• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Kajian Teori

2. Program Akselerasi

a. Pengertian Program Akselerasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia program ialah “Rancangan rencana kegiatan mengenai asas-asas, serta usaha-usaha yang akan dijalankan”.35 Pengertian tersebut sudah terlihat adanya unsur-unsur pengelolaan atau manajemen dalam suatu program yang merupakan serangkaian kegiatan dalam bentuk program yang dilaksanakan secara bertahap dengan menyusun terlebih dahulu suatu rancangan rencana, asas-asas dan usaha-usaha untuk dimplementasikan di lapangan.

Akselerasi diambil dari kata bahasa Inggris yaitu “Accelerated” bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia berarti yang dipercepat”.36 Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

34

Indra Djati Sidi, Menuju Masyarakat Belajar: Menggagas Paradigma Baru Pendidikan, (Jakarta: Paramadina & PT. Legoso Wacana Ilmu, 2001), Cet. I, hlm. 74-75.

35

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. II, Edisi Ke-3, hlm. 897.

36

John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia, 1996s), Cet. XXII, hlm. 5.

Akselerasi diartikan “Proses mempercepat”.37 Akselerasi dapat dilakukan jika adanya suatu objek, dalam hal ini objeknya adalah belajar, yaitu menjadi percepatan belajar Accelerated Learning. “Accelerated Learning” adalah “Cara belajar yang alamiah. Akarnya telah tertanam semenjak zaman kuno”.38 Ini berarti model pembelajaran akselerasi dilakukan secara alamiah sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan anak, dan pembelajaran akselerasi learning sudah dilakukan sejak zaman dahulu sebagai suatu gerakan modern yang mendobrak metodologi pembelajaran dan pelatihan yang dikemas dalam sebuah program pendidikan.

Ketika kata ini digunakan dalam dunia kependidikan maka dikenal dengan istilah program akselerasi. Program ini sendiri ditujukan kepada peserta didik yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, program akselerasi diartikan “Seperangkat kegiatan kependidikan yang diatur sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan oleh anak didik dalam waktu yang lebih singkat dari biasanya”.39 Program ini berisikan seperangkat kegiatan kependidikan yang telah dirancang khusus untuk peserta didik yang memiliki kemampuan dan kecerdasan tinggi dibandingkan dengan siswa lainnya, sehingga proses pembelajaran dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih cepat.

Depdiknas mendefinisikan bahwa program akselerasi adalah “Program layanan belajar diperuntukan bagi siswa yang diidentifikasikan memiliki ciri-ciri keberbakatan intelektual dan program ini dirancang khusus untuk dapat menyelesaikan program belajar lebih cepat dari waktu yang telah ditetapkan”.40

37

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia…, hlm. 22.

38

Dave Meier, The Accelerated Learning Hand Book: Panduan Kreatif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan, (Bandung : Kaifa, 2003), Cet. III, hlm. 49.

39

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia..., hlm. 897.

40

Jadi jelas bahwa program pembelajaran akselerasi berisikan seperangkat kegiatan pelayanan pendidikan yang dirancang khusus dan diperuntukan bagi siswa yang memiliki keberbakatan istimewa dengan kecerdasan dan kemampuan serta bakat dan minat luar biasa dibandingkan dengan siswa lain (siswa biasa), sehingga kegiatan belajar mengajar dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih cepat dan singkat.

Karena program ini diberikan kepada siswa yang memiliki potensi kecerdasan tinggi, dan bakat istimewa, maka pihak sekolah (guru/tenaga kependidikan) harus mengetahui, mengamati dan menseleksi ciri dari siswa tersebut, hal ini dilakukan agar penyelenggaraan program akselerasi diberikan tepat sasaran kepada siswa yang benar-benar memiliki potensi kecerdasan tinggi dan bakat istimewa.

Menurut Renzulli, Reis, dan Smith, menjelaskan bahwa “Keberbakatan menunjukan pada adanya keterkaitan antara tiga kelompok ciri (cluster) yaitu kemampuan umum, kreativitas, dan tanggung jawab terhadap tugas (task commitment) di atas rata-rata”.41

Dengan menggunakan konsep keberbakatan dari Renzulli, Reis dan Smith, di atas dengan disesuaikan dengan kondisi yang ingin dikembangkan oleh pihak sekolah maka definisi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan tinggi dan bakat istimewa dalam program akselerasi adalah:

Mereka yang oleh psikolog dan/atau guru diidentifikasi sebagai peserta didik yang telah mencapai prestasi memuaskan, dan memiliki kemampuan intelektual umum yang berfungsi pada taraf cerdas, kreativitas yang memadai, dan keterikatan terhadap tugas yang tergolong baik”.42

41

Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar SD, SMP, dan SMA: Satu Model Pelayanan Pendidikan Bagi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa, (Jakarta: Balibang Diknas, 2003), hlm. 14.

