• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai-nilai Dasar Profesi ASN

BAB II RANCANGAN AKTUALISASI

C. Nilai-nilai Dasar Profesi ASN

Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap level/unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatandalam memberikan pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada atasannya. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama:

a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi); dengan membangun suatu sistem yang melibatkan stakeholders dan user yang lebih luas (termasuk masyarakat, pihak swasta, legislatif, yudikatif dan di lingkungan pemerintah itu sendiri baik di tingkat kementrian, lembaga maupun daerah);

b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);

c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).

2. Nasionalisme

Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan tidak sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara. Pegawai ASN akan berpikir tidak lagi sektoral dangan mental bloknya, tetapi akan senantiasa mementingkan kepentingan yang lebih besar yakni bangsa dan negara.

Adanya nilai-nilai ketuhanan dalam Pancasila berarti negara menjamin kemerdekaan masyarakat dalam memeluk agama dan kepercayaan masing-masing. Dengan melandaskan pada prinsip kemanusiaan ini, berbagai tindakan dan perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan tidak sepatutnya mewarnai kebijakan dan perilaku Aparatur Negara.

Upaya melaksanakan sila ketiga Pancasila dalam masyarakat plural seperti Indonesia bukanlah sesuatu hal yang mudah. Demokrasi permusyawaratan

dibangun berdasarkan akal dan kearifan (hikmat dan kebijaksanaan), bukan berdasarkan kekuasaan. Legitimasi politik tidak diserahkan kepada mayoritas tapi berdasarkan partisipasi yang melibatkan warga negara secara sama dan sederajat.

Komitmen keadilan dalam alam pikiran Pancasila memiliki dimensi sangat luas.

ASN harus memahami betul tugas pengabdiannya bukanlah untuk kepentingan atasan atau kelompoknya, melainkan untuk kepentingan publik dan masyarakat luas yang menjadi pelanggan atau konsumen layanan.

3. Etika Publik

Etika Publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Etika merupakan sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara dalam pengambilan keputusan untuk membantu membedakan halhal yang baik dan yang buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nilai-nilai yang dianut.

Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada halhal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis.

Prinsip-pinsip pelayanan prima antara lain:

a. Responsif terhadap pelanggan/memahami pelanggan b. Membangun visi dan misi pelayanan

c. Menetapkan standar pelayanan dan ukuran kinerja pelayanan

d. Pemberian pelatihan dan pengembangan pegawai terkait bagaimana memberikan pelayanan yang baik

e. Memberikan apresiasi kepada pegawai

4. Komitmen Mutu

Efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan

dilaksanakan, sehingga tidak terjadi pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang keluar alur. Karakteristik ideal dari tindakan yang efektif dan efisien antara lain: penghematan, ketercapaian target secara tepat sesuai dengan yang direncanakan, pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat, serta terciptanya kepuasan semua pihak: pimpinan, pelanggan, masyarakat, dan pegawai itu sendiri. Konsekuensi dari penyelenggaraan kerja yang tidak efektif dan tidak efisien adalah ketidaktercapaian target kerja, ketidakpuasan banyak pihak, menurunkan kredibilitas instansi tempat bekerja di mata masyarakat, bahkan akan menimbulkan kerugian secara finansial.

5. Anti Korupsi

Kata kunci untuk menjauhkan diri dari korupsi adalah internalisasi integritas pada diri sendiri dan hidup atau bekerja dalam lingkungan yang menjalankan sistem integritas dengan baik. Identifikasi nilai dasar anti korupsi memberikan nilai-nilai dasar anti korupsi yang prioritas dan memiliki signifikan yang tinggi bagi Anda, dengan jumlah nilai yang semakin sedikit maka proses internalisasinya lebih mudah karena Anda dapat memfokuskan sumberdaya waktu dan energi yang Anda dimiliki.

Penyelarasan nilai anti korupsi dengan nilai-nilai organisasi merupakan kontribusi Anda untuk dapat mengetahui “apakah nilai-nilai organisasi yang akan menjadi tempat Anda bekerja, telah selaras dan menampung secara maksimal nilai-nilai dasar anti korupsi?”. Keselarasan tersebut akan mengurangi dilema etik dan menjadi payung bagi kontribusi Anda dalam membangun sistem integritas.

