• Tidak ada hasil yang ditemukan

Motivasi Belajar

Dalam dokumen Skripsi. Oleh Shafa Ulfia (Halaman 38-53)

BAB II KAJIAN TEORETIK

C. Motivasi Belajar

1. Hakikat Motivasi Belajar

Istilah motivasi berpangkal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.27 Motivasi belajar adalah suatu daya, dorongan atau kekuatan, baik yang datang dari diri sendiri maupun dari luar yang mendorong peserta didik untuk belajar .28

Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberi arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Sardiman A.M berpendapat bahwa motivasi dapat dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat

27

Ihsana El Khuluqo, op.cit., h. 111.

28

21

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang.29

Menurut B. Uno motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada diri seseorang yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikatior atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Motivasi belajar tidak hanya timbul dari internal diri seseorang tetapi juga harus dari eksternalnya sehingga dapat membangkitkan motivasi internal dari dalam diri seseorang.30

Motivasi sangat memilikii peran dalam proses belajar mengajar. Motivasi sangat berdampak pada kepercayaan siswa dalam belajar yang pada akhirnya akan mempengaruhi sikap dan perilaku siswa agar berhasil dalam belajar.31 Hal tersebut membuktikan bahwa motivasi menjadi salah satu faktor yang memberikan pengaruh positif bagi siswa dalam proses belajar, disamping adanya faktor penentu keberhasilan belajar lainnya seperti kemampuan pendidik dan juga bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran.

Berdasarkan dari beberapa teori dan konsep yang diatas dapat dismpulkan bahwa motivasi belajar adalah hasrat atau dorongan yang timbul pada diri seseorang sehingga dia merasa senang dan bersemangat untuk melakukan kegiatan belajar.

29

Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Raja Grafindo Persada , 2014), h.75

30

Amalia Erit Rina Fadillah, “Stres dan Motivasi Belajar Pada Mahasiswa Psikologi Universitas Mulawarman Yang Sedang Menyusun Skripsi”, Ejournal Psikologi, Volume 1, Nomor 3, 2013, h. 255.

31

Ema Dauyah, dan Yulinar, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Bahasa Inggris Mahasiswa Non-Pendidikan Bahasa Inggris”, Jurnal Serambi Ilmu, Volume 19, Nomor 2, Edisi September 2018, h. 197.

22 2. Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi memiliki tiga fungsi diantaranya mendorong manusia untuk berbuat, menentukan arah perbuatan, dan menyeleksi perbuatan.32 Dari ketiga fungsi motivasi tersebut, dapat dijelaskan secara sistematis sebagai berikut :

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskdan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni kea rah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan yang hendak dicapai.

Dengan demikian fungsi motivasi terhadap siswa atau anak didik mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar sebagai pendorong anak didik untuk belajar serta sebagai penggerak anak didik dalam belajar sehingga anak didik belajar dengan sunguh-sungguh selain itu fungsi dari motivasi terhadap anak didik sebagai pengarah perbuatan yang dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan.

3. Macam-Macam Motivasi Belajar

32

23

Berbicara mengenai macam-macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian, motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi.

a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya

Menurut Frandsen yang dikutip dalam buku sardiman berjudul Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, bahwa macam-macam atau jenis motivasi belajar dilihat dari dasar pembentukannya digolongkan menjadi menjadi dua macam, yakni motif-motif bawaan dan motif-motif yang dipelajari.33 (1) Motif –motif bawaan.

Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh misalnya: dorongan untuk makan dan minum, bekerja, istirahat, dorongan seksual. Motif – motif ini seringkali disebut motif-motif yang disyaratkan secara biologis. Relevan dengan ini, maka Arden N. Frandsen memberi istilah jenis motif

Pshyological drives.

(2) Motif- motif yang dipelajari

Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh, dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat. Motif- motif ini seringkali disebut dengan motif yang diisyaratkan secara sosial. Sebab manusia hidup dalam lingkungan sosial dengan sesame manusia yang lain, sehingga motivasi itu terbentuk. Frandson mengistilahkan dengan affilative needs.

Di samping itu Frandsen, masih menambahkan

33

24

jenis motif berikut ini:34

(1) Cognitive motives

Motif ini menunjuk pada gejala intrinsic, yakni menyangkut kepuasan individual. Kepuasan individual yang berada di dalam diri manusai dan biasanya berwujud proses dan produk mental.

(2) Self-expression

Penampilan diri adalah sebagian dari perilaku manusia. Yang penting kebutuhan individu itu tidaksekedar tahu mengapa dan bagaimana sesuatu terjadi, tetapi juga mampu membuat suatu kejadian.

