• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.5 Kerangka Teori

1.5.3 Multi Track Diplomacy

Holsti menjelaskan beberapa alasan mengapa negara melakukan kerjasama dengan negara lainnya:26

1. Untuk meningkatkan kesejahteraan ekonominya, sehingga negara tersebut dapat mengurangi biaya yang harus ditanggung negara dalam memproduksi suatu produk kebutuhan bagi rakyatnya karena adanya keterbatasan yang dimiliki negara tersebut.

2. Untuk meningkatkan efisiensi yang berkaitan dengan pengurangan biaya.

3. Karena adanya masalah-masalah yang mengancam keamanan bersama.

4. Dalam rangka mengurangi kerugian negatif yang diakibatkan oleh tindakan-tindakan individual negara yang memberi dampak terhadap negara lain.

Terkait hal ini, kerjasama bilateral yaitu kerjasama ekonomi industri antara Korea Selatan dengan Indonesia merupakan salah satu bentuk kebijakan luar negeri dalam kerjasama internasional Korea Selatan yang dilakukan dengan menggunakan strategi diplomasi khusus. Strategi diplomasi khusus tersebut yaitu dalam bentuk teknik multi track diplomacy dan merupakan salah satu strategi yang tepat digunakan Korea Selatan dengan Indonesia untuk kesuksesan kerjasama ekonomi industri dan pemenuhan kepentingan nasional negara.

1.5.3 Multi Track Diplomacy

Louise Diamond dan John McDonald mengatakan bahwa, “multi track

diplomacy” adalah konsep diplomasi yang menjelaskan mengenai proses

terjadinya perdamaian dunia dalam sistem internasional melalui perpaduan dari diplomasi jalur pemerintah, diplomasi jalur kelompok, dan diplomasi jalur

26K. J. Holsti, “International Politik : A Framework For Analisys” (Englewood Cliffs : Prentice Hall International,Inc, 1995), h.362-363.

18

individu.27 Tujuan utama multi track diplomacy ialah demi terciptanya perdamaian dunia hingga peacebuilding yang terintegrasi satu sama lain menggunakan soft power.28 Penggunaan soft power dalam menciptakan perdamaian tercermin dari adanya pelaksanaan soft diplomacy yaitu menjalin hubungan kerjasama dengan negara lain di abad ke-21 dengan fokus terhadap isu

low politics salah satunya aspek ekonomi industri.

Multi track diplomacy terkait dengan perdamaian ialah mengambil pendekatan sistem untuk memahami sifat internasional peacebuilding secara struktural. Kegiatan struktur peacebuilding membuat struktur tingkat menengah yaitu untuk menciptakan struktur sistem perilaku dan tindakan lembaga untuk mendukung perwujudan atau pelaksanaan perdamaian, dan hal tersebut dengan membangun ekonomi, militer, dan infrastruktur masyarakat yang memberikan kekuatan dan realistis melalui sistem perdamaian.29

Struktur peacebuilding dalam multi track diplomacy ini sangat diperlukan, karena pada dasarnya konflik apapun itu tidak dapat terselesai dengan sendirinya untuk mencapai perdamaian, kecuali dibaringin dengan keterlibatan pembangunan

ekonomi. Kegiatan perdamaian struktural meliputi program-program

pembangunan ekonomi, penguatan demokrasi dan pemerintahan, mendukung terciptanya organisasi masyarakat dan adat yang mendukung perdamaian.30 Struktural Peacebuilding bukan terlibat kepada aktor pemerintah atau

27 Louise Diamond and Ambassador John Mc Donald, “Multi-Track Diplomacy : A Sistem Approach to Peace - Third

edition”; (United States of America: Kumarian press, 1996) h.1.

28James Notter and Louise Diamond, “Building Peace and Transforming Conflict: Multi-Track Diplomacy in Practice”,

Occasional Paper Number 7, [The Institute For Multi Track Diplomacy, October, 1996)

29Notter and Louise Diamond, “Building Peace and Transforming”, 1996.

19

pemerintah saja sehingga dapat lebih efektif dalam mengatasi permasalahan dunia.

Hal tersebut mengartikan bahwa, dalam membangun perdamaian dan mewujudkan perdamaian di abad ke-21 ini, tidak hanya dapat diwujudkan dengan menggunakan instrumen militer pertahanan tetapi juga dapat diwujudkan dengan instrumen lainnya seperti menjalin hubungan kerjasama ekonomi internasional antara seluruh level dan multi aktor dengan soft power. Dengan demikian, strategi

multi track diplomacy dinilai sebagai strategi diplomasi yang cerdas dan tepat untuk menjalankan kebijakan luar negeri melalui kerjasama internasional terutama kerjasama ekonomi industri untuk mencapai kepentingan nasional. Dengan demikian, strategi diplomasi multi track merupakan alat bagi Korea Selatan untuk merealisasikan kerjasama ekonomi industri tahun 2006-2012 terhadap Indonesia.

