• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi. Oleh Shafa Ulfia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Skripsi. Oleh Shafa Ulfia"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING

PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV DI SDN 07 PAGI

CIPULIR JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Gelar Sarjana Pendidikan (S,Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh

Shafa Ulfia

11150183000005

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

(2)

i

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING

PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV DI SDN 07 PAGI

CIPULIR JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Gelar Sarjana Pendidikan (S,Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh

Shafa Ulfia

11150183000005

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Metode

Pembelajaran Mind mapping pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV di SDN 07 Pagi Cipulir, Jakarta Selatan

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh:

Shafa Ulfia NIM. 11150183000005

di bawah bimbingan

Dra. Hj. Zikri Neni Iska, M.Psi NIP. 19690206 199503 2 001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAN DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAMNEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(4)

iii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui

Penerapan Metode Pembelajaran Mind mapping pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV di SDN 07 Pagi Cipulir, Jakarta Selatan” disusun oleh Shafa Ulfia, NIM. 11150183000005, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan fakultas.

Jakarta, 12 Mei 2020 Yang mengesahkan Dosen Pembimbing

Dra. Hj. Zikri Neni Iska, M.Psi NIP. 19690206 199503 2 001

(5)

iv

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Shafa Ulfia

NIM : 11150183000005

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Alamat : Jl Kebon Mangga Rt 008/002 No 27, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul “Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui

Penerapan Metode Pembelajaran Mind mapping pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV di SDN 07 Pagi Cipulir, Jakarta Selatan” adalah benar hasil karya

sendiri di bawah bimbingan dosen:

Dosen Pembimbing : Dra Zikri Neni Iska, M.Psi NIP : 19690206 199503 2001

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, 12 Mei 2020 Yang Menyatakan

(6)

v

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Shafa Ulfia

NIM : 11150183000005

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Alamat : Jl Kebon Mangga Rt 008/002 No 27, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Dosen Pembimbing : Dra Zikri Neni Iska, M.Psi NIP : 19690206 199503 2001

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta, 12 Mei 2020 Yang Menyatakan

(7)

vi

(8)

vii ABSTRAK

Shafa Ulfia (11150183000005). Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Mind mapping pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV Di SDN 07 Pagi Cipulir Jakarta Selatan. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar IPS siswa kelas IV melalui penerapan metode pembelajaran peta pikiran (Mind map). Metode penelitian yang digunakan adalah Classroom Action Research (CAR) atau Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian ini dilakukan di SDN 07 Pagi Cipulir Jakarta Selatan. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV Tahun Pelajaran 2019/2020, yang berjumlah 26 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi motivasi belajar siswa dan lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi aktivitas guru. Validasi lembar observasi motivasi belajar siswa dan lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi aktivitas guru ditentukan melalui Judgement Ahli.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru, pertemuan siklus I mendapatkan kategori cukup baik sedangkan pada siklus II mendapatkan kategori sangat baik. Hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I ada pada kategori cukup baik sedangkan pada siklus II mendapatkan kategori sangat baik. Hasil penilaian lembar observasi motivasi belajar siswa pada siklus I mendapatkan kategori cukup baik dengan presentase pada pertemuan pertama mencapai 45% dan pada pertemuan kedua mencapai 62%. Hasil lembar observasi motivasi belajar siswa pada siklus II mendapatkan kategori sangat baik dengan presentase pada pertemuan pertama mencapai 68% dan pada pertemuan kedua presentase mencapai 88%. Dengan hasil penilaian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran peta pikiran (Mind map) mampu meningkatkan motivasi belajar IPS siswa kelas IV SDN 07 Pagi Cipulir, Jakarta Selatan.

(9)

viii ABSTRACT

Shafa Ulfia (11150183000005). Improving Student Learning Motivation Through the Application of Mind map Learning Methods in Social Studies Subjects Class IV at SDN 07 Pagi Cipulir South Jakarta. Thesis, Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education Study Program, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2019.

This study aims to increase social studies motivation in fourth grade students through the application of mind map learning methods. The research method used is Classroom Action Research (CAR) or Classroom Action Research (CAR), with the steps of planning, implementation, observation and reflection. This research was conducted at SDN 07 Pagi Cipulir South Jakarta. The research subjects were students in class IV in the 2019/2020 academic year, totaling 26 people. The instruments used in this study were observation sheets of student motivation and observation sheets for student activities and observation sheets for teacher activities. Validation of student learning motivation observation sheets and student activity observation sheets and teacher activity observation sheets were determined through Expert Judgment.

Based on observations of teacher activity, the first cycle meeting got a pretty good category while in the second cycle got a very good category. The results of observations of student activities in the first cycle in the category are quite good while in the second cycle get a very good category. The results of the observation sheet of student learning motivation observation in the first cycle get quite good categories with the percentage at the first meeting reaching 45% and at the second meeting reaching 62%. The results of the observation sheet of student motivation in cycle II get a very good category with the percentage at the first meeting reaching 68% and at the second meeting the percentage reaching 88%. With the results of the assessment it can be concluded that the application of the mind map learning method (Mind map) can increase the motivation to study social studies for fourth grade students at SDN 07 Pagi Cipulir, South Jakarta.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan proposal penelitian ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan hingga zaman terang benderang seperti sekarang ini.

Dalam penyusunan proposal penelitian ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan yang dialami. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan, arahan, dan bimbingan serta motivasi hingga proposal ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih khususnya penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Armany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., MA., selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Sururrin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Asep Ediana Latip, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Rohmat Widiyanto, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah sedia memberikan waktunya untuk memberikan arahan, bimbingan, serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian dengan tepat waktu,

(11)

x

serta selalu mengingatkan untuk bersyukur dan meniatkan segala sesuatu dengan ikhlas.

6. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya dosen-dosen jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu yang bermanfaat.

7. Nurhayati, S.Pd.I., selaku Kepala Sekolah SDN 07 Cipulir Pagi yang telah memberikan izin melaksanakan penelitian.

8. Deasy Ani Nathalia, selaku Guru Kelas IVB SDN 07 Cipulir Pagi yang telah membantu peneliti dalam memudahkan penelitian.

9. Guru Kelas IV SDN 07 Cipulir Pagi yang telah membantu selama proses penelitian berlangsung.

10. Staf perpustakan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan staf perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

11. Teristimewa untuk orangtua tercinta, Alm Bapak Jumhari, Ibu Apiah dan adik Daffa Nabhan yang telah memberikan kasih sayang yang tiada terkira serta tiada henti-hentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang dan memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis.

12. Teruntuk keluarga yang selalu memberikan dukungan dan doa yang tak terhenti kepada penulis.

13. Teruntuk orangtua sahabat penulis, yang selalu memberikan dukungan moril yang tak henti kepada penulis.

14. Teruntuk teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Angkatan 2015 atas kebersamaan dan perjuangan yang telah dilalui selama di bangku perkuliahan serta dukungan semangat dan perhatian yang telah diberikan kepada penulis.

