• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh latar belakang ekonomi orang tua dan motivasi belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar sejarah mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2013 dan 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh latar belakang ekonomi orang tua dan motivasi belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar sejarah mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2013 dan 2014"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGARUH LATAR BELAKANG EKONOMI ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH MAHASISWA PENDIDIKAN SEJARAH UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA ANGKATAN 2013 DAN 2014. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah. Oleh :. Masnimawati Gulo NIM: 131314032. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGARUH LATAR BELAKANG EKONOMI ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH MAHASISWA PENDIDIKAN SEJARAH UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA ANGKATAN 2013 DAN 2014. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah. Oleh :. Masnimawati Gulo NIM: 131314032. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN. Skripsi ini ku persembahkan kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa mendampingi, membimbing dan menyayangiku dalam keadaan apapun. 2. Kedua orangtuaku “Buala Zisokhi Gulo (alm) dan Atimina Gulo” kakakku “Juni Mawati Gulo, Murni Mawati Gulo, Suarni Mawati Gulo”, abangku “Denius Gulo, Erius Gulo, Fidelius Gulo, Elinus Gulo” dan adikku tersayang “Rosmawati Gulo” yang senantiasa mendoakan, mendukung, menyemangati dan menyayangiku tiada hentinya. 3. Ibu Atine Gulo, adik Beni Halima Yusu Gulo, Widar Mawati Gulo dan Serius Gulo yang selalu menyemangatiku dengan kasih. 4. Romo-romo yang ada di Paroki Nias Barat Mandrehe khususnya Romo Ignatius Purwo Suranto OSC dan Pastor Mathias Cuppens OSC yang selalu mendukung, mendoakan, dan memberikan bantuan materi kepada penulis sehingga penulis menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Ibu dosen Pendidikan Sejarah khususnya ibu Dra. Th. Sumini, M.Pd. yang selalu menjadi seorang ibu dalam menyemangati, memotivasi, mengarahkan dan. yang. selalu. mengerti keadaan penulis. menyelesaikan skripsi ini.. iv. sehingga.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab ia yang memelihara kamu. (1 Petrus 5:7) Kenyamanan adalah penjara kebebasan dan hambatan untuk berkembang (John F. Kennedy) Hidup tanpa perjuangan adalah kesia-siaan (Masnimawati Gulo). v.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 26 Juli 2017 Penulis. Masnimawati Gulo. vi.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa universitas Sanata Dharma: Nama. : Masnimawati Gulo. NIM. : 131314032. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “PENGARUH LATAR BELAKANG EKONOMI ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH. MAHASISWA PENDIDIKAN SEJARAH. UNIVERSITAS. SANATA DHARMA YOGYAKARTA ANGKATAN 2013 DAN 2014” Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pengkalan data, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.. Demikian pernyataan ini, saya buat dengan sebenarnya.. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 26 Juli 2017 Yang menyatakan,. Masnimawati Gulo. vii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK PENGARUH LATAR BELAKANG EKONOMI ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH MAHASISWA PENDIDIKAN SEJARAH UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA ANGKATAN 2013 DAN 2014. Masnimawati Gulo Universitas Sanata Dharma 2017 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) ada tidaknya pengaruh latar belakang ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar sejarah mahasiswa, (2) ada tidaknya pengaruh motivasi belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar sejarah mahasiswa, (3) ada tidaknya pengaruh secara bersama antara latar belakang ekonomi orang tua dan motivasi belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar sejarah mahasiswa. Metode penelitian ini adalah penelitian ex-post facto. Populasi yang digunakan adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sampel yang digunakan yaitu berjumlah 89 responden. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Kuesioner digunakan untuk memperoleh data tentang latar belakang ekonomi orang tua dan motivasi belajar sedangkan dokumentasi digunakan untuk mengetahui prestasi belajar mahasiswa. Teknik analisis data menggunakan analisis varian dua jalan beda sel (Anava 2x2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada pengaruh latar belakang ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar sejarah mahasiswa dengan Fhitung < Ftabel (0,0014<4,00); (2) tidak ada pengaruh motivasi belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar sejarah mahasiswa dengan Fhitung < Ftabel (0,028<4,00); (3) ada pengaruh secara bersama antara latar belakang ekonomi orang tua dan motivasi belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar sejarah mahasiswa dengan Fhitung > Ftabel (33,538>4,00).. viii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT THE INFLUENCE OF PARENTS’ ECONOMIC BACKGROUND AND STUDENTS’ LEARNING MOTIVATION TO THE HISTORY LEARNING ACHIEVEMENT OF HISTORY EDUCATION STUDENTS OF SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA BATCH 2013 AND 2014 Masnimawati Gulo Sanata Dharma University 2017 This study aims to know: (1) whether there are or not any influences of parents’ economic background to the history learning achievement of students, (2) whether there are or not any influences of students’ learning motivation to the history learning achievement of students, (3) whether there are or not the mutual influences between parents’ economic background and students' learning motivation to the history learning achievement of students. The method of this research is ex-post fact. The population used is a student of History Education of Sanata Dharma University Yogyakarta. The samples used are 89 people. Sampling is done by using purposive sampling. Data were collected by using questionnaires and documentation. Questionnaires were used to obtain data about parents’ economic background and students’ learning motivation while documentation was used to know the students’ learning achievement. The data were analyzed by using variant analysis of two different cell paths (Anava 2x2). The results showe that: (1) there are no influences of parents’ economic background to the history learning achievement of students with Fcount < Ftable (0.0014<4.00); (2) there are no influences of students’ learning motivation to the history learning achievement of students with Fcount < Ftable (0.028<4.00); (3) there is a mutual influence between parents’ economic background and students’ learning motivation to the history learning achievement of students with Fcount>Ftable (33.538> 4.00).. ix.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Di hadapan Tuhan Yang Maha Kasih penulis mengucapkan syukur dan terima kasih atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Latar Belakang Ekonomi Orang Tua dan Motivasi Belajar Mahasiswa Terhadap Prestasi Belajar Sejarah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2013 dan 2014”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar sarjana (S1) di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mengizinkan penulis melaksanakan penelitian di Program Studi Pendidikan Sejarah. 3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang dengan tulus meluangkan waktu untuk membantu, mengarahkan serta memberikan dorongan dan petunjuk-petunjuk sampai skripsi ini selesai. 4. Seluruh dosen dan pihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penulis menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma. 5. Para Romo yang ada di Paroki Nias Barat Mandrehe khususnya Romo Ignatius Purwo Suranto OSC dan Pastor Mathias Cuppens OSC yang telah. x.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. memberikan kepercayaan kepada penulis untuk belajar di Universitas Sanata DharmaYogyakarta. 7. Kedua orangtuaku “Buala Zisokhi Gulo (alm) dan Atimina Gulo” dan seluruh keluarga besar penulis yang telah mendukung melalui doa dan finansial. 8. Mahasiswa/I angkatan 2013 dan 2014 Prodi Pendidikan Sejarah yang telah bersedia menjadi responden pada penelitian ini. 9. Teman-teman angkatan 2013 Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma yang selalu mendukung dan memberi semangat untuk mengerjakan skripsi ini. 10. Kak Agustinus Rinja Zernando yang telah banyak membantu selama penyusunan skripsi ini. 11. Seluruh pihak yang telah berperan penting dalam menyelesaikan studi di Pendidikan Sejarah yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan penyusunan skripsi yang lebih baik di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.. Penulis. xi.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUN PEMBIMBING ...................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv HALAMAN MOTTO .......................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................. vii ABSTRAK ....................................................................................................... viii ABSTRACT ......................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ......................................................................................... x DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................................... 1 B. Batasan Masalah ............................................................................................ 8 C. Rumusan Masalah .......................................................................................... 8 D. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 9 E. Manfaat Peneltian .......................................................................................... 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................. 11 A. Kajian Teori ................................................................................................. 11 1. Latar Belakang Ekonomi Orang Tua....................................................... 11 2. Motivasi Belajar ..................................................................................... 22 3. Prestasi Belajar Sejarah .......................................................................... 30. xii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. B. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 34 C. Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 37 A. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................................... 37 1. Tempat Penelitian ................................................................................... 37 2. Waktu Penelitian .................................................................................... 37 B. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................... 37 1. Populasi Penelitian ................................................................................. 37 2. Sampel .................................................................................................. 38 C. Defenisi Operasional Variabel ..................................................................... 39 1. Latar Belakang Ekonomi Orang Tua....................................................... 39 2. Motivasi Belajar Mahasiswa .................................................................. 39 3. Prestasi Belajar ....................................................................................... 40 D. Jenis Penelitian ........................................................................................... 40 E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 41 1. Metode Pengumpulan Data..................................................................... 41 2. Prosedur Pengumpulan Data .................................................................. 41 F. Instrument Pengumpulan Data ..................................................................... 42 1. Instrument Penelitian ............................................................................. 42 2. Uji Coba Instrument .............................................................................. 44 G. Desain Penelitian ........................................................................................ 47 H. Analisis Data Penelitian .............................................................................. 47 1. Uji Normalitas ........................................................................................ 48 2. Uji Homogenitas ................................................................................... 48 3. Uji Hipotesis ......................................................................................... 49 I. Variabel Penelitian ...................................................................................... 52 1. Variabel Bebas ....................................................................................... 52 2. Variabel Terikat .................................................................................... 52 J. Jadwal Kegiatan .......................................................................................... 53. xiii.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................................... 54 A. Deskripsi Data.............................................................................................. 54 1. Data Prestasi Belajar Sejarah Mahasiswa yang Mempunyai Latar Belakang Ekonomi Orang Tua Tinggi dan Motivasi Belajar Tinggi ...................... 54 2. Data Prestasi Belajar Sejarah Mahasiswa yang Mempunyai Latar Belakang Ekonomi Orang Tua Tinggi dan Motivasi Belajar Rendah ..................... 55 3. Data Prestasi Belajar Sejarah Mahasiswa yang Mempunyai Latar Belakang Ekonomi Orang Tua Rendah dan Motivasi Belajar Tinggi ..................... 56 4. Data Prestasi Belajar Sejarah Mahasiswa yang Mempunyai Latar Belakang Ekonomi Orang Tua Rendah dan Motivasi Belajar Rendah .................... 57 B. Uji Prasyarat Analisis ................................................................................... 58 1. Uji Normalitas ........................................................................................ 58 2. Uji Homogenitas ................................................................................... 60 3. Uji Hipotesis ......................................................................................... 61 C. Pembahasan ................................................................................................ 63 1. Pengaruh Latar Belakang Ekonomi Terhadap Prestasi Belajar Sejarah ............................................................................................................... 63 2. Pengaruh Motivasi Belajar Mahasiswa Terhadap Prestasi Belajar Sejarah ............................................................................................................... 66 3. Pengaruh Secara Bersama Antara Latar Belakang Ekonomi Orang Tua dan Motivasi Belajar Mahasiswa Terhadap Prestasi Belajar Sejarah ............. 68 BAB V PENUTUP ............................................................................................ 71 A. Kesimpulan ................................................................................................. 71 B. Saran ........................................................................................................... 72 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 73 LAMPIRAN ...................................................................................................... 77. xiv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. 1. Tabel 1 Distribusi Populasi .......................................................................... 38 2. Tabel 2 Distribusi Sampel ............................................................................ 39 3. Tabel 3 Penskoran Skala Likert ................................................................... 43 4. Tabel 4 uji Anava Dua Jalan......................................................................... 51 5. Tabel 5 Jadwal Kegiatan ............................................................................. 53 6. Tabel 6 Hasil Uji Normalitas dari Variabel Latar Belakang Ekonomi Orang Tua Tinggi dan Motivasi Belajar Tinggi ....................................................... 58 7. Tabel 7 Hasil Uji Normalitas dari Variabel Latar Belakang Ekonomi Orang Tua Tinggi dan Motivasi Belajar Rendah ..................................................... 59 8. Tabel 8 Hasil Uji Normalitas dari Variabel Latar Belakang Ekonomi Orang Tua Rendah dan Motivasi Belajar Tinggi ..................................................... 59 9. Tabel 9 Hasil Uji Normalitas dari Variabel Latar Belakang Ekonomi Orang Tua Rendah dan Motivasi Belajar Rendah .................................................... 60 10. Tabel 10 Hasil Uji Homogenitas Varians...................................................... 60 11. Tabel 11 Rangkuman Hasil Uji Anava Dua Jalan ......................................... 61. xv.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR. I. Histrogram Prestasi Belajar Sejarah Mahasiswa Berdasarkan Latar Belakang Ekonomi Orang Tua Tinggi dan Motivasi Belajar Tinggi ............................. 54 II. Histrogram Prestasi Belajar Sejarah Mahasiswa Berdasarkan Latar Belakang Ekonomi Orang Tua Tinggi dan Motivasi Belajar Rendah ............................ 55 III. Histrogram Prestasi Belajar Sejarah Mahasiswa Berdasarkan Latar Belakang Ekonomi Orang Tua Rendah dan Motivasi Belajar Tinggi ............................ 56 IV. Histrogram Prestasi Belajar Sejarah Mahasiswa Berdasarkan Latar Belakang Ekonomi Orang Tua Rendah dan Motivasi Belajar Rendah .......................... 57. xvi.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. 1. Kisi-kisi Kuesioner ...................................................................................... 77 2. Kuesioner .................................................................................................... 79 3. Perhitungan validitas dan reabilitas .............................................................. 84 4. Klasifikasi Tinggi dan Rendah ..................................................................... 90 5. Mencari Mean, Modus, Median, dan Standar Deviasi ................................... 98 6. Uji Normalitas ........................................................................................... 104 7. Uji Homogenitas ....................................................................................... 108 8. Analisis Data.............................................................................................. 109 9. Surat Ijin Penelitian .................................................................................... 115. xvii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam setiap perubahan yang terjadi dalam masyarakat, persoalan yang sedang dialami dan tantangan masyarakat yang harus dihadapi, bila lingkungan alam rusak karena ulah manusia dan juga dalam suatu pembangunan bangsa, pendidikan sering dinantikan peranannya. Pendidikan sering menjadi tumpuan segala bentuk harapan dan cita-cita masyarakat untuk menciptakan keadaan yang lebih baik. Pendidikan pada hakekatnya merupakan upaya sadar untuk melakukan segala bentuk tindakan berkualitas dan tulus dalam mendidik yang dilandasi cinta kasih dan kemurahan hati. Kehadiran pendidikan bertujuan untuk memuliakan jati diri siswa yang harus selalu berkembang dan terus melakukan perubahan seiring dengan perubahan masyarakat dengan segala macam persoalannya. Salah satu tujuan utama pendidikan adalah membentuk dan mendukung individu agar memiliki harapan dan meningkatkan martabatnya sebagai manusia. Munculnya sebuah harapan dimaksudkan bahwa melalui pendidikan seseorang dapat memiliki kepercayaan diri untuk mengubah masyarakatnya. Dengan kesadaran akan potensi diri yang telah berkembang mereka siap untuk melukukan perubahan. 1 Pendidikan merupakan upaya paling efektif dalam mengatasi kendala keterbatasan kemampuan sehingga anggota masyarakat siap berpartisipasi dalam 1. Rohandi, Pedagogi Transformasi Membuka Hati dan Pikiran untuk Merawat Kehidupan, Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, 2015, hlm. 4.. 1.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. proses pembangunan untuk mewujudkan visi pembangunan yaitu menjadikan Indonesia mandiri, maju, adil dan makmur. Melalui pendidikan selain dapat diberikan bekal sebagai pengetahuan, kemampuan dan sikap juga dapat dikembangkan berbagai kemampuan yang dibutuhkan oleh setiap anggota masyarakat sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional. 2 Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dalam bahasa Inggris, education berasal dari kata educate (mendidik) artinya memberi peningkatan dan pengembangan. Dalam pengertian yang sempit, pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan. Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku sesuai dengan kebutuhan. 3 Pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1, adalah usaha sadar yang dilakukan untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan agar peserta didik tersebut berperan dalam kehidupan masa depannya. 4 Tujuan pendidikan mengarah kepada pembentukan manusia yang berperikehidupan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sesuai dengan keindahan, kesempurnaan, dan ketinggian derajatnya, menguasai dan memelihara 2. Ali Mohammad, Pendidikan untuk Pembangunan Nasional, Bandung, PT Imperial Bhakti Utama, 2009, hlm. 32. 3 Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1995, hlm. 10. 4 Ibid, hlm. 36..

