KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Kajian Teori
1. Mutu Pendidikan
1. Pengertian Mutu Pendidikan
Secara umum mutu adalah “Gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat.”13 B. Suryo Subroto, mendefinisikan bahwa mutu adalah “Makna derajat (tingkat) keunggulan suatu produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa”.14 Sedangkan Armai Arief, menyatakan bahwa mutu adalah “Usaha yang dilakukan oleh seseorang, lembaga (intansi) atau organisasi dalam upaya menyempurnakan suatu produk, agar produk itu bernilai fungsional dan efisien”.15 Jadi jelas bahwa mutu merupakan orientasi utama dari suatu produk, seberapa besar nilai suatu produk memenuhi kriteria, standar atau rujukan yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
Jika dipandang dalam konteks pendidikan bahwa mutu merupakan tersedianya sumberdaya pendidikan sebagai input, efektifnya manajemen sekolah sehingga kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik dan output yang dihasilkan bermutu memenuhi standar kulipikasi serta dapat dipertanggungjawabkan. Pengertian sederhananya input, proses dan output pendidikan harus baik.
Di bawah ini akan dijelaskan tentang ketiga faktor tersebut: 1) Input Pendidikan
13
Departemen Pendidikan Nasional, Inventarisasi dan Kajian Inovasi Pendidikan
(Jakarta: Balitbang Diknas, 2004), hlm. 5.
14
B. Suryo Subroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), Cet. 1, hlm. 210
15
Armai Arief, Reformulasi Pendidikan Islam, (Jakarta: CRSD PRESS, 2005), Cet. 1, hlm 22.
Input pendidikan yaitu “Segala sesuatu yang harus tersedia untuk berlangsungnya proses pendidikan atau pembelajaran dimaksud proses kegiatan belajar mengajar”.16 Suharsimi Arikunto mendefinisikan input pendidikan adalah “Calon siswa yang baru akan memasuki sekolah atau lembaga pendidikan”.17
Jadi input pendidikan adalah kumpulan sumberdaya pendidikan meliputi kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan karyawan, siswa, masyarakat, sarana prasarana kurikulum, metode, media, biaya, manajemen, lingkungan, peraturan perundang-undangan, deskripsi tugas, rencana, program, visi misi, tujuan dan sasaran-sasaran yang ingin dicapai sekolah atau lembaga pendidikan. 2) Proses Pendidikan
Yang dimaksud dengan proses pendidikan adalah “Kegiatan berusaha mengubah sesuatu menjadi sesuatu yang lain yang berpengaruh. Proses yang dimaksud adalah proses pengambilan keputusan pengelolaan lembaga, pengelolaan program, proses belajar mengajar, serta proses monitoring dan evaluasi”.18 Dimaksud di sini adalah proses kegiatan belajar mengajar yang menghasilkan lulusan berupa siswa atau peserta didik yang memiliki ilmu pengetahuan berupa prestasi belajar dan keterampilan hidup.
3) Output Pendidikan
Output pendidikan adalah “Hasil kinerja lembaga pendidikan (sekolah) berupa prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses belajar mengajar baik kemampuan akademik maupun non akademik yang dimiliki siswa”.19 Suharsimi Arikunto, mendefinisikan output pendidikan adalah “Siswa lulusan sekolah”.20 Lebih lanjut Armai Arief mengklasifikasikan output pendidikan meliputi kemampuan akademik
16
Arief, Reformulasi Pendidikan Islam…, hlm. 23.
17
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), Cet. IV Edisi Revisi, hlm. 4.
18
Arief, Reformulasi Pendidikan Islam..., hlm. 23.
19
Arief, Reformulasi Pendidikan Islam..., hlm. 24.
20
dan kemampuan non akademik. Kemampuan akademik berupa nilai hasil belajar yang diukur secara kuantitatif seperti nilai ulangan umum, UAS, UAN, karya ilmiah, dan lain-lain. Sedangkan kemampuan non akademik yaitu berupa keterampilan hidup (life skill).21 Departemen Pendidikan Nasional, menyebutkan prestasi non akademik meliputi “Keimanan dan ketakwaan kepada Than Yang Maha Esa, kejujuran, kesopanan, olahraga, kesenian, keterampilan, kejujuran, dan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler lainnya”.22
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis berpendapat bahwa mutu pendidikan adalah kegiatan pendidikan yang memenuhi standar kualifikasi baik standar input pendidikan, proses kegiatan belajar mengajar maupun proses output pendidikan yang terbentuk dalam kemampuan siswa baik kemampuan akademik berupa prestasi hasil belajar siswa dan kemampuan non akademik berupa keterampilan hidup siswa yang berhubungan dengan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang terbentuk dalam prilaku kepribadian siswa. 2. Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan
Strategi peningkatan mutu pendidikan merupakan hal yang sangat penting dilakukan agar rencana pencapaian tujuan sebuah program pendidikan berjalan dengan baik, terarah, terencana dan tepat sasaran. Dalam hal ini Lewis dan Smith, menyebutkan strategi dalam konteks organisasi adalah “Kerangka kerja yang menentukan pilihan, dasar, dan arah suatu organisasi dengan esensi menentukan suatu yang benar untuk dilakukan”.23 Dimaksud dari definisi di atas bahwa kita harus mencari dan menerapkan strategi yang tepat terhadap
21
Arief, Reformulasi Pendidikan Islam..., hlm. 24-25.
22
Departemen Pendidikan Nasional, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah , (Jakarta: Balitbang, 2001), hlm. 26.
23
Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan Konsep, Strategi, dan Aplikasi, (Jakarta : PT. Grsindo, 2002), hlm. 31.
permasalahan yang dihadapi dalam hal ini masalah-masalah pendidikan.
Strategi peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Armai Arief, mengatakan terdapat dua strategi dan tiga faktor dalam upaya peningkatan mutu pendidikan yaitu:
1. Peningkatan mutu pendidikan yang berorientasi terhadap kemampuan prestasi akademis untuk memberi dasar minimal yang harus ditempuh mencapai mutu pendidikan yang dipersyaratkan oleh tuntunan zaman dan kebutuhan masyarakat.
2. Peningkatan mutu yang berorientasi terhadap kemampuan prestasi non akademis, khususnya keterampilan hidup (life skill).24
Sedangkan faktor peningkatan mutu pendidikan dilakukan dengan cara yaitu:
1) Membentuk sistem pendidikan yang mantap 2) Kompetensi profesionalisme guru
3) Anggaran pendidikan yang memadai.25
Selain strategi di atas mutu pendidikan juga dapat ditingkatkan melalui berbagai cara yaitu:
1) Meningkatkan ukuran prestasi akademik melalui ujian nasional atau ujian daerah yang menyangkut kompetensi dan pengetahuan, memperbaiki tes bakat (Scholars tic Aptitude Tes), stratifikasi kompetensi dan profile portfolio (portfolio profile)
2) Membentuk kelompok sebaya untuk meningkatkan gairah pembelajaran melalui belajar secara kooperatif (cooperative learning)
3) Menciptakan kesempatan baru di sekolah dengan mengubah jam sekolah menjadi pusat belajar sepanjang hari dan tetap membuka sekolah pada jam-jam libur
4) Meningkatkan pemahaman dan penghargaan belajar melalui penguasaan materi (mastery learning), dan penghargaan atas pencapaian prestasi akademik.
5) Membantu siswa memperoleh pekerjaan dengan menawarkan kursus-kursus yang berkaitan dengan keterampilan memperoleh pekerjaan, bertindak sebagai sumber kontak informasi tenaga kerja,
24
Arief, Reformulasi Pendidikan Islm..., h. 24-25.
25
membimbing siswa menilai pekerjaan-pekerjaan, membimbing siswa membuat daftar riwayat hidupnya dan mengembangkan portfolio pencarian pekerjaan.26
Dengan demikian upaya dalam peningkatan mutu pendidikan salah satunya data dilakuakan dengan membentuk sistem pendidikan yang mantap yang memberikan layanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan siswa yang disesuaikan dengan potensi bakat dan minat yang dimiliki siswa, terlebih didasarkan pada tuntutan zaman, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan budaya sosial masyarakat. Selain itu dengan dibentuknya sistem pendidikan yang mantap, maka akan disediakannya berbagai kebutuhan sumber daya pendidikan dimulai guru profesional, dana yang cukup, manajemen yang baik dan lain sebagainya.
Strategi yang lain dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan menerapkan Total Quality Management (TQM), TQM dalam pendidikan merupakan filosofis perbaikan mutu secara terus menerus di mana lembaga pendidikan menyediakan seperangkat sarana atau alat untuk memenuhi bahkan melampaui kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan saat ini dan di masa mendatang.27 TQM juga bertujuan memberikan kepuasan terhadap kebutuhan pelanggan seefesien mungkin”.28
Lebih jelas Sallis, berpendapat bahwa (Total Quality Management) atau manajemen mutu terpadu berarti menjamin mutu dan standar dalam pendidikan, memberikan suatu filosofis sebagai suatu perangkat alat untuk meningkatkan kualitas dengan mengutamakan minat dan kebutuhan pelanggan”.29 Jelasnya manajemen mutu terpadu menyediakan sumber daya pendidikan dalam
26
Nurkolis, Manajemen Berbasis Sekolah Teori Model dan Aplikasi, (Jakarta: PT Grasindo, 2003), Cet. II, hlm. 78-79.
27
Nurkolis, Manajemen Berbasis Sekolah Teori Model dan Aplikasi..., hlm. 79.
28
Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan Konsep, Strategi, dan Aplikasi...,hlm. 23.
29
Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan Konsep, Strategi, dan Aplikasi..., hlm. 24.
rangka menciptakan mutu secara menyeluruh baik unsur input, proses maupun output dalam pendidikan secara terus menerus.
Selain penerapan (TQM), peningkatan mutu pendidikan dapat pula dilakukan dengan penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS) yang kini menggejala di seluruh pelosok dunia, terlebih di Indonesia. Manajemen berbasis sekolah merupakan manajemen yang tahu akan kebutuhan dan permasalahan yang terjadi di sekolah. Melalui MBS sekolah memiliki kewenangan dalam pengambilan keputusan yang terkait langsung dengan kebutuhan sekolah.30 Karena esensi manajemen berbasis sekolah adalah “Terletak pada otonomi dan pengambilan keputusan partisipasi untuk pencapaian sasaran mutu pendidikan/sekolah”.31
Dengan diterapkannya manajemen berbasis sekolah, lembaga pendidikan memiliki kewenangan lebih besar dalam pengelolaan lembaganya, pengambilan keputusan secara partisipatif dengan mengikutsertakan peran masyarakat sebesar-besarnya sehingga terbentuk lembaga pendidikan yang harmonis antara dukungan orang tua, masyarakat dan pemerintah secara berkesinambungan sesuai harapan bersama.
Dari berbagai strategi di atas, penulis menyimpulkan bahwa dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan berbagi strategi, tergantung masalah apa yang dihadapi dan seberapa besar kekuatan dan kemampuan organisasi lembaga pendidikan dalam menyelesaikan masalahnya.
Dengan mengacu pada strategi di atas misalnya manajemen berbasis sekolah lembaga pendidikan dapat menciptakan pelayanan program pendidikan sesuai kebutuhan siswa. Dalam hal ini penyelenggaraan program akselerasi (percepatan belajar) dapat
30
Departemen Pendidikan Nasional, Isu-Isu Pendidikan di Indonesia: Lima isu Pendidikan Triwulan Kedua, (Jakarta: Balitbang Diknas, 2004), hlm. 29.
31
Depdiknas, Isu-Isu Pendidikan di Indonesia: Lima isu Pendidikan Triwulan Kedua...,
dilaksanakan dengan baik dengan mengacu pada (MBS) memenuhi kebutuhan siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa sehingga potensi mereka dapat dioptimalkan dengan baik dimaksud meningkatkan prestasi belajar mereka yang merupakan bagian dari kebutuhan sekolah, berguna bagi dirinya, masyarakat dan negara. 3. Alat dan Teknik Peningkatan Mutu Pendidikan
Para pendidik seharusnya mempelajari bagaimana memilih dan menggunakan alat pendidikan agar dapat mencapai keberhasilan dalam melakukan perbaikan mutu siswa lulusan pendidikan di setiap lembaga pendidikan. Guru, tenaga kependidikan, dan pihak terkait seperti masyarakat dan pemerintah harus mampu menyiapkan berbagai alat dan teknik dalam dunia pendidikan dengan tepat sesuai dengan materi yang diajarkan atau sesuai dengan masalah yang dihadapi mengarah pada terpenuhinya kebutuhan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Alat diperlukan dalam mendukung proses belajar mengajar. Sedangkan teknik merupakan kemampuan atau keahlian dalam menggunakan atau mengoprasikan alat pembelajaran dalam mengenali dan menyelesaikan permasalahan secara kreatif, efektif dan efisien.
Memperoleh alat yang benar dan tepat merupakan langkah awal dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Menurut Franklin P. Schargel, menyatakan “Dengan menggunakan alat dan teknik perbaikan mutu akan dapat diketahui problem yang dihadapi dan akar penyebabnya sehingga dapat pula menolong penggunaannya untuk mengajukan solusi yang diinginkan”.32 Dalam hal perbaikan peningkatan mutu pendidikan ada beberapa alat yang dapat digunakan antara lain yaitu:
1. Gugah Pikiran (Brain Storming)
2. Jaringan Kerja Kemiripan (Affinity Network)
3. Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagram or Ishikawa)
32
Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan Konsep, Strategi, dan Aplikasi ..., hlm. 76.
4. Analisis Keadaan Lapangan (Force-Field Analysis) 5. Pendiagraman (Process Charting)
6. Diagram Arus (flowcharts) 7. Analisis Pareto (Pareto Analysis) 8. Pengukuran Kinerja (Benchmarking)
9. Pemetaan Arah Karier (Career Pat-Mapping).33
Lebih jelas alat-alat di atas akan dijelaskan di bawah ini:
Gugah Pikiran (Brain Storming), merupakan suatu alat yang digunakan dalam manajemen mutu terpadu untuk memancing dan menghimpun sejumlah gagasan tentang isu dan masalah tertentu.
Jaringan Kerja Kemiripan (Affinity Network), teknik ini digunakan untuk mengelompokkan sejumlah gagasan, pendapat atau bahan-bahan kajian menurut kemiripan dan keserupaannya.
Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagram or Ishikawa), Teknik ini menggambarkan atau memetakan hubungan antara factor-faktor yang diperkirakan berpengaruh terhadap suatu masalah atau hasil yang diinginkan.
Analisis Keadaan Lapangan (Force-Field Analysis), suatu alat untuk mengidentifikasi dan mendiskusikan dua jenis kekuatan, yaitu kekuatan yang mendorong dan menghambat bagi terwujudnya suatu perubahan yang diinginkan.
Pendiagraman (Process Charting), teknik ini digunakan untuk mengetahui komponen-komponen yang terlibat dalam suatu proses, terutama untuk mengetahui siapa yang menjadi pelanggan dalam proses tersebut.
Diagram Arus (flowcharts), Suatu teknik yang digunakan untuk menggambarkan langkah-langkah suatu proses kerja yang berurutan. Teknik ini digunakan apabila dipandang perlu memahami dan memperbaiki suatu proses kerja ataupun terciptanya pemahaman yang sama tentang bagaimana suatu pekerjaan harus dilaksanakan.
33
Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan Konsep, Strategi, dan Aplikasi..., hlm. 77-80.
Analisis Pareto (Pareto Analysis), suatu alat berbentuk grafik yang memperlihatkan distribusi dan frekuensi kejadian dari masalah yang diteliti. Alat ini digunakan apabila kita ingin mencari solusi dari suatu masalah yang paling mendesak dan sedang dihadapi tim atau lembaga.
Pengukuran Kinerja (Benchmarking), alat ini digunakan untuk membandingkan kinerja lembaga kita sendiri dengan kinerja lembaga lain dalam rangka mengetahui kinerja yang baku. Alat ini digunakan untuk mewujudkan keunggulan kompetitif.
Pemetaan Arah Karier (Career Pat-Mapping), alat ini digunakan untuk mengidentifikasi tahapan-tahapan penting ataupun kendala-kendala yang cukup potensial dalam perjalanan karir seseorang pelajar atau mahasiswa.
Perlu diperhatikan bahwa penggunaan alat dan teknik di atas harus disesuaikan dengan masalah-masalah atau objek yang dihadapi yang akan diselesaikan. Selain alat dan teknik di atas, peningkatan mutu pendidikan dapat pula dilakukan dengan langkah-langkah yang diarahkan pada perbaikan kegiatan belajar mengajar di sekolah yang didukung oleh tenaga kependidikan yang kompeten dan profesional, sarana dan prasarana yang memenuhi standar, serta iklim dan suasana lingkungan sekolah yang kondusif.
Upaya dalam peningkatan mutu pendidikan tersebut dilakukan melalui langkah sebagai berikut:
1) Pembenahan kurikulum pendidikan yang dapat memberikan kemampuan dan keterampilan dasar minimal, menerapkan konsep belajar tuntas, membangkitkan sikap kreatif, inovatif, demokratis dan mandiri bagi para siswa.
2) Peningkatan kualifikasi, kompetensi dan profesionalisme tenaga kependidikan melalui lembaga dilkat.
3) Penetapan standar kelengkapan dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan.
4) Pelaksanaan program peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah
5) Penciptaan iklim dan suasana kompetitif, kooperatif, dan kondusif.34
Jika mengacu pada alat dan teknik di atas dan menghubungkan dengan program akselerasi, maka kita menggunakan alat dan teknik “gugah pikiran” mengoptimalkan potensi siswa istimewa dengan baik yang merupakan aset bangsa dengan membuka program akselerasi. Alat dan teknik peningkatan mutu jika tersedia secara memadai dan tepat dalam penggunaannya maka pencapaian keberhasilan mutu akan tercapai. Mutu dimaksud adalah tersedianya seluruh sumber daya pendidikan, baiknya manajemen sekolah dan bermutu lulusan yang dihasilkan, yang tidak terlepas dari proses infut, proses pembelajaran dan proses output yang menghasilkan siswa berprestasi.