15. Teruntuk sahabat-sahabat saya di Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) yang sudah memberikan semangat selama proses pengerjaan skripsi. 16. Teruntuk sahabat-sahabat SMAN 90 Jakarta, yang telah memberikan motivasi dan

(12)

xi

Ucapan terima kasih juga penulis tunjukan kepada semua pihak yang Namanya tidak bisa disebutkan satu persatu. Harapan dan untaian doa penulis semoga selalu mendapatkan rahmat dan keberkahan dari Allah SWT. Aamiin.

Penulis menyadari bahwa penulisan proposal penelitian masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis meminta kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulis di masa yang akan dating. Akhir kata semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta, 12 Mei 2020

(13)

xii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iii

SURAT PERNYATAAN ILMIAH ... iv

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ... v

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQOSAH ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR BAGAN ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Area dan Fokus Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian... 8

BAB II KAJIAN TEORETIK ... 10

A. Hakikat Metode Pembelajaran... 10

1. Pengertian Metode Pembelajaran ... 10

B. Hakikat Mind map ... 11

1. Pengertian Mind map ... 11

2. Kelebihan Mind Map... 15

3. Kekurangan Mind Map ... 17

4. Manfaat Mind Map ... 17

5. Langkah-langkah membuat Mind Map ... 19

C. Motivasi Belajar ... 21

1. Hakikat Motivasi Belajar ... 21

(14)

xiii

3. Macam-macam Motivasi Belajar ... 24

4. Faktor yang mempengaruhi Motivasi Belajar ... 27

5. Cara menumbuhkan Motivasi Belajar ... 28

6. Unsur-unsur yang mempengaruhi Motivasi Belajar ... 30

7. Indikator Motivasi dalam Belajar... 31

D. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial ... 33

1. Pengertian IPS... 33

2. Tujuan Pembelajaran IPS ... 35

3. Pembelajaran IPS Tingkat SD ... 36

E. Hasil Penelitian yang Relevan ... 37

F. Kerangka Berfikir ... 40

G. Hipotesis Tindakan ... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 42

A. Tempat dan Waktu Penelitian... 42

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ... 42

C. Subjek Penelitian ... 45

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 46

E. Tahapan Intervensi Tindakan ... 46

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ... 49

G. Data dan Sumber Data ... 49

H. Instrumen Pengumpulan Data ... 50

I. Teknik Pengumpulan Data ... 51

J. Teknik Analisis Data... 52

(15)

xiv

BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Deskripsi Data ... 54

1. Tindakan Pembelajaran Siklus I ... 54

a. Tahap Perencanaan ... 54

b. Tahap Pelaksanaan ... 54

c. Tahap Pengamatan (Observasi) ... 56

1) Observasi Motivasi Belajar Siswa ... 56

2) Observasi Guru ... 59

3) Observasi Siswa ... 62

d. Tahap Refleksi ... 65

2. Tindakan Pembelajaran Siklus II ... 66

a. Tahap Perencanaan ... 66

b. Tahap Pelaksanaan ... 66

c. Tahap Pengamatan (Observasi) ... 68

1) Observasi Motivasi Belajar Siswa ... 68

2) Observasi Guru ... 71 3) Observasi Siswa ... 74 d. Tahap Refleksi ... 77 B. Analisis Data ... 77 C. Pembahasan ... 78 BAB V PENUTUP ... 80 A. Kesimpulan ... 80 B. Saran ... 80 DAFTAR PUSTAKA ... 81 LAMPIRAN ... 8

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data dan Sumber Data... 49

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 51

Tabel 4.1 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siklus I Pertemuan I ... 57

Tabel 4.2 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siklus I Pertemuan II ... 58

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I ... 60

Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II ... 61

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I ... 63

Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II ... 64

Tabel 4.7 Hasil Refleksi Tindakan Pembelajaran Siklus I ... 65

Tabel 4.8 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siklus II Pertemuan I ... 69

Tabel 4.9 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siklus II Pertemuan II ... 70

Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I ... 72

Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II ... 73

Tabel 4.12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I ... 75

(17)

xvi

DAFTAR BAGAN

2.1 KERANGKA BERFIKIR ... 41 3.1 TAHAP-TAHAP PERENCANAAN PTK ... 45

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Observasi Motivasi Belajar Siswa ... 85

Lampiran 2 Pedoman Observasi Aktivitas Guru ... 89

Lampiran 3 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa ... 93

Lampiran 4 RPP Siklus I ... 97

Lampiran 5 RPP Siklus II ... 107

Lampiran 6 Surat Permohonan Bimbingan Skripsi ... 116

Lampiran 7 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 117

Lampiran 8 Surat Keterangan Penelitian ... 118

Lampiran 9 Paraf Uji Referensi ... 119

Lampiran 10 Pengesahan Uji Referensi ... 124

Lampiran 11 Lampiran Dokumentasi ... 125

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah kegiatan manusia yang dilaksanakan untuk membantu sesama manusia agar mau dan mampu meraih harkat dan martabatnya sebagai manusia. Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia. Ini berarti bahwa tanpa sesama manusia, tanpa pergaulannya dengan sesama manusia maka manusia itu tidak akan menjadi manusia.

Menurut undang-undang nomor 20 tahun 2003 telah dirumuskan bahwa tujuan Pendidikan adalah berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan, termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Dengan memilih strategi pembelajaran yang tepat maka nilai dan prestasi siswa diharapkan mendapat hasil yang maksimal. Hal ini dikarenakan dari sudut proses, sebuah pembelajaran harus memiliki model dan sumber belajar yang pas dengan bidang studi yang diajarkan, dan memiliki kesesuaian antara peserta didik dengan guru yang mendidik.

Kegiatan belajar mengajar yang dihasilkan seorang guru tidak terpaku dalam menggunakan berbagai model (variasi model) agar proses belajar mengajar atau pengajaran berjalan tidak membosankan, tetapi bagaimana memikat perhatian anak didik. Namun disisi lain, penggunaan berbagai model akan sulit membawa keberuntungan atau manfaat dalam kegiatan belajar

1

(20)

2

mengajar, bila penggunaannya tidak sesuai dengan situasi dan kondisi yang mendukungnya, serta kondisi psikologis anak didik. Maka dari itu disini guru dituntut untuk pandai dalam memilih metode dan model yang tepat.

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu mata pelajaran yang berusaha membekali wawasan dan keterampilan siswa sekolah dasar untuk mampu beradaptasi dan bermasyarakat serta menyesuaikan dengan perkembangan dalam era globalisasi. Melalui mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa diarahkan, dibimbing, dan dibantu untuk menjadi warga dunia yang efektif. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial perlu dirancang untuk merefleksikan kemampuan siswa dalam kehidupan bermasyarakat yang selalu berkembang secara terus menerus. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar bertujuan sebagai berikut:

1. Mengajar konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan psikologis. 2. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri,

memecahkan masalah dan keterampilan sosial.

3. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4. Meningkatkan kemampuan bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut perlu dikembangkan model atau metode pembelajaran yang kondusif dan menggairahkan bagi siswa serta peningkatan media pembelajaran agar siswa bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dewasa ini menunjukkan beberapa kelemahan, yang mana pendekatan konvensional sangat mendominasi seluruh proses belajar. Aktivitas guru lebih menonjol daripada kegiatan siswa, sehingga belajar siswa terbatas pada menghafal. Adanya kecenderungan di kalangan siswa dewasa ini yang beranggapan bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

(21)

3

merupakan bidang studi yang menjemukan dan kurang menantang motivasi belajar hal itu bisa dilihat dari tidak adanya semangat belajar siswa menerima materi Ilmu Pengetahuan Sosial, selain itu Ilmu Pengetahuan Sosial seringkali dianggap sebagai ritual dalam pembelajaran sehingga siswa hanya masuk kelas saja, bahkan lebih dari itu pandangan sebagai mata pelajaran kelas dua yang dianggap kurang penting, baik oleh peserta didik maupun orangtua mereka. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial belum mampu membangkitkan budaya belajar pada peserta didik. Budaya belajar dalam konteks ini diartikan bahwa belajar IPS bukan hanya menyangkut “what to learn” melainkan juga “how to

learn” dengan kata lain pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial seyogyanya

dipandang dari aspek instrumentalnya, yaitu “learning to learn”.

Terkait penyelenggaraan pembelajaran di sekolah seorang guru memegang peranan penting. Kondisi proses pembelajaran di tingkat sekolah saat ini masih menekankan pada aspek pengetahuan dan masih sedikit yang mengacu pada keterlibatan siswa pada proses pembelajaran itu sendiri. Guru dapat merancang pembelajaran sedemikian rupa sehingga peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang bermakna. Kenyataan sekarang dalam proses pembelajaran masih terdapat ketidaksesuaian antara bidang yang diajarkan oleh guru dengan materi yang diajarkan.2

Hal ini juga mengakibatkan proses pembelajaran yang dilalui oleh siswa tidak menjadi maksimal. Guru harus menghayati peran yang dilakoni sehingga bisa menciptakan proses pembelajaran yang benar-benar berkualitas dengan memberikan pengalaman belajar yang bermakna serta mampu menumbuhkan budaya belajar bagi siswa, yang pada nantinya akan berpengaruh terhadap motivasi siswa. Sudah menjadi kenyataan sehari-hari dimana proses belajar mengajar di kelas kurang dapat membantu siswa bagaimana belajar dengan benar. Hal ini mungkin disebabkan oleh strategi, model atau cara yang digunakan guru belum tepat atau kurang disenangi oleh siswa.

2

(22)

4

Salah satu cara atau model yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran masih bersifat konvensional pada umumnya. Pada proses pembelajaran ini cenderung pembelajaran berlangsung satu arah yaitu dari guru ke siswa saja. Selama pembelajaran seperti ini siswa akan merasa bosan serta kurangnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Dalam keadaan seperti ini siswa tidak akan mau bertanya kepada gurunya tentang hal-hal yang tidak dimengerti. Hal ini disebabkan karena siswa merasa takut untuk mengemukakan pendapat atau pertanyaan, siswa mungkin bingung dengan apa yang akan ditanyakan. Disamping itu siswa kurang dilatih untuk mengembangkan ide-ide dalam memahami dan menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Siswa biasanya lebih berani menyampaikan pendapatnya kepada teman atau siswa lain. Masing-masing siswa memiliki karakteristik yang berbeda baik psikologi serta perbedaan tingkat kecerdasan, bakat, minat, serta motivasi. Semua kondisi ini akan berpengaruh pada proses mengajar yang juga akan berpengaruh terhadap motivasi belajar IPS siswa. Oleh karena itu dalam pembelajaran perlu membentuk kelompok-kelompok siswa yang memungkinkan siswa untuk berdiskusi satu sama lain dalam memahami materi atau menyelesaikan masalah.

Dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan mungkin guru akan merasa sudah mengajar dengan benar, tetapi tidak bagi siswanya, sehingga terjadi miskonsepsi. Kondisi ini didukung oleh kenyataan di lapangan bahwa aspek guru sangat mendominasi seluruh proses pembelajaran. Hal ini dapat mengakibatkan rendahnya motivasi siswa dalam belajar.

Berdasarkan hasil wawancara, dalam beberapa pembelajaran guru telah berusaha menerapkan model atau metode pembelajaran lainnya selain metode konvensional dalam pembelajaran, namun usaha yang dilakukan guru kurang maksimal. Situasi yang demikian berdampak terhadap kurangnya motivasi siswa seperti yang terjadi di kelas IV SDN 07 Pagi Cipulir Jakarta Selatan. Hal ini dapat

(23)

5

dilihat dari kurangnya keterlibatan serta minimnya keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS di kelas.3

Menurut hasil wawancara kepada wali kelas yang mengajar di kelas IV SDN 07 Pagi Cipulir Jakarta Selatan yaitu Ibu Deasy Ani Nathalia pembelajaran IPS di kelas masih sering menggunakan metode konvensional dan metode ceramah. Namun terkadang guru juga menggunakan model pembelajaran di kelas tetapi kurangnya kreativitas yang guru miliki tentang metode-metode pembelajaran yang ada di kelas membuat suasana yang ada di kelas kurang kondusif dan cenderung terlihat membosankan. Ketika peneliti melakukan observasi di sekolah tersebut, peneliti juga melihat siswa yang ada di kelas seringkali tidak memperhatikan guru ketika pembelajaran di kelas serta saling sibuk satu sama lain. Selain itu peneliti juga menemukan ada siswa yang sering mengobrol dengan temannya, siswa sering keluar kelas untuk ke toilet, siswa tidak semangat ketika belajar. Ketika guru meberikan tugas, siswa terlihat malas untuk mengerjakan dan saat pemberian nilai tugas banyak siswa yang mendapatkan nilai kurang memuaskan.

Tidak semua siswa memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar, karena setiap siswa berbeda-beda. Motivasi yang rendah dapat diakibatkan oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut seperti rasa percaya diri yang rendah, adanya rasa malas untuk belajar, kurang perhatian dari orangtua atau orang sekitar, tidak ada yang memberi semangat dan lain-lain. Motivasi belajar yang rendah dapat menyebabkan seorang siswa malas belajar sehingga dapat pula menyebabkan siswa akan mendapatkan prestasi yang rendah. Ciri-ciri anak yang mempunyai motivasi yang rendah seperti malas belajar, malas mengerjakan tugas, tidak ada keinginan untuk mengetahui, tidak peduli dengan nilainya, tidak ada rasa semangat di dalam kelas, mendapatkan nilai yang buruk, dan lain-lain.

Motivasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam suatu kegiatan, akan mempengaruhi kekuatan dari kegiatan tersebut, tetapi motivasi juga dipengaruhi oleh tujuan. Makin tinggi dan berarti suatu tujuan, makin besar motivasinya, dan

3

(24)

6

makin besar motivasi akan makin kuat kegiatan dilaksanakan. Ketiga komponen kegiatan atau perilaku individu tersebut saling berkaitan erat dan membentuk suatu kesatuan yang disebut sebagai proses motivasi. Proses motivasi ini meliputi tiga langkah, yaitu:

1. Adanya suatu kondisi yang terbentuk dari tenaga-tenaga pendorong (desakan, motif, kebutuhan, dan keinginan) yang menimbulkan suatu ketegangan atau tension.