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. alam tempat tinggalnya dan terpenuhi hak-hak asasinya. Tantangan yang dihadapi pembangunan pendidikan adalah menyediakan pelayanan pendidikan yang berkualitas untuk meningkatkan jumlah proporsi penduduk yang menyelesaikan pendidikan dasar sampai kejenjang pendidikan yang lebih tinggi, menurunkan jumlah penduduk yang buta aksara, serta menurunkan kesenjangan tingkat pendidikan yang cukup tinggi antar kelompok masyarakat, termasuk antar penduduk kaya dan penduduk miskin, antar penduduk perkotaan dan perdesaan, antara penduduk di wilayah maju dan tertinggal, dan antar jenis kelamin. 5 Fungsi pendidikan yang terkait dengan pengembangan diri didasarkan pada suatu prinsip bahwa setiap individu memiliki karakter, berbagai potensi seperti bakat dan kecerdasan, dan minat masing-masing. Semua ini dapat difasilitasi pengembangannya melalui pendidikan sehingga individu dapat terbentuk karakter pribadinya secara positif dan dapat mewujudkan dirinya sesuai dengan potensi dan minat yang dimilikinya itu. Tanpa melalui pendidikan tidak jarang terjadi karakternya kurang positif dan potensi yang dimiliki, seperti kecerdasan, bakat dan talenta yang dimiliki tidak berkembang atau tidak mencapai hasil yang optimal, atau bahkan pengembangannya tidak sesuai dengan harapan atau minatnya. Jadi, pendidikan merupakan suatu proses pengembangan individu peserta didik agar yang bersangkutan menjadi pribadi yang berkarakter positif dan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal sesuai dengan minatnya masing-masing.. 5. Ali Mohammad, op.cit, hlm.59..

