• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI-NILAI UMUM ETIKET KEPEMIMPINAN a Landasan Moral Kepemimipinan

Dalam dokumen BAB PENGANTAR ETIKA PROFESI PNS (Halaman 143-148)

ETIKA KEPEMIMPINAN

C. NILAI-NILAI UMUM ETIKET KEPEMIMPINAN a Landasan Moral Kepemimipinan

Pepatah Arab yang cukup terkenal di Indonesia mengatakan ―Innamalumamu akhlaqu maa baqiat fain humu jahabat akhlaquhum jahabu‖ Artinya suatuumat akan kuat karena berpegang teguh pada moralitas yang ada, namun apabilamoral diabaikan maka tunggulah kehancuran umat tersebut.

Pemimpin yang visioner adalah pemimpin yang memiliki kompetensiuntuk mewujudkan visi organisasi secara bersamasama dengan sumber dayamanusia (SDM) yang dipimpinnya.Seorang pimpinan yang memiliki kemampuanrethingking future. Pimpinan yang mampu menggerakkan seluruh potensi yangdimiliki organisasi kearah masa depan yang lebih cemerlang. Pimpinan yang penuh kewibawaan sehingga mampumembangun semangat setiap pribadi untuk ikut ambil bagian dalam mewujudkantujuan. Pimpinan yang tidak hanya menguasai permasalahan yangdihadapi., tetapi juga memiliki semangat membara untuk bersama –sama menyelasaikan masalah secara cepat dan tepat (high commitment and highabstraction).

Moral pemimpin yang bersumber pada Pancasila terutama dan terpentingadalah ―moral ketaqwaan‖.Pemimpin yang bermoral ketaqwaan dalam memimpinbangsa pasti mampu mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance).Ketaqwaan yang dimiliki seorang pemimpin mendorong mereka taat dan patuhserta konsisten menjadikan agama yang dianutnya sebagai point of reversencedalam melaksanakan tugas kepemimpinannya. Moral ketaqwaan melahirkanseorang pemimpin yang mampu menghargai pekerjaan orang lain, mengakui

63

Moral ketaqwaan mampu mendorong seorang pemimpin bersikaptransparan, keterbukaan dalam melaksanakan amanah yang diembannya. Dalamproses penetapan kebijakan memberikan kesempatan orang yang dipimpinmemberikan kontribusi dalam agenda setting. Manfaatnya rakyat menjadi individuyang aspiratif dan responsive.Sementara pimpinan menjadi fasilitator yang penuhdedikatif dan responsif akomodatif terhadap kepentingan orang yang dipimpinnya.

Untuk lebih memahami bagaimana seharusnya seorang pimpinan beretiket, maka kiita perlu melihat contoh-contoh pemimpin yang kesuksesan dan kewibawaanya sudah diakui oleh dunia. Seorang pemimpin yang sukse akan mmeninggalkan pengaruh yang berlangsung lama dan luas, bahkan ketika beliau sudah tidak ada atau sudah tidak menjadi pemimpin lagi.

1) Landasan Moral Kepemimpinan Rasullullah

Rasulullah Muhammad Saw sudah diakui kehebatannya oleh seluruh dunia, baik pada masa kepemimpinannya atau ketika dia sudah tidak menjabat lagi, baik ketika dia hidup bahkan hingga beliau sudah wafat, dan tentunya diakui kemampuannya dalam meimpin oleh kawan maupun lawan. beberapa penulis yang tidak ragu menuliskan beliau sebagai orang paling berpengaruh di dunia diantaranya Michael H. Hart.