2. Berlangsungnya kegiatan atau tingkah laku yang diarahkan kepada pencapaian sesuatu tujuan yang akan mengendurkan atau menghilangkan ketegangan.

3. Pencapaian tujuan dan berkurangnya atau hilangnya ketegangan.

Untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dapat dilakukan dengan mengadakan perubahan-perubahan dalam pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu dirancang suatu model pembelajaran yang dapat mengembangkan aktivitas dan kreativitas berpikir siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan sendiri dan berinteraksi satu sama lain serta dapat mengomunikasikan gagasan-gagasan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

Salah satu metode yang dipilih sebagai alternative solusi dalam masalah di atas adalah metode pembelajaran Mind map. Dalam Mind map, guru berperan sebagai motivator dan fasilitator dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Semua siswa melakukan tanggung jawabnya secara kelompok dan juga secara individual, karena disini semua siswa dituntut untuk siap dengan materi yang akan disajikan oleh guru dan didiskusikan terlebih dahulu oleh masing-masing kelompok sebelum dibuat sebuah peta pikiran Mind map.

Mind map merupakan salah satu metode pembelajaran aktif dan cara termudah

untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak, yang merupakan cara mencatat yang kreatif dan efektif. Dengan Mind

(25)

7

merencenakan tugas baru. Sehingga siswa dapat mengidentifikasi dengan jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari atau apa yang tengah mereka rencanakan. Dengan memetakan gagasannya sendiri, siswa lebih mudah dalam belajar dan lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran Mind map diharapkan dapat mengatasi rendahnya motivasi siswa kelas IV SDN 07 Pagi Cipulir Jakarta Selatan. Dalam proses pembelajaran, siswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok belajar, guru menampilkan materi yang akan diajarkan oleh siswa, siswa dengan bimbingan guru membuat Mind map (peta pikiran) perkelompok yang kemudian dilanjutkan dengan memberi simpulan.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul “Peningkatan Motivasi Belajar Siswa melalui Penerapan Metode Pembelajaran Mind map pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV di SDN 07 Pagi Cipulir Jakarta Selatan”.

B. Identifikasi Area dan Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka identifikasi permasalahnnya sebagai berikut:

1. Guru belum memaksimalkan metode, model, maupun strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran di kelas.

2. Siswa kurang dilatih kemampuannya dalam menuangkan gagasan, ide, atau pikirannya ke dalam tulisan atau gambar yang kreatif.

3. Siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran, terutama dalam pembelajaran IPS.

(26)

8 C. Pembatasan Masalah

Dari permasalahan yang ditemui, penulis membatasi masalah kepada Peningkatan Motivasi Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Mind map pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV di SDN 07 Pagi Cipulir Jakarta Selatan pada semester genap Tahun Pelajaran 2019/2020.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: “Apakah Penggunaan Metode Pembelajaran Mind map dapat Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Di Kelas IV SDN 07 Pagi Cipulir Jakarta Selatan?”

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Mind map pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV di SDN 07 Pagi Cipulir Jakarta Selatan.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, antara lain:

1. Bagi sekolah yang menjadi fokus penelitian, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan dokumentasi historis dan bahan pertimbangan untuk mengambil langkah-langkah guna meningkatkan kualitas pembelajaran di SDN 07 Pagi Cipulir Jakarta Selatan.

2. Bagi guru dan peneliti dapat meningkatkan kemampuan dalam mengangkat suatu fenomena yang ada di sekolah, serta dapat mencari informasi tentang upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dengan penggunaan metode pembelajaran Mind map.

3. Bagi siswa dapat memanfaatkan pembelajaran yang telah berlangsung dengan baik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan semoga dapat membantu meningkatkan semangat dan hasil belajar IPS siswa.

(27)

9 BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Hakikat Metode Pembelajaran 1. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode sangat penting adanya dalam sebuah pembelajaran. Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran, metode diperlukan oleh pendidik dengan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.4 Metode pembelajaran adalah cara atau tahapan yang digunakan dalam interaksi antara peserta didik dan pendidik untuk mencapai tujuan pembelajaranyang telah ditetapkan sesuai dengan materi dan mekanisme metode pembelajaran.5

Sedangkan menurut Milan, metode berhubungan dengan cara yang memungkinkan peserta didik memperoleh kemudahan dalam rangka mempelajari bahan ajar yang disampaikan oleh guru.6 Fungsi metode dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik memperoleh kemudahan dalarn mempelajari bahan ajar.7

Metode pembelajaran adalah seperangkat komponen yang telah dikombinasikan secara optimal untuk kualitas pembelajaran. Suatu metode pembelajaran yang sama dapat membedakan hasil pembelajaran, jika kondisinya berbeda.8 Metode pembelajaran menurut Sifa, dapat diartikan

4

Ihsana El Khuluqo, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017), h. 60

5

M. Afandi, Evi Chamalah, dan Oktarina Puspita, Model dan Metode Pembelajaran di

Sekolah, (Semarang: Unissula Press, 2013), h. 16

6

Milan Rianto, Pendekatan, Strategi, dan Metode Pembelajaran, (Malang: Pusat Pengembangan Penataran Guru IPS dan PMP, 2006), h. 6

7

Ibid., h. 90

8

Tukiran Taniredja, Efi Miftah, dan Sri Harmianto, Model-model Pembelajaran Inovatif, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 1

(28)

10

sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dapat pula dikatakan bahwa metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan.9

Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah- langkah, dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam memilih dan menentukan metode, guru perlu mempertimbangkan tujuan yang hendak dicapai, kondisi dan karakteristik siswa, sifat materi pembelajara, ketersediaan fasilitas dan media, dan juga tingkat partisipasi siswa.10

Setelah mengetahui pengertian metode pembelajaran menurut beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan langkah atau cara yang digunakan pendidik dalam melakukan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa agar mempermudah tercapainya suatu tujuan pembelajaran. Dalam menentukan metode pembelajaran sebaiknya guru memperhatikan kebutuhan dan karakteristik seluruh siswa di kelas. Guru juga harus mempertimbangkan apakah metode yang dipakainya dapatdiimplementasikan pada materi yang akan diberikan kepada siswa. Sehinggga tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, akan tercapai dengan baik dan lebih mudah.

