• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONDISI UMUM KAWASAN

5.6. Nilai Ekonomi Konflik Manusia dan Gajah

Nilai ekonomi konflik manusia dan gajah merupakan nilai kerugian langsung dan tidak langsung pada manusia akibat konflik dalam satuan rupiah. Hasil perhitungan komponen-komponen kerugian pada masyarakat Tahun 2007-2008 diperoleh nilai sebesar Rp. 816.282.197,64 (Tabel 21).

Tabel 21 Nilai ekonomi konflik manusia dan gajah di Desa Lubuk Kembang Bunga Tahun 2007 - 2008

No. Komponen Kerugian Jumlah (Rp)

Tahun 2007 Tahun 2008

1. Pendapatan yang hilang (cost of time) 0 0

2. Kerusakan fisik tubuh 0 0

3. Kerusakan bangunan 2.150.000 2.525.000 4. Biaya mengungsi 0 0 5. Kerusakan tanaman 24.237.295 23.169.902,64 6. Biaya pengendalian 382.155.500 382.044.500 Jumlah (Rp) 408.542.795 407.739.402,64 Total Tahun 2007 - 2008 816.282.197,64

Konflik di Desa Lubuk Kembang Bunga tidak mengakibatkan kehilangan pendapatan masyarakat karena gangguan gajah terjadi pada waktu masyarakat

tidak bekerja. Konflik juga tidak menimbulkan keresahan yang mengakibatkan masyarakat mengungsi karena gajah tidak memasuki pemukiman masyarakat. Terjadinya konflik manusia dan gajah pada Tahun 2007 - 2008 tidak menimbulkan kecelakaan dan kematian pada manusia karena upaya pengendalian konflik sebagai reaksi masyarakat terhadap gangguan gajah tidak menyebabkan penyerangan gajah pada manusia.

6.1. Kesimpulan

1) Penyebab terjadinya konflik manusia dan gajah di sekitar Taman Nasional Tesso Nilo adalah meningkatnya konversi hutan, menyempitnya habitat gajah dan penurunan kualitas habitat gajah.

2) Lahan pertanian masyarakat menempati jalur pergerakan wilayah jelajah gajah dan berdekatan dengan hutan (TNTN), pintu keluar gajah serta sungai yang digunakan gajah untuk memenuhi kebutuhannya.

3) Gajah liar yang memasuki kawasan LKB merupakan kelompok gajah yang berada di bagian Selatan Hutan Tesso Nilo, yang terdiri atas gajah tunggal dan gajah grup. Populasi gajah di Hutan Tesso Nilo pada Tahun 2003 yaitu ± 20-30 ekor (bagian utara) dan 40-50 ekor (bagian selatan). 4) Nilai ekonomi konflik manusia dan gajah pada Tahun 2007 - 2008 yaitu

Rp. 816.282.197,64. Nilai ekonomi ini 94 % merupakan nilai dari upaya pengendalian konflik yang dilakukan oleh masyarakat dan Tim Flying Squad. Nilai ekonomi rata-rata konflik manusa dan gajah per tahun yaitu . Rp. 408.141.099

5) Upaya pengendalian konflik kurang efektif dalam menekan tingkat kerugian masyarakat. Kerugian masyarakat apabila tidak dilakukan pengendalian yaitu Rp. 66.730.315,73 dan apabila dilakukan pengendalian sebesar Rp. 52.082.197,64. Upaya-upaya pengendalian konflik hanya mampu mengurangi kerugian sebesar Rp. 14.648.118,09. Nilai ini tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan untuk mengendalikan konflik yaitu sebesar Rp. 764.200.000

6.2. Saran

1) Monitoring populasi Gajah sumatera di Taman Nasional Tesso Nilo dengan melibatkan pengetahun lokal masyarakat setempat.

3) Pengembangan mitigasi konflik dengan kombinasi dan variasi yang dapat memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat. Misalnya penanaman jenis tanaman yang tidak disukai gajah tetapi bernilai ekonomi.

4) Penggunaan informasi ekologi gajah untuk melakukan pengendalian konflik.

Abdullah. 2008. Strategi Penggunaan Habitat dan Sumber Daya oleh Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus Temminck, 1847) [abstrak].

Bandung: Program Pascasarjana ITB.

Alikodra H. 1993. Pengelolaan Satwa Liar Jilid II. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB.

Alikodra H 1990. Pengelolaan Satwa Liar Jilid I. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB.

Altevogt R, Kurt F. 1975. Elephant Grzimeks: Animal Life Encyclopedia 12 Mammal III. Reinhold.

[BKSDA Riau] Balai Konservasi Sumberdaya Alam Riau. 2006a. Rencana Pengelolaan Taman Nasional Tesso Nilo 2005 - 2025. Jakarta:

Departemen Kehutanan.

