• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 METODOLOGI PENELITIAN

4 HASIL PENELITIAN

4.3. Evaluasi pengoperasian alat tangkap ikan di Kelurahan Pulau Abang. Jenis alat tangkap yang dioperasikan oleh nelayan bervariasi sesuai dengan

4.3.4 Musim dan Daerah Penangkapan Ikan

 

digunakan panjangnya sekitar 100 samapi 200 meter dengan nomor benang 200. Mata pancing yang digunakan no 6 dan 7.

Selain tiga bagian utama diatas, dalam pengoperasian pancing, menggunakan bantuan umpan dan pemberat. Pemberat terbuat dari timah dengan berat sekitar 100 gr, umpan yang digunakan adalah cumi –cumi atau ikan yang dipotong –potong.

Prinsip pengoperasian pancing ulur (handline) adalah memikat ikan menggunakan umpan yang dikaitkan pada mata kail. Setelah ikan memakan umpan, maka ikan akan tersangkut pada kail, selanjutnya kail ditarik ke atas perahu untuk melepaskan hasil tangkapan. Demikian seterusnya dilakukan secara berulang.

Perahu yang digunakan untuk memancing biasanya berlabuh jangkar di terumbu karang. Jangkar terbuat dari besi mempunyai ukuran yang bervariasi. Berat jangkar biasa mencapai berat 10 kg dengan panjang antara 0.5 m sampai 1 m tergantung dari besar kapal yang digunakan. Jari–jari jangkar yang digunakan sebagai pengait juga bervariasi tergantung kekuatan kapal.

Tujuan perahu melego jangkar di terumbu karang adalah agar perahu tidak hanyut terbawa arus maupun gelombang. Jangkar yang menancap di terumbu karang secara otomatis merusak terumbu karang. Adapun kerusakan akibat jangkar kapal untuk memancing yang kelihatan adalah adanya patahan terumbu atau posisi karang yang terbalik dan sebagainya. Akibat pengoperasian jangkar pada saat memancing di terumbu karang dapat kita lihat pada (lampiran 1).

Jenis–jenis ikan yang ditangkap dengan alat tangkap pancing( handline) ini adalah kerapu sunu (Plectropomus leopardus) ikan kakap merah (Snapper), hiu (Carcaritos macloti), pari (Himantura sp) dan ikan –ikan karang lainnya.

4.3.4 Musim dan Daerah Penangkapan Ikan

Musim penangkapan ikan masyarakat sangat tergantung kepada musim angin. Terdapat empat musim utama yaitu Musim Utara, Timur, Selatan dan Barat. Setiap musim mempunyai karakteristik tersendiri yang menentukan cara dan alat yang digunakan untuk menangkap ikan.

50   

Tabel 16. Musim penangkapan ikan di Kelurahan Pulau Abang

Alat tangkap Bulan

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Musim Angin U U U T T T S S S B B B

Bubu X X X X X X X X X

Jaring udang kara X X X X X X

Jaring dingkis X X X X X Jaring karang X X X Pancing di karang X X X X X Pancing di rumpon X X X X X X X X X X X X Pancing delah X X X Nyomek X X X X X X Nyanded X X X X X X Kelong pantai X

Sumber : data primer

Catatan : pancing handline untuk ikan delah (Cesio spp) pancing untuk cumi-cumi ( Sephia sp)

pancing untuk sotong ( Lolygo sp)

Musim Utara merupakan musim dengan angin bertiup kencang, hujan serta gelombang yang besar. Pada kawasan yang berhadapan langsung dengan musim ini biasanya nelayan tidak dapat mencari ikan jauh ke tengah laut, Mereka hanya mencari di sekitar selat dan laut yang terlindung. Nelayan Pulau Abang pada musim ini menangkap ikan di pantai terutama menggunakan kelong pantai dan jarring dingkis. Bagi yang mempunyai rumpon, mereka bisa memanfaatkan rumpon untuk memancing. Dan jika sanggup ke tengah laut, mereka dapat menangkap udang kara menggunakan jaring.