(3) Self-enhancement

Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang. Ketinggian dan kemajuan diri ini menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu.

b. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis35

(1) Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya: kebutuhan untuk minum, makan, bernapas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk beristirahat.

(2) Motif-motif darurat yang termasuk dalam jenis motif ini antara lain: dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, untuk memburu. Jelasnya motivasi ini timbul karena rangsangan dari luar.

(3) Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat.

c. Motivasi Jasmaniah dan rohaniah

34

Ibid., h. 87.

35

25

Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Yang termasuk motivasi jasmani seperti misalnya: refleks, insting otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan.36

d. Motivasi instrinsik dan ekstrinsik (1) Motivasi Instrinsik

Motivasi Instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Siswa yang memiliki motivasi instrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu.

(2) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.37

Bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar-mengajar tetap penting. Sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah dan juga mungkin komponen- komponen lain dalam proses belajar- mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.

36

Ibid., h. 88-89.

37

26

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh motivasi yang ada pada dirinya. Indikator kualitas pembelajaran salah satunya adalah adanya motivasi yang tinggi dari diri siswa. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi terhadap pembelajaran maka mereka akan tergerak atau tergugah untuk memiliki keinginan melakukan sesuatu yang dapat memperoleh hasil atau tujuan tertentu.

Darsono menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain:38

a. Cita-cita/aspirasi siswa b. Kemampuan siswa

c. Kondisi siswa dan lingkungan d. Unsur-unsur dinamis dalam belajar e. Upaya guru dalam membelajarkan siswa.

Menurut Slameto, seorang individu membutuhkan suatu dorongan atau motivasi sehingga sesuatu yang diinginkan dapat tercapai, dalam hal ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar antara lain:39

a. Faktor Individual

Seperti kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.

b. Faktor sosial

Seperti keluaga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat dalam belajar, dan motivasi sosial.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi belajar menurut Slameto yaitu:40

38

Amna Emda, “Kedudukan motivasi belajar Siswa dalam Pembelajaran”, Lantanida

Journal,Vol. 5 No. 2, 2017, h. 177.

39

Ibid., h. 177-178.

40

27

a. Faktor-faktor intern: faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.

b. Faktor ekstern: faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa. Dengan demikian motivasi belajar pada diri siswa sangat dipengaruhi oleh adanya rangsangan dari luar dirinya serta kemauan yang muncul pada diri sendiri. Motivasi belajar yang datang dari luar dirinya akan memberikan pengaruh besar terhadap munculnya motivasi instrinsik pada diri siswa.

5. Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah. Adapun beberapa bentuk atau cara menumbuhkan motivasi belajar di sekolah, menurut Ihsana adalah sebgai berikut:41

a. Menjelaskan tujuan pembelajaran

Pada awal pembelajaran seharusnya terlebih dahulu pendidik menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa. Karena semakin jelas tujuan, makin besar motivasi dalam belajar.

b. Permainan

Pada saat menyampaikan materi pelajaran, upayakan untuk menyelipkan permainan yang mendukung pebelajaran dan sesuai dengan karakteristik siswa.

c. Memberi hadiah

Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi, sehingga dapat memacu mereka untuk belajar lebih giat lagi. Di samping itu,

41

28

dapat memotivsi siswa lainnya untuk dapat bisa berprestasi. d. Memberi pujian

Memberikan pujian yang membangun kepada siswayang berprestasi agar semakin termotivasi.

e. Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal kepada peserta didik.

f. Memberikan angka

Angka merupakan simbol prestasi yang diperoleh siswa. Beri penjelasan pada anak bahwa prestasi belajar dapat terpresentasikan dalam simbol angka.

g. Humor atau dengan cerita-cerita lucu

Pada saat menyampaikan materi pelajaran, upayakan untuk menyelipkan humor yang dapat membangkitkan suasana menyenangkan.

h. Membantu kesulitan belajar peserta didik secara individual maupun kelompok

Pendidik harus berusaha untuk terus-menerus membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Dalam hal ini pendidik harus berperan layaknya dokter yang siap mendeteksi dan berusaha menyembuhkan.

i. Memberi ulangan

Ulangan merupakan alat untuk menunjukkan prestasi belajar siswa, dan sebaiknya hasil ulangan diumumkan kepada teman-temannya.

