• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai-nilai Karakter Yang Harus dikembangkan

Dalam dokumen Oleh : ABDUL HAKIM NIM : (Halaman 53-0)

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN TINJAUAN TEORI

A. Landasan Teori

7. Nilai-nilai Karakter Yang Harus dikembangkan

Menurut Pedoman Sekolah nilai-nilai karakter terdiri dari 18 nilai karakter yaitu sebagai berikut:

a. Religius

Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

36Pusat Kurikulum, Balitbang Kemendiknas, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (Pedoman Sekolah), Jakarta: Kemendiknas, 2010, hal, 7

b. Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

c. Toleransi

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

d. Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

e. Kerja Keras

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

f. Kreatif

Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

g. Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

h. Demokratis

Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

i. Rasa Ingin Tahu.

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

j. Semangat Kebangsaan.

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

k. Cinta Tanah Air.

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

l. Menghargai Prestasi.

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

m. Bersahabat/Komunikatif.

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

n. Cinta Damai.

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

o. Gemar Membaca.

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

p. Peduli Lingkungan.

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

q. Peduli Sosial.

Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

r. Tanggung Jawab.

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.37

Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam implementasi pendidikan karakter di sekolah, harus mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai-nilai karakter sebagai milik peserta didik dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan prinsip ini, peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini, dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan sosial dan mendorong peserta didik untuk melihat diri sendiri sebagai makhluk sosial.

Adapun prinsip-prinsip yang digunakan dalam implementasi pendidikan karakter di sekolah:38

a. Berkelanjutan; mengandung makna bahwa proses penanaman dan pengembangan nilai-nilai karakter merupakan sebuah proses

37Kementerian Pendidikan Nasional. Panduan Pelaksnaan Pendidikan Karakter, … hal.9

38Pusat Kurikulum, Balitbang Kemendiknas, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (Pedoman Sekolah), … hal, 11

panjang, dimulai dari awal peserta didik masuk sampai selesai dari suatu satuan pendidikan. Sejatinya, proses tersebut dimulai dari kelas 1 SD atau tahun pertama dan berlangsung paling tidak sampai kelas 9 atau kelas akhir SMP. Pendidikan karakter di SMA adalah kelanjutan dari proses yang telah terjadi selama 9 tahun.

b. Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah; mensyaratkan bahwa proses penanaman dan pengembang an nilai-nilai karakter dilakukan melalui setiap mata pelajaran, dan dalam setiap kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler. Bila digambarkan dalam sebuah bagan adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Jalur Implementasi Pendidikan Karakter

1) Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan; mengandung makna bahwa materi nilai karakter bukanlah bahan ajar biasa;

artinya, nilai-nilai itu tidak dijadikan pokok bahasan yang dikemukakan seperti halnya ketika mengajarkan suatu konsep, teori, prosedur, ataupun fakta seperti dalam mata pelajaran agama, bahasa Indonesia, PKn, IPA, IPS, matematika, pendidikan jasmani dan kesehatan, seni, dan ketrampilan.

Materi pelajaran biasa digunakan sebagai bahan atau media untuk mengembangkan nilai-nilai karakter. Oleh karena itu, guru tidak perlu mengubah pokok bahasan yang sudah ada, tetapi menggunakan materi pokok bahasan itu untuk mengembangkan nilai-nilai karakter. Juga, guru tidak harus mengembangkan proses belajar khusus untuk mengembangkan nilai. Suatu hal yang selalu harus diingat bahwa satu aktivitas belajar dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Konsekuensi dari prinsip ini, nilai-nilai NILAI KARAKTER

Mata Pelajaran

Pengembangan Diri

Budaya Sekolah

karakter tidak ditanyakan dalam ulangan ataupun ujian.

Walaupun demikian, peserta didik perlu mengetahui pengertian dari suatu nilai yang sedang mereka tumbuhkan pada diri mereka. Mereka tidak boleh berada dalam posisi tidak tahu dan tidak paham makna nilai itu.

2) Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan; prinsip ini menyatakan bahwa proses pendidikan nilai karakter dilakukan oleh peserta didik bukan oleh guru. Guru menerapkan prinsip “tut wuri handayani”

dalam setiap perilaku yang ditunjukkan peserta didik. Prinsip ini juga menyatakan bahwa proses pendidikan dilakukan dalam suasana belajar yang menimbulkan rasa senang dan tidak indoktrinatif. Diawali dengan perkenalan terhadap pengertian nilai yang dikembangkan maka guru menuntun peserta didik agar secara aktif. Hal ini dilakukan tanpa guru mengatakan kepada peserta didik bahwa mereka harus aktif, tapi guru merencanakan kegiatan belajar yang menyebabkan peserta didik aktif merumuskan pertanyaan, mencari sumber informasi, dan mengumpulkan informasi dari sumber, mengolah informasi yang sudah dimiliki, merekonstruksi data, fakta, atau nilai, menyajikan hasil rekonstruksi atau proses pengembangan nilai, menumbuhkan nilai-nilai karakter pada diri peserta didik melalui berbagai kegiatan belajar yang terjadi di kelas, sekolah, dan tugas-tugas di luar sekolah.

8. Karakter Dalam Perspektif Al-Qur’an

Dalam Al-Quran, manusia adalah makhluk dengan berbagai karakter. Dalam kerangka besar manusia mempunyai dua karakter yang saling berlawanan, yaitu karakter baik dan buruk. Dalam kehidupan sehari-hari akhlak disamakan dengan budi pekerti, kesusilaan, sopan santun. Dalam bahasa Inggris disebut ethic, dan dalam bahasa Yunani dipakai kata ethos, ethikos, yang kemudian menjadi ethika, lalu etika-budi pekerti dalam bahasa Indonesia.39

Secara istilah, akhlak didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dianggap etika/budi pekerti yang telah disepakati dan merupakan tata aturan perilaku yang telah ditetapkan oleh masyarakat. Ada juga yang mengatakan bahwa akhlak merupakan sifat yang ada di dalam diri seseorang dan bukan sesuatu yang nampak di luarnya. Karena fenomena yang nampak di luar disebut sebagai perilaku atau perbuatan.

39Muntasir Saleh, Pengajaran Terprogram. Jogjakarta: Karya Anda, 2003, hal. 29

Allah sangat memuji pribadi Nabi Muhammad SAW. dengan sebuah ungkapan ayat:

مي ٰظ َغ ٍق ُ ل ُخ ٰى َ

ل َػ َ ل َكَّنٰإ َو ٤

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

(Al-Qolam/68:4)

Imam al-Ghazali berpendapat bahwa makna beriman kepada Rasul yang terpenting adalah berusaha menghias diri dengan akhlak Rasulullah menurut kadar kesanggupan manusia.

Dari ayat di atas paling tidak terdapat empat aspek pendidikan yang dapat dikaji dari hasil analisis terhadap makna kerasulan yaitu sebagai berikut:

Pertama, makna kerasulan tersebut mengingatkan tentang pentingnya pendidikan akhlak. Hal ini dapat dipahami dari misi yang dibawa oleh para Rasul yang pada intinya adalah pembinaan akhlak.

Kedua, makna kerasulan tersebut juga mengingatkan tentang pentingnya mentaati guru. Para Rasul yang diutus oleh Allah adalah guru bagi kaumnya. Allah menyuruh manusia mentaati Rasul. Ini berarti Allah menyuruh umat manusia mentaati guru, dan jangan sekali-kali menentangnya.

Ketiga, makna kerasulan tersebut juga mengingatkan tentang pentingnya profesionalisme bagi seorang guru. Para ahli pendidikan pada umumnya sepakat bahwa seorang guru yang profesional adalah guru yang selalu menguasai materi pelajaran dengan sebaik-baiknya dan mampu menyampaikan materi pelajaran tersebut secara efektif dan efisien, juga harus memiliki akhlak yang mulia dan berkepribadian yang mulia.

Keempat, makna kerasulan tersebut juga mengingatkan tentang banyaknya tugas yang dilaksanakan oleh seorang guru. Ia bukan hanya sebagai penyampai ilmu pengetahuan dan ajaran-ajaran, melainkan ia juga sebagai pengawal moral dan sebagai teladan.40

Dengan akhlak maka seseorang dapat mempertimbangkan norma-norma yang bersifat pribadi maupun sosial. Maka masyarakat atau sekelompok orang yang tidak memiliki akhlak, mereka tidak ada bedanya dengan kondisi kehidupan sekelompok hewan.

Selain Nabi Muhammad SAW, ada banyak Rasul Allah yang diceritakan dalam Al-Qur‟an yang memiliki akhlak atau karakter

40Abudin Nata, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan (Tafsir ayat-ayat Al-Tarbawy), Jakarta:

Rajawali Pers, 2017, hal. 91

yang baik dan menginspirasi dalam kehidupan kita, diantaranya yang sering disebut dalam Al-Qur‟an adalah sosok Nabi Ibrahim.