Soft power yang dilakukan merupakan cara Korea Selatan untuk mengatasi keterbatasan juga ketergantungan sumber daya alam dan perdagangan nya yang kemudian membatasi hard power-nya

Konsep multi track diplomacy terdiri dari sembilan track diplomacy yang

merupakan gabungan dari berbagai aktor diplomasi yaitu Track One:

Government, Track Two: Nongovernment/Professional, Track Three: Business, Track Four: Private Citizen, Track Five: Research, Training, and Education, Track Six: Activism, Track Seven: Religion, Track Eight: Funding, Track Nine:

Communications and Media sehingga mudah untuk dapat memahami sistem

kegiatan perdamaian yang kompleks.31 Pada penelitian ini strategi multi track

20

yang dilakukan ialah diplomacy track oneGoverenment”,diplomacy track three

“Business”, diplomacy track nineCommunications and the Media”.

Diplomasi government adalah proses tindakan peacebuilding maupun

peacemaking antar negara pada tingkat pemerintah yang berusaha untuk membetuk, mengelola dan meningkatkan sistem hubungan internasional, kepercayaan, keyakinan, mediasi, krisis intervensi, resolusi konflik, bahkan untuk mencegah kekerasan dan mengamankan kepentingan nasional negara seperti ekonomi, perdagangan, politik, hak asasi manusia, ilmu pengetahuan, budaya, dan akademis, karena saat ini masyarakat, budaya, kelompok identitas agama, etnis, atau kelompok politik kepentingan, dan warga negara juga memiliki kedudukan formal dalam sistem global.32

Diplomasi busines ialah proses tindakan yang dilakukan non pemerintah untuk menghasilkan keuntungan ekonomi masyarakat dan negara juga menjaga perdamaian dengan cara melalui perdagangan, dimana proses ini membuka pintu hubungan antara sektor swasta dan sektor umum di hampir semua bangsa dengan pertukaran dua arah atau komunikasi, sehingga mengurangi beberapa tekanan kemiskinan ekonomi dan hal-hal yang dapat menimbulkan konflik.33 Sedangkan diplomasi communication and media ialah tindakan untuk mencapai perdamaian dengan menyampaikan informasi diberbagai media dan pada akhirnya merupakan jalan terbentuknya opini publik hingga mampu mempengahuri pandangan suatu negara terhadap negara lain.34

32Diamond dan Mc Donald, “Multi-Track Diplomacy”, h.26.

33Diamond dan Mc Donald, “Multi-Track Diplomacy”, h.57.

21

Melalui diplomasi government, diplomasi business dan diplomasi

Communications and the Media yang diusung oleh Korea Selatan dalam

kerjasama ekonomi industri terhadap Indonesia, telah tersusun dengan rapi dan sistematis sehingga diperkirakan dapat menjadi jalan menuju terealisasinya hubungan kerjasama ekonomi industri yang sukses antara Korea Selatan dan Indonesia. Jika dilihat dari sisi tersebut, dapat dikatakan bahwa diplomasi multi track yang bersifat soft power memegang peranan penting dalam memproteksi kedaulatan dan keamanan sebuah negara untuk kemajuan ekonomi industrinya.

1.6Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan metode deskriptif analisis. Metode kualitatif menurut Taylor dan Bogdan ialah sebuah upaya penelitian untuk menghasilkan data deskriptif, baik berupa kata-kata yang ditulis maupun diucapkan seperti perilaku-perilaku yang bisa diamati dari subjek itu sendiri.35 Selanjutnya dalam metode kualitatif yang harus dilakukan ialah menetapkan batas-batas untuk penelitian, mengumpulkan informasi melalui pengamatan, dokumen, dan bahan-bahan visual, selanjutnya menetapkan protokol untuk merekam informasi.36

Penelitian ini menggunakan data sekunder melalui metode dokumentar dan penelusuran data online seperti bacaan dari buku-buku, jurnal ilmiah, literatur majalah, artikel, koran dan situs-situs internet yang terpercaya dan dapat dipertanggung jawabkan. Sumber-sumber referensi ini didapatkan melalui

35S.J Taylor, “Introduction to Qualitative ResearchMethods: The Search for Meaning”; (New York, John Wileyand Sons,

1984), h.5.

36 John W. Creswell, Research Design: Qualitative and Quantitative Approache, (California: Sage Publication, 1994),

22

sejumah tempat seperti Perpustakaan FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Prof. Dr. Ali Alatas Departemen Luar Negeri, Perpustakaan

Freedom Institute, Perpustakaan Nasional, Perpustakaan CSIS, Perpustakaan Universitas Indonesia dan Perpustakaan Paramadina. Setelah melewati proses pengumpulan data, langkah selanjutnya melakukan analisis data atau pembahasan berdasarkan data-data yang telah terkumpul dan pada akhirnya ditampilkan dalam bentuk kesimpulan-kesimpulan yang lebih sederhana berdasarkan hasil analisis.

Dokumen terkait