B. Hakikat Mind map 1. Pengertian Mind map

Metode pembelajaran Mind map adalah metode pembelajaran yang mempelajari konsep atau teknik mengingat sesuatu dengan bantuan mind

map (menggunakan peta konsep, pencatatan materi belajar dituangkan

dalam bentuk diagram yang memuat simbol, kode, gambar, dan warna

9

Sifa Siti Mukrimah, 53 Metode Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Business

Management of Education, 2014) h. 70

10

(29)

11

yang saling berhubungan) sehingga kedua otak manusia dapat digunakan secara maksimal.11

Sedangkan menurut Buzan dari Inggris sebagai penemu mind map, ia memberikan beberapa pengertian mengenai mind map itu sendiri. Menurutnya mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan “memetakan” pikiran-pikiran kita.12

Pada awal tahun 1970-an, Tony Buzan yang merupakan seorang pakar pengembangan otak dari Inggris secara resmi menggunakan mind

map sebagai alternatif penggambaran (mempresentasikan) keseluruhan

pemikiran yang dihasilkan otak untuk berpikir secara linear. Mind map adalah salah satu sistem yang menggunakan prinsip manajemen otak untuk membuka seluruh potensi dan kapasitas otak yang masih tersembunyi.13 Pembelajaran menggunakan mind map terkesan lebih efektif dan efisien karena pada dasarnya cara kerja mind map sama dengan cara keja dasar otak yaitu tidak tersusun sistematis namun lebih pada bercabang-cabang seperti pohon, pola ini dapat mempermudah proses recall pada setiap apa yang pernah dipelajari, dapat meningkatkan motivasi siswa dan guru karena siswa dan guru akan terangsang untuk membuat gambar-gambar atau warna-warna pada mind map agar terlihat lebih menarik, mempertajam daya analisa dan logika siswa karena siswa tidak lagi dituntut untuk mencatat buku sampai habis kemudian menghapalnya, namun lebih kepada pemahaman dan keativitas untuk dapat menghubungkan topik umum dengan sub-sub topik bahasan.

Mind map juga merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan,

memungkinkan menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti informasi akan lebih

11

Karunia Eka dan M. Ridwan, Penelitian Pendidikan Matematika, (Bandung: Refika Aditama, 2015), h. 76

12

Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012), h.4

13

Sutanto Windura, Mind Map: Langkah Demi Langkah, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2016), h. xiii.

(30)

12

mudah dan lebih bisa diandalkan daripada menggunakan metode pencatatan tradisional. Pembuatan mind map ini membutuhkan pemanfaatan imajinasi dari pembuatnya, siswa yang kreatif akan lebih mudah membuat Mind map. Semakin sering siswa membuat Mind map maka dia akan semakin kreatif.

Kegeniusan seseorang dapat tercapai jika terpenuhinya 3 unsur yang saling tidak terpisahkan,yaitu what to learn (materi pelajaran), how

to learn (cara-cara dan teknik-teknik belajar), dan why to learn (sistem

motivasi dan program pikiran anak yang membuat dia mau belajar atau tidak.14 Kebanyakan pembelajaran yang sudah diberikan kepadasiswa hanya difokuskan saja pada what to learn atau materi dari pelajaran tersebut dan siswa tidak dilatih untuk how to learn yang merupakan cara atau teknik dalam belajar seperti cara memahami, cara membaca penuh konsentrasi, cara berpikir analisis, cara berpikir kreatif dan cara-cara belajar lainnya.

Mind map adalah sebuah keterampilan how to learn dan how to think. How to learn ini juga tidak hanya sekedar learning skill atau

keterampilan belajar saja, tetapi lebih sebagai life skill atau keterampilan hidup yang sangat berguna bagi pemikiran siswa.15 Dengan siswa menguasai what to learn dan how to learn, selanjutnya adalah memotivasi siswa dengan berbagai cara atau why to learn agar tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai dengan maksimal.

Mind map adalah salah satu sistem how to learn yang paling

penting dan harus didapatkan paling pertama oleh anak jika mau menggunakan otaknya secara efektif dan efisien dalam belajar. Penggunaan mind map akan menyebabkan proses belajar yang

14

Sutanto Windura, 1st Mind Map untuk Siswa, Guru, dan Orang Tua, (Jakarta: Elex

Media Komputindo, 2013), h. 5-6.

15

(31)

13

menyenangkan dan mendorong anak untuk mandiri belajar serta sukses dalam prestasi akademiknya.16

Mind map diciptakan berawal dari asumsi bahwa otak manusia

tidak bekerja secara linear melainkan secara kreatif memancar seperti radiasi dari suatu konsep atau ide sentral. Mind map digunakan untuk menggambarkan dan meningkatkan cara berpikir kreatif yang disebut

Radiant Thinking yaitu proses berpikir yang berawal dari titik sentral idea

atau konsep yang kemudian menyebar ke segala arah. Mind map yang baik adalah mind map yang berwarna-warni, menggunakan banyak gambar dan simbol, yang biasanya nampak seperti karya seni. Mind map mempunyai prinsip yang sederhana yaitu mengikuti kemana otak berpikir. Selanjutnya Buzan juga mengibaratkan Mind Map seperti pusat kota. Pusat mind map mewakili pikiran-pikiran utama dalam proses pemikiran kita, jalan-jalan sekunder mewakili pikiran-pikiran sekunder, dan seterusnya. Gambar-gambar atau bentuk-bentuk khusus dapat mewakili area yang menarik atau ide-ide menarik tertentu.

Terdapat beberapa aturan yang diperlukan dalam membuat mind

map, yaitu diperlukannya kertas yang diutamakan berwarna putih dan

berorientasi landscape, spidol warna-warni yang tia cabangnya berbeda warna, garis lengkung, huruf, keyword yang tidak terlalu panjang, key

image yang mempermudah untuk mengingat, serta struktur yang

memancar dan jelas,17

Buzan menjelaskan bahwa mind map juga merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan, memungkinkan kita menyusun fakta dan pemikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti mengingat sekaligus memproduksi kembali informasi

16

Sutanto Windura, op.cit., h. xiv.

17

Doni Swadarma Penerapan Mind map dalam Kurikulum Pembelajaran, (Jakarta: Elex Media Komputindo: 2013), h.10-13

(32)

14

akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan daripada menggunakan metode mencatat konvesional.

Mind map adalah metode yang tepat untuk meringkas catatan agar

siswa lebih mudah memahami pelajaran yang sudah dipelajari, dengan menggunakan mind map kemampuan otak menyimpan dan mengembangkan konsep materi atau infromasi tertentu dapat ditingkatkan dengan sangat baik. Untuk mempermudah otak dalam mengingat ada kata kunci dalam mind map yaitu garis lengkung, gambar, dan warna yang bervariasi. Karena mind map ini menggabungkan cara kerja otak bagian kanan dan kiri. Wilayah otak bagian kanan melibatkan gambar, warna, imajinasi, sedangkan wilayah otak bagian kiri melibatkan kata, angka, dan logika, sehingga siswa dapat menggunakan potensi otaknya secara optimum.

Jadi metode mind map bukan hanya dapat dikatakan sebagai metode untuk mencatat yang akan meningkatkan daya ingat siswa, tetapi mind

map juga dapat meningkatkan proses berpikir dan kreativitas siswa.