42

Depdiknas, Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belaja SD, SMP, dan SMA: Satu Model Pelayanan Pendidikan Bagi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa…, hlm. 14.

Sedangkan U.S Office of Education, sebagaimana dikutip Utami Munandar, mendefinisikan bahwa siswa istimewa dan berbakat adalah:

Mereka yang oleh orang-orang profesional diidentifikasi sebagai anak yang mampu mencapai prestasi yang tinggi karena mempunyai kemampuan-kemampuan yang unggul, anak-anak tersebut memerlukan program pendidikan yang berdiferensiasi dan/atau pelayanan di luar jangkauan program sekolah biasa, agar dapat merealisasikan sumbangan mereka terhadap masyarakat maupun untuk pengembangan diri sendiri. Kemampuan-kemampuan tersebut baik secara potensial maupun yang telah nyata, meliputi kemampuan intelektual umum, kemampuan akademik khusus, kemampuan berfikir kreatif-produktif, kemampuan memimpin, kemampuan dalam salah satu bidang seni, dan kemampuan psikomotor (seperti olah raga).43

Untuk mendapatkan peserta didik yang tergolong berbakat seperti yang disebutkan dalam definisi di atas, Departemen Pendidikan Nasional, menyebutkan 14 ciri-ciri keberbakatan yang telah memiliki korelasi yang signifikan dengan kemampuan umum, kreativitas dan tanggung jawab terhadap tugas yaitu:

1) Lancar berbahasa (mampu mengutarakan pemikirannya).

2) Memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap ilmu pengetahuan. 3) Memiliki kemampuan yang tinggi dalam berpikir logis dan kritis. 4) Mau belajar/bekerja secara mandiri.

5) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).

6) Mempunyai tujuan yang jelas dalam tiap kegiatan atau perbuatannya.

7) Cermat atau teliti dalam mengamati.

8) Memiliki kemampuan memikirkan beberapa macam pemecahan masalah.

9) Mempunyai minat luas.

10)Mempunyai daya imajinasi yang tinggi. 11)Belajar dengan mudah dan cepat.

12)Mampu mengemukakan dan mempertahankan pendapat. 13)Mampu berkonsentrasi.

43

Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak berbakat, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), Cet. II, hlm. 23.

14)Tidak memerlukan dorongan (motivasi) dari luar.44

Selain Depdiknas, Balitbanmg Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, sebagaimana dikutif Rahmi Nurrahmah, secara rinci mengidentifikasi ciri-ciri siswa berpotensi tinggi dan berbakat istimewa yaitu:

1) Memiliki cirri-ciri belajar, antara lain; mudah menangkap pelajaran, mempunyai ingatan yang baik, perbendaharaan kata yang luas, penalaran tajam, berfikir kritis, logis, sering membaca buku bermutu, dan mempunyai rasa ingin tahu yang bersifat intelektual.

2) Memiliki cirri-ciri tanggung jawab terhadap tugas, antara lain; tekun terhadap tugas, ulet menghadapi kesulitan, mampu bekerja sendiri, tanpa bantuan orang lain, ingin berprestasi sebaik mungkin, senang dan rajin belajar, penuh semangat, dan bosan dengan tugas-tugas yang rutin.

3) Memiliki kreativitas, antara lain; bersifat ingin tahu, sering mengajukan pertanyaan yang baik, memberikan banyak gagasan dan usulan-usulan terhadap suatu masalah, mampu menyatakan pendapat secara spontan tanpa malu-malu, tidak mudah terpengaruh pendapat orang lain, dan mampu mengajukan gagasan pendapat yang berbeda dengan orang lain.

