• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung(RSMB) .1 Sejarah Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung .1 Sejarah Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung

Dalam dokumen Laporan PKPA RS (Halaman 28-33)

RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH BANDUNG

3.1 Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung(RSMB) .1 Sejarah Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung .1 Sejarah Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung

Tahun 1965, sebelum muktamar muhammadiyah ke-36 diselenggarakan oleh gubernur provinsi jawa barat. Mayor Jendral Mashudi meminta kepada kepala pimpinan wilayah Muhammadiyah Jawa Barat pada masa kepemimpinan Bapak H.M Yunus Anis agar memprakarsai berdirinya sebuah rumah sakit islam di Bandung. Alasannya adalah kerena sudah ada lima yayasan yang akan mendirikan rumah sakit islam namun tidak pernah terwujud.

Sebagai tindak lanjut dan adanya keinginan mendirikan rumah sakit yang bernafaskan islam, maka muktamar muhammadiyah yang ke-36 yang dilaksanakan pada bulan juli 1965 di Bandung menghasilkan suatu keputusan agar setiap Provinsi di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dibangun sebuah rumah sakit, sekolah perawat, dan sekolah kebidanan.

Terdorong atas tanggungjawab dan rasa keprihatinan umat islam di Bandung khususnya, direncanakan untuk membangun sebuah rumah sakit bernafaskan islam, dengan melihat kenyataan di Bandung ini hanya ada lima rumah sakit swasta milik non muslim. Niat ini kemudian disampaikan dalam rapat kerja majelis pendidikan dan kesejahteraan umat (PKU), agar di Bandung segera didirikan Rumah Sakit Muhammadiyah, yang kemudian disetujui untuk didirikan. Langkah awal segera dilakukan dalam menentukan lokasi berdirinya titik lokasi berdirinya Rumah Sakit Muhammadiyah, yaitu dengan meminta saran kepada Walikota Kotamadya Bandung, yang dijabat oleh Bapak E. Sukarna Widjaya dan Kepala Kesehatan Bapak Dr. Uton Muchtar Rafe’i MPH, bahwa rumah sakit Muhammadiyah harus segera dibangun diwilayah karees setelah dianalisis sesuai dengan rencana pembangunan kota, karena wilayah-wilayah lain pelayanan telah dipenuhi.

Pimpinan wilayah muhammadiyah saat itu langsung mengadakan musyawarah dengan pimpinan muhammadiyah wilayah Priangan, pimpinan Muhammadiyah cabang Bandung lama, bagian PKU cabang, pimpinan Aisyiyah cabang Bandung lama. Hasil dari musyawarah tersebut adalah berupa keputusan bahwa lokasi gedung Panti Asuhan Taman Harapan Muhammadiyah dan Asrama Putri Aisyiyah agar ditukar amal usahanya dengan Rumah Sakit Islam Muhammadiyah. Sesuai dengan berita acara serah terima gedung nomor 130-47/13 tertanggal 1 September 1976, maka panti asuhan Taman Harapan Muhammadiyah yang semula terletak di jalan Banteng Nomor 53, dipindahkan ke jalan Nilem Nomor 09 (bekas poliklinik bersalin muhammadiyah cabang lengkong). Sedangkan asrama putri Aisyiyah di pindah ke asrama muslihat di jalan Buah batu Bandung. Adapun yang menjadi alasan didirikannya Rumah Sakit Muhammadiyah di bekas lokasi panti asuhan tersebut, adalah sebagai berikut:

1. Biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan tidak begitu banyak karena hanya parbaikan lokal dan kamar-kamar

2. Sudah dimilikinya perizinan dari Departemen Sosial 3. Fasilitas air dan listrik sudah memadai

4. Adanya kemudahan dalam perolehan izin dari pemerintah kota Bandung 5. Adanya persetujuan dari gubernur dan walikota

6. Adaanya dukungan dari masyarakat dan keluarga Muhammadiyah

7. Usaha dan kerja pembangunan terbatas pada pengadaan peralatan dan renovasi yang bersifat sederhana.

Atas dasar itu, maka akhirnya rumah sakit Muhammadiyah Bandung dapat dibangun dan dibuka secara resmi oleh Gubernur Jawa Barat beserta pimpinan Muhammadiyah pada hari sabtu tanggal 17 November 1968. Pada saat itu Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung hanya memiliki fasilitas yang terbatas, diantaranya yaitu, pelayanan klinik umum, pusat kesehatan (Health Center), labolatorium klinik, ruangan penderita penyakit umum dan khusus, serta rumah sakit bersalin dan Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA).

Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung bartugas melaksanakan upaya kesehatan serta berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara seksama dan terpadu dengan upaya

peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Dalam memenuhi kesehatan masyarakat, dilaksanakan atas tanggung jawab untuk memenuhi palayanan medis, serta sebagai media dakwah islamiyah.

