• Tidak ada hasil yang ditemukan

Net Income & Comprehensive Income

Dalam dokumen AR SAMINDO 2013 FINAL (Halaman 80-84)

2012 2013 PerubahanChange PertumbuhanGrowth

Laba Usaha

Operating Income 168.082 277.752 109.671 65,2%

Laba (Rugi) Lainnya

Other Income (Loss) (8.324) (43.143) (34.819) 418,3%

Laba Sebelum Pajak

Income Before Taxes 159.758 234.609 74.852 46,9%

2012 2013 PerubahanChange PertumbuhanGrowth

Laba sebelum Restrukturisasi

Income before Restructuring 177.799 173.784 55.985 47,5%

Penyesuaian dari Restrukturisasi

Adjustment from Restructuring (81.649) - 81.649 100%

Laba Bersih

Net Income 36.150 173.784 137.634 380,7%

Kepentingan Non Pengendali

Non Controling Interest 267 329 62 23,0%

Laba Komprehensif

Comprehensive Income 36.150 173.784 137.634 380,7%

terjadi peningkatan jumlah tenaga kerja tetapi beban gaji pegawai Perseroan mengalami penurunan sebesar 3,8%. Hal ini dikarenakan banyaknya karyawan kontrak yang dijadikan karyawan tetap oleh Perseroan dan sebagian karyawan yang dijadikan karyawan tetap tersebut alokasi gajinya dimasukkan ke dalam beban pokok pendapatan Perseroan karena berhubungan langsung dengan kegiatan operasi.

and an increase in the number of employees, the Company paid 3.8% less labor cost in 2013. This was due to the transition of a number of third party employees into permanent employees of the Company, and for some of these permanent employees, the wage was allocated into the Company’s cost of revenue as it is directly related to its operational activities.

1. Perseroan menerapkan PSAK No. 38 (Revisi 2004), “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. Dalam metode tersebut penyatuan kepemilikan, laporan keuangan perusahaan yang direstrukturisasi disajikan seolah-olah entitas pengakuisisi atau yang dilepas telah disatukan atau dilepaskan pada saat awal periode laporan keuangan terakhir disajikan atau ketika transaksi yang mendasari restrukturisasi tersebut menjadi bagian dari grup. Berdasarkan metode tersebut laba bersih anak perusahaan yang diakui hanya laba bersih pada periode Desember 2012, sedangkan dari periode Januari sampai dengan November 2012 tidak diakui. Jika dibandingkan dengan memasukkan laba bersih Perseroan periode Januari sampai dengan November 2012 maka pertumbuhan laba bersih Perseroan sebesar 47,5%.

2. Secara operasional aktifitas Perseroan mengalami peningkatan, peningkatan aktifitas tersebut mendorong peningkatan laba bersih Perseroan.

3. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, penurunan nilai tukar mata uang memberikan pengaruh terhadap kinerja keuangan Perseroan.

1. The Company implemented the PSAK No. 38 (Revised 2004), “Accounting for the Restructuring of Entities under a Single Controlling Entity”. In this method of consolidating ownership, the financial statements of the restructured entities are presented as if the acquiring entity or the divested entity were combined or divested at the beginning of the period of the latest financial report being presented, or when the transaction underlying such restructuring became recorded as part of the group. Based on this method, the net income of subsidiaries that was recognized was the net income in December 2012, while the net income for the period of January to November 2012 was not recognized. If the net income for the entire year of 2012 were included, the growth in the Company’s net income in 2012 was 47,5%.

2. In operational terms, the Company’s activities were increased, which resulted in the increase of the net income.

3. As described in earlier sections, the decrease in the exchange rate of the rupiah brought a positive effect on the Company’s financial performance.