Penanaman nilai integritas dapat dilakukan dengan pendekatan beragam cara, diantaranya melalui : 1) Kesediaan, 2) Identifikasi dan 3) Internalisasi. Tingkat permanensi penanaman ataupun perubahan sikap dan perilaku melalui pendekatan internalisasi akan lebih permanen dibandingkan dengan identifikasi dan kesediaan Nilai, keyakinan, kebiasaan, dan konsep diri manusia terdapat pada area bawah sadar. Untuk melakukan penanaman atau perubahan nilai, keyakinan, kebiasaan dan konsep diri, perlu dilakukan dengan pendekatan atau teknik khusus yang cocok untuk bawah sadar.

Beragam jenis dan bentuk sistem integritas untuk menjaga suatu organisasi mencapai tujuannya secara berintegritas, diantaranya : 1) Kebijakan perekrutan dan promosi, 2) Penguk ur an Ki ner j a, 3) Si s t em dan Kebijak an Pengembangan SDM, 4) Pengadaan Barang dan Jasa, 5) Kode Etik dan Pedoman Perilaku, 6) Laporan Harta Kekayaan Penyelengara Negara, 7) Program Pengendalian Gratifikasi, 8) dan lain-lain.

Dalam upaya sistem mampu memastikan organisasi mencapai tujuannya dan menjaga individu dalam organisasi, maka kematangan pelaksanaan programnya dilaksanakan secara optimal lewat tahapan :1) Not Performance (belum ada kinerja), 2) Adhoc, (sementara, reaktif , mendadak) 3) Planned (terencana dan teroganisasi dengan baik) 4) Institutionalized (menyatu dengan sistem organisasi 5) Evaluated (telah dapat dievaluasi) 6) Optimized (dapat di optimalkan).

D. Nilai-nilai Dasar Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI

Manajemen ASN, Pelayanan Publik, serta Whole of Government merupakan mata pelatihan kedudukan dan peran ASN dalam NKRI. Nilai-nilai dasar Aparat Sipil Negara (ASN) terkait Kedudukan dan peran ASN dalam NKRI merupakan pegetahuan dasar yang diperoleh melalui proses pembelajaran, adapun nilai-nilai dasar, peran dan kedudukan ASN dalam NKRI dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Manajemen ASN

Mata pelatihan ini membekali peserta Pelatihan dengan pengetahuan tentang kedudukan, peran, hak dan kewajiban, dan kode etik ASN, konsep sistem merit dalam pengelolaan ASN, dan pengelolaan ASN. Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.

2. Pelayanan Publik

Mata Pelatihan ini membekali peserta dengan kemampuan untuk memberikan pelayanan publik yang berkualitas melalui konsep dan prinsip pelayanan publik, pola pikir PNS sebagai pelayanan publik, praktek etiket pelayanan publik.

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik menyatakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara kebijakan publik. Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:

Partisipatif, Transparan, Responsif, Tidak diskriminatif, Mudah dan Murah, Efektif dan Efisien, Aksesibel, Akuntabel, dan Berkeadilan.

3. Whole of Government (WoG)

Mata pelatihan ini membekali peserta dengan pengetahuan tentang sistem pengelolaan pemerintahan yang terintegrasi dalam penyelenggaraan pemberian pelayanan melalui pembelajaran konsep Whole of Government (WoG), penerapan WoG, dan best practice penerapan WoG dalam pemberian pelayanan yang terintegrasi. Whole of Government adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.