2. Kelebihan Mind Map

Kelebihan mind map, mind map akan memberikan pandangan menyeluruh tentang pokok masalah atau area yang luas, memungkinkan kita merencanakan rute atau membuat pilihan-pilihan, mengumpulkan sejumlah besar data di suatu tempat, mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan kita melihat jalan-jalan terobosan kreatif, dan menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna dan diingat.18

Mind map menawarkan cara pembelajaran menggunakan gambar, symbol, dan warna yang disukai anak-anak. Setiap gambar, simbol, warna, huruf, dan kata-kata saling berkaitan sebagai penjelasan mengenai sesuatu

18

Lukita Octavia Lukman, “Mind Map Sebagai Model Pembelajaran Menilai Penguasaan Konsep dan Alat Evaluasi Menilai Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa”, Seminar Nasional Pendidikan dan Saintek, 2016, h. 629-630

(33)

15

hal. Cara ini diyakini akan menjadi alat bantu yang bisa memanfaatkan kedua belahan otak ketika berpikir. Selain itu, mind map masih mempunyai benyak kelebihan, diantaranya:19

a. Cara untuk mudah menggali informasi dari dalam dan luar otak b. Sebagai cara baru untuk belajar dan berlatih dengan cepat dan

ampuh

c. Membuat catatan agar tidak membosankan d. Mampu membuka pikiran sebebas-bebasnya

e. Merangsang kecerdasan majemuk anak seperti kecerdasan visual spasial, verbal (linguistik), logis matematis, kinestetik, dan intrapersonal anak

f. Sebagai cara terbaik untuk mendapatkan ide baru dan merencanakan proyek

g. Sebagai alat berpikir yang mengasyikkan karena membantu berpikir 2 kali lebih baik, 2 kali lebih cepat, 2 kali lebih jernih, dan dengan lebih menyenangkan.

Banyak sekali kelebihan dari penggunaan metode pembelajaran

Mind map pada pembelajaran di kelas. Dengan menggunakan metode mind map ini merupakan salah satu cara yang dapat membuat siswa lebih

bersemangat dan termotivasi dalam pembelajaran di kelas. Siswa dapat merasakan pembelajaran yang menyenangkan. Ketika siswa merasa senang atau bahagia, siswa akan lebih mudah dalam menerima suatu materi pembelajaran. Selain mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran, mind map juga melatih siswa untuk dapat berfikir kreatif yang merupakan salah satu kemampuan yang sangat dicari di abad ke-21 ini.

19

Femi Olivia, Gembira Belajar dengan Mind map, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2008), h. 12-13

(34)

16 3. Kekurangan Mind Map

Selain mempunyai kelebihan, mind map juga mempunyai kelemahan dalam sistem pembelajaran, yaitu hanya siswa yang aktif yang terlibat karena pada mind map merupakan catatan masing-masing siswa dan pembuatan atau penulisannya tidak dipatokkan bagaimana bentuknya oleh guru.20 Sehingga dapat membuat guru kesulitan dalam memeriksa hasil mind map siswa yang sangat beragam sesuai kreatifitas masing-masing siswa.

4. Manfaat Mind Map

Secara ringkas, dengan belajar membuat peta pikiran atau mind map, akan banyak manfaat yang bisa diperoleh, diantaranya yaitu:21

a. Meningkatkan kecerdasan visual dan keterampilan observasi b. Membantu untuk berkonsentrasi (memusatkan perhatian) dan lebih

banyak mengingat

c. Melatih kemampuan berpikir kritis dan komunikasi d. Melatih inisiatif dan rasa ingin tahu

e. Menghemat waktu sebaik mungkin

f. Membantu mengembangkan diri serta merangsang pengungkapan pemikiran

g. Meningkatkan kreativitas dan daya cipta

h. Membuat tetap fokus pada ide utama maupun semua ide tambahan

Mind map sebagai sistem berpikir dan kreasi memiliki manfaat

diberbagai segi dalam kehidupan sehari-hari mulai dari pembelajaran, keluarga hingga dalam bisnis. Namun, guna menjadi landasan penelitian pendidikan, hanya akan dipaparkan manfaat mind map dalam aspek pembelajaran. Menurut Bobbi DePorter, Mark Reardon, dan Sarah Singer

20

A. M. Dwitha Evayanti dan MadeSumantri, “Penerapan Metode Mind map untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas IIIA”, Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar. Vol.1 (1), 2017, h.43.

21

(35)

17

Nourie, “metode ini dapat membantu kita mengingat perkataan dan bacaan, meningkatkan pemahaman terhadap materi, membantu mengorganisasiakan materi, dan memberikan wawasan baru karena di dalamnya memuat kata-kata kunci dalam sebuah topik”.22

Dengan mengorganisasikan materi menggunakan skema dan kata kunci, pengguna mind map dapat lebih mudah mengingat dan memahami bahasan yang telah mereka dapat dan mereka catat menggunakan mind

map.

Kegunaan mind map yang dijelaskan oleh Buzan secara umum “mind maps are multi-sensory tools that use visuospatial orientation to

help students integrate, organize, and retain information”.23 Secara umum penggunaan mind map dipengaruhi dan mempengaruhi sistem kerja otak, dengan mengolah informasi yang telah diperoleh otak, penggunaan mind

map dapat membantu penggunaanya mengingat kembali dan memahami

informasi yang telah mereka dapat sebelumnya, serta dapat membantu memecahkan masalah yang kompleks.

Subjek yang akan merasakan manfaat dari penggunaan mind map pada pembelajaran adalah siswa dan guru. Adapun manfaat mind map bagi siswa dalam belajar, berpikir dan merencanakan kegiatan sehari-hari ialah sebagai berikut:24

Mencatat, meringkas, mengarang, berpikir analis, berpikir kreatif, merencanakan (jadwal, waktu, kegiatan, dan lainnya), menguraikan artikel bacaan (misal: reading comprehension Bahasa Inggris), mengurai soal cerita matematika atau sains, dan lain sebagainya. Dengan menggunakan

mind map siswa mendapat kemudahan dalam mempelajari kembali apa

yang telah mereka pelajari dan mereka rangkum dan catat ke dalam mind

22

Norma Kusmintayu, “Penerapan Metode Mind map untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Siswa Sekolah Menengah Pertama”, Basastra Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya, vol.1 No.1, 2012, h. 209.

23

Anthony V. D’Antoni, “Does the Mind Map Learning Strategy Facilitate Information

Retrieval and Critical Thingking In Medical Students?”, Journal of the Academy of Chiropractic Orthopedists, Volume 8, Issue 1, 2010, h. 2.

24

(36)

18

map mereka. Keuntungan lainnya bagi siswa ialah dalam mencatat

pelajaran yang telah mereka dapat, siswa tidak akan bosan, terlebih lagi pada siswa sekolah dasar, karena mind map dirancang sebagai teknik mencatat yang kreatif dan menyenangkan siswa dengan menggunakan gambar, garis, dan warna-warni.

Adapun manfaat mind map bagi guru ialah merancang kurikulum pengajaran yang komprehensif, menyatukan materi pengajaran dari berbagai sumber, meringkas materi pengajaran, mengembangkan ide materi mengajar, mempersiapkan presentasi mengajar, presentasi mengajar, manejemen waktu dalam mengajar, membuat catatan mengajar di papan tulis atau whiteboard, dan lain sebagainya.

Jadi sebenarnya manfaat mind map tidak hanya dirasakan oleh siswa saja, guru pun dapat merasakan manfaat mind map dalam sebuah pembelajaran. Siswa dan guru harus terbiasa dalam pembuatan mind map, pembuatan mind map harus diawali dan dibiasakan dalam lingkup kelas. Dengan pembekelan dan pembiasaan akan aturan-aturan mind map, dirasa akan mampu menciptakan karakter siswa dan guru yang kreatif serta lebih disiplin dan teratur.