Aset

Asset

2012 2013 Perubahan Change Pertumbuhan Growth Aset Assets 1.292.581 1.815.818 523.237 40,5% Aset Lancar: Current Asset 605.026 910.680 305.654 50,5%

Kas & Setara Kas

Cash & Cash Equivalent 80.699 113.414 32.715 40,5%

Piutang Usaha Account Receivable 162.285 237.755 75.470 46,5% Piutang Lainnya Other Receivable 2.413 5197 2.784 115,4% Persediaan Inventories 199.594 240.081 40.487 20,3% Uang Muka Advanced 28.350 65.009 36.659 129,3%

Pajak Dibayar di Muka

Prepaid Taxes 127.509 235.730 108.220 84,9%

Lainnya

Others 4.176 13.494 9.318 223,1%

Aset Tidak Lancar:

Non Current Asset 687.555 905.138 217.583 31,6%

PPE PPE 684.041 897.650 213.610 31,2% Investasi Invesment - 2.969 2.969 100,0% Lainnya Others 3.515 4.519 1.004 28,6%

Total aset Perseroan tumbuh cukup signifikan pada 2013 yaitu sebesar 40,5% dari Rp 1,2 triliun pada 2012 menjadi Rp 1,8 triliun pada 2013. Dari sisi non operasional kenaikan ini merupakan imbas dari menguatnya dolar. Sedangkan dari sisi operasional ada beberapa poin yang mendorong pertumbuhan aset Perseroan.

1. Pertumbuhan aset Perseroan didorong oleh pertumbuhan aset lancar sebesar 50,5%. Pertumbuhan ini merupakan imbas dari peningkatan pada sejumlah akun.

∫ Piutang meningkat sebesar 46,5% sejalan dengan peningkatan aktifitas terutama untuk jasa produksi batubara.

∫ Persediaan meningkat sebersar 20,3%, terutama didorong oleh peningkatan persediaan di SIMS sebesar Rp 26 miliar. Peningkatan tersebut adalah imbas dari peningkatan aktifitas dan penggantian kerusakan yang terjadi pada beberapa unit dump truck. Banyaknya kerusakan

dump truck membuat SIMS memutuskan

untuk meningkatkan persediaan suku cadang. Selain itu SIMS juga melakukan penambahan peralatan sehingga jumlah persediaan spare part mengalami penambahan sejalan dengan penambahan jumlah peralatan.

∫ Pajak dibayar di muka lonjakan cukup signifikan, yaitu sebesar 84,9%. Peningkatan ini disebabkan adanya peraturan bahwa perusahaan pertambangan batubara tidak kena pajak pertambahan nilai (PPN). Imbas dari peraturan tersebut adalah pemilik tambang tidak menarik PPN dari Perseroan. Oleh karena itu PPN-Masukan dari subkontraktor Perseroan tidak dapat di net-off dengan PPN-Keluaran dan diakui sebagai uang muka pajak oleh Perseroan. ∫ Komponen aset lancar yang memiliki kontribusi

cukup dan juga mencatatkan pertumbuhan yang tinggi adalah kas dan setara kas, yang kenaikannya disebabkan oleh dua hal.

a. Total penerimaan kas dari pelanggan lebih besar dibandingkan dengan total kas yang dibayarkan kepada pemasok, sehingga kas dari operasi mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu sebesar 82,9%. Namun pengaruh arus kas dari aktifitas operasi terhadap total kas Perseroan tidak terlalu signifikan karena arus kas bersih dari operasi menurun dari tahun sebelumnya. b. Adanya penambahan hutang baru dari SIMS

sebesar USD 4 juta (hutang jangka panjang) dan USD 1,5 juta (hutang jangka pendek).

The Company’s total assets grew significantly in 2013, by 40,5% from Rp 1,2 trillion in 2012 to Rp 1,8 trillion in 2013. Non-operationally speaking, this increase was due to the strengthening of the dollar. On the operational side, there are a number of points that propelled the Company’s asset growth:

1. Total Company’s assets grew to a 50,5% increase in the amount of current assets, which in turn resulted from the increase in a number of accounts.

Recievable grew by 46,5% in line with increasing activities in particular in coal getting.

Inventory increased by 20,3%, mainly owing to the increase in SIMS amounting to Rp 26 billion. This increase was also due to both increased activities as well as damages occurring in a number of dump trucks. Greater damage to dump trucks compelled SIMS to increase its inventory of spareparts. In addition, SIMS also increased its equipment so that its inventory of spareparts also expanded in line with the greater number of equipment used.

