• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

3. Prestasi Belajar Sejarah a) Pembelajaran Sejarah a) Pembelajaran Sejarah a) Pembelajaran Sejarah

Sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu “Syajaratum” yang arting pohon atau keturunan atau asal-usul yang kemudian berkembang dalam bahasa Melayu menjadi “Syajarah” yang dalam bahasa Indonesia menjadi kata “Sejarah.” Adapun istilah sejarah dalam bahasa Inggris: “history”, mengandung pengertian masa lampau kehidupan manusia. Sedangkan istilah history sendiri berasal dari kata Yunani yaitu Istoria yang berarti meneliti, menyanyakan, memperoleh pengetahuan, atau sifatnya mengetahui.41

Sejarah adalah segala kegiatan manusia dan segala kejadian yang ada hubungannya dengan segala kegiatan manusia sedemikian rupa sehingga mempunyai akibat adanya perubahan politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan dan kesemuanya ditinjau dari sudut perkembangannya (berjalan dalam tempat dan waktu, atau adanya saling hubungan dalam tempat dan waktu).42

Sartono Kartodidjo (1988) berpendapat bahwa dalam rangka pembangunan bangsa, pembelajaran sejarah tidak semata-mata berfungsi untuk memberikan pengetahuan sejarah sebagai kumpulan informasi fakta sejarah tetapi juga bertujuan menyadarkan anak didik atau membangkitkan kesadaran sejarahnya. I Gde Widja (1989), mengungkapkan pembelajaran sejarah ibarat mengajak peserta didik menengok kebelakang dengan tujuan melihat ke depan. Pembelajaran sejarah yang baik akan membentuk pemahaman sejarah. Pemahaman sejarah merupakan kecenderungan berfikir yang merefleksikan

41

A. Kardiyat Wiharyanto, dkk, Stategi Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, 2001, hlm. 1.

42

nilai positif dari peristiwa sejarah dalam kehidupan sehar-hari, sehingga kita menjadi lebih bijak dalam melihat dan memberikan respon terhadap berbagai masalah kehidupan.43

Sejarah dapat berarti subyektif maupun obyektif. Sejarah dalam arti subyektif bila memuat unsur-unsur dan isi subyektif penulis. Pengetahuan atau gambaran sejarah merupakan hasil penggambaran atau rekontruksi dari pengarang maka mau tidak mau memuat sifat-sifatnya, gaya bahasa, struktur pemikirannya dan pandangannya. Sedangkan sejarah dalam arti obyektif menunjukkan pada kejadian atau peristiwa itu sendiri, ialah proses belajar sejarah dalam aktualitasnya.44

Menurut Dennis Gunning, secara umum pembelajaran sejarah betujuan untuk membentuk warga negara yang baik, dan menyadarkan peserta didik untuk mengenal diri dan lingkungannya, serta memberikan perspektif historikalitas. Sedangkan secara spesifik tujuan pengajaran sejarah ada tiga yaitu mengajarkan konsep, mengajarkan keterampilan intelektual dan memberikan informasi kepada peserta didik.45

Berkaitan dengan tujuan pembelajaran sejarah yang telah diuraikan di atas, pembelajaran sejarah penting ditanamkan dalam setiap individu. Pembelajaran sejarah yang dimaksud adalah pembelajaran yang telah ditempuh oleh mahasiswa dalam waktu tertentu yang berupa Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang didapat oleh mahasiswa dari proses perkuliahan.

43

Heri Susanto, Seputar Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta, Aswaja Pressindo, 2014, hlm. 35-36.

44

Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1993, hlm. 15.

45

b) Prestasi Belajar Sejarah

Keberhasilan seseorang dalam kegiatan belajar akan nampak dalam prestasi belajar yang diraihnya. Prestasi belajar ialah hasil yang telah dicapai oleh seseorang sebagai akibat dari adanya kegiatan peserta didik kaitannya dengan belajar. Sedangkan arti belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan sikap-sikap.46

Prestasi belajar merupakan hasil yang ditunjukkan peserta didik setelah melakukan proses belajar mengajar. Prestasi belajar biasanya ditunjukkan dengan angka dan nilai sebagai laporan sebagai hasil laporan belajar peserta didik kepada orang tua. Prestasi belajar ialah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.

Menurut Winkel prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.47 Menurut Dimyati dan Mudjiono prestasi belajar ialah hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.48

46

W.S. Winkel, PSikologi Pendidikan, Jakarta, PT. Gramedia, 1987, hlm. 36.

47

W.S. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta, Gramedia, 1984, hlm. 162.

48

Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam diri (internal) maupun dari luar diri (eksternal) individu yakni sebagai berikut:

Faktor internal yang tergolong didalamnya adalah

1. Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.

2. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas:

a. Faktor intelektif yang meliputi:

1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat

2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki

b. Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti 1) Sikap 2) Kebiasaan 3) Minat 4) Kebutuhan 5) Motivasi 6) Emosi 7) Penyesuaian diri

3. Faktor kematangan fisik maupun psikis.

Faktor ekternal yang tergolong didalamnya adalah: 1. Faktor sosial yang terdiri atas:

1) Lingkungan keluarga yaitu cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga dan pengertian orang tua

2) Lingkungan sekolah 3) Lingkungan masyarakat 4) Lingkungan kelompok.

2. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian. 3. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.49

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang telah diuraikan di atas baik faktor internal maupun faktor eksternal, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan memfokuskan pada faktor eksternal yaitu ekonomi orang tua dan faktor internal yaitu motivasi belajar.

49

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta, PT Rineka Cipta, hlm. 130-131.

Dalam penelitian ini, data tentang prestasi belajar ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh mahasiswa berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang di dapat oleh mahasiswa angkatan 2013 dan angkatan 2014 selama masa proses perkuliahan sebagai gambaran dan daya tangkap serta pemahaman mahasiswa terhadap materi selama masa proses pembelajaran.