks yang unik dan luar biasa agar siswa lebih terlibat dalam belajar.

h. Minta kepada siswa untuk mempergunakan hal-hal yang sudah dipelajari sebelumnya.

i. Pergunakan simulasi dan permainan dalam proses pembelajaran. j. Perkecil daya tarik sistem motivasi yang bertentangan.

k. Perkecil konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan terhadap siswa dari keterlibatannya dalam belajar.

l. Guru perlu memahami dan mengawasi suasana sosial di lingkungan sekolah, karena hal ini memiliki pengaruh yang besar pada diri siswa. m. Pengajar perlu memahami hubungan kekuasaan antara guru dan siswa.

Seseorang akan dapat mempengaruhi motivasi orang lain apabila ia memiliki suatu bentuk kekuasaan sosial (French & Raven dalam Slameto, 2003: 179).

Sukmadinata (2004: 70-72) mengemukakan beberapa usaha yang perlu dilakukan oleh guru untuk membangkitkan motivasi belajar siswa. Beberapa usaha yang dapat dilakukan oleh guru, diantaranya:

a. menjelaskan manfaat dan tujuan dari pelajaran yang diberikan,

b. memilih materi atau bahan pelajaran yang betul-betul dibutuhkan oleh siswa,

c. memilih cara penyajian yang bervariasi, sesuai dengan kemampuan siswa dan banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba dan berpartisipasi,

d. memberikan sasaran dan kegiatan-kegiatan antara, seperti ujian mingguan, ujian bulanan, ujian semester dan lain-lain,

e. berikan kesempatan kepada siswa untuk sukses, f. berikanlah kemudahan dan bantuan dalam belajar,

42

g. berikanlah pujian, ganjaran atau hadiah, h. penghargaan terhadap pribadi anak.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa guru memiliki peran penting dalam menumbuhkan serta meningkatkan motivasi belajar dalam diri siswa. Guru harus melakukan perbaikan guna menumbuhkan gairah belajar pada siswa. Hal ini dikarenakan siswa akan belajar dengan sungguh-sungguh apabila ia memiliki motivasi belajar di dalam dirinya dan siswa telah menyadari betapa pentingnya manfaat belajar bagi kehidupannya di masa mendatang. Dengan demikian, tujuan pembelajaran yang telah direncanakan pun dapat tercapai serta dapat membantu siswa dalam mencapai prestasi belajar yang optimal.

C. Rasa Ingin Tahu (Curiosity)

Dokumen terkait