j. Menerapkan metode yang bervariasi

Variasi dalam proses pembelajaran merupakan keanekaragaman dalam penyajian kegiatan pembelajaran. Pendidik yang mampu menghadirkan proses pembelajaran yang bervariasi kemungkinan besar kejenuhan tidak akan terjadi. Variasi yang bisa dilakukan oleh pendidik dalam kegiatan pembelajaran antara lain dengan

29

variasi metode pembelajaran.

k. Memvariasikan gaya dalam membelajarkan peserta didik

Termasuk variasi gaya pendidik dalam membelajarkan, diantaranya seperti variasi suara (pengubahan suara rendah, tinggi, cepat, dan lainnya), variasi gerakan anggota badan dan mimik wajah,serta perpindahan posisi pendidik selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

l. Gunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan belajar Setiap siswa memiliki kemampuan indra yang tidak sama, baik pendengaran mapun penglihatannya, begitu juga kemampuan berbicara. Dengan penggunaan media, kelemahan indra yang dimiliki tiap siswa dapa diminimalisir.

m. Hukuman

Hukuman bukan alat untuk menakut-nakuti siswa, tetapi lebih kepada untuk mengubah cara berpikir siswa. Bahwa setiappekerjaan (baik atau buruk) memiliki konsekuensi. Hukuman diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau mengubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya. Adapun hukuman yang diberikan jangan berupa hukuman fisik yang sarat akan kekerasan.

6. Unsur-Unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut Kompri, motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa. Beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi dalam belajar yaitu:42

a. Cita-cita dan aspirasi siswa.

Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar siswa baik intrinsikmaupun ekstrinsik.

b. Kemampuan Siswa

42

30

Keingnan seorang anak perlu dibarengi dengankemampuaan dan kecakapan dalam pencapaiannya.

c. Kondisi Siswa

Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani. Seorang siswa yang sedang sakit akan menggangu perhatian dalam belajar.

d. Kondisi Lingkungan Siswa.

Lingkungan siswa dapat berupa lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebayadan kehidupan bermasyarakat.

Dari beberapa poin unsur di atas dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, misalnya cita-cita dan aspirasi siswa, motivasi pasti akan muncul apabila dari dalam diri siswa tersebut memiliki keinginan atau mimpi yang dicita-citakannya, sehingga siswa tersebut akan melakukan sesuatu yang dapat mewujudkan cita-cita atau keinginanya tersebut, begitupun dengan unsur-unsur yang lain dapat mempengaruhi dan membangkitkan motivasi belajar siswa.

7. Indikator Motivasi dalam Belajar

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.

Menurut Sardiman, proses pembelajaran akan mencapai keberhasilan apabila siswa memiliki motivasi belajar yang baik. Guru sebagai pendidik dan motivator harus memotivasi siswa untuk belajar demi tercapainya tujuan dan tingkah laku yang diinginkan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ciri–ciri siswa yang memiliki motivasi belajar sebagai berikut:43

a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam

43

31

waktu yang lama, tidak pernah sebelum selesai).

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak lekas puas dengan prestasi yang telah dicapainya)

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah: “untuk orang dewasa” (misalnya: masalah pembangunan, agama, politik, ekonomi, pemberantasan korupsi, pemberantasan segala tindak kriminal, amoral dan sebagainya). d. Lebih sering bekerja mandiri.

e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga kurang kreatif). f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan

sesuatu)

g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Selain itu Hamzah B. Uno juga mengklasifikasikan indikator motivasi belajar sebagai berikut:

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan d. Adanya penghargaan dalam belajar

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang untuk belajar sengan baik.44

Menurut Ghulam dan Lisa dalam sebuah jurnal penelitian menyatakan bahwa untuk mengetahui kekuatan motivasi belajar siswa,

44

32

dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut:45 a. Durasi kegiatan

b. Frekuensi kegiatan

c. Presistensinya pada tujuan kegiatan

d. Ketabahan, keuletan, dan kemampuannya dalam menghadapi kegiatan dan kesulitan untuk mencapai tujuan

e. Pengabdian dan mengorbanan untuk mencapai tujuan

f. Tingkatan aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan

g. Tingkat kualifikasi prestasi

h. Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa apabila seorang siswa telah memiliki ciri-ciri tersebut di atas, berarti siswa itu telah memiliki motivasi yang cukup kuat. Hal ini mesti bisa dipahami benar oleh setiap guru agar dalam berinteraksi dengan siswanya dapat memberikan motivasi yang tepat dan optimal.

D. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Pengertian IPS

Dalam bidang pengetahuan sosial, dikenal istilah Ilmu Sosial dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Istilah IPS dan keberadaannya dalam kurikulum persekolahan di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan dan keberadaan Studi Sosial (Social Studies) di Amerika Serikat. Istilah Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) merupakan terjemahan dari istilah bahasa inggris Social Studies yang telah dikembangkan di Amerika Serikat.46

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah suat ilmu yang materinya diambil dari berbagai disiplin ilmu sosial seperti geografi, sejarah,

45

Ghullam Hamdu dan Lisa Agustina, “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Pestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar”, Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 12 No. 1, April 2011, h. 83.

46

33

sosiologi, antropologi, psikologi sosial, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, dan ilmu-ilmu sosial lainnya yang dijadikan sebagai bahan baku bagi pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar dan menengah.47 Ilmu-ilmu sosial merupakan dasar dari pembelajaran IPS, namun tidak semua materi ilmu sosial dapat menjadi pokok bahasan dalam IPS. Karena hal tersebut ditentukan juga dengan tingkat usia, jenjang pendidikan, dan perkembangan pengetahuan siswa.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosialdan humaniora, yaitu: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial tersebut.48

Jadi IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial dan IPS juga membahas antara hubungan antar manusia dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana peserta didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitar. Pembelajaran IPS membantu peserta didik dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikan semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakat.

2. Tujuan Pembelajaran IPS

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD/MI mempunya beberapa tujuan, yaitu:49

47

Toni Nasution dan Maulana Arafat, Konsep Dasar IPS, (Yogyakarta: Samudra Biru, 2018), h. 6.

48

Ahmad Susanto, Pengembanagan Pembelajaran IPS di Seolah Dasar, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), h. 6.

49

34

a. Memahami dan mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, keterampilan sosial, kewarganegaraan, fakta, peristiwa, konsep dan generalisasi serta mampu merefleksikan dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara

b. Mengembangkan pengetahuan dasar ilmu-ilmu sosial

c. Mengembangkan kemampuan berpikir inquiry, pemecahan masalah, dan keterampilan sosial

d. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan

e. Meningkatkan kemampuan berkompetensi dan bekerja sama dalam masyarakat majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional.

Selain itu tujuan dari mata pelajaran IPS menurut Hamzah B. Uno dan Abd. Rahman K. Ma’ruf yaitu sebagai berikut:50

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya;

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial;

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; dan,

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan

berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global.

Dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPS adalah agar siswa dapat memahami konsep-konsep dalam kehidupan bermasyarakat, memiliki pengetahuan dan kemampuan dasar dalam berfikir inkuiri, memecahkan permasalahan, dan keterampilan sosial, memahami dan

50

Hamzah B. Uno dan Abd. Rahman K. Ma’ruf, “Pengembangan Media Pembelajaran IPS Berbasis Website untuk Siswa Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri”, Jurnal Teknologi

35

menjalankan nilai-nilai sosial, serta mampu bersosialisasi dan berkompetisi dengan baik di masyarakat yang majemuk, baik dalam skala lokal, nasional, maupun global.

3. Pembelajaran IPS Tingkat Sekolah Dasar

Pembelajaran IPS memiliki tingkatan yang berbeda-beda sesuai dengan jenjang dan karakteristik dari siswa. Mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar tidak secara mentah mengajarkan secara khusus dalam geografi, sejarah, ekonomi, politik, atau ilmu-ilmu sosial yang lain. Peserta didik di Sekolah Dasar pada umumnya masih menggunakan dasar pemikiran dari apa yang dilihat.51 Hal tersebut sesuai dengan karakteristik siswa SD yang masih memerlukan hal yang konkret atau nyata dalam melakukan pembelajaran. Dengan hal nyata, siswa dengan mudah untuh memahami suatu hal. Karena proses berpikir siswa SD masih abstrak dan logis, serta memerlukan hal yang nyata sebagai pijakan atau dasar pemikiran dari pengetahuan-pengetahuan yang akan dibangunnya.

Terdapat perbedaan materi mendasar dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Pembelajaran IPS di setiap sekolah tidak selalu sama ruang lingkupnya. Setiap daerah ataupun negara mempunyai latar sosial yang berbeda. Jadi, pembelajaran IPS disesuaikan dengan ciri sosial yang khas di daerah masing-masing.52 Pembelajaran IPS berbeda setiap jenjangnya, dimulai dari hal yang paling terdekat dengan siswa untuk siswa kelas rendah dan semakin berkembang ruang lingkupnya sesuai dengan semakin bertambahnya usia dan pengalaman siswa.

Dalam dokumen Skripsi. Oleh Shafa Ulfia (Halaman 38-53)

Dokumen terkait