• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TERHADAP SANAD DAN MATAN HADIS

3. Muhammad bin Muhājir

Berdasarkan penilaian terhadap Abū Tawbah dapat dipahami bahwa dia tidak

diragukan keadilan dan kedabitannya. Dengan begitu, pernyataannya bahwa dia

menerima riwayat tersebut dari Muhammad bin Muhājir dengan lambang haddasanā dapat dipercaya, dan sanad antara keduanya bersambung.

3. Muhammad bin Muhājir.

Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Muhājir bin Abī Muslim Dīnār al

-Ansārī al-Syāmī, saudara dari ‘Amr bin Muhājir mawlā Asmā binti Yazīd al -Asyhaliyyah. Dia meninggal pada tahun 170 H.36

Dia meriwayatkan hadīs antara lain dari saudaranya yakni ‘Amr, ayahnya Muhājir, dan ‘Urwah bin Ruwaym al-Lakhmī. Sedangkan salah seorang yang

meriwayatkan hadīs darinya adalah Abū Tawbah al-Rabi’ bin Nāfi’ al-Halabī.37

Adapun penilaian terhadapnya, Ahmad, Ibnu Ma’īn, Duhaym, Abū Zur’ah al -Dimasyqī, dan Abū Dāwud mengatakan siqah, demikian pula dengan al-Bazzār dan

34

Al-Asqalānī, Tahzīb al-Tahzīb, h. 226.

35

Al-Asqalānī, Tahzīb al-Tahzīb, jilid XXII, h. 22. Al-Rāzī, Kitāb al-Jarh wa al-Ta’dīl. juz III, h. 471. Al-Zahābī, Siyar A’lam al-Nubalā, jilid X h. 653-655.

36

Al-Asqalānī, Tahzīb al-Tahzīb, juz IX, h. 411.

37

47

Ibnu Hajar mengatakan siqah. Ya’qūb bin Sufyān dan al-‘Ajalī mengatakan Muhammad bin Muhajir dan saudaranya ‘Amr siqah, al-Zahābī mengatakan siqah

masyhūr, al-Nasāī mengatakan laysa bih ba’s, dan Ibnu Hibbān menyebutnya di

dalam al-Siqah.38

Tidak seorangpun kritikus yang mencela Muhammad bin Muhājir. Dengan demikian, pengakuannya bahwa dia menerima riwayat tersebut dari Abū Tawbah

dengan lambang haddasanā dapat dipercaya, dan sanad antara keduanya bersambung.

3. ‘Urwah bin Ruwaym.

Nama lengkapnya adalah ‘Urwah bin Ruwaym al-Lakhmī, Abū Qāsim al

-Urdunī.39Dia meriwayatkan hadīs antara lain dari ‘Abdullāh al-Daylamī, Abī Idrīs al

-Khawlānī, dan al-Ansārī40 )ada yang mengatakan bahwa beliau adalah Jābir bin ‘Abdullāh(, dan salah seorang yang meriwayatkan hadīs darinya adalah Muhammad bin Muhājir.41

Ibnu Ma’īn, Duhaym, dan al-Nasāī menilainya siqat, Al-Dāruqutnī

mengatakan lā ba’sa bih, dan Ibnu Hibbān menyebutnya di dalam al-Siqah. Riwayat

‘Urwah bin Ruwaym dari Jābir bin ‘Abdullāh, Sawbān, ‘Abd al-Rahmān bin al

38

Al-Rāzī, Kitāb al-Jarh wa al-Ta’dīl, jilid VIII, h. 91.

39

Al-Asqalānī, Tahzīb al-Tahzīb, juz VII h. 158. Al-Zahābī, Siyar A’lam al-Nubalā, juz VII, h. 137-138.

40

Orang yang mempunyai gelar al-Anshārī ada beberapa orang, diantaranya adalah

Muhammad bin ‘Abdullāh, Abū Ishāq, dan Jābir. Setelah ditelusuri di dalam kitab Tahzīb al-Tahzīb,

yang ditemukan bersambung sanadnya dengan Rasulullah saw adalah Jabir bin ‘Abdullāh.

41

Al-Asqalānī, Tahzīb al-Tahzīb, juz VII h. 158. Al-Asqalānī, Tahzīb al-Tahzīb, jilid XX, h. 10-11. Al-Zahābī,Siyar A’lam al-Nubalā,juz VII, h. 137-138.