Musim Timur merupakan musim kemarau yang panas dan kondisi angin tenang dan laut tidak bergelombang. Pada musim ini nelayan menggunakan pancing untuk menangkap ikan karang dan bubu. Pada malam hari mereka bisa menangkap sotong dengan cara menyomek atau menyandit. Pada musim ini hasil tangkapan melimpah.

Di Musim Selatan kondisi angin kencang namun tidak sekencang pada musim Utara. Laut terus bergelombang. Pada musim ini nelayan kesulitan mencari nafkah karena gelombang kuat. Alat tangkap yang umum digunakan adalah jaring karang dan jaring dingkis yang dioperasikan di sekitar pulau. Bagi

51   

nelayan yang mempunyai rumpon dan mampu ke laut yang lebih jauh dapat memancing di rumpon dan menangkap udang kara (lobster) serta memasang bubu. Musim ini sering dikatakan musim paceklik oleh nelayan setempat. Pada musim ini hasil tangkapan kurang bagus, yang paling banyak kegiatan dilakukan pada musim ini adalah memacing ikan delah (Caesio spp) di malam hari.

Musim Barat merupakan musim yang cukup tenang, namun pada waktu tertentu hujan badai bisa datang tiba-tiba namun setelah itu laut akan tenang kembali. Pada musim ini nelayan kembali memancing di sekitar karang, memasang bubu, menyomek pada malam hari atau memancing ikan delah pada siang hari.

Mayoritas nelayan di Kelurahan Pulau Abang melakukan aktifitas penangkapan ikan secara maksimal pada musim barat (September–November) dan musim timur (Maret–Mei) atau masyarakat lokal mengenalnya dengan istilah musim teduh. Pada musim tersebut kondisi perairan relatif tenang, sehingga memudahkan mereka untuk memasang bubu maupun pancing, serta penentuan fishing ground lebih jauh. Kegiatan penangkapan ikan karang mulai berkurang pada musim utara (Desember–Februari) dan musim selatan (Juni–Agustus) yang ditandai oleh adanya angin kencang dan ombak besar. Secara umum nelayan- nelayan tersebut sudah cukup mengenali kapan musim tersebut akan berlangsung dengan melihat tanda–tanda dari alam misalnya gelombang pasang yang mulai besar, ombak/ buih ombak berwarna putih dengan intensitas relative banyak, serta arah angin yang mengalami perubahan.

Adapun matapencaharian alternatif selama kondisi perairan berombak besar adalah mencari udang di sekitar pulau atau kerang–kerangan. Nelayan yang masih melakukan aktifitas penangkapan biasanya hanya melakukannya di sekitar pantai dengan hasil yang tidak terlalu banyak jika dibandingkan saat musim teduh.

Nelayan di Kelurahan Pulau Abang dalam menentukan fishing ground tergantung dari kondisi perairan yang banyak ditemui gerombolan ikan yaitu di daerah–daerah yang kondisi terumbu karangnya masih bagus, tetapi pada dasarnya semua perairan di sekitar Pulau Abang merupakan daerah fishing ground bagi mereka. Berdasarkan wawancara terhadap responden nelayan, hampir sebagian besar nelayan Pulau Abang melakukan penangkapan ikan di sekitar

52   

perairan pulau Abang. Selain letaknya dekat juga bentuk topografi dari perairan tersebut yang landai sehingga memudahkan nelayan dalam menangkap ikan dengan bubu ataupun pancing.

Sesuai dengan ukuran perahu/pompong dan alat tangkap ikan yang dimiliki, nelayan di lokasi studi ini umumnya mengoperasikannya alat tangkap ikan di perairan pantai. Pengoperasian alat tangkap ini tidak hanya di desa mereka, tetapi juga di pulau-pulau sekitarnya. Adapun daerah penangkapan ikan (fishing ground) mereka meliputi Pulau Dedap, Pulau Pengelap, Pulau Sepintu, Pulau Sawang, Pulau Cik Dolah, Malang Laut, Malang Orang, dan Terumbu Sebanga.