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Pendidikan dalam pengertiannya yang paling dasar merupakan proses perwujudan diri secara utuh yang menyangkut aspek fisik, intelektual, moral, dan sosial. Proses pendidikan sesungguhnya menyatu dengan proses perkembangan setiap pribadi sebagai makhluk yang dianugerahi kemampuan untuk mendidik dirinya sendiri. Setiap pribadi merupakan proses perkembangan pengalaman aktual setiap pribadi dalam relasinya dengan sesama dan alam semesta. Pengalaman dan pendidikan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Kata pengalaman merangkum hidup manusia yang utuh yang merupakan kesatuan antara nilai-nilai tradisional dan kekuatan atau potensi psikologis dan sosial didalam kehidupan setiap pribadi. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Menurut pengertian secara psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. 6 Defenisi belajar pada asasnya ialah tahapan perubahan perilaku siswa yang relatif positif dan menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Belajar memiliki arti penting bagi siswa dalam 1) melaksanakan kewajiban keagamaan; 2) meningkatkan derajat kehidupan; 3) mempertahankan dan mengembangkan kehidupan.. 6. Slameto, Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Jakarta, PT. Rineka, 2010, hlm. 2..

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Menurut Jomes O. Whiteker dalam buku Psikologi Pendidikan mengatakan bahwa belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. 7 Belajar adalah berubah. Dalam hal ini belajar yang dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jelasnya menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa-manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, efektif dan psikomotorik. 8 Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. 9 Baik dan buruknya hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil prestasi akademiknya. Salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap prestasi akademik siswa adalah status sosial ekonomi orang tua. Siswa yang status ekonomi orang tuanya baik berkecukupan, mampu, kaya menunjukkan nilai yang lebih tinggi dalam tes kemampuan akademik, dalam tes hasil belajar dan lamanya bersekolah ketimbang mereka yang status sosial ekonomi orang tuanya rendah 7. Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, Malang, PT. Bina Aksara, 1983. Hlm, 98. 2. Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, Jakarta, CV. Rajawali, 1986, hlm. 23. 9 Syah Muhibbin, op.cit. hlm. 88. 8.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. atau kurang menguntungkan, kurang berada dan miskin. Senada dengan itu remaja-remaja yang orang tuanya berpendidikan tinggi lebih mungkin melanjutkan pelajarannya ke perguruan tinggi ketimbang remaja-remaja yang orang tuanya tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi dan siswa yang orang tuanya berijazah sekolah lanjutan tingkat lebih mungkin melanjutkan studinya ke perguruan tinggi dari pada remaja-remaja yang orang tuanya tidak mengenyam pendidikan. 10 Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-menulis, buku-buku dan lain-lain. Penjelasan di atas, fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang. Apabila anak hidup dalam keluarga miskin, kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi, akibatnya kesehatan anak terganggu, sehingga belajar anak juga terganggu. Akibat yang lain anak selalu di rundung kesedihan sehingga anak merasa minder dengan teman lain, hal ini pasti akan meganggu belajar anak. Bahkan mungkin anak harus bekerja mencari nafkah membantu orang tuanya walaupun sebenarnya anak belum saatnya untuk bekerja, hal yang begitu juga akan meganggu belajar anak. Walaupun tidak dapat dipungkiri tentang adanya kemungkinan anak yang serba kekurangan dan selalu menderita. 10. M. Dimyati Mahmud, Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Terapan, Yogyakarta, BPFE, 1990, hlm. 87..

