BAB III METODE PENELITIAN
H. Instrumen Penelitian
I. Uji Coba Instrumen
1. Uji Validitas Instrumen
Validitas merupakan keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur (Arikunto, 2013: 167). Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid (Sugiyono, 2015: 173). Suatu alat ukur yang tinggi validitasnya akan memiliki eror pengukuran yang kecil, artinya skor setiap subjek yang diperoleh oleh alat ukur tersebut tidak jauh berbeda dari skor yang sesungguhnya (Azwar, 2003: 43).
a. Uji Validitas Instrumen Tes
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila tes tesebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Tes prestasi belajar yang disusun oleh peneliti diuji validitasnya dengan menggunakan pengujian validitas isi. Pengujian validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgement atau disebut juga experts judgement (Azwar, 2003: 45). Para ahli diminta pendapatnya
78
tentang instrumen yang telah disusun oleh peneliti. Pendapat yang mungkin diberikan ahli yaitu instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, atau dirombak total. Maka dalam penelitian ini instrumen penelitian tes prestasi belajar IPS dikonsultasikan kepada Mujinem, M.Hum. Evaluasi dan analisis dalam penelitian ini menggunakan pendapat ahli (experts judgement).
Langkah selanjutnya adalah menguji kualitas aitem secara empirik menggunakan data hasil uji coba aitem yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Sendangadi 1 kelas VB yang berjumlah 27 siswa, dengan cara analisis daya beda aitem. Daya beda aitem atau daya diskriminasi aitem, yaitu sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2016: 80).
Pengujian daya beda aitem dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product-moment Pearson dan menggunakan bantuan perangkat lunak Statistics Package for Social Software (SPSS) versi 23 for Windows. Rumus korelasi product-moment Pearson tersebut sebagai berikut.
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ } Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y N = Banyaknya subjek
ΣX = Jumlah skor tiap butir
ΣY = Jumlah skor total
ΣXY = Jumlah perkalian X dan Y
ΣX2
= Jumlah kuadrat nilai X
ΣY2 = Jumlah kuadrat nilai Y
79
Suatu item soal dikatakan valid jika memiliki indeks d ≥0,3. Namun ada pendapat lain yang mengatakan bahwakriteria pemilihan aitem berdasar korelasi aitem-total, biasanya digunakan batasan koefisien ≥ 0,30. Item yang memiliki
kofisien korelasi ≥ 0,30 daya pembedanya dinyatakan memenuhi syarat sebagai
bagian dari tes. Namun kriteria ini tidak menjadi patokan tunggal dalam menentukan aitem yang digunakan dalam tes (Azwar, 2012: 164).
Dalam seleksi aitem, setiap aitem yang memiliki indeks daya beda lebih besar daripada 0,50 dapat langsung dianggap sebagai aitem yang baik, aitem yang memiliki daya beda 0,20 dapat langsung dibuang, sedangkan aitem lainnya dapat ditelaah lebih lanjut untuk direvisi (Thorndike dalam Azwar, 2003: 139).
Penghitungan koefisien korelasi product moment Pearson dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 23 for Windows kemudian dianalisis sehingga diketahui butir soal yang valid atau tidak valid. Butir soal instrumen tes prestasi belajar dikatakan valid apabila dengan taraf signifikansi 5%. Butir soal instrumen prestasi belajar pada penelitian ini dinyatakan valid apabila
0,381. Selanjutnya item tes prestasi belajar yang valid dapat digunakan sedangkan item tes prestasi belajar yang tidak valid dihilangkan.
Hasil pengujian butir-butir pernyataan variabel prestasi belajar IPS adalah sebagai berikut (di lampiran 3), dan berikut disajikan distribusi butir layak dan gugur tes prestasi belajar IPS. Butir layak akan digunakan dalam pengambilan data penelitian dan item yang tidak lolos pengujian sehingga dinyatakan gugur maka akan dihapus serta tidak digunakan dalam pengambilan data penelitian.