E. Penetapan Isu dan Dampaknya 1. Penetapan Isu

Isu merupakan masalah yang dikedepankan untuk ditanggapi. Dalam suatu organisasi isu merupakan suatu hal yang terjadi baik di dalam maupun di luar organisasi yang apabila tidak ditangani secara baik akan memberikan efek negatif terhadap organisasi dan berlanjut pada tahap krisis. Isu yang diangkat dalam LAPORAN aktualisasi ini adalah isu yang ada di tempat kerja terkait dengan tugas peserta sebagai seorang dosen. Dosen berperan dalam menjalankan tugasnya yaitu

melaksanakan tri dharma perguruan tinggi. Identifikasi isu dalam LAPORAN aktualisasi menggunakan pendekatan pada aspek manajemen ASN, pelayanan publik, dan whole of government. Berdasarkan hasil observasi di Fakultas Sains dan Teknologi USN Kolaka maka ada 2 (dua) isu dalam proses pelayanan proses belajar mengajar di fakultas yaitu belum optimalnya pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dosen serta tenaga kependidikan dalam kegiatan pelayanan proses belajar mengajar di Fakultas Sains dan Teknologi USN Kolaka dan belum jelasnya garis perintah dan garis koordinasi antara Pejabat Struktural dan Pejabat Fungsional lingkup Fakultas Sains dan teknologi sehingga sering menimbulkan miskomunikasi.

Tabel 2. Identifikasi Isu

No Sumber Isi Kondisi Saat Ini Kondisi Yang diharapkan 1. Belum optimalnya

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dosen serta tenaga

kependidikan dalam kegiatan pelayanan proses belajar mengajar di Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sembilanbelas

November Kolaka

Dosen dan Tendik dalam hal pelayanan akademik belum

memberikan pelayanan yang optimal, akibat tugas pokok dan fungsinya belum dipahami dengan baik.

Dosen dan Tendik memberikan pelayanan akademik yang optimal, setelah mamahami tugas pokok dan fungsinya dengan baik.

2. Belum jelasnya garis perintah dan garis koordinasi antara Pejabat Struktural dan Pejabat Fungsional lingkup Fakultas Sains dan teknologi sehingga sering menimbulkan miskomunikasi

Sering terjadi miskomunikasi diantara Pejabat structural dan pejabat fungsional akibat belum memahami yang mana garis koordinasi dan mana garis perintah.

Terjalin komunikasi yang baik antara Pejabat structural dan pejabat fungsional setelah memahami garis koordinasi dan mana garis perintah masing-masing pejabat.

Setelah menemukan beberapa isu untuk diangkat, tahapan selanjutnya yang penulis lakukan yaitu menganalisis isu-isu tersebut menggunakan teknik APKL untuk menemukan isu utama yang mendasar dan layak diangkat dalam kegiatan

aktualisasi. Proses penetapan isu dilakukan dengan menganalisis isu-isu yang ada menggunakan alat bantu penetapan isu berdasarkan kriteria APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan). Aktual artinya isu benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan. Problematik artinya sebuah isu memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga harus segera dicarikan solusi permasalahannya. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Kelayakan artinya isu yang diangkat masuk akal dan realistis untuk dipecahkan masalahnya. Pembobotan AKPL dimulai dari 1 s.d 5 dimana angka 1 bermakna sangat kurang pengaruhnya, angka 2 bermakna kurang pengaruhnya, angka 3 bermakna sedang pengaruhnya, angka 4 bermakna kuat pengaruhnya dan angka 5 bermakna sangat kuat pengaruhnya.

Dengan menggunakan metode AKPL, diperoleh hasil analisis isu seperti terlihat pada Tabel 2.2 berikut ini:

Tabel 3. Pemilihan Isu dengan Metode APKL

No Isu Kriteria Isu

Jumlah

A P K L

1

Belum optimalnya pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dosen serta tenaga kependidikan dalam

kegiatan pelayanan proses belajar mengajar di Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

Sembilanbelas November Kolaka

4 5 5 4 18

2

Belum jelasnya garis perintah dan garis koordinasi antara Pejabat Struktural dan Pejabat Fungsional lingkup Fakultas Sains dan teknologi sehingga sering menimbulkan miskomunikasi

3 3 3 2 11

Keterangan : A: Aktual, P: Problematik, K: Kekhalayakan, L: Layak/ Kelayakan Berdasarkan hasil analisis isu dengan metode APKL diatas, penulis mengambil satu isu yang layak diangkat dan dijadikan aktualisasi yaitu Belum optimalnya pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dosen serta tenaga kependidikan dalam

kegiatan pelayanan proses belajar mengajar di Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sembilanbelas November Kolaka.