Sesuai denga fasilitas yang dimiliki oleh Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung, maka rumah sakit ini termasuk kategori rumah sakit umum kelas C yang memberikan pelayanan medis yang bersifat umum serta mempunyai pelayanan medis spesialis yang meliputi spesialis anak, jiwa, bedah, penyakit dalam, kebidanan dan kandungan, THT, saraf, kulit dan kelamin, mata, serta bedah mulut.

3.1.2 Status Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung

Nama : Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung (RSMB) Kelas : Setara kelas C

Tanggal berdirinya : 17 November 1968

Status pemilik : Amal Usaha PW Muhammadiyah Jawa Barat Status rumah sakit : Akreditasi lulus tingkat lengkap (16 pelayanan) Jumlah tempat tidur : 154 tempat tidur

Alamat : Jl. KH. Ahmad Dhlan No.53 Bandung Telepon (022) 7301062

Luas tanah : 7.751 m2

3.1.3 Visi, Misi, Motto dan tujuan Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung - Visi Rumah Sakit

Terwujudnya rumah sakit islam modern yang memiliki kemampuan handal, mampu bersaing, dan terciptanya pelayanan yang memuaskan bagi masyarakat dan konsumen.

- Misi Rumah Sakit

Misi Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung adalah sebagai berikut : • Memiliki sistem penyelenggaraan rumah sakit yang bermutu, agar dapat

memenuhi kebutuhan masyarakat dan konsumen.

• Mengelola rumah sakit yang berkualitas, profesional, otonom, Islami memiliki akuntabilitas, kredibilitas yang tinggi serta dapat mengevaluasi

diri yang dilandasi iman dan amal saleh dalam rangka ibadah kepada Allah dan Ikhsan terhadap sesama hamba Allah.

• Memanfaatkan dan mengembangkan potensi sumber daya Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

• Menjadikan Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung dapat menarik penanam modal dalam pengembangan upaya pelayanan Rumah Sakit.

- Tujuan Rumah Sakit

Dapat memberikan pelayanan kesehatan paripurna secara profesional, berkualitas, menjunjung kode etik rumah sakit, dan islami bagi semua lapisan masyarakat sehingga terwujud citra rumah sakit Islam yang baik.

3.1.4 Struktur Organisasi Rumah Sakit

Susunan organisasi Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung dipimpin oleh seorang Direktur Rumah Sakit yang membawahi Wakil Direktur Umum dan Keuangan, Wakil Direktur Yanmed dan Keperawatan, Wakil Direktur SDI dan Manajemen Pengembangan Dakwah. Wakil Direktur Umum dan Keuangan membawahi manajemen keuangan, manajemen logistik, manajemen umum. Wakil Direktur Medik dan Keperawatan membawahi manajer pelayanan medik, penunjang medik, dan keperawatan dan secara langsung mengawasi komite keperawatan. Wakil Direktur SDI dan Pengebangan Dakwah rumah sakit membawahi bidang syiar Islam dan pengembangan dakwah. Direktur Rumah Sakit secara langsung membawahi Satuan Pengawas Intern (SPI), humas & legal, dan komite-komite. Bagan struktur organisasi rumah sakit Muhammadiyah dapat dilihat pada Lampiran 1 Gambar III.1, 2, 3, 4

3.1.5 Sumber Daya Manusia

Jumlah sumber daya insani yang ada di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung hingga saat ini adalah 441 orang dengan komposisi sebagai berikut:

Tabel 3.1 Sumber Daya Insani Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung

No Jenis kepegawaian Jumlah %

1 Dokter Tetap 10 2,27

2 Paramedis Keperawatan 209 47,40

3 Non Paramedis Keperawatan 86 19,50

4 Non Paramedis Non Keperawatan 136 30,83

Jumlah 441 100

3.1.6 Jenis Pelayanan di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung Jenis Pelayanan di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung, antara lain: 1. Pelayanan Rawat Jalan, meliputi:

a. Pelayanan poli umum

b. Pelayanan unit gawat darurat c. Pelayanan hemodialisa 2. Pelayanan Rawat Inap, meliputi:

a. Pelayanan di ruang perawatan Dewi Sartika b. Pelayanan di ruang perawatan Multazam c. Pelayanan di ruang perawatan Raudhah d. Pelayanan di ruang perawatan Kebidanan

e. Pelayanan di ruang perawatan Intensive Care Unit (ICU) f. Pelayanan di ruang perawatan perinatologi

3. Pelayanan penunjang, meliputi: a. Instalasi Farmasi

b. Instalsi Laboratorium c. Instalasi Radiologi

d. Instalasi Gizi

e. Pelayanan Rekam Medik f. Pelayanan Rehabilitasi Medik

Dalam dokumen Laporan PKPA RS (Halaman 28-33)

Dokumen terkait