Dalam Surat An-Nisa ayat 125 Allah menceritakan tentang akhlak Nabi Ibrahim terhadap sesama: dengan ikhlas berserah diri kepada Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah telah memilih Ibrahim menjadi kesayangan(-Nya). (An-Nisa'/4:125)

Dalam Tafsir Al-Wasith karya Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili, disebutkan penafsiran ayat tersebut sebagai berikut. “tidak ada yang lebih baik agamanya daripada orang yang memurnikan niat untuk menghadap dan menyerahkan diri secara penuh kepada Allah. Tidak ada yang lebih baik daripadanya yang mengikuti agama tauhid yang lurus, yaitu agama Ibrahim Al-Khalil. Allah yang menyebutkan Ibrahim sebagai Khalillaa (kekasih) karena ketulusannya untuk Rabb dalam beribadah, bersungguh-sungguh mencari ridha Allah dan berkorban demi cinta dan iman.

Di antara ciri karakter Nabi Ibrahim yang luhur adalah murah hati dan ramah tamah. Beliau sangat ramah dengan tamu-tamunya. Beliau memiliki kebiasan baik yaitu menghentikan orang atau pengelana yang lewat di depan rumahnya dan mengundang mereka untuk beristirahat, menikmati makanan, dan minuman. Betapa tinggi kepedulian dan perhatian Nabi Ibrahim.41

Dalam menjalani kehidupan di masyarakat Allah jug telah memberikan tuntunan kepada manusia untuk selalu berbuat adil dan menyebarkan segala bentuk kebaikan. Hal ini tercantum dalam Surat An-Nahl ayat 90:

41Otong Surasman, Bercermin pada Nabi Ibrahim, Jakarta: Perspektif, 2016, hal. 23

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (An-Nahl/16:90)

Banyak sekali pendapat ulama tentang makna al-„adl pada ayat ini. Ada yang menjelaskannya secara singkat dan padat, misalnya bahwa yang dimaksud adalah tauhid. Ada juga yang memahaminya dalam arti kewajiban agama yang bersifat fardu.

Beberapa pakar mendefinisikan adil dengan penempatan sesuatu pada tempat yang semestinya. Manusia dituntut untuk menegakkan keadilan walau terhadap keluarga, ibu, bapak dan dirinya (An-Nisa/4/:50), bahkan terhadap musuhnya sekalipun (Al-Maidah/5:8).

Selanjutnya dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada manusia bahwa tidak cukup hanya dengan berbuat adil tetapi harus diikuti dengan berbuat ihsan. Ihsan lebih tinggi dan dalam dari kandungan makna adil. Adil memperlakukan orang lain sama dengan perlakuannya terhadap kita, tetapi ihsan memperlakukannya lebih baik daripada perlakuannya kepada kita. Adil adalah mengambil semua hak kita dan atau memberi semua hak orang lain, sedangkan ihsan adalah memberi lebih banyak daripada yang harus kita beri dan mengambil lebih sedikit dari yang seharusnya kita terima. 42

B. Program Sekolah Adiwiyata

1. Pengertian Sekolah Adiwiyata

Kata sekolah berasal dari bahasa Latin yaitu skhole, scola, scolae, atau skhols yang bermakna waktu senggang. Lembaga sekolah dirancang untuk menyediakan dan menyelenggarakan aktivitas belajar mengajar dan transformasi ilmu pengetahuan, teknologi, sistem nilai, etika, dan estetika yang dikaji secara akademis di bawah pengawasan guru.

Kata Adiwiyata diambil dari kata dalam bahasa Sansekerta dan memiliki makna: Adi, yang berarti besar, baik, agung, ideal dan sempurna. Wiyata, yang berarti tempat yang baik dan ideal untuk memperoleh segala ilmu pengetahuan, norma, dan etika dalam kehidupan sosial.43

42M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Volume 7, Jakarta: Lentera Hati, 2007, hal. 323

43Endang Haris, et.al. Sekolah Adiwiyata, Panduan Implementasi Adiwiyata Mandiri di sekolah, Jakarta: Esensi, 2018, hal. 6

Menurut Monalisa, kata Adiwiyata berasal dari bahasa Sansekerta.