2. Gagasan Pemecahan Isu

Setelah penentuan isu, selanjutnya dibuat penjabaran kegiatan-kegiatan pemecahan yang akan dilakukan sebagai bahan aktualisasi dan habituasi di instansi, kegiatan pemecahan masalah tersebut dijabarkan ke dalam kegiatan yang telah disusun, diantaranya:

a. Menggalang dukungan dari stakeholder terkait tupoksi dosen dan tendik

b. Merancang Buku Pedoman Tugas Pokok dan Fungsi Dosen serta Tenaga Kependidikan

c. Melakukan sosialisasi terkait rancangan Buku Pedoman Tugas Pokok dan Fungsi kepada para dosen dan Tenaga Kependidikan lingkup FST USN Kolaka d. Evaluasi hasil sosialisasi terkait laporan Buku Pedoman Tugas Pokok dan

Fungsi Dosen serta Tenaga Kependidikan.

e. Melaporkan hasil akhir Buku Pedoman Tugas Pokok dan Fungsi dosen serta Tenaga Kependidikan ke Mentor dan Pihak Fakultas

3. Dampak Apabila Isu Tidak Diselesaikan

Hasil penetapan isu dengan menggunakan teknik APKL diatas ditemukan bahwa tingkat pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dosen dan tenaga kependidikan pada umumnya belum optimal dan hal ini merupakan sebuah hal yang serius dan mendesak sehingga harus segera mendapat alternatif pemecahan masalah. Jika permasalahan tersebut tidak segera mendapatkan pemecahan masalah/solusi maka akan berdampak pada pelayanan proses belajar mengajar akademik.

4. Dampak Apabila Isu Tidak Diselesaikan

a. Unit Kerja : Fakultas Sains dan Teknologi, USN Kolaka

b. Identifikasi Isu : Belum optimalnya pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dosen serta tenaga kependidikan dalam kegiatan pelayanan proses belajar mengajar di Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

Sembilanbelas November Kolaka.

b. Isu Yang Diangkat : Belum optimalnya pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dosen serta tenaga kependidikan dalam kegiatan pelayanan proses belajar mengajar di Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sembilanbelas November Kolaka.

c. Gagasan Pemecahan Isu : Penyusunan Buku Pedoman Tugas Pokok Dan Fungsi Dosen Serta Tenaga Kependidikan di Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas SembilanbelasNovember Kolaka.

Tabel 4 Optimalisasi Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Dosen Serta Tenaga Kependidikan Melalui Penyusunan Buku Pedoman Tupoksi Dosen Dan Tendik Lingkup Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Sembilanbelas November Kolaka

No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/hasil Keterkaitan substansi mata pelatihan

Kontribusi terhadap visi & misi organisasi

Penguatan nilai dosen dan tendik kepada pimpinan

Surat penugasan Akuntabilitas: Saya akan konsultasi

dan meminta arahan kepada pimpinan dengan penuh transparansi

Nasionalisme: Saya akan konsultasi

dan meminta arahan kepada pimpinan dengan

Percaya diri

Etika Publik: Saya akan konsultasi

meminta arahan kepada pimpinan

secara santun

Komitmen Mutu: Saya akan konsultasi

meminta arahan kepada pimpinan

dengan efektif

Anti Korupsi: Saya akan konsultasi

meminta arahan kepada pimpinan

secara jujur

Kegiatan melapor ke Pimpinan dan

konsultasi ke mentor mendukung jalannya Misi Fakultas Sains dan Teknologi terkait Menyelenggarakan pendidikan yang professional dan unggul dalam bidang sains dan teknologi, melalui suatu sistem pendidikan tinggi yang siap diri dan mampu menghadapi perubahan.