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. akibat ekonomi keluarga yang lemah, justru keadaan yang begitu menjadi cambuk baginya untuk belajar lebih giat dan akhirnya sukses besar. 11 Selain faktor keluarga (faktor eksternal), faktor internal juga ikut mempengaruhi belajar siswa yang meliputi dua aspek yakni aspek fisiologis dan aspek psikologis. Aspek psikologis dibagi menjadi lima golongan yaitu intelegensi, sikap, bakat, minat dan motivasi. Salah satu aspek psikologis yang berpengaruh terhadap prestasi adalah motivasi. Motivasi adalah keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini motivasi berarti pemasok daya untuk bertingkah laku secara terarah. Motivasi dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam intrinsik siswa adalah perasaaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan. Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu yang dapat mendorong untuk melakukan kegiatan belajar. Pujian dan hadiah, peraturan/tata tertib sekolah, teladan orang tua, guru, dan seterusnya merupakan contoh-contoh konkrit yang dapat menolong siswa untuk belajar.12 Dari sinilah terlihat bahwa pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar sangatlah berpengaruh penting bagi prestasi siswa. Peneliti melihat mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2013 dan 2014 memiliki prestasi yang bervariasi 11 12. Slameto, op.cit. hlm. 63. Syah Muhibbin, op.cit. hlm. 136-137..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. akan tetapi mahasiswa yang memiliki prestasi yang tinggi lebih banyak apabila dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki prestasi yang rendah. Rendahnya prestasi belajar mahasiswa menjadi sebuah permasalahan yang harus diselesaikan. Dalam hal ini, peniliti tertarik melakukan penilitian untuk mengetahui apakah benar faktor latar belakang ekonomi orang tua dan motivasi belajar mahasiswa berpengaruh terhadap prestasi belajar sejarah mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2013 dan 2014? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka diadakan penelitian ini.. B. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, bahwa dari banyak masalah yang berkaitan dengan belajar antara lain prestasi belajar siswa. Faktor internal dan eksternal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Akan tetapi dalam penelitian ini permasalahan dibatasi pada latar belakang ekonomi orang tua (eksternal) dan motivasi belajar (internal).. C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, agar penelitian ini tidak menjadi luas maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh latar belakang ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar sejarah mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. 2. Apakah ada pengaruh motivasi belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar sejarah. mahasiswa. Pendidikan. Sejarah. Universitas. Sanata. Dharma. Yogyakarta? 3. Apakah ada pengaruh secara bersama antara latar belakang ekonomi orang tua dan motivasi belajar sejarah mahasiswa terhadap prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?. D. Tujuan Penilitian 1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh latar belakang ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar sejarah mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh motivasi belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar sejarah mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh secara bersama antara latar belakang ekonomi orang tua dan motivasi belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar sejarah mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.. E. Manfaat Peniltian 1. Bagi Universitas Sanata Dharma, khususnya prodi Pendidikan Sejarah -. Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan bahan bacaan dan pengetahuan di bidang pendidikan, khususnya untuk mahasiswa FKIP..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. -. Penelitian ini dapat digunakan sebagai titik tolak dalam penelitian sejenis dengan fokus yang berbeda, sehingga dapat diungkap hal-hal yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.. 2. Bagi Orang Tua Orang tua mengetahui hal-hal yang dapat membantu anak dalam studi dengan prestasi yang memuaskan dengan cara memenuhi kebutuhan yang diperlukan dalam belajar serta memberikan dorongan dan perhatian yang dibutuhkan anak, sehingga anak dapat berkembang mewujudkan keinginannya menuju ke arah yang lebih baik. 3. Bagi Mahasiswa -. Mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk menguji kemampuannya sejauh mana tingkat prestasi belajarnya serta mampu untuk memperbaikinya ke arah yang lebih baik lagi.. -. Penelitian ini dapat menjadi acuan kedepan mahasiswa dalam mendidik anaknya kelak.. 4. Bagi Peneliti Bagi peneliti sendiri dapat mengetahui secara lebih mendalam tentang pengaruh latar belakang ekonomi orang tua dan motivasi belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar sejarah mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.. Selain. itu. dapat. menjadi. pedoman. bagi. mengembangkan diri dalam penulisan karya ilmiah selanjutnya.. peneliti. untuk.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori 1. Latar Belakang Ekonomi Orang Tua Kata ekonomi berasal dari kata Bahasa Yunani yakni oikonomia artinya manajemen rumah tangga. Asal katanya adalah oikos yang berarti keluarga atau rumah tangga dan nomos yang berarti peraturan, aturan dan hukum. Jadi, dua kata tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang berguna untuk mempelajari bagaimana manusia dapat menemukan dan memenuhi kebutuhannya beserta rumah tangganya sehingga memperoleh kenyamanan dan kepuasan. 13 Orang tua adalah terdiri dari ayah dan ibu. Umumnya, orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak. Orang tua merupakan setiap orang tua yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua adalah orang dewasa yang membawa anak menuju kedewasaan, terutama dalam masa perkembangan. Tugas orang tua melengkapi dan mempersiapkan anak menuju kedewasaan dengan memberikan bimbingan dan pengarahan yang dapat membantu anak dalam menjalani kehidupannya. Dalam memberikan bimbingan dan pengarahan pada anak akan berbeda pada masing-masing orang tua karena setiap keluarga memiliki kondisi-kondisi. 13. S. Alam, Ekonomi, Jakarta, Erlangga, 2013, hlm. 4.. 11.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. tertentu yang berbeda corak dan sifatnya antara keluarga yang satu dengan keluarga yang lain.Orang tua bertanggung jawab terhadap pendidikan anakanaknya dalam keluarga. Tanggung jawab orang tua bukan hanya dalam mendidik, melainkan membiayai pendidikan, mencakup literatur bagi anakanaknya, memberikan kebutuhan sekolahnya, dan mengajarinya di rumah sesuai dengan kemampuannya masing-masing. 14 Telah disinggung di muka bahwa prestasi belajar anak dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal adalah salah satunya ekonomi keluarga. Siswa yang memiliki ekonomi orang tuanya baik berkecukupan, mampu, kaya menunjukkan nilai yang lebih tinggi dalam tes kemampuan akademik, dalam tes hasil belajar dan lamanya bersekolah ketimbang mereka yang status sosial ekonomi orang tuanya rendah atau kurang menguntungkan, kurang berada dan miskin. Senada dengan itu remaja-remaja yang orang tuanya berpendidikan tinggi lebih mungkin melanjutkan pelajarannya ke perguruan tinggi ketimbang remaja-remaja yang orang tuanya tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi dan siswa yang orang tuanya berijazah sekolah lanjutan tingkat atas lebih mungkin melanjutkan studinya ke perguruan tinggi dari pada remaja-remaja yang orang tuanya tidak mengenyam pendidikan. Menurut Dweck dan Light (1980), tumbuh dan menjadi besar dalam kondisi-kondisi yang penuh dengan tekanan dan frustasi itu dapat mengakibatkan berkembangnya ketidak berdayaan. Salah satu alasan bahwa latar belakang keluarga itu berkait dengan prestasi akademik ialah bahwa anak-anak dari lapisan. 14. Tatang S, Ilmu Pendidikan, Bandung,Pustaka Setia, 2012, hlm. 81..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. sosial ekonomi rendah mungkin sekali masuk sekolah dengan berbekalkan nilai rendah yang ditunjukkan melalui tes kemampuan akademik dasar. Perbedaanperbedaan yang ada disebabkan baik oleh faktor keturunan maupun oleh faktor lingkungan. Keluarga dari lapisan menengah pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi ketimbang orang-orang dari lapisan bawah, dan keuntungan ini diteruskan kepada anak-anaknya baik melalui keturunan maupun lewat nasib baik karena dididik dalam kondisi lingkungan yang lebih baik. Dari lingkungan yang lebih baik itu anak-anak memperoleh perawatan kesehatan dan makanan yang lebih baik, yang keduanya ikut menunjang prestasi gemilang pada tes-tes kecerdasan. 15 Remaja-remaja yang berasal dari latar belakang sosial ekonomi. yang. tidak menguntungkan menghadapi problem-problem finansial sehingga tidak mempunyai kesempatan untuk melanjutkan sekolah, dengan demikian membatasi keinginannya untuk lebih maju. Ramaja-ramaja itu kecil kemungkinannya untuk tumbuh dan berkembang dalam masyarakat di mana berbagai jenis pekerjaan dipegang dan ditangani oleh orang-orang yang berpendidikan baik, dan bahkan dipandang rendah oleh teman-temannya dari lapisan berada karena prestasi akademiknya yang rendah itu. Status sosial ekonomi keluarga antara lain meliputi tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan dan penghasilan orang tua, fasilitas khusus dan barangbarang berharga yang ada di rumah seperti radio, televisi, mesin cuci, almari es, mebeler dan sebagainya.Tetapi perlu diingat bahwa tetap saja ada pengecualian,. 15. M. Dimyati Mahmud, op.cit, hlm. 87-88..