[BKSDA Riau] Balai Konservasi Sumberdaya Alam-Riau. 2006b. Protokol Pengurangan Konflik Gajah Sumatera di Riau [laporan kegiatan BKSDA Riau bekerjasama dengan Yayasan WWF Indonesia]. Jakarta. Blouch RA, Simbolon K. 1985. Elephants In Northern Sumatra [report on

IUCN/WWF Project 3033]. Bogor. Unpublished.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2008. Pendataan Potensi Desa/Kelurahan 2008. Riau.

BPS] Badan Pusat Statistik Kecamatan Ukui. 2007. Kecamatan Ukui Dalam Angka Tahun 2007. Riau.

[BTNTN] Balai Taman Nasional Tesso Nilo. 2009. Kondisi Perambahan di Taman Nasional Tesso Nilo dan Usulan Perluasannya [laporan kegiatan

BTNTN]. Riau

Davis-Case, D’arcy. 1989. Community Forestry : Participatory Assessment Monitoring and Evaluation [FAO]. Rome.150 hlm.

Dephut [Departemen Kehutanan]. 2009. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 48 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penanggulangan Konflik Antara Manusia dan Satwa Liar. Http://www.dephut.go.id.

Dephut [Departemen Kehutanan]. 2007. Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Gajah Sumatera dan Gajah Kalimantan 2007 - 2017. Jakarta :

Foead N. 2001. Tesso Nilo Sebagai Solusi Konflik Mansia dan Gajah di Riau [makalah] dalam Prosiding Semiloka Permasalahan Manusia dan Gajah

di Riau, Pekanbaru, 28-29 Maret 2001. Riau.

Hariady S. 1992. Studi Manajemen Pusat Latihan Gajah di Pusat Latihan Gajah Way Kambas Lampung Tengah [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB.

Haryanto, Santoso N. 1988. Konflik Antara Gajah - Manusia, Studi Kasus di Lampung dan Bengkulu [laporan kegiatan]. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB.

[IUCN] International Union for Conservation of Nature and Natural Resources. 2009. The IUCN Red List of Threatened Species. Http://www.iucnredlist.org/apps/redlist/search. [26 Jun 2009].

Lekagul B and Mc. Neely AJ. 1977. Mammals of Thailand Printed Under The Species of Assosiation of Wildlife. Bangkok.

LIPI [Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia]. 2003. Biodiversity of Tesso Nilo, Riau Province [report on Biologi LIPI and WWF Indonesia]. Jakarta. Poniran S. 1974. Elephants in Aceh Sumatera. Oryx : 576-580.

Ramadhan L. 2005. Aktivitas Sosial Ekonomi Masyarakat di Taman Nasional Tesso Nilo dan Kawasan Hutan Sekitarnya (Studi Kasus Desa Lubuk Kembang Bunga, Desa Air Hitam, Desa Situgul dan Desa Pontian Mekar), Provinsi Riau [laporan tugas akhir]. Bogor: Program Diploma Fakultas Kehutanan IPB.

Santiapillai C. 2001. Deforestation And Its Implications For Conservation of Elephant In Sumatra and Sri Lanka.

http://saveforest.webs.com/konservasi_gajah.pdf. [19 Desember 2009]. Syaukat Y. 2008. Analisis Valuasi Ekonomi dalam Perencanaan Pembangunan

Berbasis Resiko Bencana. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen `IPB.

Widowati A. 1985. Studi Perilaku Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus Temminck, 1847) di Kawasan Pelestarian Alam Way Kambas Lampung Tengah [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB.

WWF Indonesia [World Wide Fund for Nature] Indonesia. 2009. Evaluasi Upaya Konservasi Gajah Sumatera di Propinsi Riau [laporan kegiatan WWF Indonesia : Riau Elephant Conservation Program]. Riau.

WWF Indonesia [World Wide Fund for Nature] Indonesia. 2008. Deforestasi, Degradasi Hutan, Hilangnya Keanekaragaman Hayati dan Emisi CO2 di Riau, Sumatera, Indonesia [laporan kegiatan WWF Indonesia]. Jakarta.

WWF Indonesia [World Wide Fund for Nature] Indonesia. 2003. Gajah di Tesso Nilo dan Konfliknya. [laporan kegiatan WWF Indonesia : Riau Elephant Conservation Program]. Riau.

WWF Indonesia [World Wide Fund for Nature] Indonesia. 2001. Analisa Konflik Gajah dengan Manusia dan Persepsi Tentang Gajah di Daerah Tesso Nilo Kabupaten Indragiri Hulu, Kuantan Singingi, Pelalawan dan Kampar, Provinsi Riau [laporan kegiatan WWF-Indonesia: Riau Elephant Conservation Program]. Riau.

LAMPIRAN 1 PANDUAN WAWANCARA

Dokumen terkait