Kegiatan melapor ke Pimpinan dan

konsultasi ke mentor mendukung

penguatan nilai organisasi terkait etika moral, keadilan, kejujuran, kearifan

1. Tersedia catatan hasil konsultasi 2. Foto kegiatan

Akuntabilitas: Saya akan konsultasi

dan meminta arahan kepada mentor dengan penuh

transparansi

Nasionalisme: Saya akan konsultasi

dan meminta arahan kepada mentor dengan

Percaya diri

Etika Publik: Saya akan konsultasi

meminta arahan kepada mentor

secara santun

Komitmen Mutu: Saya akan konsultasi

meminta arahan kepada mentor

dengan efektif

Anti Korupsi: Saya akan konsultasi

meminta arahan kepada mentor secara jujur 2. Menyusun

rujukan Akuntabilitas: Saya akan

mencari bahan/sumber penyusunan draft pedoman tupoksi

dengan penuh Integritas Nasionalisme: Saya akan mencari bahan/sumber penyusunan draft pedoman tupoksi dengan

mengutamakan kepentingan publik

Etika Publik: Saya akan mencari bahan/sumber penyusunan draft pedoman tupoksi

Kegiatan penyusunan dfart pedoman tupoksi mendukung jalannya Misi Fakultas Sains dan Teknologi terkait

Menyelenggarakan pendidikan yang professional dan unggul dalam bidang sains dan teknologi, melalui suatu sistem pendidikan tinggi etika moral, keadilan, kejujuran, kearifan dan pengabdian kepada masyarakat

secara berdaya guna

Komitmen Mutu: Saya akan mencari bahan/sumber penyusunan draft pedoman tupoksi dengan efektif Anti Korupsi: Saya akan mencari bahan/sumber penyusunan draft pedoman tupoksi dengan Mandiri

menghasilkan

sumberdaya manusia yang siap diri dan mampu menghadapi perubahan.

Penyusunan Draft pedoman tupoksi

Tersedia draft

pedoman tupoksi Akuntabilitas: Saya akan menyusunan draft pedoman tupoksi

dengan penuh Integritas Nasionalisme: Saya akan menyusunan draft pedoman tupoksi dengan

mengutamakan kepentingan publik

Etika Publik: Saya akan menyusunan draft pedoman tupoksi

secara berdaya guna

Komitmen Mutu: Saya akan menyusunan draft pedoman tupoksi dengan efektif Anti Korupsi: Saya akan menyusunan draft pedoman tupoksi dengan Mandiri Konsultasi dan

meminta arahan kepada mentor

Tersedia catatan hasil konsultasi

Akuntabilitas: Saya akan konsultasi

dan meminta arahan kepada mentor dengan penuh transparansi

Nasionalisme: Saya akan

konsultasi

dan meminta arahan kepada mentor dengan

Percaya diri

Etika Publik: Saya akan konsultasi

meminta arahan kepada mentor

secara santun

Komitmen Mutu: Saya akan konsultasi

meminta arahan kepada mentor

dengan efektif

Anti Korupsi: Saya akan konsultasi

meminta arahan kepada mentor secara jujur para Wakil Dekan

1. Tersedia catatan hasil konsultasi 2. Foto kegiatan

Akuntabilitas: Saya akan melakukan konsultasi dengan wakil dekan I dan wakil dekan II dengan penuh integritas Nasionalisme: Saya akan melakukan konsultasi dengan wakil dekan I dan wakil dekan II sesuai dengan menghargai pendapat

Etika Publik: Saya akan melakukan konsultasi dengan wakil dekan I dan wakil dekan II secara santun

Komitmen Mutu: Saya akan melakukan konsultasi dengan wakil dekan I dan wakil dekan II dengan efektif

Anti Korupsi: Saya akan melakukan konsultasi dengan

Kegiatan menggalang dukungan

stakeholder dan meminta saran terkait rancangan tupoksi dan menghormati di lingkungan civitas akademika FST.

Kegiatan menggalang dukungan dari rekan sejawat dan meminta saran terkait

rancangan tupoksi mendukung penguatan nilai organisasi terkait etika moral, keadilan, kejujuran, kearifan dan pengabdian kepada masyarakat serta keunggulan, kreativitas, inovatif, dinamis serta efisien.

wakil dekan I dan wakil dekan II secara jujur

Konsultasi kepada KTU dan para Kasubag

1. Tersedia catatan hasil konsultasi 2. Foto kegiatan

Akuntabilitas: Saya akan melakukan konsultasi dengan KTU dan para Kasubag dengan penuh integritas