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. yaitu tidak semua remaja yang berasal dari keluarga berada, menunjukkan prestasi akademik yang tinggi jika dibandingkan dengan remaja yang berasal dari keluarga yang lebih miskin, dan banyak yang datang dari keluarga-keluarga yang kurang berkecukupan mampu melanjutkan studi diperguruan tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kasus demikian itu berakar pada sikap orang tua yang hangat dan suka memotivasi, yang menaruh minat pada kemajuan belajar anak-anaknya, dan bergairah sekali melihat anak-anaknya berhasil baik dalam belajarnya. Dengan perkataan lain, hubungan keluarga yang positif beserta dorongan orang tua yang simpatik dapat mengatasi pengaruh negatif dari keadaan sosial ekonomi yang tidak baik. Keadaan ekonomi setiap orang itu berbeda-beda dan bertingkat, ada yang ekonominya tinggi dan rendah. Menurut Abdulsyani adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok manusia ditentukan jenis aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal dan pemilikan kekayaan atau fasilitas, 16 sedangkan menurut Soejono Soekanto sosial ekonomi adalah posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta kewajibannya dalam hubungannya dengan sumber daya. 17 Dalam hal ini, ada beberapa faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya keadaan ekonomi orang tua yang akan mempengaruhi prestasi anak dalam dunia pendidikan diantaranya yaitu, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan pemilikan kekayaan atau fasilitas.. 16 17. Abdulsyani, Kebutuhan Ekonomi Manusia, Malang, Graha Ilmu, 1994, hlm. 57. Soejono Soekanto, Sosial Ekonomi, Jakarta, Raja Grafindo, 2001, hlm.34..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. 1) Tingkat pendidikan orang tua. Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan me sehingga menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan menganai akhlak dan kecerdasan pikiran. Selanjutnya, pengertian “pendidikan” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Dalam pengertian yang sempit, pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan sedangkan dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam pengertian yang luas dan representatif ialah seluruh tahapan pengembangan kemampuan-kemampuan dan perilaku-perilaku manusia dan juga proses penggunaan hampir seluruh pengalaman kehidupan. 18 Telah dijelaskan di muka bahwa pendidikan pada hakekatnya merupakan upaya sadar untuk melakukan segala bentuk tindakan berkualitas dan tulus dalam mendidik yang dilandasi cinta kasih dan kemurahan hati. Cara ini dilakukan untuk mengangkat harkat kemanusiaan siswa, membebaskannya dari kebodohan, kemiskinan, keterasingan, dan membangun niat baik untuk mengaktualisasikan diri secara optimal dalam dinamika kehidupannya dengan tetap mengakui dan. 18. Syah Muhibbin, op.cit. hlm. 10..

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. menghargai perbedaan orang lain. Hal ini menegaskan bahwa hakekat pendidikan yang pertama dan utama berpusat pada perkembangan siswa. 19 Menurut Driyarkara, inti sari pendidikan ialah pemanusiaan manusia muda. Pendidikan pada dasarnya ialah pemanusiaan dan ini memuat hominisasi dan humanisasi. Pemanusia-an manusia muda ialah hominisasi dan humanisasi. Artinya manusia muda dipimpin dengan cara yang sedemikian rupa, sehingga dia bisa berdiri sendiri, bergerak, bersikap, bertindak sebagai manusia. Hominisasi dan humanisasi berarti pengangkatan manusia muda sampai sedemikian tingginya,. sehingga. bisa. menjalankan. hidupnya. sebagai. manusia. dan. membudayakan diri. 20 Dalam dunia pendidikan, keluarga merupakan tempat yang pertama dan utama anak mendapatkan pendidikan dalam membentuk pribadi anak. Keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak yang merupakan kesatuan tritunggal. Secara tidak langsung anak akan meniru kelakuan maupun tutur kata dari orang tua. Dalam mendidik anak, orang tua juga butuh pengetahuan ataupun pengalaman serta wawasan yang luas, agar anak mendapat pembelajaran dari orang tua dengan baik yang mampu membantu anak kelak dalam perkembangannya. Orang tua yang tingkat pendidikannya lebih tinggi mempunyai sumber daya yang lebih besar seperti, pengetahuan tentang ilmu-ilmu sekolah yang lebih banyak dari pada orang tua yang tidak berpendidikan, wawasan tentang urusan pendidikan yang lebih luas, juga pengalaman-pengalaman yang lebih tentang pendidikan.. 19 20. Rohandi, op.cit. hlm. 6-7. Driyarkara, Driyarkara tentang Pendidikan, Yogyakarta, Kanisius, 1980, hlm. 127..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. Pendidikan orang tua yang dimaksud di atas adalah tingkat pendidikan formal yang berhasil ditamatkan oleh setiap orang tua. Dalam hal ini tingkat pendidikan orang tua dapat diklasifikasikan dalam beberapa tingkatan yaitu 1) Tingkat Pendidikan Rendah yang meliputi tidak pernah mengenyam pendidikan sama sekali dan tamatan Sekolah Dasar (SD), 2) Tingkat Pendidikan Menengah yang meliputi tamatan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), 3) Tingkat Pendidikan Tinggi yang meliputi tamatan Perguruan Tinggi (PT). Pemikiran orang tua yang mempunyai pendidikan yang lebih tinggi akan berbeda dengan pemikiran orang tua yang berpendidikan menengah dan rendah. Sebagian besar orang tua yang mempunyai pendidikan yang tinggi mempunyai cita-cita yang tinggi pula terhadap pendidikan anaknya. Mereka menginginkan pendidikan anaknya untuk berpendidikan tinggi pula. Dengan berbagai dorongan dan fasilitas yang diberikan demi menunjang pendidikan anak dan prestasi yang memuaskan. Nasution berpendapat bahwa tanpa adanya pengetahuan orang tua tentang hal-hal yang mendukung peningkatan mutu atau prestasi belajar anak-anaknya tidak akan diarahkan dengan positif. 21 Orang tua yang berasal dari lulusan Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, berbeda dengan orang tua dari lulusan Perguruan Tinggi, karena orang tua yang sudah tamatan Perguruan Tinggi mempunyai keterampilan, pemahaman, pengetahuan, yang lebih luas dalam menumbuhkan dan memperhatikan 21. Thamrin, Nasution, Nurhalizah Nasution, Peranan Orang Tua dalam Meningkatkan Prestasi Anak, Jakarta, Gunung Mulia, 1985, hlm. 71..

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. keberhasilan anak. Orang tua yang berpendidikan tinggi cenderung lebih banyak bacaan yang dapat menunjang dan menolong anak lebih giat membaca. Para orang tua aktif dalam mendorong proses pendidikan anak-anaknya seperti dia membaca buku di rumah bersama-sama dengan anaknya, mengunjungi perpustakaan dan berpartisipasi dalam kegiatan sekolah. Orang tua yang mempunyai latar belakang pendidikan tinggi akan selalu memperhatikan jadwal belajar anak-anaknya. 22 Orang tua yang berpendidikan tinggi mempunyai kemampuan emosi untuk membantu anak-anaknya dalam membantu memecahkan masalah dalam belajar anaknya. Sebaliknya berbeda dengan beberapa orang tua yang berlatar belakang pendidikan rendah atau tidak berpendidikan. Hal ini dikarenakan pengetahuan tentang ilmu sekolah serta pengalaman dalam pendidikan yang dimiliki rendah. Meskipun demikian, dapat ditemukan anak yang. orang tuanya yang. berpendidikan rendah memiliki prestasi yang tinggi. Sebab kemungkinan orang tua yang berpendidikan rendah memiliki sifat yang hangat terhadap pendidikan anaknya. 2) Tingkat pendapatan/penghasilan orang tua. Pendapatan dan penghasilan merupakan bagian dari keluarga. Pendapatan adalah jumlah semua pendapatan kepala keluarga atau anggota keluarga yang diwujudkan dalam bentuk uang dan barang. Orang tua dengan penghasilan yang tinggi akan mampu memenuhi berbagai macam sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan belajar anak. 22. Aswandi Bahar, Dasar-Dasar Kependidikan, Jakarta, Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989, hlm. 135..