Diantara rahasia sukses Rasulullah Saw memimpin umat ini adalahterletak pada kepribadiannya yang utuh, terarah dan berakhlakul karimah dalamsegala aspek kehidupan.ada kesesuaian antara kata dengan perbuatan.Berikut iniadalah sebagaian akhlak dan kepribadiaan Rasulullah Saw :

a). Sidik (Kejujuran)

Selama hidupnya Rasulullah Saw sama sekali tak pernah berdusta. Baik itusebelum beliau diangkat menjadi nabi atau sesudahnya. Sampai usia 40 tahunbeliau tidak dikenal sebagai negarawan.pengkhutbah atau seorang orator. Ia tidakpernah tampak berbicara tentang masalah-masalah etika, metafisika, hukum,politik, ekonomi ataupun masalahmsalah sosial. Namun tidak diragukan lagibahwa ia memiliki karakter yang luar biasa baiknya, tutur kata dan perilaku muliadan penampilan yang menawan.

b) Amanah (menyampaikan)

Rasulullah Saw dikenal oleh masyarakat sebagai Al-Amin (manusia yangdapat dipercaya) Akhlak yang ditampilkan oleh beliau ini amatlah disegani

64

kawanmaupun lawan.Amanah adalah salah satu titipan yang bermakna kepercayaan.Orang yang diserahi memegang amanah dapat dipercaya sehingga peluang untuktumbuh suburnya benalu nepotisme, kolusi dan korupsi dapat dibendung. Umatmanusia yang siap memikul amanah dan memeliharanya Insya Allah akanmencapai kemenengan dan keberuntungan dalam kehidupannya. Allah Swtberfirman :

c) Adil

Dalam sebuah riwayat sahih (terpercaya) diceritakan tentang seorang wanita dari kalangan bangsawan Arab yang kedapatan mencuri dan akan segera diberlakukan hukuman potong tangan padanya. Lalu datanglah Usamah bin Zaid yang merupakan orang terdekat Rasulullah Saw meminta dispensasi atau keringanan hukuman atas wanita bangsawan tadi. Apa jawab beliau " Seandainya Fatimah binti Muhammad sendiri yang mencuri niscaya aku akan potong tangannya "

Tak akan diskriminasi dalam masalah hukum, semuanya sama dalam kaca mata undang-undang. Ada praktek kolusi dan manipulasi dalam masalah hukum/undang-undang merupakan sumber kehancuran generasi generasiterdahulu, demikian statement dan kebijakan tegas Rasul kepada yang meminta keringanan hukuman.

d) Fathonah (Kecerdasan)

Cara berfikir dan cara bertindaknya senantiasa dilakukan dengan cara-cara yang benar, jujur dan adil tanpa menutup diri dari sikap waspada dalam menghadapi setiap permasalahan yang muncul. Sehingga beliau mampu bertemu dan bertatap muka dalam setiap arena dengan penuh kematangan dan persiapan yang prima

e) Tabligh

Meski Rasulullah Saw seorang yang buta huruf dan menjalankan kehidupan dengan biasa, tenang tanpa halhal yang istimewa, namun ketika ia mulai menyiarkan risalahnya, seluruh orang Arab tertegun penuh kekaguman, terpikat oleh kefasiahannya berbicara dan kemampuan berpidato yang amat baik dan mengagumkan serta tak ada bandingannya, baik oleh penyair dan ahli pidato sekalipun.

65

Hal inilah yang perlu diteladani oleh para pemimpin umat dewasa ini bila menginginkan diri mereka mendapatkan tempat di hati orang banyak sebab omongan yang tak jelas berbau provokasi, kedustaan dan penuh caci maki sama sekali tak akan mendatangkan kebaikan. Bukankah amat sering kita mendengar pernyataan hati ini demikian lalu keesokan harinya diralat, maka kepercayaan rayat atau masyarakat pun segera hilang dan segera pula timbul gejolak di sana sini.

f) Ketaqwaan

AlQur'an menyebutkan hal ini sebagai kualitas tertinggi seorang muslim dan Rasulullah Saw merupakan manusia tertinggi kualitas taqwanya dibandingkan manusia manapun yang ada di jagad ini. Sebagaimana pernyataan beliau : " Saya adalah orang yang paling takut dan paling bertaqwa dibandingkan kalian namun saya melaksanakan qiyamullail dan tidur, saya berpuasa namun juga berbuka dan sayapun menikahi wanita...." (HR. Muslim).

