• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

2. Motivasi Belajar a) Pengertian Belajar a) Pengertian Belajar a) Pengertian Belajar

Menurut Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.26 Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya membaca, menulis, mengamati dan mendengarkan. Belajar adalah suatu proses yang berlangsung sepanjang hayat. Hampir semua kecakapan, keterampilan, pengetahuan, kebiasaan, kegemaran dan sikap manusia terbentuk, dimodifikasi dan berkembang karena belajar. Hal demikian, belajar merupakan proses penting yang terjadi dalam kehidupan setiap orang. Dalam hal ini, pemahaman yang benar tentang konsep belajar sangat diperlukan, terutama bagi kalangan pendidik yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran.27

Dalam kehidupan sehari-hari banyak kegiatan yang telah dilakukan dan hal ini merupakan gejala dari belajar. Ciri khasnya ialah telah terjadi suatu

26

Slameto, op.cit, hlm. 2.

27

perubahan pada orang yang belajar; mengalami perubahan dari belum mampu/ tahu ke mampu/tahu. Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian.28

Menurut Oemar Hamalik, belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Belajar sesungguhnya ialah ciri khas manusia, dan yang membedakannya dengan makhluk lain. Belajar yang dilakukan oleh manusia merupakan bagian dari hidupnya, berlangsung seumur hidup, kapan saja, dan dimana saja, baik di sekolah, di kelas, di jalanan dalam waktu yang tidak dapat ditentukan sebelumnya. Namun satu hal yang pasti, bahwa belajar yang dilakukan oleh manusia senantiasa dilandasi oleh tekad dan maksud tertentu.29

Abin Syamsudin Makmun (2007) mengatakan bahwa belajar ialah suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu, sedangkan menurut Muhibbin Syah belajar merupakan proses memperoleh pengetahuan (psikologi kognitif). Belajar juga diartikan pula sebagai suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langeng sebagai hasil latihan yang diperkuat.

Jadi karakteristik belajar itu antara lain:

1. Belajar adalah suatu perubahan dalam tingkah laku

2. Belajar terjadi melalui latihan dan pengalaman (perubahan karena pertumbuhan atau kematangan bukan merupakan hasil belajar)

28

Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran: tori dan Konsep Dasar, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2011. Hlm. 9.

29

Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 1990, hlm. 189.

3. Belajar terjadi melalui latihan dan pengalaman, berarti perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi/ kepekaan seseorang yang biasanya hanya berlangsung sementara bukan merupakan hasil belajar.

4. Perubahan tingkah laku itu menyangkut berbagai aspek kepribadian (fisik/ psikis) seperti perubahan pengertian, berpikir, keterampilan, kebiasaan, sikap, dan lain-lain.30

b) Pengertian Motivasi Belajar

Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.31

Motif ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Seperti yang dikamukakan Sartain dalam bukunya, motif adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku/perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang.32 Dalam percakapan sehari-hari motif itu dinyatakan dengan berbagai kata, seperti: hasrat, minat, tekad, kemauan, dorongan, kebutuhan, kehendak, cita-cita, kehausan, dan sebagainya.

Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan

30

Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta, Kalimedia, 2015, hlm. 172.

31 Sardiman A.M., op.cit. hlm. 73.

32

sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi, motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang.

c) Motivasi Belajar

Dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal menumbuhkan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.33

Motivasi merupakan suatu energi dalam diri manusia yang mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu dengan tujuan tertentu. Motivasi belajar adalah segala sesuatu yang dapat memotivasi peserta didik atau individu untuk belajar, tanpa motivasi belajar seorang peserta didik tidak akan belajar dan akhirnya tidak akan mencapai keberhasilan dalam belajar. Motivasi mempengaruhi tingkat keberhasilan dan kegagalan belajar, dan pada umumnya belajar tanpa motivasi akan sulit untuk berhasil. Motivasi merupakan kondisi yang menimbulkan perilaku, atau mempertahankan intensitas perilaku. Motivasi belajar dapat dilakukan dengan meningkatkan perhatian (attention), relevansi (relevance),

33

kepercayaan diri (confidence), dan kepuasan (satisfaction) peserta didik dalam belajar.34

d) Macam-macam Motivasi Belajar

Pendapat mengenai klasifikasi motif itu ada bermacam-macam yaitu sebagai berikut.

1. Motivasi organik

Motivasi organik meliputi: kebutuhan untuk minum, makan, bernafas, berbuat dan dorongan untuk beristirahat.

2. Motivasi darurat

Motivasi darurat meliputi: dorongan untuk menyelamatkan diri, membalas, berusaha, memburu.