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. Menurut Wahyu Adji, pendapatan adalah uang yang diterima oleh seseorang dan perusahaan dalam bentuk gaji, upah, sewa bunga, dan laba termasuk juga berbagai tunjangan, seperti kesehatan dan pensiun. 23 Sedangkan menurut Mulyanto Sumardi dan Hans-Dieter Evers pendapatan rumah tangga adalah jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota rumah tangga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perseorangan dalam rumah tangga. Pendapatan dan penerimaan anggota keluarga dapat diperinci atas: a) pendapatan berupa uang, b) pendapatan berupa barang, c) lain-lain penerimaan uang dan barang. Termasuk juga ke dalam pendapatan ini adalah jasa yang diberikan oleh anggota rumah atau orang lain untuk kepentingan rumah tangga yang dapat dinilai dengan uang. a) Pendapatan berupa dengan uang ialah segala penghasilan berupa uang yang diperoleh melalui a) gaji dan upah, b) dari penjualan barang-barang yang dimiliki. Pendapatan rumah tangga merupakan jumlah keseluruhan dari pendapatan formal, pendapatan informal, dan pendapatan subsisten. Pendapatan formal ialah pengahasilan yang diperoleh melalui pekerjaan pokok. Pendapatan ini meliputi pendapatan berupa uang dari 1) gaji dan upah, 2) hasil investasi, 3) pendapatan yang berupa barang yang diantaranya meliputi beras, pengobatan, transportasi, perumahan dan rekreasi. Pendapatan informal adalah penghasilan yang diperoleh melalui pekerjaan tambahan diluar pekerjaan pokoknya.. 23. Wahyu Adji, dkk, Ekonomi untuk SMA/ MA Kelas X, Bandung, Erlangga, 2007, hlm. 165..

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. b) Pendapatan berupa barang ialah segala penghasilan yang diperoleh dalam bentuk barang terhadap jasa yang diberikan. Tetap ada juga bentuk barang yang diterima yang tidak merupakan belas jasa seperti warisan orang tua. c) Untuk lain-lain penerimaan uang dan barang yang dipakai sebagai pedoman adalah segala penerimaan yang bersifat transfer redistributif dan biasanya membawa perubahan dalam keuangan rumah tangga, mendapat undian dan bahkan menang judi. 24 Orang tua yang berpendapatan tinggi akan lebih mudah memperhatikan, memfasilitasi keperluan anaknya serta mampu membantu kesulitan anaknya dalam proses belajar. Dengan demikian anak yang hidup dalam lingkungan keluarga dengan penghasilan orang tua yang tinggi, akan dengan mudah mendapatkan sarana dan prasarana dalam belajar, sehingga kegiatan belajar akan berjalan dengan maksimal. Berbeda dengan anak yang hidup dalam lingkungan keluarga dengan penghasilan yang rendah, pada umumnya kesulitan dalam mendapatkan fasilitas penunjang kegiatan belajar anak sehingga kegiatan belajar anak dan hasilnya pun kurang maksimal. Dengan adanya sarana dan fasilitas belajar yang lengkap, maka anak biasanya terdorong untuk lebih giat belajar dan meningkatkan hasil belajarnya.25. 24. Mulyanto Sumardi dan Hans-Dieter Evers (Ed), Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok, Jakarata, CV. Rajawali, 1982. Hlm. 322-323. 25 Mulyono Anton M, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarata, Depertemen Pendidikan-Balai Pustaka, 1990. hlm. 74..

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. 3) Pemilikan kekayaan atau fasilitas Pemilikian kekayaan atau fasilitas adalah kekayaan dalam bentuk barangbarang berharga dan jenis kendaraan pribadi dimana masih bermanfaat dalam menunjang kehidupan ekonominya. Fasilitas atau kekayaan itu antara lain: a) Barang-barang berharga Menurut Abdulsyani (1994), bahwa kepemilikan yang bernilai ekonomis dalam berbagai bentuk dan ukuran seperti perhiasan, televisi, kulkas, radio, mesin cuci, computer dan lain-lain dapat menunjukkan adanya pelapisan dalam masyarakat. Dalam penelitian ini barang-barang dapat menunjukkan keadaan sosial ekonomi seseorang. Barang-barang yang berharga tersebut antara lain tanah, sawah, rumah dan lain-lain. Barang-barang tersebut bisa digunakan untuk membiayai pendidikan anak. Semakin banyak kepemilikan harta yang bernilai ekonomi dimiliki orang tua maka akan semakin luas kesempatan orang tua untuk dapat menyekolahkan anak-anaknya, dan orang tua dapat mencukupi semua fasilitas belajar anak, sehingga dapat memotivasi anak untuk berprestasi. b) Jenis-jenis kendaraan pribadi Kendaraan pribadi dapat digunakan sebagai alat ukur tinggi rendahnya tingkat sosial ekonomi oraang tua. Misalnya: orang yang mempunyai mobil akan merasa lebih tinggi tingkat sosial ekonominya dari pada orang yang mempunyai sepeda motor..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. Dari beberapa defenisi tersebut dapat diambil satu pengertian bahwa keadaan ekonomi orang tua adalah suatu kondisi dimana orang tua dapat memenuhi kebutuhan hidup yang dapat dilihat melalui beberapa faktor antara lain: pendapatan efektif (penghasilan orang tua) dan pemilikan kekayaan atau fasilitas.. 2. Motivasi Belajar a) Pengertian Belajar Menurut Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.26 Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian. kegiatan. misalnya. membaca,. menulis,. mengamati. dan. mendengarkan. Belajar adalah suatu proses yang berlangsung sepanjang hayat. Hampir semua kecakapan, keterampilan, pengetahuan, kebiasaan, kegemaran dan sikap manusia terbentuk, dimodifikasi dan berkembang karena belajar. Hal demikian, belajar merupakan proses penting yang terjadi dalam kehidupan setiap orang. Dalam hal ini, pemahaman yang benar tentang konsep belajar sangat diperlukan, terutama bagi kalangan pendidik yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran. 27 Dalam kehidupan sehari-hari banyak kegiatan yang telah dilakukan dan hal ini merupakan gejala dari belajar. Ciri khasnya ialah telah terjadi suatu 26 27. Slameto, op.cit, hlm. 2. Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2014, hlm. 47..

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. perubahan pada orang yang belajar; mengalami perubahan dari belum mampu/ tahu ke mampu/tahu. Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian. 28 Menurut Oemar Hamalik, belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Belajar sesungguhnya ialah ciri khas manusia, dan yang membedakannya dengan makhluk lain. Belajar yang dilakukan oleh manusia merupakan bagian dari hidupnya, berlangsung seumur hidup, kapan saja, dan dimana saja, baik di sekolah, di kelas, di jalanan dalam waktu yang tidak dapat ditentukan sebelumnya. Namun satu hal yang pasti, bahwa belajar yang dilakukan oleh manusia senantiasa dilandasi oleh tekad dan maksud tertentu.29 Abin Syamsudin Makmun (2007) mengatakan bahwa belajar ialah suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu, sedangkan menurut Muhibbin Syah belajar merupakan proses memperoleh pengetahuan (psikologi kognitif). Belajar juga diartikan pula sebagai suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. Jadi karakteristik belajar itu antara lain: 1. Belajar adalah suatu perubahan dalam tingkah laku 2. Belajar terjadi melalui latihan dan pengalaman (perubahan karena pertumbuhan atau kematangan bukan merupakan hasil belajar). 28. Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran: tori dan Konsep Dasar, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2011. Hlm. 9. 29 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 1990, hlm. 189..