4) Memiliki cirri-ciri kepribadian, antara lain; disenangi oleh teman sekolah, dipilih menjadi pimpinan, dapat bekerja sama, dapat mempengaruhi teman-teman, banyak mempunyai inisiatif, dan percaya pada diri sendiri.45

Siswa berpotensi tingi dan berbakat istimewa merupakan aset pembangunan nasional yang luar biasa, untuk itu diperlukan kesadaran akan pentingnya pembinaan dan pengembangan siswa yang memiliki kemampuan, kecerdasan tinggi, dan bakat istimewa secara optimal melalui pelayanan pendidikan program akselerasi. Karena pada dasarnya tujuan program akselerasi diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan siswa yang memiliki potensi akademik dan bakat istimewa yang merupakan bagian dari kebutuhan sekolah. Sebaliknya jika siswa

44

Depdiknas, Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar SD, SMP, dan SMA: Satu Model Pelayanan Pendidikan Bagi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa...,hlm. 15.

45

Rahmi Nurahmah, Metodologi Pembelajaran Pada Program Akselerasi di SLTP Islam Al-Azhar 1 Kebayoran Baru Jakarta Selatan, (Jakarta: Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta, 2005), hlm. 14-15.

tersebut mendapatkan pelayanan pendidikan yang tidak sesuai dengan potensi tingkat kecerdasan, kemampuan, dan bakat serta minat yang dimilikinya, maka mereka tidak dapat mengoptimalkan potensinya dengan baik, atau bahkan mereka bias menjadi anak yang bermasalah (mengalami kesulitan belajar) lebih dari itu mereka dapat menggangu teman-teman dalam kegiatan belajar mengajar.

Persoalan yang perlu dipecahkan dalam kaitannya dengan upaya peningkatan mutu pendidikan bagi siswa berpotensi tinggi dan bakat istimewa adalah perlunya diciptakan sekolah unggulan, yang didalamnya terdapat berbagai program pelayanan pendidikian sesuai dengan potensi kecerdasan, bakat, minat serta kebutuhan siswa, sehigga potensi merka dapat dipotimalkan dengan baik.

Syaripudin, mendefinisikan sekolah unggulan adalah “Sekolah yang efektif (mampu mencapai tujuan) dan efisien (menggunakan sumberdaya dengan hemat) untuk mencapai tujuan dengan menjanjikan lulusan yang terbaik, dalam keunggulannya secara kompetitif dan komparatif”.46 Lebih jelas, Departemen Pendidikan nasional mendefinisikan bahwa sekolah unggulan pada hakikatnya adalah “Sekolah yang membekali proses belajar mengajar yang bermutu kepada siswa dengan kurikulum yang bermutu pula”.47

Lebih lanjut Depdiknas, menyebutkan dimensi-dimensi sekolah unggulan yaitu:

2. Masukan (input, intake) berupa siswa yang diseleksi secara ketat dengan mengunakan kriteria tertentu dan prosedur yang dapat dipertanggungjawabkan.

3. Sarana dan prasarana yang menunjang guna memenuhi kebutuhan belajar siswa seta dapat menyalurkan minat dan bakat, baik dalam kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler.

4. Lingkungan belajar yang kondusif untuk terwujud dan berkembangnya potensi keunggulan menjadi keunggulan yang nyata, baik lingkungan dalam arti fisik maupun sosial-psikologi.

46

Syaripudin, Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan Konsep, Strategi, dan Aplikasi..., hlm. 95.

47

Departemen Pendidikan Nasional, Isu-isu Pendidikan di Indonesia: Enam Isu Pendidikan Triwulan Ketiga, (Jakarta: Balitbang Diknas, 2004), hlm. 102.

5. Guru dan tenaga kependidikan yang menanganinya harus guru/tenaga kependidikan yang terpilih mutunya, baik dari segi penguasaan mata pelajaran, penguasaan metode mengajar, maupun komitmen dalam menjalankan tugas.

6. Kurikulum yang diperkaya.

7. Rentang waktu belajar di sekolah lebih panjang/lebih lama dibandingkan dengan sekolah lain.

8. Proses belajar mengajar yang berkualitas dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan(accountable) kepada siswa, lembaga dan masyarakat.

9. Nilai lebih (plus) dari sekolah unggul terletak pada perlakuan tambahan di luar kurikulum nasional melalui pengembangan materi kurikulum, program pengayaan dan perluasan serta percepatan, pengajaran remedial, pelayanan bimbingan dan penyuluhan/konseling yang berkualitas, pembinaan kreativitas, dan disiplin, sistem asrama dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya.

10.Pembinaan kemampuan kepemimpinannya (leadership) yang menyatu dalam keseluruhan sistem pembinaan siswa dan melalui praktek langsung dalam kehidupan sehari-hari, bukan sebagai materi pelajaran.

11.Sekolah unggulan merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional.

