• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Kiai Musta‘in dan Pendidikan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

109

Perkembangan pesantren Darul ‘Ulum memasuki masa sangat penting ketika mulai mendirikan sekolah-sekolah umum yang kemudian mendapatkan legalitas formal dari pemerintah, baik melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan atau Departemen Agama. Pada tahun 1964 Madrasah Muallimin tingkat atas diganti menjadi Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan kurikulum standar dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, setingkat dengan SMA. Kemudian Muallimin tingkat pertama dirubah menjadi Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan kurikulumnya pun disesuaikan dengan kurikulum pemerintah.

Pada tahun 1965 didirikan sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA) di bawah wewenang Departemen Agama, dan Madrasah Muallimat (putri) tingkat pertama dan atas, masing-masing diganti menjadi Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah yang memenuhi standar Kurikulum Departemen Agama. Masih di tahun yang sama, tepatnya pada tanggal 18 September1965, Kiai Musta‘in mendirikan sebuah perguruan tinggi yang diberi nama Universitas Darul ‘Ulum (UNDAR). Beliau nampaknya memahami betul bahwa pada saat itu di Jombang belum ada satupun lembaga pendidikan tinggi, dan keberadaannya sangat dibutuhkan. Sebagai wadah untuk mewujudkan generasi bangsa yang memiliki pengetahuan ganda, imtaqnya kuat dan ipteknya mumpuni serta mempunyai kompetensi akademik yang mapan sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing. Agar perjalanan UNDAR ini bisa berkembang sesuai harapan, Kiai Musta‘in menggandeng Kiai Bisri Kholil, Kiai Ahmad Baidlowi Kholil, Kiai Muhammad As‘ad Umar (dari keluarga

Pondok Pesantren Darul ‘Ulum), Mohammad Wiyono (mantan Gubernur Jatim), dan Muhammad Syahrul, SH. (Akademisi), untuk membantu dalam pendirian lembaga tersebut.

Pada tahap pertama dibuka Fakultas Hukum, lalu disusul Fakultas Sosial dan Ilmu Politik, dan Fakultas Pertanian. Pada tahun 1969 baru berdiri dengan nama Fakultas Alim Ulama,26 yang tidak lama kemudian nama tersebut diganti menjadi Fakultas Ushuluddin, karena harus mengikuti aturan dari Departemen Agama Islam, dan sekarang berubah lagi menjadi Fakultas Agama Islam. Pada tahun berikutnya berdiri Fakultas umum lagi, yakni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), disusul Fakultas Teknik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Psikologi, Program Diploma 3 (tiga). Dan pada tahun 2001 berdiri pula Program Pascasarjana Prodi Filsafat Pendidikan Agama Islam dan Hukum Islam, dan pada tahun 2005 dibuka Prodi Ekonomi Pembangunan.

Bagi seorang Kiai yang berbasis pondok pesantren dan selaku murshid tarekat, tidak semudah itu mampu mendirikan sebuah perguruan tinggi yang berada di jantung kota Jombang. Namun dengan rahmat Allah SWT dan didorong oleh keinginan yang luhur serta dibantu oleh beberapa tokoh yang handal, baik dari keluarga pondok pesantren, jamaah tarekat maupun dari kalangan akademisi, lambat laun UNDAR semakin maju dan diminati oleh mahasiswa yang ingin meneruskan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi.

26 Fakultas ini sering disampaikan oleh Kiai Musta‘in di berbagai kesempatan adalah merupakan Ru>h} dari semua Fakultas yang ada di UNDAR, untuk mencetak Sarjana Agama yang berwawasan kebangsaan atau yang sering disebut istilah sekarang dengan Intelektual Muslim Nusantara. Kemudian muncul istilah Kiai Musta‘in berikutnya yaitu bahwa UNDAR ingin mewujudkan sarjana yang “Berotak London dan Berhati Masjid al-Haram”. Kiai Musta‘in, Pengajian Kitab Riya>d} al-S{a>lihi>n, 1980.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

