• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

6. Tokoh-tokoh dalam Film Upin dan Ipin 1. Upin

4.2.2 Nilai-nilai moral yang tersampaikan

Serial fiksi film animasi Upin dan Ipin merupakan tontonan di televisi yang dirilis sejak tahun 2007. Awalnya film ini dibuat dengan tujuan agar anak-anak menghayati bulan Ramadhan, kini film Upin dan Ipin hadir dengan jalan cerita yang baru serta jam tayang yang semakin panjang. Di Indonesia, Film Upin

60

dan Ipin tayang setiap hari di MNCTV pada pukul 07.00, 13.00, dan 17.00. Film ini bercerita tentang keseharian dua anak kembar yang bernama Upin dan Ipin bersama teman-temannya.

Film ini menjadi tontonan favorit anak-anak di Desa Pulorejo, khususnya mereka yang berusia 10 tahun. Banyak yang berpendapat positif mengenai film animasi Upin dan Ipin. Dalam wawancara yang diakukan peneliti dengan Viona (10) menuturkan sisi postif dari film animasi Upin dan Ipin Episode Ikhlas dari Hati. Berikut pengungkapannya:

“Upin dan Ipin baik, selalu patuh dengan Opah dan Kak Ros, tidak pernah jahat kepada teman, suka menolong, sopan kepada orangtua.”

(Wawancara dengan Viona, 4 September 2021)

Pencipta sebuah film mempersembahkan sebuah tontonan yang tentunya ingin menyampaikan pesan-pesan moral melalui tingkah laku dan dialog antartokoh yang dikemas dalam sebuah film. Selain mempunyai penokohan dengan tampilan yang menarik, topik cerita dalam film animasi Upin dan Ipin ringan sehingga mudah dipahami oleh anak-anak. menceritakan tentang keseharian anak-anak di lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan bermain.

Film animasi Upin dan Ipin pada awalnya dibuat untuk mendidik anak-anak agar menghayati dan makna ibadah di bulan ramadhan. Sejak awal penayangan mendapat sambutan yang baik dari penonton, sehingga sampai saat ini film tersebut mencapai tiga musim. Karena mendapat sambutan yang baik, film animasi ini diputar di luar negeri termasuk di Indonesia melalui stasiun televisi MNCTV.

Tiga musim dalam film animasi Upin dan Ipin dapat disimpulkan sebagai berikut.

a. Ramadhan

Edisi ini menceritakan tentang kegiatan-kegiatan mendekati bulan ramadhan. Bulan ramadhan ditandai dengan munculnya hilal sampai menjelang hari raya. Opah menceritakan tentang arti bulan ramadhan, arti

61

bulan puasa, keutamaan bulan puasa dan zakat, serta ibadah-ibadah yang mengiringi puasa seperti tarawih dan berbagi dengan sesama,

b. Setahun Kemudian

Musim ini menceritakan mengenai hal-hal yang tidak jauh beda dengan edisi ramadhan. Pada musim ini lebih diajarkan sikap baik saat berpuasa, seperti tidak boleh bermain petasan, menghargai orang yang sedang berpuasa, membantu orangtua menyiapkan hari raya, zakat fitrah, berbagi makanan dengan sesama, saling memaafkan di hari raya.

c. Upin Ipin dan Kawan-kawan

Edisi ini menceritakan tentang keseharian saudara kembar bernama Upin Ipin dan teman-temannya, baik di rumah, di sekolah maupun di tempat bermain. Pada edisi ini menceritakan tentang berbagai hal tentang hari ibu, kebersihan gigi, jika aku menjadi pesulap, sehari bersama Tuk Dalang, jika aku menjadi jam, ikhlas dari hati dan kisah-kisah lainnya.