12.Sekolah unggul diproyeksikan untuk menjadi pusat keunggulan (agent of excellence) bagi sekolah di sekitarnya.48

Dengan demikian siswa yang diperkenankan belajar pada program unggulan harus memiliki kriteria tertentu seperti prestasi belajar siswa yang superior berupa angka laport, nilai ujian nasional (UN), dan hasil tes prestasi akademik lainnya, skor psiko-tes yang meliputi intelegensi dan kreativitas, tes fisik dengan baik (keterangan sehat dari dokter). Selain itu perlu diberikan pula insentif tambahan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya baik berupa uang maupun fasilitas lainnya. Kurikulum yang digunakan harus berpegang pada kurikulum nasional yang standar dan sekolah perlu mengimprovisasi kurikulum secara maksimal sesuai dengan tuntutan kecepatan dan motivasi belajar siswa lebih tinggi dibandingkan dengan siswa seusianya. Selain itu sekolah perlu menyediakan sarana dan prasarana

48

Depdiknas, Isu-isu Pendidikan: Enam Isu Pendidikan Triwulan Ketiga..., hlm. 103-104.

penunjang seperti perpustakaan, labolatorium IPA, Bahasa, komputer, kebutuhan olagraga, kebutuhan kesenian berbagai peralatan praktek dan lain sebagainya.

Dengan mengacu pada sekolah unggulan yang dijelaskan di atas. Salah satu bentuk program yang dapat menampung siswa berpotensi tinggi dan berbakat istimewa adalah program percepatan belajar (program akselerasi), dimana program tersebut hanya diberikan kepada siswa yang memiliki potensi kecerdasan tinggi dan bakat istimewa. Hal ini dilakukan tidak lain dalam rangkaka mengoptimalkan potensi siswa, meningkatkan hasil prestasi belajar, baik prestasi akademik berupa nilai hasil belajar, maupun prestasi non akademik berupa keterampilan hidup.

b. Bentuk Program Akselerasi

Berbagai literatur menyebutkan bahwa program pendidikan yang banyak diselenggarakan bagi anak yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa adalah:49

1) Program Pengayaan (Enrichment), yaitu pemberian pelayanan pendidikan sesuai potensi kecerdasan dan bakat istimewa yang dimiliki siswa, dengan menyediakan kesempatan dan fasilitas belajar tambahan yang bersifat perluasan/pendalaman. Program ini cocok untuk siswa yang bertipe (enriched learner).

2) Program Percepatan (Acceleration), yaitu pemberian pelayanan pendidikan sesuai potensi kecerdasan dan bakat istimewa yang dimiliki oleh siswa dengan memberi kesempatan kepada mereka untuk dapat menyelesaikan program reguler dalam jangka waktu yang lebih singkat di banding teman-temannya. Program ini cocok bagi siswa yang bertipe (accelerated learner).

49

Depdiknas, Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar SD, SMP, dan SMA : Satu Model Pelayanan Pendidikan Bagi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa…, hlm. 27.

Sedangkan variasi bentuk program akselerasi dapat dibedakan sebagai berikut:50

a) Kelas Reguler

Di mana siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa tetap berada dengan siswa-siswa lainnya di kelas regular (model Inklusif); bentuk penyelenggaraan pada kelas regular dapat dilakukan dengan model sebagai berikut:

(1) Kelas reguler kelompok (cluster)

Siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa belajar bersama siswa lain (normal) di kelas regular dalam kelompok khusus.

(2) Kelas reguler (pull out)

Siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa belajar bersama siswa lain di kelas reguler namun dalam waktu-waktu tertentu ditarik dari kelas regular ke ruang sumber (ruang khusus) untuk belajar mandiri, belajar kelompok dan/atau belajar dengan guru pembimbing khusus.

b) Kelas Khusus

Di mana siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa belajar dalam kelas khusus.

c) Sekolah Khusus

Di mana semua siswa yang belajar di sekolah ini adalah siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

c. Waktu Tempuh Belajar Program Akselerasi

Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan program akselerasi bagi siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa lebih cepat dibandingkan dengan siswa regular yaitu:

50

Depdiknas, Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar SD, SMP, dan SMA : Satu Model Pelayanan Pendidikan Bagi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa…, hlm. 27.