80
Tabel 13. Distribusi Butir Layak dan Gugur Tes Prestasi Belajar IPS
Tingkat
Kognitif Indikator
Nomor Soal Jumlah Soal ∑soal
Layak Gugur Layak Gugur
Meng-ingat (C1)
1. Siswa dapat mengenali
tanggal terjadinya peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi
1 2, 3 1 2 1
2. Siswa dapat mengingat
kembali tokoh-tokoh yang terlibat pertemuan di Dallat, Vietnam
4 5 1 1 1
3. Siswa dapat mengingat
kembali tokoh-tokoh dalam peristiwa Rengasdenglok
6 7 1 1 1
4. Siswa dapat mengingat
kembali tokoh-tokoh yang terlibat dalam perumusan teks Proklamasi dan tokoh-tokoh yang berperan dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 8, 11 9, 10 2 2 2 Mema-hami (C2)
5. Siswa dapat memberi contoh
usaha Jepang dalam merebut hati bangsa Indonesia
12 13 1 1 1
6. Siswa dapat memberikan
contoh tindakan melawan penjajah
14 15 1 1 1
7. Siswa dapat memberi contoh
cara menghargai jasa-jasa tokoh dalam Proklamasi kemerdekaan Indonesia
16, 17 18 2 1 2
8. Siswa dapat mengelompokan
nama-nama pahlawan berdasarkan organisasi yang menaunginya
19 20 1 1 1
9. Siswa mampu merangkum
suatu runtutan kejadian selama masa Proklamasi
22 21 1 1 1
10.Siswa mampu meyimpulkan
sebab akibat suatu kejadian selama masa Proklamasi
23 24 1 1 1
11.Siswa mampu menjelaskan
sebab-akibat terjadinya peristiwa-peristiwa penting sekitar Proklamasi
27 25, 26 1 2 1
12.Siswa dapat menjelaskan peranan tokoh yang terlibat dalam peristiwa Proklamasi
28, 29 - 2 - 2 Meng- aplikasi-kan (C3) 13.Siswa dapat mengimplementasikan nilai-nilai kepahlawanan dalam kehidupan sehari-hari 31, 32, 33, 34, 35, 36, 38, 39, 40 30, 37 9 2 9 Total 24 12 24
81
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa terdapat 24 item yang layak digunakan untuk pengambilan data penelitian, yaitu item nomor 1, 4,
6, 8, 11, 12, 14, 16, 17, 19, 22, 23, 27, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 38, 39, 40. Sedangkan item yang tidak layak digunakan untuk pengambilan data penelitian sebanyak 16 item, yaitu nomor 2, 3, 5, 7, 9, 10, 13, 15, 18, 20, 21, 24, 25, 26, 30, 37.
b. Uji Validitas Instrumen Skala Psikologi
Azwar (2016: 131) mengemukakan bahwa untuk mengetahui apakah skala mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, diperlukan suatu proses pengujian validitas atau validasi. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pengujian validitas isi. Pengujian validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgement atau disebut juga experts judgement (Azwar, 2003: 45). Dalam hal ini setelah instrumen dibuat tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun oleh peneliti. Pendapat yang mungkin diberikan ahli yaitu instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, atau dirombak total. Maka dalam penelitian ini instrumen penelitian dikonsultasikan kepada Agung Hastomo, M.Pd. Evaluasi dan analisis dalam penelitian ini menggunakan pendapat ahli (experts judgement).
Langkah selanjutnya adalah menguji kualitas aitem secara empirik menggunakan data hasil uji coba aitem yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Sendangadi 1 kelas VB yang berjumlah 27 siswa, dengan cara analisis daya beda
82
aitem. Daya beda aitem atau daya diskriminasi aitem, yaitu sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2016: 80).
Pengujian daya beda aitem dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product-moment Pearson dan menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS versi 23 for Windows. Rumus korelasi product-moment Pearson tersebut sebagai berikut.
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y N = Banyaknya subjek
ΣX = Jumlah skor tiap butir
ΣY = Jumlah skor total
ΣXY = Jumlah perkalian X dan Y
ΣX2
= Jumlah kuadrat nilai X
ΣY2 = Jumlah kuadrat nilai Y
(Arikunto, 2013: 213) Hasil data yang diperoleh dari SPSS versi 23 for Windows kemudian dicocokkan dengan rtabel dengan taraf signifikansi 5%. Azwar (2016: 86) mengemukakan bahwa semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya bedanya dianggap memuaskan. Lebih lanjut Azwar (2016: 81)
r
xy=
N83
mengatakan bahwa semakin tinggi koefisien korelasi positif antara skor aitem dengan skor skala berarti semakin tinggi konsistensi antara aitem tersebut dengan skala secara keseluruhan yang berarti semakin tinggi daya bedanya. Bila koefisien korelasinya rendah mendekati nol berarti fungsi aitem tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur skala dan daya bedanya rendah. Bila koefisien korelasi yang dimaksud ternyata berharga negatif, dapat dipastikan terdapat cacat serius pada aitem yang bersangkutan.
Setelah dilakukan pengujian daya beda item maka butir instrumen yang layak akan digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian ini. Instrumen penelitian dikatakan layak atau valid jika rhitung ≥ rtabel. Nilai pada uji coba skala ini dapat dicari dengan cara melihat dengan signifikansi 0,05, dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 27. yang didapatkan adalah 0,381. Selanjutnya jika > , maka item tersebut dikatakan valid, jika < , maka item soal tersebut dikatakan tidak valid.