Beberapa kisah dari film Upin dan Ipin di atas dapat dijadikan media belajar yang menyenangkan, terutama dalam hal penanaman pendidikan karakter pada anak. Mulai dari nilai tentang agama (nilai ketakwaan, nilai kedermawanan, mencintasi sesama), nilai sosial (nilai kepatuhan, nilai kebersihan, bilai toleransi, nilai setia kawan, rendah hati).

d. Upin Ipin dan Kawan-kawan Episode Ikhlas dari Hati

Film Upin dan Ipin pada kisah ini merupakan bagian dari musim Upin Ipin dan Kawan-kawan. Film ini berkisah tentang salah satu teman Upin Ipin yang bernama Ijat mengalami musibah kebakaran. Ijat tidak dapat masuk sekolah dan bermain dengan teman-temannya. Keesekan harinya, di kelas Upin dan Ipin bersama teman-temannya mendapat pelajaran dari Tuk Wan tentang berharganya uang 10 sen, saling membantu antarsesama. Bersamaan dengan hal tersebut, Upin dan Ipin mempunyai ide untuk membantu Ijat dengan memberikan sumbangan dan menghibur dia agar tidak merasa sedih.

Pada episode Ikhlas dari Hati ini mengajarkan tentang nilai-nilai positif seperti kedermawanan, setia kawan, kepatuhan, tolong-menolong. Seperti wawancara dengan Aulia (10), berikut penuturannya

62

“Upin dan Ipin baik, selalu patuh dengan Opah dan Kak Ros, tidak pernah jahat kepada teman, suka menolong, sopan kepada orangtua.”

(wawancara dengan Aulia, 6 September 2021) Sementara, itu, Kamilatun (10) berpendapat bahwa

“Upin Ipin baik hati, selalu mendengarkan Kak Ros dan Opah, teman-temannya juga baik karena mereka kompak, Cikgu Jasmin baik karena selalu memberi nasehat dan sabar kepada murid-muridnya.” (wawancara dengan Nia, 6 September 2021)

Berdasarkan jawaban yang diungkapkan oleh Shaheera dan Kamilatun dapat diketahui bahwa mereka dapat menyerap nilai-nilai yang ada dalam film Upin dan Ipin Episode Ikhlas dari Hati. Demikian dengan kebiasaan menonton film Upin dan Ipin akan berpengaruh terhadap perilaku anak karena melalui kebiasaan menonton film tersebut berdasarkan apa yang mereka lihat akan terekam lama dalam pikiran dan memotivasi untuk meniru tingkah laku tokohnya.

Menurut Morissan dalam Werdiningsih (2017), ada empat faktor yang harus dilakukan seseorang dalam menirukan tingkah laku seseorang dari lingkungan tertentu.

1. Perhatian

Seseorang menirukan sesuatu/orang lain dengan memberikan perhatian kepada objek yang ditirunya. Dalam hal ini seorang anak yang akan meniru tokoh kartun favoritnya maka ia akan memperhatikan tokoh kartun yang disukainya.

2. Mengingat

Anak yang memperhatikan tokoh favoritnya harus merekam peristiwa dalam ingatannya dan harus mengingat apa yang akan ia tiru.

3. Reproduksi Tindakan

Sesudah anak tahu dan mempelajari tingkah laku/hal-hal baik dari subjek, anak dapat menunjukkan kemampuannya terhadap apa yang ia rekam dalam bentuk tingkah laku. Dengan kata lain, anak mempraktekkan apa yang ia tiru dari tokoh favoritnya.

4. Motivasi

63

Motivasi menjadi penggerak anak untuk melakukan sesuatu. Jadi anak harus memiliki alasan untuk menirukan perilaku dari tokoh kesukaannya.

Melalui tayangan film Animasi Upin dan Ipin, khususnya pada Episode Ikhlas dari Hati anak akan belajar banyak mengenai pendidikan moral dan pendidikan karakter yang dikemas dalam cerita dan bahasa yang lucu, khas anak-anak. Meskipun penayangan Film Upin dan Ipin di Indonesia tidak dialih suarakan, namun anak-anak paham dengan bahasa dalam filam tersebut didukung juga dengan teks terjemahan bahasa Indonesia yang muncul di layar kaca. Seperti wawancara dengan Zahwa (10), berikut penuturannya.