Demikianlah ciri-ciri moralitas yang mendasar dan yang senantiasa melandasi kepemimpinan Rasulluah Saw sehingga dengan moral force itulah manusia dapat mewujudkan potensi tertingginya dalam segala bidang sehingga terkendali secara baik. Rasulullah Saw yang terbimbing oleh wahyu berhasil membangun sistem moral yang baku yang pasti mendatangkan kebaikan bagi siapa saja yang menjalaninya terlebih lagi para pemimpin umat.

2) Moral Kepemimpinan dalam serat Jatipusaka Makutha Raja

Serat Makutha Raja merupakan tulisan Sultan Hamengku Buwono V yang merupakan pedoman bagi raja atau pemimpin.Sebagai buku, serat ini mengandung ajaran-ajaran moral yang seharusnya (das Sollen) dilakukan dan dijalankan oleh Raja ataupun pemimpin pada umumnya. Sebagai kitab ajaran, berisi aturan-aturan yang bersifat imperatif atau mengharuskan. Tetapi tentu saja ini juga merupakan bagian dari membangun kesadaran moral seorang pemimpin.

66

Dalam Serat Makutha Raja pupuh Sinom, ditunjukkan bagaimana raja harus mengingat asal usul maupun niat ketika hendak menjadi seorang pemimpin. Oleh karena itu perilakunya harus benarbenar tidak boleh meninggalkan aturan, sebagaimana tertulis:

Kepemimpinan yang etik menggabungkan antara pengambilan keputusan etik dan perilaku etik; dan ini tampak dalam konteks individu dan organisasi.Tanggung jawab utama dari seorang pemimpin adalah membuat keputusan etik dan berperilaku secara etik pula, serta mengupayakan agar organisasi memahami dan menerapkannya dalam kode-kode etik.

Saran-saran untuk perilaku secara etik

Bila pemimpin etik memiliki nilai-nilai etika pribadi yang jelas dan nilai-nilai etika organisasi, maka perilaku etik adalah apa yang konsisten sesuai dengan nilai- nilai tersebut. Ada beberapa saran yang diadaptasi dari Blanchard dan Peale (1998) berikut ini:

a. berperilakulah sedemikian rupa sehingga sejalan dengan tujuan anda (Blanchard dan Peale mendefinisikannya sebagai jalan yang ingin anda lalui dalam hidup ini; jalan yang memberikan makna dan arti hidup anda.) Sebuah tujuan pribadi yang jelas merupakan dasar bagi perilaku etik. Sebuah tujuan organisasi yang jelas juga akan memperkuat perilaku organisasi yang etik.

b. berperilakulah sedemikian rupa sehingga anda secara pribadi merasa bangga akan perilaku anda. Kepercayaan diri merupakan seperangkat peralatan yang kuat bagi perilaku etik. Bukankah kepercayaan diri merupakan rasa bangga (pride) yang diramu dengan kerendahan hati secara seimbang yang akan menumbuhkan keyakinan kuat saat anda harus menghadapi sebuah dilema dalam menentukan sikap yang etik.

c. berperilakulah dengan sabar dan penuh keyakinan akan keputusan anda dan diri anda sendiri. Kesabaran, kata Blanchard dan Peale, menolong kita untuk

67

bisa tetap memilih perilaku yang terbaik dalam jangka panjang, serta menghindarkan kita dari jebakan hal-hal yang terjadi secara tiba-tiba.

d. berperilakulah dengan teguh. Ini berarti berperilaku secara etik sepanjang waktu, bukan hanya bila kita merasa nyaman untuk melakukannya. Seorang pemimpin etik, menurut Blanchard dan Peale, memiliki ketangguhan untuk tetap pada tujuan dan mencapai apa yang dicita-citakannya.

e. berperilakulah secara konsisten dengan apa yang benar-benar penting. Ini berarti anda harus menjaga perspektif. Perspektif mengajak kita untuk melakukan refleksi dan melihat hal-hal lebh jernih sehingga kita bisa melihat apa yang benar-benar penting untuk menuntun perilaku kita sendiri.

Dalam dokumen BAB PENGANTAR ETIKA PROFESI PNS (Halaman 143-148)