111

Mahasiswa yang kuliah di UNDAR, terdiri dari beberapa daerah, ada yang berasal dari kota Jombang dan juga dari luar kota Jombang di wilayah Jawa-Timur, Jawa-Tengah, dan Jawa-Barat. Disamping mahasiswa dari luar Jawa seperti Madura, Bali, Sumatra, Kalimantan, dan yang lain. Mayoritas mereka yang berasal dari luar Jombang adalah alumni pondok pesantren Darul ‘Ulum27 Rejoso Peterongan Jombang yang merupakan ibu kandung Universitas Darul ‘Ulum.28 Ada pula yang berdomisili di beberapa pondok pesantren besar lain di Jombang, seperti Pondok Tebuireng, Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Tambakberas, dan Pondok Pesantren Mamamba’ul Ma‘arif Denanyar. Dan ada pula yang tinggal di sekitar kampus UNDAR seperti di desa Mojongapit, desa Nglundo dan sekitarnya. Beberapa desa disekitarnya, mengaku dapat berkahnya UNDAR dengan banyaknya mahasiswa, mendapat penghasilan dari sewa kost serta banyaknya warung makan, miuman dan pertokoan yang tentu menambah inkam penduduk setempat cukup signifikan.

Keabsahan Kiai Musta‘in sebagai Rektor bertambah setelah pada 1977 beliau mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari Macau University Bangkok. Dilanjutkan pada tahun 1981, lawatan ke Timur-Tengah dilakukan kembali

27 Untuk mencari mahasiswa pada awal berdirinya UNDAR, Kiai Musta‘in membuat kebijakan yang sepektakuler yaitu dengan mengadakan kenaikan istimewa di seluruh tingkat mulai dari MI, SMP dan SMA. Artinya seluruh siswa dan siswi yang nilainya sangat baik bisa meloncat, dari kelas satu MI bisa langsung naik ke kelas tiga, dari kelas tiga langsung naik ke kelas lima dan begitu seterusnya . Dan yang kelas tiga Aliyah, SMA, bisa langsung masuk ke UNDAR. Langkah berani ini dilakukan semata-mata hanya untuk mengisi mahasiswa yang memang UNDAR belum banyak dikenal oleh masyarakat. Ibnu Taufiq, Faiqul Ihsan, dan Musta‘in Hasan, Wawancara, Jombang, 8 11-2017.

28 Jarak antara Pondok Pesantren Darul ‘Ulum dan kampus UNDAR diperkirakan 5 Km. Pada saat itu banyak mahasiswa yang membawa sepedah until (sepedah pancal), naik kendaraan umum, dan masih jarang yang membawa sepedah motor untuk menuju kampus. Mereka pada umumnya lebih memilih tinggal di pondok, agar bisa mengaji kitab kuning dan disamping juga biayanya lebih murah dibanding dengan kost di luar pondok. Mengingat mayoritas santri atau mahasiswa yang tinggal di pesantren pada saat itu, kemampuan ekonomi orang tuanya dari kalangan menengah ke bawah.

dengan hasil kerjasama antara Universitas Darul ‘Ulum dan Universitas Iraq (Iraq University) dalam bentuk tukar-menukar tenaga edukatif dan dengan Kuwait University dalam bentuk beasiswa studi (minhah dira>siyah).29

Pada tahun 1984 Kiai Musta’in mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk berkunjung ke Casablanca, Maroko, tepatnya pada bulan Januari 1984, yaitu mengikuti kunjungan kenegaraan bersama Wakil Presiden RI Umar Wirahadikusumah dan Menteri Luar Negeri RI, Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI). Kunjungan ini dilanjutkan ke Perancis dan Jerman Barat yang selanjutnya pada bulan Juli ditahun yang sama, Kiai Musta‘in mengikuti Konferensi antar Rektor se-dunia di Bangkok. Semua kunjungan dijalaninya dengan baik dan penuh tanggung jawab demi membawa missi bangsa dan meningkatkan mutu dan kuwalitas lembaga pendidikan yang diamanatkan kepadanya, yaitu Lembaga Pondok Pesantren Darul ‘Ulum, Jamiyyah Tarekat Qadiriyah dan Naqsyabandiyah, serta Universitas Darul ‘Ulum Jombang.