“Filmnya seru dan bermacam-macam ceritanya kak, saya juga sudah hapal jadwal tayangnya di MNCTV 3 kali sehari. Kadang terjemahannya tidak saya baca karena hampir mirip dengan bahasa Indonesia.” (Wawancara dengan Zahwa, 5 Septemer 2021)

Berdasarkan jawaban dari Zahwa (10) dapat diketahui bahwa meskipun film Upin dan Ipin tidak dialihsuarakan, anak-anak tetap bisa memahami isi dan pesan yang disampaikan dalam film Upin dan Ipin, khususnya episode Ikhlas dari Hati. Zahwa mengungkapkan bahwa bahasa dalam film Upin dan Ipin hampir sama dengan bahasa Indonesia dan didukung dengan teks terjemahan yang ada dalam layar kaca. Dengan adanya teks terjemahan dari bahasa Malaysia ke bahasa Indonesia diharapkan dapat mempermudah penontonnya untuk mengetahui makna dari bahasa tersebut.

Nilai pendidikan pada sebuah film dalam hal ini tidak diartikan sebagaimana yang ada di bangku sekolah. Nilai pendidikan pada sebuah film bermakna pesan atau moral yang menjadi poin plus bagi penciptanya agar tujuan yang hendak dicapai tersampaikan ke penonton. Dengan demikian, penonton mendapatkan pembelajaran positif dari sebuah film. Hampir semua film menyuguhkan mengenai suatu hal yang dikemas sebagai media untuk hiburan.

Tidak sedikit film animasi yang yang masih menayangkan adegan perkelahian, kekerasan, permusuhan. Dalam film animasi Upin dan Ipin adegan tersebut tidak ada. Film tersebut kebanyakan menceritakan tentang setia kawan, patuh kepada

64

orangtua, saling menolong, dan keagamaan. Film ini disajikan secara sederhana, komunikatif, dan mendidik. Seperti halnya wawancara yang dilakukan dengan Shella (10) sebagai berikut.

“Perilaku yang dapat dicontoh yaitu sopan kepada orangtua, rukun kepada teman, dan saling tolong menolong.” (wawancara dengan Shella, 4 September 2021)

Sementara itu, Rafa (10) berpendapat,

“Harus menjadi anak yang baik, memperhatikan saat di kelas, berani maju di depan kelas seperti Mei-mei, suka menolong.” (wawancara dengan Rafa, 4 September 2021)

Berdasarkan pendapat dari Shella dan Rafa dapat disimpulkan bahwa anak dapat menangkap pesan yang terdapat dalam film Upin dan Ipin Episode Ikhlas dari Hati. Hal tersebut sejalan dengan fungsi media massa yaitu sebagai sarana penerusan nilai-nilai. Fungsi ini mengarah pada cara-cara di mana individu mengadopsi perilaku dan nilai-nilai dari suatu kelompok. Tayangan dalam televisi menghadirkan gambaran di masyarakat dengan cara mendengarkan, melihat, membaca, dan mengamati. Program dalam televisi mendorong seseorang untuk mempelajari dan bertindak terhadap nilai-nilai yang baik.

Beberapa peneltian menjelaskan bahwa film dapat dijadikan sebagai media dalam menanamkan pendidikan karakter bahkan dapat dijadikan media pembelajaran yang menyenangkan. Menurut Nurwita (2019) menjelaskan bahwa film memiliki keunggulan sebagai media untuk menerangkan suatu proses, dapat mengikat perhatian anak, dapat merangsang dan memotivasi kegiatan anak-anak.

Bagi anak-anak yang memiliki daya tangkap tinggi, program tayangan dalam televisi mamu diserap dengan cepat. Apabila film kartun yang ditayangkan mengandung nilai-nilai edukatif maka akan memberikan dampak positif bagi anak.

Media massa seperti halnya televisi mempunyai potensi dalam mensosialisasikan nilai-nilai kepada anak. Menurut Hidayanti dalam Artha (2016) menyatkan bahwa televisi tidak hanya sebagai hiburan bagi anak-anak, melainkan

65

juga sebagai alat untuk mensosialisasikan sesuatu yang baik kepada mereka. Apa yang diperoleh anak dalam proses belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu lama waktu menonton dan mengikuti siaran dan keadaan seseorang. Media massa sebagai salah satu bentuk agen sosialisasi berperan dalam pembentukan kepribadian anak. Proses terbentuknya kepribadian tertentu dapat dilihat dari proses pembiasaan. Bentuk lain peran televisi dalam pembentukan kepribadian anak adalah melalui proses peniruanoleh karena itu, agar program televisi berpengaruh positif pada pembentukan kebiasaan alangkah lebih baik jika menyangkan acara dengan model perilaku positif atau memperkuat perilaku anak yang sedang berada dalam tahap pembentukan.