Asy’arī, dan Abī Sa’labah adalah mursal. Abī Hātim berkata dari ayahnya bahwa

secara umum hadīs-hadīsnya adalah mursal, demikian pula dengan penilaian Ibrāhīm bin Mahdī dan Abū Hātim.42

Berdasarkan penilaian terhadap ‘Urwah bin Ruwaym terjadi perbedaan pendapat. Akan tetapi karena ‘Urwah menerima riwayat dari Jābir bin ‘Abdullāh, maka dinyatakan bahwa sanad ‘Urwah bin Ruwaym dinyatakan ḍa’īf.

Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat ditegaskan bahwa ‘Urwah bin Ruwaym adalah periwayat yang ḍa’īf karena tidak memenuhi kaidah kesahihan sanad hadīs.

Oleh karena ‘Urwah bin Ruwaym dikatakan sebagai periwayat yang berpredikat ḍa’īf, maka menjadikan pula sanad yang diteliti berkualitas ḍa’īf. Dengan

demikian penelitian ini dipindahkan ke jalur yang lain.

Urutan periwayat, sanad, dan hasil penelitian mengenai kualitas dan kapasitasnya masing-masing adalah: a. Ibnu ‘Abbās )periwayat I, sanad V(; b. ‘Ikrimah (periwayat II, sanad IV); c. al-Hakam bin Abān )periwayat III, sanad III(; d. Mūsā bin ‘Abd al-‘Azīz )periwayat IV, sanad II(; e. ‘Abd al-Rahmān bin Bisyr )periwayat V, sanad I(; f. Abū Dāwud )periwayat I, mukharrij).

1. Abū Dāwud.

Telah disebutkan pada halaman 46.

42

49

2. ‘Abd al-Rahmān bin Bisyri.

Nama lengkapnpya adalah ‘Abd al-Rahmān bin Bisyri bin al-Hakam bin

Habīb bin Mihrān al-‘Abdī, Abū Muhammad al-Naysabūrī.43

Dia menerima hadīs dari Sufyān bin Uyainah, Mālik bin Sa’īr bin al-Khams,

‘Abd al-Razzāq bin Hamām, Bahz bin Asad, ‘Alī bin Husayn bin Wāqid, Yahyā bin Sa’īd al-Qattān, Mūsā bin ‘Abd al-‘Azīz al-Qinbārī, dan yang lainnya. Adapun

yang menerima hadīs darinya antara lain adalah al-Bukhārī, Abū Dāwud bin

Muhammad al-Asadī, Ibrāhīm al-Harbī Ahmad bin ‘Alī al-Abāri, Abū Bakr bin Abī Dāwud, Abū Hāmid Ahmad bin Muhammad bin Yahyā bin Bilāl al-Bazzār, dan yang

lainnya.44

Adapun penilaian kritikus hadīs terhadap ‘Abd al-Rahmān bin Bisyr, Salih bin

Muhammad mengatakan bahwa ia sadūq, Ibnu Hibbān menyebutnya di dalam “ al-Siqah”,45

Ibnu Hajar mengatakan siqah, Abī Hātim mengatakan shadūqan siqah.46

Meskipun tidak banyak ditemukan penilaian terhadap ‘Abd al-Rahmān bin Bisyrī, akan tetapi hal tersebut sudah cukup sebagai alasan bahwa ia adalah siqah. Pada sisi lain, pengakuan ‘Abd al-Rahmān bin Bisyri bahwa dia menerima hadīs dari

43

Al-Rāzī, Kitāb al-Jarh wa al-Ta’dīl, h. 215.

44

Al-Asqalānī, Tahzīb al-Tahzīb, h. 131.

45

Al-Asqalānī, Tahzīb al-Tahzīb, h. 132.

46

Al-Asqalānī, Tahzīb al-Tahzīb,, jilid XVI h. 547-548. Al-Zahābī, Siyar A’lam al-Nubalā,

Mūsā bin ‘Abd al-‘Azīz al-Qinbārī dengan lambang sanā tidak diragukan bahkan keduanya terjadi persambungan sanad.

Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat ditegaskan bahwa ‘Abd al

-Rahmān bin Bisyri adalah periwayat yang sahih karena telah memenuhi kaidah

kesahihan sanad hadīs.

Dokumen terkait