Prepaid taxes soared by 84,9%. The Increased was due to the regulation that states that coal mining companies are exempted from value added taxes. The effect of this regulation is that mining owners no longer exact VAT on the Company. Therefore, the VAT-In from subcontractor can’t be net-off with the VAT- Out and is recognized as prepaid taxes by the Company.

Other components with considerable growth and contribution to the Company’s current assets are cash and cash equivalents, whose increase was caused by the following two factors:

a. Total cash receipts from customers was greater than the amount of cash paid to vendors, therefore cash flow from operating activities increased significantly by 82.9%. Cash flow from operating activities, however, did not contribute significantly to the company total cash, as the net cash flow from operating activities dropped from the previous year.

b. There were additional loan of SIMS amounting to USD 4 million (long-term loan) and USD 1.5 million (short-term loan).

2. Pertumbuhan aset tidak lancar Perseroan juga memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap kinerja total aset Perseroan. Aset tidak lancar Perseroan tumbuh sebesar 31,6%, terutama didorong oleh penambahan peralatan dan kendaraan untuk aktifitas operasional. Sepanjang tahun 2012 Perseroan melakukan pembelian peralatan dan kendaraan operasional sebesar Rp 229,9 miliar.

2. Growth in the Company’s noncurrent assets also contributed significantly to the total assets of the Company. Noncurrent assets grew 31.6%, mainly driven by the addition in equipment and vehicles for operating activities. Throughout 2012, the Company purchased new equipment and vehicle for operating activities amounting to Rp 229.9 billion.

Liabilitas

Liabilities

2012 2013 Perubahan Change Pertumbuhan Growth Liabilitas Liabilities 1.021.524 1.033.563 12.039 1,2%

Liabilitas Jangka Pendek

Current Liabilities 656.407 525.258 (131.149) -20,0%

Utang Bank Jangka Pendek

Short Term Bank Loan 198.235 268.158 69.923 35,3%

Utang Usaha

Accounts Payable 166.202 218.829 52.627 31,7%

Utang Lainnya

Other Payable 275.833 7.846 (267.987) -97,2%

Beban yang Masih Harus Dibayar

Accrued Expenses 9.685 19.702 10.017 103,4%

Hutang Pajak

Tax Payable 6.451 10.722 4.271 66,2%

Liabilitas Jangka Panjang:

Non Current Liabilities: 365.117 508.306 143.189 39,2%

Utang Bank Jangka Panjang

Long Term Bank Loan 352.955 493.655 140.700 39,8%

Imbalan Kerja

Employee Benefit 12.162 14.651 2.489 20,4%

Secara umum Perseroan hanya membukukan pertumbuhan liabilitas selama tahun 2013 sebesar 1,2%. Pertumbuhan liabilitas yang relatif rendah ini dipengaruhi oleh penurunan liabilitas jangka pendek Perseroan yang mengalami penurunan sebesar 20% disebabkan pada tahun 2012 Perseroan melakukan akuisisi tiga anak perusahaan. Proses akusisi dua dari tiga anak perusahaan tersebut diselesaikan pada tahun 2012, tapi proses akuisisi satu anak perusahaan baru selesai di tahun 2013. Oleh karenanya terjadi peningkatan hutang lain-lain pada tahun 2012. Sedangkan pada tahun 2013 proses akuisisi tersebut telah selesai, sehingga hutang lain-lain Perseroan turun sangat drastis.

In general the Company recorded a 1,2% increase in total liabilities in 2013. This relatively low growth was due to the 20% decrease in current liabilities, which was in turn driven by the acquisition of three business entities by the Company in 2012. The acquisition process for two of these three business entities were completed in 2012, while the remaining one was completed in 2013. As such, there was an increase in other payables in 2012. In 2013, as the acquisition process was already completed, the Company’s other payables dropped significantly.

Dalam dokumen AR SAMINDO 2013 FINAL (Halaman 80-84)

Dokumen terkait