1) Skala Motivasi Belajar
Hasil pengujian butir-butir pernyataan variabel motivasi belajar menggunakan uji daya beda aitem atau daya diskriminasi aitem adalah sebagai berikut (di lampiran 3), dan berikut disajikan distribusi butir layak dan gugur skala motivasi belajar. Butir yang dinyatakan layak akan digunakan dalam pengambilan data penelitian dan item yang dinyatakan tidak lolos pengujian sehingga dikatakan gugur maka akan dihapus serta tidak digunakan dalam pengambilan data penelitian di SD se-Gugus Sendangadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta.
84
Tabel 14. Distribusi Butir Layak dan Gugur Skala Motivasi Belajar No.
Indikator Motivasi Belajar
Sub Indikator Motivasi Belajar
Nomor Butir Jumlah Butir
∑
Layak Gugur Layak Gugur
1. Tekun dalam
menghadapi tugas
Dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, dan
tidak pernah berhenti
sebelum selesai
3 1, 2 1 2 1
Adanya keinginan untuk berhasil
4, 5, 6 - 3 - 3
Teliti dalam mengerjakan
setiap tugas 7 8 1 1 1
2. Ulet dalam
menghadapi kesulitan belajar IPS
Tidak mudah putus asa dalam
menghadapi kesulitan tugas 9, 10 - 2 - 2
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah dalam belajar IPS
Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap mata pelajaran IPS
11, 14,
16 - 3 - 3
Mempunyai rasa ketertarikan
pada guru atau mata
pelajaran IPS
12, 15 13 2 1 2
Selalu memperhatikan
dengan antusias yang tinggi 18 17 1 1 1
4. Lebih senang
bekerja mandiri
Memiliki rasa percaya yang tinggi dalam mengerjakan tugas
20 19 1 1 1
Tekun mengerjakan tugas-tugas dan lebih senang belajar mandiri
21 22 1 1 1
Selalu ingin menjadi yang terbaik dibandingkan dengan teman yang lain
23, 24 - 2 - 2
5. Cepat bosan
pada
tugas-tugas yang
rutin
Tidak suka melakukan hal yang sama berulang-ulang saat mata pelajaran IPS
25 26 1 1 1
6. Dapat
mempertahan kan pendapat
Berani berpendapat dalam
diskusi saat pelajaran IPS 27, 29 - 2 - 2
Gigih mempertahankan
pendapat yang diutarakan dalam diskusi saat pelajaran IPS 31, 32 28, 30 2 2 2 7. Senang mencari dan memecahkan berbagai masalah
Peka dan responsif terhadap
berbagai masalah di
lingkungan sekitarnya
34 33 1 1 1
Total 23 11 23
85
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa terdapat 23 item yang layak digunakan untuk pengambilan data penelitian, yaitu item nomor 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 18, 20, 21, 23, 24, 25, 27, 29, 31, 32, 34. Sedangkan item yang tidak layak digunakan untuk pengambilan data penelitian sebanyak 11 item, yaitu nomor 1, 2, 8, 13, 17, 19, 22, 26, 28, 30, 33.
2) Skala Rasa Ingin Tahu
Hasil pengujian butir-butir pernyataan variabel rasa ingin tahu adalah sebagai berikut (di lampiran 3), dan berikut disajikan distribusi butir layak dan gugur skala rasa ingin tahu.
Tabel 15. Distribusi Butir Layak dan Gugur Skala Rasa Ingin Tahu
No. Indikator Nomor Butir Jml Butir Jml
Layak Gugur Layak Gugur 1. Bereaksi positif terhadap
unsur-unsur baru, aneh, ganjil,
atau misterius di
lingkungannya dengan bergerak, menjelajahi, atau memanipulasi
1, 3, 4, 5
2, 6 4 2 4
2. Keinginan untuk mengetahui lebih banyak tentang dirinya dan lingkungannya 7, 8, 9, 10 11, 12, 13, 14 4 4 4 3. Menjelajah lingkungannya untuk mencari pengalaman baru
15, 16, 17, 19
18 4 1 4
4. Menjelajahi objek atau peristiwa.
20, 21 22, 23 2 2 2
5. Membaca atau mendiskusikan gejala sosial yang baru saja terjadi
24, 25 26, 27 2 2 2
6. Bertanya tentang beberapa permasalahan sosial, yang baru didengar
29, 30 28 2 1 2
Total 18 12 18
86
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa terdapat 18 item yang layak digunakan untuk pengambilan data penelitian, yaitu item nomor 1, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10,15, 16, 17, 19,20, 21,24, 25,29, 30. Sedangkan item yang tidak layak digunakan untuk pengambilan data penelitian sebanyak 12 item, yaitu nomor 2, 6,11, 12, 13, 14,18, 22, 23,26, 27,28.