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. 3. Belajar terjadi melalui latihan dan pengalaman, berarti perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi/ kepekaan seseorang yang biasanya hanya berlangsung sementara bukan merupakan hasil belajar. 4. Perubahan tingkah laku itu menyangkut berbagai aspek kepribadian (fisik/ psikis) seperti perubahan pengertian, berpikir, keterampilan, kebiasaan, sikap, dan lain-lain. 30 b) Pengertian Motivasi Belajar Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. 31 Motif ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Seperti yang dikamukakan Sartain dalam bukunya, motif adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu. organisme yang. mengarahkan tingkah laku/perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang. 32 Dalam percakapan sehari-hari motif itu dinyatakan dengan berbagai kata, seperti: hasrat, minat, tekad, kemauan, dorongan, kebutuhan, kehendak, cita-cita, kehausan, dan sebagainya. Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan 30. Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta, Kalimedia, 2015, hlm. 172. Sardiman A.M., op.cit. hlm. 73. 32 M. Ngalim Purwanto, Psokologi Pendidikan, Bandung, Remadja Karya, 1984, hlm. 64. 31.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi, motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang. c) Motivasi Belajar Dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat nonintelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal menumbuhkan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. 33 Motivasi merupakan suatu energi dalam diri manusia yang mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu dengan tujuan tertentu. Motivasi belajar adalah segala sesuatu yang dapat memotivasi peserta didik atau individu untuk belajar, tanpa motivasi belajar seorang peserta didik tidak akan belajar dan akhirnya tidak akan mencapai keberhasilan dalam belajar. Motivasi mempengaruhi tingkat keberhasilan dan kegagalan belajar, dan pada umumnya belajar tanpa motivasi akan sulit untuk berhasil. Motivasi merupakan kondisi yang menimbulkan perilaku, atau mempertahankan intensitas perilaku. Motivasi belajar dapat dilakukan dengan meningkatkan perhatian (attention), relevansi (relevance),. 33. Sardiman A.M., op.cit. hlm. 75..

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. kepercayaan diri (confidence), dan kepuasan (satisfaction) peserta didik dalam belajar.34 d) Macam-macam Motivasi Belajar Pendapat mengenai klasifikasi motif itu ada bermacam-macam yaitu sebagai berikut. 1. Motivasi organik Motivasi organik meliputi: kebutuhan untuk minum, makan, bernafas, berbuat dan dorongan untuk beristirahat. 2. Motivasi darurat Motivasi darurat meliputi: dorongan untuk menyelamatkan diri, membalas, berusaha, memburu. Dorongan ini timbul karena perangsang dari luar. Pada dasarnya dorongandorongan ini telah ada sejak lahir, tetapi bentuk-bentuknya tertentu yang sesuai dengan perangsang tertentu berkembang karena dipelajari. 3. Motivasi objektif Motivasi objektif meliputi, kebutuhan-kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, manipulasi, menaruh minat. Motif-motif ini timbul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar (sosial dan non-sosial) secara efektif. 35 Dalam perkembangan selanjutnya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu 1) motivasi intriksi; 2) motivasi ekstrinsik. Motivasi intriksi ialah hal dan keadaan yang berasal dari dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi intrinsik siswa ialah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan. Adapun motivasi ekstrinsik ialah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Pujian dan hadiah, peraturan/tata tertib sekolah, keteladan orang tua, guru dan. 34 35. Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2013, hlm. 49-50. Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta, CV. Rajawali, 1984, hlm. 72-73..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. seterusnya merupakan contoh-contoh konkret motivasi ekstrinsik yang dapat menolong siswa untuk belajar. Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal, akan menyebabkan kurang bersemangat siswa dalam melakukan proses pembelajaran materi-materi pelajaran baik di sekolah maupun di rumah. Dalam perspektif kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi siswa adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Dorongan mencapai prestasi dan dorongan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan, umpamanya, memberi pengaruh lebih kuat dan relatif lebih langgeng dibandingkan dengan dorongan hadiah atau dorongan keharusan dari orang tua dan guru.36 e) Fungsi Motivasi Belajar Menurut Ngalim Purwanto guna/fungsi dari motivasi belajar ialah sebagai berikut: a. Motif itu mendorong manusia untuk berbuat/bertindak. Motif itu berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas. b. Motif itu menentukan arah perbuatan. Yakni kearah perwujudan suatu tujuan dan cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu. Makin jelas tujuan itu, makin jelas pula terbentang jalan yang harus ditempuh. c. Motif itu menyeleksi perbuatan. Artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang tak bermanfaat bagi tujuan itu. Seorang yang benar-benar ingin mencapai gelarnya sebagai sarjana, tidak akan menghambur-hamburkan waktunya untuk berfoya-foya/bermain kartu. Sebab dengan perbuatan itu tidak cocok dengan tujuan. 37 36. M. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 1997, hlm. 136-137. 37 M. Ngalim Purwanto, op.cit. hlm. 76-77..

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. Menurut Oemar Hamalik fungsi motivasi belajar adalah sebagai berikut. a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar. b. Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan. c. Sebagai penggerak. Besarnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. 38 Dari kedua pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi motivasi belajar yang dimiliki anak, maka semakin maksimal prestasi belajar yang didapat oleh siswa. f) Ciri-ciri Motivasi Seseorang melakukan usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang tinggi dalam belajar akan menunjukkan hasil yang maksimal. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukkan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. Dalam kegiatan belajar, motivasi yang ada pada setiap orang berbeda-beda. Seseorang yang memiliki motivasi yang tinggi adalah memiliki ciri-ciri motivasi sebagai berikut: a) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai). b) Ulet menghadapi kesulitan secara mandiri (tidak lekas putus asa). c) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah yang belum diketahui. d) Ingin mendalami bahan atau bidang pengetahuan yang diberikan. e) Selalu berusaha untuk berprestasi sebaik mungkin. f) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu). g) Senang dan rajin penuh semangat. h) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. 38. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2008, hlm. 161..

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti orang itu selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti yang dijelaskan di atas akan sangat penting dalam kegiatan belajar-mengajar. 39 g) Cara Membangkitkan Motivasi Belajar Mengingat betapa pentingnya peranan motivasi bagi setiap orang dalam kehidupan sehari-hari dan khususnya bagi dunia pendidikan, berikut ini ada beberapa bentuk cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah. a. Menggunakan pujian verbal seperti kata-kata “bagus”, “baik”, yang diucapkan segera setelah siswa melakukan tingkah laku yang benar. b. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa dan keinginannya untuk mengadakan eksplorasi c. Merangsang hasrat siswa sebagai contoh memberikan hadiah d. Menggunakan materi-materi yang sudah dikenal sebagai contoh agar siswa lebih mudah dalam memahaminya. e. Terapkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam konteks yang unik dan luar biasa, agar siswa lebih terlibat dalam pembelajaran. f. Meminta pada siswa untuk menjelaskan ulang hal-hal yang sudah dipelajari sebelumnya. g. Mempergunakan simulasi dan permainan. h. Perkecil daya tarik sistem motivasi yang bertentangan. Kadang-kadang agar diterima oleh teman-temannya, siswa melakukan hal-hal yang tidak diinginkan oleh pengajar.40. 39 40. Sardiman A.M., op.cit. hlm. 83. Slameto, op.cit, hlm. 179..

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. 3. Prestasi Belajar Sejarah a) Pembelajaran Sejarah Sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu “Syajaratum” yang arting pohon atau keturunan atau asal-usul yang kemudian berkembang dalam bahasa Melayu menjadi “Syajarah” yang dalam bahasa Indonesia menjadi kata “Sejarah.” Adapun istilah sejarah dalam bahasa Inggris: “history”, mengandung pengertian masa lampau kehidupan manusia. Sedangkan istilah history sendiri berasal dari kata Yunani yaitu Istoria yang berarti meneliti, menyanyakan, memperoleh pengetahuan, atau sifatnya mengetahui. 41 Sejarah adalah segala kegiatan manusia dan segala kejadian yang ada hubungannya dengan segala kegiatan manusia sedemikian rupa sehingga mempunyai akibat adanya perubahan politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan dan kesemuanya ditinjau dari sudut perkembangannya (berjalan dalam tempat dan waktu, atau adanya saling hubungan dalam tempat dan waktu).42 Sartono. Kartodidjo. (1988). berpendapat. bahwa. dalam. rangka. pembangunan bangsa, pembelajaran sejarah tidak semata-mata berfungsi untuk memberikan pengetahuan sejarah sebagai kumpulan informasi fakta sejarah tetapi juga bertujuan menyadarkan anak didik atau membangkitkan kesadaran sejarahnya. I Gde Widja (1989), mengungkapkan pembelajaran sejarah ibarat mengajak peserta didik menengok kebelakang dengan tujuan melihat ke depan. Pembelajaran sejarah yang baik akan membentuk pemahaman sejarah. Pemahaman sejarah merupakan kecenderungan berfikir yang merefleksikan nilai41. A. Kardiyat Wiharyanto, dkk, Stategi Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, 2001, hlm. 1. 42 Sutrasno, Sejarah dan Ilmu Pengetahuan, Jakarta, Pradnya Paramita, 1975, hlm. 8..