Pada satuan pendidikan Sekolah Dasar (SD), dari 6 (enam) tahun dapat dipercepat menjadi 5 (lima) tahun. Sedangkan pada satuan pendidikan Sekolah Menengah pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) masing-masing dari 3 (tiga) tahun dapat dipercepat menjadi 2 (dua) tahun.51

d. Standar Kualifikasi Siswa Program Akselerasi

Standar kualifikasi yang diharapkan dapat dihasilkan melalui program akselerasi adalah peserta didik yang memiliki kualifikasi sebagai berikut:

1) Kualifikasi perilaku kognitif meliputi; daya tangkap cepat, mudah dan cepat memecahkan masalah, dan kritis.

2) Kualifikasi prilaku kreatif meliputi; rasa ingin tahu, imajinatif, tertantang, berani ambil resiko.

3) Kualifikasi perilaku keterikatan terhadap tugas meliputi: tekun, bertanggung jawab, disiplin, kerja keras, keteguhan, dan daya juang.

4) Kualifikasi perilaku kecerdasan emosi meliputi; pemahaman diri sendiri, pemahaman diri orang lain, pengendalian diri, penyesuaian diri, harkat diri, dan berbudi pekerti.

5) Kualifikasi prilaku kecerdasan spiritual meliputi; pemahaman apa yang harus dilakukan peserta didik untuk mencapai kebahagiaan bagi diri sendiri dan orang lain. 52

Dari penjelasan di atas, jelas program akselerasi diberikan pada siswa yang memiliki potensi kecerdasan tinggi dan bakat istimewa sesuai kualifikasi yang dimiliki siswa dengan memberikan kesempatan belajar dalam kelas khusus/program khusus untuk dapat menyelesaikan program regular dalam jangka waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan teman-temannya. Arti sederhananya adalah tidak semua siswa dapat belajar pada program akselerasi.

e. Tujuan Program Akselerasi

51

Depdiknas, Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar SD, SMP, dan SMA : Satu Model Pelayanan Pendidikan Bagi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa…, hlm. 30.

52

Depdiknas, Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar SD, SMP, dan SMA : Satu Model Pelayanan Pendidikan Bagi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa…, hlm. 30-31.

Departemen Pendidikan Nasional, menetapkan dua tujuan yang mendasari diselenggarakannya program akselerasi bagi siswa berpotensi tinggi dan berbakat istimewa, sebagaimana yang disebutkan dalam buku pedoman penyelenggaraan akselerasi yaitu:

1) Tujuan Umum :

a) Memenuhi kebutuhan peserta didik yang memiliki karakteristik spesifik dari segi perkembangan kognitif dan afektifnya.

b) Memenuhi hak asasi peserta didik sesuai dengan kebutuhan pendidikan bagi dirinya sendiri.

c) Memenuhi minat intelektual dan perspektif masa depan peserta didik

d) Memenuhi kebutuhan aktualisasi peserta didik.

e) Menimbang peran peserta didik sebagai aset masyarakat dan kebutuhan masyarakat untuk pengisian peran.

f) Menyiapkan peserta didik sebagai pimpinan masa depan. 2) Tujuan Khusus

a) Memberi penghargaan untuk dapat menyelesaikan program pendidikan secara lebih cepat sesuai dengan potensinya

b) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pembelajaran peserta didik.

c) Mencegah rasa bosan terhadap iklim kelas yang kurang mendukung berkembangnya potensi keunggulan peserta didik secara optimal.

d) Memacu mutu siswa untuk meningkatkan kecerdasan spiritual, intelektual dan emosional secara berimbang.53

Selain tujuan di atas Dave Meier, menjelaskan tujuan belajar program akselerasi adalah ”Menggugah sepenuhnya kemampuan belajar para pelajar membuat belajar menyenangkan dan memuaskan bagi mereka, dan memberikan sumbangan sepenuhnya pada kebahagiaan, kecerdasan, keberhasilan mereka sebagai manusia”.54

Dari beberapa tujuan di atas, penulis berpendapat bahwa tujuan diselenggarakannya program akselerasi adalah untuk memberikan pelayanan pendidikan dalam rangka memenuhi kebutuhan siswa yang

53

Depdiknas, Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar SD, SMP, dan SMA : Satu Model Pelayanan Pendidikan Bagi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa…, hlm. 5-6.

54

Meier, The Accelerated Learning Hand Book: Panduan Kreatif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan…, hlm. 37.

berpotensi tinggi dan berbakat istimewa, sehingga siswa tersebut dapat mengoptimalkan potensi yang dimilikinya secara maksimal yang mengarah pada pencapaian peningkatan mutu pendidikan, dalam arti peningkatan prestasi belajar siswa baik prestasi akademik maupun non akademik.

f. Aspek Filosofis Program Akselerasi

Penyelenggaraan pendidikan program akselerasi bagi siswa yang memiliki potensi kecerdasan, kemampuan tinggi, dan bakat istimewa didasari filosofis oleh berbagai faktor yaitu:

1) Hakikat Manusia

2) Hakikat Pembangunan Nasional 3) Tujuan Pendidikan

4) Usaha Pencapaian Tujuan Pendidikan55

Penjelasan masing-masing filosofis di atas akan dijelaskan sebagai berikut:

Hakikat Manusia, manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa telah dilengkapi dengan berbagai potensi dan kemampuan yang merupakan anugrah yang semestinya dimanfaatkan dan dikembangkan, jangan sampai disia-siakan. Dalam hal ini peserta didik yang potensi kecerdasan dan bakat istimewa juga mempunyai kebutuhan akan keberadaan (eksistensinya), mereka membutuhkan pelayanan pendidikan khusus yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Usaha untuk mewujudkan anugrah potensi tersebut secara penuh merupakan konsekuensi dari amanah Tuhan Yang Maha Kuasa.

Hakikat Pembangunan Nasional, dalam pembangunan nasional, manusia merupakan sentral, yaitu sebagai subyek pembangunan. Untuk dapat memainkan perannya sebagai subyek, maka manusia

55

Depdiknas, Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar SD, SMP, dan SMA : Satu Model Pelayanan Pendidikan Bagi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa…, hlm. 20-24.

Indonesia dikembangkan untuk menjadi manusia yang utuh, yang berkembang segenap dimensi potensinya secara wajar, sebagaimana mestinya. Pelayanan pendidikan yang kurang memperhatikan potensi anak, bukan saja akan merugikan anak itu sendiri, melainkan akan membawa kerugian yang lebih besar bagi perkembangan pendidikan dan percepatan pembangunan di Indonesia.

Tujuan Pendidikan, pendidikan nasional berusaha menciptakan keseimbangan antara pemerataan kesempatan dan keadilan. Pemerataan kesempatan berarti membuka kesempatan seluas-luasnya kepada semua peserta didik dari semua lapisan masyarakat untuk mendapat pendidikan tanpa dihambat perbedaan jenis kelamin, suku bangsa, dan agama. Akan tetapi, memberikan kesempatan yang sama pada akhirnya akan dibatasi oleh kondisi objektif peserta didik, yaitu kepastian untuk dikembangkan. Untuk mencapai keunggulan dalam pendidikan, maka diperlukan intensi yaitu memberikan perlakuan yang sesuai dengan kondisi objektif peserta didik, perlakuan yang didasarkan pada minat, bakat, dan kemampuan serta kecerdasan peserta didik, kalau tidak demikian maka yang ada adalah pendidikan ketidakadilan.

Usaha Pencapaian Tujuan Pendidikan, dalam upaya pengembangan kemampuan peserta didik, pendidikan berpegang kepada asas keseimbangan dan keselarasan, yaitu keseimbangan antara kreativitas dan disiplin, keseimbangan antara persaingan (kompetisi) dan kerja sama (kooperatif), keseimbangan antara pengembangan kemampuan berpikir holistik dengan kemampuan berpikir atomistik, dan keseimbangan antara tuntunan dan prakarsa.

Dari penjelasan di atas, jelas bahwa program akselerasi didasarkan pada pendidikan keadilan, yaitu memberikan pelayanan pengalaman belajar sesuai dengan potensi kecerdasan, kemampuan, dan bakat minat yang dimiliki setiap manusia sebagai anugrah Tuhan untuk dimanfaatkan sebaik mungkin agar potensi tersebut berguna bagi

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (pembangunan nasional dalam memajukan pendidikan.

g. Aspek Psikologis Program Akselerasi

Secara psikologis anak berbakat diidentikan dengan istilah anak yang memiliki kecerdasan, kemampuan dan bakat istimewa. Berkenaan dengan hal itu, maka teori-teori program percepatan ini mengacu pada teori tentang anak berbakat.

Anak berbakat memiliki potensi kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual, sedangkan bakat tidak hanya terbatas pada kemampuan intelektual, namun berhubungan juga dengan beberapa jenis seperti kecerdasan linguistik, kecerdasan musikal, spasial, kecerdasan logikal-matematikal, kecerdasan kinestik, kecerdasan intrapersonal,

Dokumen terkait