• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 METODOLOGI PENELITIAN

4 HASIL PENELITIAN

4.2.1.3 Stasiun III (Fishing Ground bubu)

berbatu. Kecerahan perairan pada saat penelitian mencapai 6m kondisi cuaca pada saat itu cerah dan keadaan arus cukup kuat.

Prosentase tutupan karang keras (hard coral) sebesar 61.52% (tabel 10) dengan jenis–jenis karang antara lain : Porites, Montipora, Helio fungia, Pachiseris, Plerogyra sp. Pectinia sp. Dan Galaxea sp. Biota yang bersimbiose dengan terumbu karang di sekitar stasiun II diantaranya adalah karang mati (dead coral) prosentase tutupan sebesar 13.44% , alga (7.14%). dan biotik sebesar 5.44%, serta abiotik lainnya seperti pasir sebesar 12.46%.

4.2.1.3 Stasiun III (Fishing Ground bubu)

Perairan sekitar Pulau Abang tepatnya di dekat Pulau Dedap dan Pulau Pengelap merupakan salah satu fishing ground nelayan Kelurahan Pulau Abang yang menggunakan alat tangkap ikan berupa bubu. Nelayan memasang bubu di dasar perairan sekitar wilayah terumbu karang. Ada beberapa cara nelayan menempatkan bubu di sekitar terumbu karang yakni, dengan menimbun dengan karang-karang disekitarnya ada juga yang diletakkan begitu saja di atas pasir di dekat hamparan terumbu dengan memberi pemberat kayu di sisi-sisi bubu. Pengamatan terhadap kondisi terumbu karang di sekitar bubu ini diambil pada posisi 00º30.081’ LU dan 104º16.980’ BT dengan menggunakan metode LIT (Line Intercept Transect).

Lokasi pengamatan yaitu di depan Pulau Dedap dan Pulau Pengelap tepatnya searah dengan garis pantai pada kedalaman 5m. Tipe pantai adalah pantai berbatu. Kecerahan perairan pada saat penelitian mencapai 7m, Kondisi cuaca pada saat itu cerah , berombak dan arus tenang.

Prosentase tutupan karang keras (hard coral) sebesar 64.26% (tabel 10) dengan jenis –jenis karang antara lain : Porites, Montipora, Helio fungia, Pachiseris, Plerogyra sp. Pectinia sp. Dan Galaxea sp. Biota yang bersimbiose dengan terumbu karang di sekitar stasiun III diantaranya adalah alga (6.2%). Prosentase tutupan karang mati (dead coral) sebesar 6.26% dan Abiotik lainnya seperti pasir sebesar 16.06%.

38   

4.2.1.4 Stasiun IV (Fishing Ground bubu kedua)

Perairan sekitar Pulau Abang tepatnya di dekat Pulau Abang kecil merupakan salah satu fishing ground nelayan Kelurahan Pulau Abang yang menggunakan bubu. Nelayan memasang bubu di dasar perairan sekitar terumbu karang. Ada beberapa cara nelayan menempatkan bubu yakni, menimbun dengan terumbu karang disekitarnya ada juga yang diletakkan begitu saja di atas pasir di dekat hamparan terumbu karang dengan memberi pemberat kayu di sisi-sisi bubu. Pengamatan terhadap kondisi terumbu karang di sekitar bubu ini diambil pada posisi 00º32.286’ LU dan 104º14.321’ BT dengan menggunakan metode LIT (Line Intercept Transect).

Lokasi pengamatan yaitu di depan dermaga Pulau Abang kecil tepatnya tegak lurus dengan garis pantai pada kedalaman 5m. Tipe pantai adalah pantai berpasir. Kecerahan perairan pada saat penelitian mencapai 7m, Kondisi cuaca pada saat itu cerah , berombak dan arus tenang.

Prosentase tutupan karang keras (hard coral) sebesar 65,94% (tabel 10) dengan jenis –jenis karang antara lain : Porites, Montipora, Helio fungia, Pachiseris, Plerogyra sp. Pectinia sp. Dan Galaxea sp. Biota yang bersimbiose dengan terumbu karang di sekitar stasiun IV diantaranya adalah alga (2%). Prosentase tutupan karang mati (dead coral) sebesar 20% dan Abiotik lainnya seperti pasir sebesar 11 %.

4.2.1.5 Stasiun V (Fishing Ground Pancing pertama)

Perairan sekitar Pulau Abang tepatnya di dekat Pulau Hantu merupakan salah satu fishing ground nelayan Kelurahan Pulau Abang yang menggunakan pancing. Nelayan memancing di sekitar Pulau Hantu dengan menggunakan pancing ulur. Pulau Hantu merupakan daerah fishing ground ikan karang karena sekitar Pulau ini terdapat terumbu karang yang kondisinya baik menurut nelayan. Pengamatan terhadap kondisi terumbu karang di sekitar fishing ground pancing ini diambil pada posisi 00º31.984’ LU dan 104º16.980’ BT dengan menggunakan metode LIT (Line Intercept Transect).