5. Langkah-langkah Membuat Mind Map

Berikut ini adalah petunjuk atau langkah-langkah membuat peta pikiran yang dikemukakan oleh Tony Buzan:25

a. Mulailah dengan menulis topik utama di tengah kertas kosong, b. Gunakan ilustrasi gambar, simbol-simbol, kode-kode pada

keseluruhan peta pikiran,

c. Pilih kata-kata kunci pada tiap-tiap cabang yang dikembangkan, d. Setiap kata/gambar harus berdiri sendiri pada setiap

garis/cabangnya,

25

Rijal Darusman, “Penerapan Metode Mind map (Peta Pikiran) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siswa SMP” Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 3, No.2, September 2014, h. 169

(37)

19

e. Cabang-cabang yang dibuat harus terkait dengan topik utama di tengah kertas. Garis cabang utama lebih tebal dan menjadi lebih tipis ketika semakin menjauh dari cabang utama,

f. Buat garis/cabang yang sama panjangnya dengan kata-katanya, g. Gunakan warna-warni dalam peta pikiran paling tidak tiga warna,

sesuai selera,

h. Kembangkan bentuk peta pikiran yang sesuai dengan gaya atau kreativitas masing-masing,

i. Sisakan ruang untuk penambahan tema berikutnya.

Sejalan dengan pendapat Buzan tersebut, Windura mengemukakan pendapatnya mengenai langkah-langkah dalam membuat mind map yaitu:26

a. Mulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan vertikal atau horizontal;

b. Menentukan central topic yang akan dibuat dengan metode Mind

map, central topic biasanya adalah judul buku atau judul bab yang

dipelajari dan harus diletakkan di tengah kertas serta diusahakan berbentuk gambar;

c. Membuat basic ordering ideas (BOI) untuk central topic yang telah dipilih, gunakan warna yang berbeda pada masing-masing garis BOI. BOI biasanya adalah judul bab atau sub bab dari buku yang akan dipelajari atau bisa jugadengan menggunakan 5WH (what, where, why, who, when, dan how). Garis BOI dibuat lebih tebal dibandingkan dengan garis cabang-cabang selanjutnya setelah cabang utama (BOI) dan seluruh garis cabang utama (BOI) harus tersambung ke pusat/central topic;

d. Melengkapi setiap BOI dengan cabang-cabang yang berisi data-data pendukung yang terkait garis cabang kedua, ketiga, dan selanjutnya lebih tipis dibandingkan garis cabang utama (BOI) dan

26

Muhammad Chomsi Imaduddin & Unggul Haryanto Nur Utomo, “Efektifitas Metode

Mind map untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika pada Siswa Kelas VIII“, Jurnal Humanitas,

(38)

20

warna garis cabang kedua, ketiga, dan selanjutnyatersebut mengikuti warna BOI nya masing-masing;

e. Melengkapi setiap cabang dengan gambar, simbol, kode, daftar, grafik agar lebih menarik, lebih mudah untuk diingat dan dipahami, jika perlu lengkapi dengan garis penghubung bila ada BOI yang saling terkait satu dengan lainnya serta tuliskan kata kuncinya saja untuk setiap garis.

Pembuatan mind map dapat melatih siswa dalam berpikir secara terstruktur dan terorganisir, karena dimulai dari satu topik besar menuju ke sub-sub dari topik tersebut. mind map juga dapat melatih siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

C. Motivasi Belajar

1. Hakikat Motivasi Belajar

Istilah motivasi berpangkal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.27 Motivasi belajar adalah suatu daya, dorongan atau kekuatan, baik yang datang dari diri sendiri maupun dari luar yang mendorong peserta didik untuk belajar .28

Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberi arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Sardiman A.M berpendapat bahwa motivasi dapat dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat

27

Ihsana El Khuluqo, op.cit., h. 111.

28

(39)

21

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang.29

Menurut B. Uno motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada diri seseorang yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikatior atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Motivasi belajar tidak hanya timbul dari internal diri seseorang tetapi juga harus dari eksternalnya sehingga dapat membangkitkan motivasi internal dari dalam diri seseorang.30

Motivasi sangat memilikii peran dalam proses belajar mengajar. Motivasi sangat berdampak pada kepercayaan siswa dalam belajar yang pada akhirnya akan mempengaruhi sikap dan perilaku siswa agar berhasil dalam belajar.31 Hal tersebut membuktikan bahwa motivasi menjadi salah satu faktor yang memberikan pengaruh positif bagi siswa dalam proses belajar, disamping adanya faktor penentu keberhasilan belajar lainnya seperti kemampuan pendidik dan juga bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran.

Berdasarkan dari beberapa teori dan konsep yang diatas dapat dismpulkan bahwa motivasi belajar adalah hasrat atau dorongan yang timbul pada diri seseorang sehingga dia merasa senang dan bersemangat untuk melakukan kegiatan belajar.

29

Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Raja Grafindo Persada , 2014), h.75

30

Amalia Erit Rina Fadillah, “Stres dan Motivasi Belajar Pada Mahasiswa Psikologi Universitas Mulawarman Yang Sedang Menyusun Skripsi”, Ejournal Psikologi, Volume 1, Nomor 3, 2013, h. 255.

31

Ema Dauyah, dan Yulinar, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Bahasa Inggris Mahasiswa Non-Pendidikan Bahasa Inggris”, Jurnal Serambi Ilmu, Volume 19, Nomor 2, Edisi September 2018, h. 197.

(40)

22 2. Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi memiliki tiga fungsi diantaranya mendorong manusia untuk berbuat, menentukan arah perbuatan, dan menyeleksi perbuatan.32 Dari ketiga fungsi motivasi tersebut, dapat dijelaskan secara sistematis sebagai berikut :

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskdan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni kea rah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan yang hendak dicapai.

Dengan demikian fungsi motivasi terhadap siswa atau anak didik mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar sebagai pendorong anak didik untuk belajar serta sebagai penggerak anak didik dalam belajar sehingga anak didik belajar dengan sunguh-sungguh selain itu fungsi dari motivasi terhadap anak didik sebagai pengarah perbuatan yang dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan.

3. Macam-Macam Motivasi Belajar

32

(41)

23

Berbicara mengenai macam-macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian, motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi.

a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya

Menurut Frandsen yang dikutip dalam buku sardiman berjudul Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, bahwa macam-macam atau jenis motivasi belajar dilihat dari dasar pembentukannya digolongkan menjadi menjadi dua macam, yakni motif-motif bawaan dan motif-motif yang dipelajari.33 (1) Motif –motif bawaan.

Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh misalnya: dorongan untuk makan dan minum, bekerja, istirahat, dorongan seksual. Motif – motif ini seringkali disebut motif-motif yang disyaratkan secara biologis. Relevan dengan ini, maka Arden N. Frandsen memberi istilah jenis motif

Pshyological drives.

(2) Motif- motif yang dipelajari

Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh, dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat. Motif- motif ini seringkali disebut dengan motif yang diisyaratkan secara sosial. Sebab manusia hidup dalam lingkungan sosial dengan sesame manusia yang lain, sehingga motivasi itu terbentuk. Frandson mengistilahkan dengan affilative needs.