Dorongan ini timbul karena perangsang dari luar. Pada dasarnya dorongan-dorongan ini telah ada sejak lahir, tetapi bentuk-bentuknya tertentu yang sesuai dengan perangsang tertentu berkembang karena dipelajari.

3. Motivasi objektif

Motivasi objektif meliputi, kebutuhan-kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, manipulasi, menaruh minat.

Motif-motif ini timbul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar (sosial dan non-sosial) secara efektif.35

Dalam perkembangan selanjutnya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu 1) motivasi intriksi; 2) motivasi ekstrinsik. Motivasi intriksi ialah hal dan keadaan yang berasal dari dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi intrinsik siswa ialah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan.

Adapun motivasi ekstrinsik ialah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Pujian dan hadiah, peraturan/tata tertib sekolah, keteladan orang tua, guru dan

34 Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2013, hlm. 49-50.

35

seterusnya merupakan contoh-contoh konkret motivasi ekstrinsik yang dapat menolong siswa untuk belajar. Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal, akan menyebabkan kurang bersemangat siswa dalam melakukan proses pembelajaran materi-materi pelajaran baik di sekolah maupun di rumah.

Dalam perspektif kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi siswa adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Dorongan mencapai prestasi dan dorongan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan, umpamanya, memberi pengaruh lebih kuat dan relatif lebih langgeng dibandingkan dengan dorongan hadiah atau dorongan keharusan dari orang tua dan guru.36

e) Fungsi Motivasi Belajar

Menurut Ngalim Purwanto guna/fungsi dari motivasi belajar ialah sebagai berikut:

a. Motif itu mendorong manusia untuk berbuat/bertindak. Motif itu berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas.

b. Motif itu menentukan arah perbuatan. Yakni kearah perwujudan suatu tujuan dan cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu. Makin jelas tujuan itu, makin jelas pula terbentang jalan yang harus ditempuh.

c. Motif itu menyeleksi perbuatan. Artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang tak bermanfaat bagi tujuan itu. Seorang yang benar-benar ingin mencapai gelarnya sebagai sarjana, tidak akan menghambur-hamburkan waktunya untuk berfoya-foya/bermain kartu. Sebab dengan perbuatan itu tidak cocok dengan tujuan.37

36

M. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 1997, hlm. 136-137.

37

Menurut Oemar Hamalik fungsi motivasi belajar adalah sebagai berikut.

a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar.

b. Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan.

c. Sebagai penggerak. Besarnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.38

Dari kedua pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi motivasi belajar yang dimiliki anak, maka semakin maksimal prestasi belajar yang didapat oleh siswa.

f) Ciri-ciri Motivasi

Seseorang melakukan usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang tinggi dalam belajar akan menunjukkan hasil yang maksimal. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukkan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. Dalam kegiatan belajar, motivasi yang ada pada setiap orang berbeda-beda. Seseorang yang memiliki motivasi yang tinggi adalah memiliki ciri-ciri motivasi sebagai berikut:

a) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

b) Ulet menghadapi kesulitan secara mandiri (tidak lekas putus asa).

c) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah yang belum diketahui.

d) Ingin mendalami bahan atau bidang pengetahuan yang diberikan. e) Selalu berusaha untuk berprestasi sebaik mungkin.

f) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu). g) Senang dan rajin penuh semangat.

h) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti orang itu selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti yang dijelaskan di atas akan sangat penting dalam kegiatan belajar-mengajar.39

g) Cara Membangkitkan Motivasi Belajar

Mengingat betapa pentingnya peranan motivasi bagi setiap orang dalam kehidupan sehari-hari dan khususnya bagi dunia pendidikan, berikut ini ada beberapa bentuk cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah.

a. Menggunakan pujian verbal seperti kata-kata “bagus”, “baik”, yang diucapkan segera setelah siswa melakukan tingkah laku yang benar.

b. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa dan keinginannya untuk mengadakan eksplorasi

c. Merangsang hasrat siswa sebagai contoh memberikan hadiah

d. Menggunakan materi-materi yang sudah dikenal sebagai contoh agar siswa lebih mudah dalam memahaminya.

e. Terapkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam konteks yang unik dan luar biasa, agar siswa lebih terlibat dalam pembelajaran.

f. Meminta pada siswa untuk menjelaskan ulang hal-hal yang sudah dipelajari sebelumnya.

g. Mempergunakan simulasi dan permainan.

h. Perkecil daya tarik sistem motivasi yang bertentangan. Kadang-kadang agar diterima oleh teman-temannya, siswa melakukan hal-hal yang tidak diinginkan oleh pengajar.40

39

Sardiman A.M., op.cit. hlm. 83.

3. Prestasi Belajar Sejarah