Berdasarkan hasil penelitian, nilai-nilai yang tersampaikan pada anak usia 10 tahun dalam film animasi Upin dan Ipin Episode Ikhlas dari Hati adalah sebagai berikut.

1. Nilai setia kawan

Nilai setia kawan dalam film Upin dan Ipin Episode Ikhlas dari Hati yang tersampaikan pada anak-anak dapat terlihat berupa aktivitas-aktivitas para tokoh dalam film di ketika bermain bersama teman, menghibur teman yang sedang sedih, menolong teman yang sedang mengalami musibah, mengajak teman untuk belajar bersama.

2. Nilai kedermawanan

Nilai kedermawanan dalam film Upin dan Ipin Episode Ikhlas dari Hati yang tersampaikan pada anak-anak dapat terlihat berupa aktivitas-aktivitas para tokoh dalam film ketika menolong teman yang mengalami musibah, menolong nenek untuk mengambilkan sesuatu dengan ikhlas, membantu teman belajar, berbagi kepada teman yang membutuhkan, memberkan barang yang bermanfaat untuk orang lain, memberikan perhatian kepada teman, nenek, dan kakak.

3. Nilai keragaman (multikultural)

Nilai tentang keragaman dalam film Upin dan Ipin Episode Ikhlas dari Hati yang tersampaikan pada anak-anak dapat terlihat dari para tokoh dalam

66

film Upin dan Ipin yang berkebudayaan beraneka ragam. Tidak hanya berasal dari Melayu, namun ada juga tokoh yang berasal dari China dan India. Dalam film Upin dan Ipin ini didominasi oleh pemain laki-laki sehingga anak dapat mengetahui sifat, hobi, dan permainan kesukaan antara laki-laki dan perempuan. Terlihat dari penampilan fisik yang meliputi warna kulit, bentuk mata, rambut, dan agama yang berbeda maka anak akan belajar mengenai perbedaan. Berawal dari perbedaan anak akan belajar untuk lebih menghargai orang lain, menghormati teman yang berbeda agama, dan mempunyai sikap toleransi antar umat beragama.

Nilai tentang keragaman dalam yang tersampaikan dari film Upin dan Ipin Episode Ikhlas dari Hati terlihat dari Upin Ipin yang setia kawan dan rukun saat bermain, kompak, bergantian saat bermain, melakukan suit supaya adil dalam bermain baik bermain di lingkungan sekolah dan lingkungan rumah.

Tokoh dalam film Upin dan Ipin Episode Ikhlas dari Hati memiliki latar kebudayaan yang berbeda, di antaranya adalah Mei mei yang merupakan anak perempuan keturunan Tionghoa. Mei mei yang bermata sipit, berkulit putih ini memiliki kepribadian yang pandai, suka berhemat, ceria, suka bermain masak-masak. Jarjit Singh terlihat berbeda dari teman-temannya yang lain, karena keturunan dari India yang gemar membuat pantun.

4. Nilai kepatuhan

Nilai kepatuhan dalam film Upin dan Ipin Episode Ikhlas dari Hati yang tersampaikan pada anak dapa terlihat berupa aktivitas-aktivitas tokoh yang patuh kepada orangtua dan guru, berpamitan saat berangkat ke sekolah dan bermain, mendengarkan nasehat dari guru dan orangtua, mengerjakan tugas, melaksanakan perintah dari orangtua dengan baik.

Patuh di lingkungan sekolah seperti memperhatikan guru ketika mengajar, melaksanakan perintah dari guru, maju ke depan kelas dengan percaya diri, menghormati guru. Dalam film ini terlihat sikap hormat antartokoh yaitu selalu mengucapkan terimakasih ketika telah dibantu atau diberi sesuatu oleh orang lain.

67 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait