• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

1. Nilai-nilai budi pekerti dalam instrumen gamelan

Gamelan terdiri dari beberapa macam alat, namun pada pokoknya alat-alat tersebut terdiri dari 12 nama instrumen yaitu: rebab, gender, bonang, gambang,

saron, gong, kethuk, kenong, kempul, siter, kendhang, dan suling. Masing-masing

alat tersebut memiliki makna-makna tertentu, dan nilai-nilai budi pekerti. Berikut penjelasan mengenai nilai-nilai budi pekerti pada beberapa instrumen gamelan (Yudhoyono, 1984: 87-125).

a. Rebab

Rebab adalah salah satu instrumen yang berdawai yang dimainkan

dengan cara digesek. Rebab berbentuk menyerupai bangun manusia yang sedang duduk bersila menurut konsepsi orang Jawa. Dengan sikap duduk bersila, pemain memegang rebab dalam posisi tegak/ vertikal, dan penggeseknya digerakkan ke arah kiri dan kanan secara horizontal. Nilai yang akan ditanamkan adalah religiusitas, dimana perlunya keseimbangan antara

22 hubungan vertikal (dengan Tuhan) dan horizontal (sesama manusia). Ujung

rebab bagian atas (tegak) mengingatkan manusia untuk menyembah Tuhan.

Sedangkan cara menggeseknya menunjuk arah bagaimana seseorang bersikap, bertindak, atau berbuat pada sesamanya dalam kehidupan sehari-hari.

Penabuh rebab dapat pula dikatakan sebagai perlambang orang yang sedang

bersemedi. Bahwa dengan memusatkan rasa setelah menyaring (terutama dari kedua telinga) akan hal-hal yang berasal dari luar (bukan menutup rapat semua lubang yang ada pada dirinya) maka akan ditemui adanya suatu alam yang lain. Hal itu diwujudkan dengan menggesek rebab (pemusatan rasa) setelah menyetel rentang dawainya dengan teratur dan terarah secara betul. Dengan kata lain, pembunyian rebab merupakan proses hubungan atar manusia dengan dengan apa yang disekelilingnya untuk menemukan kesatuan hati seperti yang diinginkan.

b. Bonang

Bonang adalah salah satu alat yang terbuat dari logam berbentuk pencon.

Istilah bonang berasal dari kata “nong dan nang” sesuai dengan bunyi yang dihasilkan alat itu. Nong dapat diartikan nong kono (di situ) dan nang diartikan nang kene (di sini). Jadi nong-nang berarti menunjukaan arah disitu dan disini. Hal itu sesuai dengan fungsi utama bonang sebagai penunjuk arah suatu gendhing yang tampak pada pergantian ke gendhing lain, dan pengulangan gendhing yang sedang dimainkan. Seperti alat-alat lainnya

bonang dimainkan dengan sikap duduk bersila. Penabuh bonang dibiasakan

untuk memiliki sikap kepemimpinan (penunjuk arah). Khusus bonang barung, sering kali berfungsi sebagai pembuka gendhing. Kebanyakan gendhing diawali dari bonang barung yang kemudian disahut kendhang, dan disusul oleh alat-alat lainnya secara bersama-sama sebagai tanda dimulainya suatu

gendhing. Pemain bonang barung harus membuka gendhing dengan tepat

supaya permainan gamelan dapat berjalan lancar, maka pemain bonang

barung juga dibiasakan untuk bertanggung jawab melakukan tugasnya dengan

23 c. Kendhang

Kendhang adalah instrumen gamelan yang berbentuk mirip tabung dan

kedua ujungnya ditutup dengan kulit binatang. Kendhang dibunyikan menggunakan jari dan telapak tangan, baik tangan kiri maupun kanan Istilah

kendhang berasal dari dua suku kata, yaitu ‘ken’ dan ‘dang’. Ken adalah

kependekan dari kendhali, sedangkan dhang kependekan dari padhang (terang), artinya adalah dikendalikan dengan pikiran dan hati yang jernih.

Kendhang berfungsi sebagai pengendali setiap perminan gamelan. Seringkali gendhing dimulai dari kendhang, dan cepat lambatnya irama gendhing juga

ditentukan oleh kendhang. Dapat dikatakan seorang pemain kendhang merupakan pemimpin dalam permainan gamelan, sehingga harus mengetahui situasi dan kondisi yang sedang dihadapi. Oleh karena itu seorang pemain

kendhang harus mempunyai pikiran dan hati yang jernih supaya dapat

memimpin jalannya permainan dengan baik. Nilai budi pekerti yang hendak dilatihkan adalah kepemimpinan, dimana harus menggunakan hati dan pikiran yang jernih sehingga mencapai tujuan yang suci, serta harus ‘sepi ing pamrih’. d. Gong

Gong adalah salah satu alat musik pukul yang berbentuk pencon. Gong

berarti besar seperti bentuk dan bunyinya, gong dapat diuraikan menjadi kata ‘gegandhulaning urip’ artinya adalah tempat bergantungnya hidup. Hal ini menunjukkan cara gong dipasang, dengan cara digantung/ digandul. Kemudian juga menunjukkan fungsi dari gong sebagai batas-batas gendhing serta penentu irama dasar atau mati hidupnya suatu gendhing. Sebagi batas-batas gendhing, gong dibunyikan dalam selang-selang waktu yang lebih lama dibandingkan alat lainnya, gong dibunyikan saat akhir baris, saat akhir

gendhing, atau akhir gatra sesuai dengan gendhing yang dimainkan. Sebagai

penentu gendhing bunyi gong merupakan penanda dimulainya permainan gamelan, setelah itu bunyi gong menjadi tanda selesainya satu gending lalu dimulai lagi pengulangan gendhing tersebut, dan juga menjadi penanda selesainya permainan gamelan. Pemain gong dibiasakan untuk sabar dalam pembunyiaan yang jarang dan juga berkonsentrasi untuk membunyikan gong di waktu yang tepat.

24 e. Saron

Saron adalah salah satu alat musik pukul dalam gamelan Jawa yang

berbentuk bilah dan dibuat dari logam. Saron berasal dari kata seron yang berarti keras, sesuai dengan cara memukulnya dan suara yang dihasilkan.

Saron berfungsi sebagai pembawa lagu pokok jadi harus dipukul dengan kuat

atau keras supaya tidak tenggelam oleh bunyi alat-alat lainnya. Tetapi terkadang dalam beberapa gendhing, saron dibunyikan dengan pelan bahkan tidak dibunyikan sama sekali, yaitu pada saat mengiringi suara sindhen (vokalis) atau gerong dan pada saat mengiringi percakapan pertunjukan yang diiringi. Adapun makna yang tersirat dari alat yang disebut saron ini adalah:

saron demung berasal dari kata gandem (mantap/yakin) dan unggul (unggul),

artinya adalah sebagai pembawa lagu pokok hendaknya dapat membawakan secara betul sehinngga lagu yang dibawakan nikmat didengar dan tidak tenggelam oleh suara alat-alat lainnya. Selanjutnya saron barung yang berasal dari kata bareng (besama-sama) dan nyurung (mendorong), artinya bersama-sama mendorong sebagai perwujudan dari usaha gotong-royong menuju pada yang dicita citakan, yaitu keluhuran. Para pemain saron dilatih untuk peka dan berkonsentrasi supaya dapat menjalankan tugasnya sebagai pembawa lagu pokok dengan baik.

f. Kenong

Kenong adalah instrumen berbentuk pencon yang mirip dengan bonang,

tetapi ukurannya lebih besar. Kenong dibuat dari logam dan disusun di dalam kotak kayu yang diberi tali. Kata kenong merupakan singkatan dari “kepareng

Hyang Winong” artinya adalah diijinkan/diridloi oleh Yang Maha Kuasa.

Sesuai dengan pembunyian kenong yang dibunyikan terakhir setelah alat-alat lainnya berbunyi. Jika semua alat menabuh (memukul) dengan benar, barulah kenong memberi tambahan bening dan nyaring. Maknanya adalah, bahawa Yang Maha Kuasa akan selalu meridloi setiap usaha manusia sepanjang berpijak pada jalan yang benar, dan senantiasa pula memberikan petunjuk-petunjuk untuk langkah-langkah usaha selanjutnya. Nilai yang hendak dilatihkan pada penabuh kesabaran dan ketepatan. Kesabaran untuk

25 membunyikan kenong terakhir setelah instrumen lainnya dan ketepatan nada

kenong yang dibunyikan.

g. Kempul

Kempul merupakan instrumen berbentuk pencon yang dibuat dari logam. Kempul disusun sekelompok dengan gong yang digantungkan pada kayu

berbentuk gawang (gayor). Kata kempul berarti kempel atau kumpul secara utuh/ bulat, sesuai dengan fungsi pokok kempul, yaitu sebagai patokan dari lagu pokok suatu gendhing. Kempul dibunyikan jarang-jarang dalam kombinasi dengan kethuk dan kenong. Terdapat makna dari kombinasi dari tiga alat tersebut, yaitu bahwa tujuan yang dimaksud semula baru tercapai dan sesuai (kethuk) apabila unsur-unsur untuk mencapainya sudah capai dan sesuai (kempel/kempul) dan mendapatkan ijin atau ridho dari Yang Maha Kuasa (kenong). Penabuh kempul dibiasakan untuk berkonsentrasi, supaya dapat membunyikan dengan tepat. Selain itu penabuh kempul dilatih untuk bersabar atau menahan diri kaarena pembunyiannya yang jarang-jarang.

Tabel 2.2 Nilai Budi Pekerti dalam Instrumen Gamelan

No. Nama Instrumen Gamelan Nilai Budi Pekerti 1 Rebab Religius

2 Bonang Kepemimpinan, tanggung jawab 3 Kendhang Kepemimpinan

4 Gong Kesabaran, konsentrasi 5 Saron Konsentrasi, kerja sama 6 Kenong Kesabaran, ketepatan 7 Kempul Konsentrasi, kesabaran

Pada prototipe buku yang disusun peneliti, dimuat penjelasan mengenai beberapa instrumen gamelan, yaitu: kendhang, bonang, saron, kempul, kenong, dan gong. Nilai-nilai budi pekerti dalam instrumen gamelan antara lain: religius, kepemimpinan, tanggung jawab, konsentrasi, konsentrasi, dan lain sebagainya.

Dokumen terkait