Di samping itu Frandsen, masih menambahkan

33

(42)

24

jenis motif berikut ini:34

(1) Cognitive motives

Motif ini menunjuk pada gejala intrinsic, yakni menyangkut kepuasan individual. Kepuasan individual yang berada di dalam diri manusai dan biasanya berwujud proses dan produk mental.

(2) Self-expression

Penampilan diri adalah sebagian dari perilaku manusia. Yang penting kebutuhan individu itu tidaksekedar tahu mengapa dan bagaimana sesuatu terjadi, tetapi juga mampu membuat suatu kejadian.

(3) Self-enhancement

Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang. Ketinggian dan kemajuan diri ini menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu.

b. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis35

(1) Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya: kebutuhan untuk minum, makan, bernapas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk beristirahat.

(2) Motif-motif darurat yang termasuk dalam jenis motif ini antara lain: dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, untuk memburu. Jelasnya motivasi ini timbul karena rangsangan dari luar.

(3) Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat.

c. Motivasi Jasmaniah dan rohaniah

34

Ibid., h. 87.

35

(43)

25

Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Yang termasuk motivasi jasmani seperti misalnya: refleks, insting otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan.36

d. Motivasi instrinsik dan ekstrinsik (1) Motivasi Instrinsik

Motivasi Instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Siswa yang memiliki motivasi instrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu.

(2) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.37

Bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar-mengajar tetap penting. Sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah dan juga mungkin komponen- komponen lain dalam proses belajar- mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.

36

Ibid., h. 88-89.

37

(44)

26

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh motivasi yang ada pada dirinya. Indikator kualitas pembelajaran salah satunya adalah adanya motivasi yang tinggi dari diri siswa. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi terhadap pembelajaran maka mereka akan tergerak atau tergugah untuk memiliki keinginan melakukan sesuatu yang dapat memperoleh hasil atau tujuan tertentu.

Darsono menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain:38

a. Cita-cita/aspirasi siswa b. Kemampuan siswa

c. Kondisi siswa dan lingkungan d. Unsur-unsur dinamis dalam belajar e. Upaya guru dalam membelajarkan siswa.

Menurut Slameto, seorang individu membutuhkan suatu dorongan atau motivasi sehingga sesuatu yang diinginkan dapat tercapai, dalam hal ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar antara lain:39

a. Faktor Individual

Seperti kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.

b. Faktor sosial

Seperti keluaga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat dalam belajar, dan motivasi sosial.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi belajar menurut Slameto yaitu:40

38

Amna Emda, “Kedudukan motivasi belajar Siswa dalam Pembelajaran”, Lantanida

Journal,Vol. 5 No. 2, 2017, h. 177.

39

Ibid., h. 177-178.

40

(45)

27

a. Faktor-faktor intern: faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.

b. Faktor ekstern: faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa. Dengan demikian motivasi belajar pada diri siswa sangat dipengaruhi oleh adanya rangsangan dari luar dirinya serta kemauan yang muncul pada diri sendiri. Motivasi belajar yang datang dari luar dirinya akan memberikan pengaruh besar terhadap munculnya motivasi instrinsik pada diri siswa.

5. Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah. Adapun beberapa bentuk atau cara menumbuhkan motivasi belajar di sekolah, menurut Ihsana adalah sebgai berikut:41

a. Menjelaskan tujuan pembelajaran

Pada awal pembelajaran seharusnya terlebih dahulu pendidik menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa. Karena semakin jelas tujuan, makin besar motivasi dalam belajar.

b. Permainan

Pada saat menyampaikan materi pelajaran, upayakan untuk menyelipkan permainan yang mendukung pebelajaran dan sesuai dengan karakteristik siswa.

c. Memberi hadiah

Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi, sehingga dapat memacu mereka untuk belajar lebih giat lagi. Di samping itu,

41

(46)

28

dapat memotivsi siswa lainnya untuk dapat bisa berprestasi. d. Memberi pujian

Memberikan pujian yang membangun kepada siswayang berprestasi agar semakin termotivasi.

e. Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal kepada peserta didik.

f. Memberikan angka

Angka merupakan simbol prestasi yang diperoleh siswa. Beri penjelasan pada anak bahwa prestasi belajar dapat terpresentasikan dalam simbol angka.

g. Humor atau dengan cerita-cerita lucu

Pada saat menyampaikan materi pelajaran, upayakan untuk menyelipkan humor yang dapat membangkitkan suasana menyenangkan.

h. Membantu kesulitan belajar peserta didik secara individual maupun kelompok

Pendidik harus berusaha untuk terus-menerus membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Dalam hal ini pendidik harus berperan layaknya dokter yang siap mendeteksi dan berusaha menyembuhkan.

i. Memberi ulangan

Ulangan merupakan alat untuk menunjukkan prestasi belajar siswa, dan sebaiknya hasil ulangan diumumkan kepada teman-temannya.

j. Menerapkan metode yang bervariasi

Variasi dalam proses pembelajaran merupakan keanekaragaman dalam penyajian kegiatan pembelajaran. Pendidik yang mampu menghadirkan proses pembelajaran yang bervariasi kemungkinan besar kejenuhan tidak akan terjadi. Variasi yang bisa dilakukan oleh pendidik dalam kegiatan pembelajaran antara lain dengan

Gambar

Tabel 3.1 Data dan Sumber Data  Data dan Sumber Data
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data
Tabel 4.1 PEDOMAN OBSERVASI MOTIVASI BELAJAR SISWA  PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAP TERHADAP
Tabel 4.2  PEDOMAN OBSERVASI MOTIVASI BELAJAR SISWA  PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAP TERHADAP
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tanah ultisol dengan horizon argilik atau kandik bersifat masam dengan kejenuhan basa yang rendah (jumlah kation) <35%.dankapasitas tukar kation rendah (<24 me/100

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 pada pasal 19 disebutkan bahwa tujuaan dari Alokasi Dana Desa (ADD) adalah sebagai berikut : 1) Menanggulangi

Secara sederhana, sistem tersebut memanfaatkan panel surya sebagai alat konversi sumber cahaya matahari menjadi energi listrik, baterai sebagai perangkat penyimpanan

Urut Jenis Kelamin Status Perkawinan

Pertentangan makna pada tempat yang berbeda ialah suatu lafadz yang mempunyai makna berbeda pada ayat lain atau dapat dikatakan memiliki makna tertentu pada ayat tertentu

Berdasarkan hasil dari perancangan Pengembangan Aplikasi Deteksi Dini pada Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Luar Biasa berbabasis website menggunakan metode

Sistem operasi yang tersedia beragam, mulai dari yang paling banyak digunakan, yaitu Symbian, lalu beberapa OS yang lain seperti Linux, Palm, dan yang terkini adalah Microsoft

Kajian ini menilai kefungsian pelbagai jenis serat saraf sensori median, serta menentukan hubungan fungsi saraf dengan tempoh Carpal Tunnel Syndrome ( CTS ) dan indeks jisim tubuh