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. nilai positif dari peristiwa sejarah dalam kehidupan sehar-hari, sehingga kita menjadi lebih bijak dalam melihat dan memberikan respon terhadap berbagai masalah kehidupan.43 Sejarah dapat berarti subyektif maupun obyektif. Sejarah dalam arti subyektif bila memuat unsur-unsur dan isi subyektif penulis. Pengetahuan atau gambaran sejarah merupakan hasil penggambaran atau rekontruksi dari pengarang maka mau tidak mau memuat sifat-sifatnya, gaya bahasa, struktur pemikirannya dan pandangannya. Sedangkan sejarah dalam arti obyektif menunjukkan pada kejadian atau peristiwa itu sendiri, ialah proses belajar sejarah dalam aktualitasnya.44 Menurut Dennis Gunning, secara umum pembelajaran sejarah betujuan untuk membentuk warga negara yang baik, dan menyadarkan peserta didik untuk mengenal diri dan lingkungannya, serta memberikan perspektif historikalitas. Sedangkan secara spesifik tujuan pengajaran sejarah ada tiga yaitu mengajarkan konsep, mengajarkan keterampilan intelektual dan memberikan informasi kepada peserta didik.45 Berkaitan dengan tujuan pembelajaran sejarah yang telah diuraikan di atas, pembelajaran sejarah penting ditanamkan dalam setiap individu. Pembelajaran sejarah yang dimaksud adalah pembelajaran yang telah ditempuh oleh mahasiswa dalam waktu tertentu yang berupa Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang didapat oleh mahasiswa dari proses perkuliahan.. 43. Heri Susanto, Seputar Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta, Aswaja Pressindo, 2014, hlm. 35-36. Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1993, hlm. 15. 45 Aman, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta, Penerbit Ombak, 2011, hlm. 73. 44.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. b) Prestasi Belajar Sejarah Keberhasilan seseorang dalam kegiatan belajar akan nampak dalam prestasi belajar yang diraihnya. Prestasi belajar ialah hasil yang telah dicapai oleh seseorang sebagai akibat dari adanya kegiatan peserta didik kaitannya dengan belajar. Sedangkan arti belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan sikapsikap.46 Prestasi belajar merupakan hasil yang ditunjukkan peserta didik setelah melakukan proses belajar mengajar. Prestasi belajar biasanya ditunjukkan dengan angka dan nilai sebagai laporan sebagai hasil laporan belajar peserta didik kepada orang tua. Prestasi belajar ialah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Menurut Winkel prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.47 Menurut Dimyati dan Mudjiono prestasi belajar ialah hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru. 48. 46. W.S. Winkel, PSikologi Pendidikan, Jakarta, PT. Gramedia, 1987, hlm. 36. W.S. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta, Gramedia, 1984, hlm. 162. 48 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta, 2002, hlm. 36. 47.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam diri (internal) maupun dari luar diri (eksternal) individu yakni sebagai berikut: Faktor internal yang tergolong didalamnya adalah 1. Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. 2. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas: a. Faktor intelektif yang meliputi: 1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat 2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki b. Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti 1) Sikap 2) Kebiasaan 3) Minat 4) Kebutuhan 5) Motivasi 6) Emosi 7) Penyesuaian diri 3. Faktor kematangan fisik maupun psikis. Faktor ekternal yang tergolong didalamnya adalah: 1. Faktor sosial yang terdiri atas: 1) Lingkungan keluarga yaitu cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga dan pengertian orang tua 2) Lingkungan sekolah 3) Lingkungan masyarakat 4) Lingkungan kelompok. 2. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian. 3. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim. 49 Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang telah diuraikan di atas baik faktor internal maupun faktor eksternal, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan memfokuskan pada faktor eksternal yaitu ekonomi orang tua dan faktor internal yaitu motivasi belajar.. 49. Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta, PT Rineka Cipta, hlm. 130131..

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. Dalam penelitian ini, data tentang prestasi belajar ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh mahasiswa berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang di dapat oleh mahasiswa angkatan 2013 dan angkatan 2014 selama masa proses perkuliahan sebagai gambaran dan daya tangkap serta pemahaman mahasiswa terhadap materi selama masa proses pembelajaran.. B. Kerangka Berpikir Keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar banyak dipengaruhi oleh faktor ekstern dan faktor intern. Salah satu faktor ekstern yang mempunyai pengaruh kuat terhadap prestasi belajar adalah status ekonomi orang tua yang meliputi tingkat pendidikan, tingkat pendapatan/penghasilan orang tua dan kepemilikan kekayaan atau fasilitas orang tua. Sedangkan faktor intern yang mempunyai pengaruh kuat terhadap prestasi belajar salah satunya yaitu motivasi belajar. Latar belakang ekonomi orang tua mempuyai peran penting terhadap prestasi belajar anak. Latar belakang ekonomi orang tua dapat di pengaruhi tinggi dan rendahnya pendidikan orang tua, tingkat pendapatan/penghasilan orang tua dan kepemilikan kekayaan atau fasilitas orang tua. Orang tua yang berpendidikan tinggi akan mempunyai emosi untuk membantu anak-anaknya dalam membantu memecahkan masalah dalam belajar anaknya dengan berbagai upaya seperti membaca buku di rumah bersama-sama dengan anaknya, mengunjungi perpustakaan dan akan selalu memperhatikan jadwal belajar anak-anaknya. Selain itu orang tua yang berpenghasilan tinggi dan orang tua yang berpemilikan kekayaan atau fasilitas akan lebih mudah memenuhi kebutuhan.

Gambar

Tabel 1 Distribusi Populasi
Tabel 2 Distribusi Sampel
Tabel 3 Penskoran Skala Likert
Tabel 4 Uji Anava Dua Jalan 66
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah menjalankan rekomendasi UPR, Indonesia kemudian mendapat kritik dari banyak pihak seperti SuR anggota UPR, organisasi peduli HAM dan kritik dari media masa domestik

Sebuah model artifisial dari sebuah beban kerja, terdiri dari peralatan komponen dasar yang digunakan untuk beban kerja pada suatu sistem real atau suatu model tertentu. Model

Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan perebusan dengan beberapa kadar abu gosok dan lama perendaman air memberikan pengaruh yang nyata (P &lt; 0.05) terhadap penurunan kadar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pergantian auditor berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan, tenur audit berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan,

Kesimpulan dari penelitian Putz-Bankuti et al ini yaitu terdapat hubungan signifikan dari 25(OH)D dengan derajat disfungsi hati dan memberi kesan bahwa rendahnya kadar

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN

Proses komunikasi antarbudaya yang terjalin antara mahasiswa suku Batak di UPN “Veteran” Yogyakarta dengan masyarakat asli Yogyakarta yang telah mencapai tahap pola

Secara spesifik, variabel bebas dalam penelitian ini adalah relationship marketing inputs yang mencakup pemahaman terhadap keinginan pelanggan (Understanding