Lokasi pengamatan yaitu di depan Pulau Hantu tepatnya searah dengan garis pantai pada kedalaman 5m. Tipe pantai Hantu adalah berbatu Kecerahan perairan

39   

pada saat penelitian mencapai 6.6m (100%), kondisi cuaca pada saat itu cerah dan keadaan arus tenang.

Prosentase tutupan karang keras (hard coral) sebesar 84.76% (tabel 10) dengan jenis –jenis karang antara lain : Porites, Montipora, Helio fungia, Pachiseris, Plerogyra sp. Pectinia sp. Dan Galaxea sp. Biota yang bersimbiose dengan terumbu karang di sekitar stasiun III diantaranya adalah alga (0.60%). Prosentase tutupan karang mati (dead coral) sebesar 9.48% dan Abiotik lainnya seperti pasir sebesar 1.48% serta biotik sebesar 3.48%.

4.2.1.6 Stasiun VI (Fishing Ground Pancing kedua)

Perairan sekitar Pulau Abang tepatnya di dekat Pulau Sepintu merupakan salah satu fishing ground nelayan Kelurahan Pulau Abang yang menggunakan pancing. Nelayan memancing di sekitar Pulau Sepintu dengan menggunakan pancing ulur. Pulau Sepintu merupakan daerah fishing ground ikan karang karena sekitar pulau ini terdapat terumbu karang yang kondisinya bagus menurut nelayan. Pengamatan terhadap kondisi terumbu karang di sekitar fishing ground pancing ini diambil pada posisi 00º31.466’ LU dan 104º14.132’ BT dengan menggunakan metode LIT (Line Intercept Transect).

Lokasi pengamatan yaitu di depan Pulau Sepintu tepatnya tegak lurus dengan garis pantai pada kedalaman 5m. Tipe pantai Sepintu adalah berbatu Kecerahan perairan pada saat penelitian mencapai 6m (100%), Kondisi cuaca pada saat itu cerah dan keadaan arus tenang.

Prosentase tutupan karang keras sebesar 63.40% (tabel 10) dengan jenis– jenis karang antara lain : Porites, Montipora, Helio fungia, Pachiseris, Plerogyra sp. Pectinia sp. Dan Galaxea sp. Biota yang bersimbiose dengan terumbu karang di sekitar stasiun VI diantaranya adalah alga (8.78 %). Prosentase tutupan karang mati (dead coral) sebesar 11.8 % dan abiotik lainnya seperti pasir sebesar 6.16% serta biotik sebesar 9.86 %.

Lokasi fishing ground nelayan Kelurahan Pulau Abang dari hasil pengamatan dapat dilihat pada gambar 5 berikut.

40   

Fishing ground pancing fishing ground bubu fishing ground kelong pantai Gambar 5 lokasi fishing ground nelayan Kelurahan Pulau Abang

41   

Tabel 10. Persentase penutupan karang di semua stasiun pengamatan

STASIUN POSISI PERSEN PENUTUPAN KARANG

LU BT HC DC A B AB I Kelong 00º28.885’ 104º16.553’ 62.32 20.18 0.64 2.02 14.84 II Kelong 00º32.167’ 104º15.196’ 61.52 13.44 7.14 5.44 12.46 III BUBU 00º30.081’ 104º16.980’ 64.26 6.26 6.2 7.22 16.06 IV BUBU 00º32.286’ 104º14.321’ 65.94 20.34 2.5 0 11.22 V Pancing 00º31.984’ 104º16.980’ 84.76 9.48 0.6 3.68 1.48 VI Pancing 00º31.466’ 104º14.132’ 63.4 1.,80 8.78 9.86 6.16

Rata- rata keseluruhan 67.03 11.62 2.85 4.70 10.37 Sumber : data primer

Keterangan : HC(hard coral), DC(dead coral), A (alga), B(biotik), AB(abiotik).

Keseluruhan lokasi pengamatan (stasiun I – stasiun VI) yang merupakan fishing ground nelayan kelurahan Pulau Abang dapat kita lihat pada gambar 8. Rata – rata persentase tutupan karang berdasarkan jenis alat tangkap dari semua lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar 6.

.

Sumber : data primer

Keterangan : HC(hard coral), DC(dead coral), A (alga), B(biotik), AB(abiotik).

Gambar 6 Persentase rata- rata tutupan karang berdasarkan jenis alat tangkap

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

kelong bubu pancing

AB B A DC HC