Nasionalisme: Saya akan melakukan konsultasi dengan KTU dan para Kasubag sesuai dengan menghargai pendapat Etika Publik: Saya akan melakukan konsultasi dengan KTU dan para Kasubag secara santun

Komitmen Mutu: Saya akan melakukan konsultasi dengan KTU dan para Kasubag dengan efektif

Anti Korupsi: Saya akan melakukan konsultasi dengan KTU dan para Kasubag secara jujur

Konsultasi kepada

para Kaprodi 1. Tersedia catatan hasil konsultasi 2. Foto kegiatan

Akuntabilitas: Saya akan melakukan konsultasi dengan para Kaprodi dengan penuh integritas

Nasionalisme: Saya akan melakukan konsultasi dengan para Kaprodi sesuai dengan menghargai pendapat Etika Publik: Saya akan melakukan konsultasi dengan para Kaprodi secara santun Komitmen Mutu: Saya akan melakukan konsultasi dengan para Kaprodi dengan efektif Anti Korupsi: Saya akan

melakukan konsultasi dengan para Kaprodi secara jujur Konsultasi

kepada para rekan dosen

1. Tersedia catatan hasil konsultasi 2. Foto kegiatan

Akuntabilitas: Saya akan melakukan konsultasi dengan para rekan dosen dengan penuh integritas

Nasionalisme: Saya akan melakukan konsultasi dengan para rekan dosen sesuai dengan menghargai pendapat Etika Publik: Saya akan melakukan konsultasi dengan para rekan dosen secara santun

Komitmen Mutu: Saya akan melakukan konsultasi dengan para rekan dosen dengan efektif

Anti Korupsi: Saya akan melakukan konsultasi dengan para rekan dosen secara jujur Konsultasi

kepada para staf

1. Tersedia catatan hasil konsultasi 2. Foto kegiatan

Akuntabilitas: Saya akan melakukan konsultasi dengan para staf dengan penuh integritas

Nasionalisme: Saya akan melakukan konsultasi dengan para staf sesuai dengan menghargai pendapat Etika Publik: Saya akan melakukan konsultasi dengan para rekan dosen secara santun

Komitmen Mutu: Saya akan melakukan konsultasi dengan para staf dengan efektif

Anti Korupsi: Saya akan melakukan konsultasi dengan para staf secara jujur

4. Melakukan

Akuntabilitas: Saya akan menyiapkan pelaksanaan sosialisasi dengan penuh Tanggung Jawab

Nasionalisme: Saya akan akan menyiapkan

pelaksanaan sosialisasi dengan Kerja keras Etika Publik: Saya akan akan menyiapkan

pelaksanaan sosialisasi dengan tepat

Komitmen Mutu: Saya akan akan menyiapkan pelaksanaan sosialisasi sesuai dengan Standar Mutu Anti Korupsi: Saya akan akan menyiapkan

pelaksanaan sosialisasi secara Sederhana

Kegiatan

mensosialisasikan draft buku pedoman Tupoksi bidang sains dan teknologi, melalui manusia yang siap diri dan mampu menghadapi

1. Tersedia daftar hadir

2. Foto kegiatan

Akuntabilitas: Saya akan melaksanakan sosialisasi dengan penuh tanggung jawab

Nasionalisme: Saya akan melaksanakan sosialisasi sesuai dengan Bijaksana Etika Publik: Saya akan melaksanakan sosialisasi secara tepat

Komitmen Mutu: Saya akan

melaksanakan sosialisasi dengan cara Efektif Anti Korupsi: Saya akan melaksanakan sosialisasi secara Disiplin

Membuat laporan

hasil sosialiasasi 1. Tersedia laporan hasil sosialisasi 2. Link media

online

Akuntabilitas: Saya akan membuat laporan hasil sosialiasi dengan cara Transparan

Nasionalisme: Saya akan membuat laporan hasil sosialiasi dengan Menghargai pendapat Etika Publik: Saya akan membuat laporan hasil sosialiasi secara jujur

Komitmen Mutu: Saya akan membuat laporan hasil sosialiasi dengan cara

Komitmen Mutu: Saya akan membuat laporan hasil sosialiasi dengan cara

Dokumen terkait