“adi” bermakna besar, agung, baik, pengetahuan dan “wiyata” bermakna sebagai tempat di mana seseorang mendapat ilmu pengetahuan dan norma.44 Jadi, Adiwiyata bermakna tempat yang baik dan ideal untuk memperoleh ilmu pengetahuan, norma, etika yang menjadi dasar manusia menuju kesejahteraan hidup.

Pada prinsipnya Adiwiyata memiliki makna sebagai tempat yang baik dan ideal di mana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju pada cita-cita pembangunan berkelanjutan.45

Dalam peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia nomor 05 tahun 2013 tentang pedoman pelaksanaan program Adiwiyata pada pasal 1 dijelaskan bahwa sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan. Program Adiwiyata adalah program untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan dengan tiga prinsip yaitu:

1. Edukatif, dapat memberikan pengetahuan dan etika mengenai perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam kehidupan, 2. Partisipatif, yang berarti semua komunitas yang ada disekolah ikut

terlibat baik dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sesuai tanggung jawab dan peran masing-masing.

3. Berkelanjutan, yang berarti seluruh program Adiwiyata yang dilaksanakan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus dalam kurun waktu jangka panjang dan menyeluruh, meliputi aspek kehidupan dalam proses perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi sehingga dapat memberikan kontribusi yang besar bagi lingkungan.46

Program Adiwiyata merupakan program untuk mewujudkan sekolah berbudaya lingkungan. Program ini hasil kerja sama antara Kementrian Lingkungan Hidup dengan Departemen Pendidikan Nasional. Menurut Mulyana, Program Adiwiyata diberikan dalam bentuk penghargaan Adiwiyata kepada sekolah-sekolah yang memenuhi persyaratan. Permen Lingkungan Hidup No.02/2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata Pasal 1 yang dimaksud Adiwiyata adalah sekolah yang baik dan ideal sebagai tempat memperoleh segala

44Monalisa, Program Adiwiyata dalam Pengelolaan Lingkungan Sekolah (Studi Kasus SMPN 24 Padang), Skripsi Universitas Negeri Padang, 2013, hal. 3

45Pudi Sri Maryatmo, Adiwiyata Menggapai Cita, Jawa Timur: Beta Aksara, 2020, hal.

9

46Endang Haris, et.al. Sekolah Adiwiyata, Panduan Implementasi Adiwiyata Mandiri di Sekolah, … hal. 7

ilmu pengetahuan dan berbagi norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan cita-cita pembangunan berkelanjutan.47

Program Adiwiyata ialah salah satu program Kementerian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.

Dalam program ini diharapkan seluruh warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat serta menghindari dampak lingkungan yang negatif.48

Pelaksanaan program Adiwiyata merupakan amanah UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, tepatnya pada pasal 65 butir (2) bahwa setiap orang berhak mendapatkan pendidikan lingkungan hidup. Akses informasi, akses partisipasi, dan akses keadilan dalam memenuhi hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. Tindak lanjut dari UU No. 32 Tahun 2009 ialah Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata. Secara aturan atau dasar hukum pelaksanaan, program Adiwiyata sudah seharusnya berjalan di semua sekolah.

Sekolah yang melaksanakan program Adiwiyata menjadi agen yang berperan untuk menjadikan warga sekolah berbudaya dan peduli terhadap lingkungan. Melalui program Adiwiyata tersebut setiap orang wajib mendapatkan pendidikan, pelatihan, pembinaan, serta bertanggung jawab terhadap lingkungan yang ada.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata menjelaskan bahwa Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan. Sejalan dengan peraturan pemerintah, dinyatakan bahwa Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang telah menerapkan sistem dengan maksud untuk mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.

Melalui pengertian Sekolah Adiwiyata di atas dapat disimpulkan bahwa Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang mewujudkan warga sekolah terutama siswa untuk menanamkan sikap peduli terhadap lingkungan.

47Deddy Mulyana,. Ilmu komunikasi; Suatu Pengantar., Bandung: Remaja Rosdakaraya, 2009, hal. 175

48Kementerian Lingkungan Hidup, Panduan Adiwiyata Sekolah Peduli dan Berwawasan Lingkungan. Semarang: Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Badan Lingkungan Hidup, 2012, hal. 23

Penanaman kepedulian itu kemudian diharapkan dapat bermanfaat bagi kehidupan berkelanjutan generasi yang akan datang secara continue.49 2. Tujuan Program Adiwiyata

Program Adiwiyata merupakan program untuk mewujudkan sekolah berbudaya lingkungan. Program ini hasil kerja sama antara Kementerian Lingkungan Hidup dengan Departemen Pendidikan Nasional. Menurut Mulyana, Program Adiwiyata diberikan dalam bentuk penghargaan Adiwiyata kepada sekolah-sekolah yang memenuhi persyaratan.

Melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2013 Program Adiwiyata adalah program untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan. Di antara tujuan dari sekolah Adiwiyata adalah sebagai berikut:

1. Menciptakan kondisi lebih baik bagi sekolah untuk menjadi wadah pembelajaran serta penyadaran segenap warga sekolah di antaranya peserta didik, guru, orang tua/wali peserta didik dan lingkungan masyarakat demi terciptanya upaya pelestarian lingkungan hidup.

2. Warga sekolah juga turut bertanggung jawab dalam mengupayakan penyelamatan lingkungan hidup serta pembangunan yang berkelanjutan

3. Mendorong dan membantu sekolah untuk dapat turut serta di dalam melaksanakan upaya pemerintah demi melestarikan lingkungan hidup dalam pembangunan yang berkelanjutan, berwawasan lingkungan demi hadirnya kepentingan generasi yang akan datang.50

Sekolah yang melaksanakan program Adiwiyata menjadi agen yang berperan untuk menjadikan warga sekolah berbudaya dan peduli terhadap lingkungan. Melalui program Adiwiyata tersebut setiap orang wajib mendapatkan pendidikan, pelatihan, pembinaan serta bertanggung jawab terhadap lingkungan yang ada. Hal ini juga berdasarkan ketentuan Pasal 65 ayat (2) Undang-Undang No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Melalui program Adiwiyata masyarakat Indonesia dapat memiliki keunggulan di bidang lingkungan hidup.

Menurut pendapat Iswari dan Utomo dalam Jurnal Ilmu Lingkungan hidup, program Adiwiyata adalah program yang

49Amos Neolaka, Kepedulian Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta, 2008, hal. 11

50Saeful Uyun, et.al, Manajemen Sekolah/Madrasah Adiwiyata, Yogyakarta:

Deepublish, 2020, hal. 10

komprehensif melibatkan semua stakeholders baik di sekolah dan masyarakat untuk membantu meningkatkan kepedulian lingkungan, khususnya peserta didik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa program Adiwiyata ini bukan semata-mata hanya lomba. Tetapi, Adiwiyata merupakan suatu program pembentukan karakter, sikap, perilaku, dan budaya peduli lingkungan hidup.

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kemendikbud tujuan program Adiwiyata adalah mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untung mendukung pembangunan berkelanjutan. Hal ini berarti sekolah Adiwiyata diupayakan menjadi sekolah atau tempat bagi warga sekolah untuk memperoleh pengetahuan, norma, etika sebagai dasar menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan menuju cita-cita pembangunan berkelanjutan. Dalam program ini diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat serta menghindari dampak lingkungan yang negatif.51

Peraturan pemerintah maupun surat keputusan menteri yang dijadikan dasar dalam program tersebut berupa Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 02 tahun 2009, tentang pedoman pelaksanaan Program Adiwiyata Menteri Negara Lingkungan hidup yang isinya mengatur tentang pelaksanaan program Adiwiyata, serta Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan yang membahas tentang pelaksanaan pembelajaran dalam satuan pendidikan.

Tujuan umum program Sekolah Adiwiyata ini adalah membentuk sekolah peduli dan berbudaya lingkungan yang mampu berpartisipasi dan melaksanakan upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan bagi kepentingan generasi sekarang maupun yang akan datang. Sedangkan pada tujuan khususnya adalah mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan melalui tata kelola sekolah yang baik untuk untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.52

3. Fungsi Program Adiwiyata

Fungsi program Adiwiyata merupakan agar seluruh pelajar ikut terlibat dalam segala kegiatan atau aktivitas persekolahan demi menuju

51Kementerian Lingkungan Hidup, Panduan Adiwiyata Sekolah Peduli dan Berwawasan Lingkungan. Semarang: Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Badan Lingkungan Hidup, 2012, hal. 23

52Sinta Selvi, “Kebijakan Sekolah Dan Partisipasi Siswa Dalam Pelaksanaan Program Adiwiyata Di SMP Negeri 1 Jakenan Kabupaten Pati”. Jurnal Geografi. Vol 11, 2014, hal.2

Dalam dokumen Oleh : ABDUL HAKIM NIM : (Halaman 53-0)