• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan karakter mengemban misi untuk mengembangkan watak- watak dasar yang seharusnya dimiliki oleh peserta didik. Pendidikan karakter

di Indonesia didasarkan pada sembilan pilar karakter dasar, yaitu (1) cinta kepada Allah dan semesta beserta isinya; (2) tanggung jawab, disiplin, dan mandiri; (3) jujur; (4) hormat dan santun; (5) kasih sayang, peduli, dan kerjasama; (6) percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah; (7) keadilan dan kepemimpinan; (8) baik dan rendah hati; serta (9) toleransi, cinta damai, dan persatuan.

Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter di Indonesia diidentifikasi berasal dari empat sumber yaitu (1) agama, (2) Pancasila, (3) budaya, dan (4) tujuan pendidikan nasional. Keempat sumber nilai tersebu dapat diuraikan sebagai berikut.

Pertama, agama. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat beragama. Oleh karena itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama. Secara politis, kehidupan kenegaraan pun didasari nilai-nilai yang berasal dari agama. Karenanya, nilai-nilai pendidikan karakter harus didasasi nilai-nilai agama.

Kedua, Pancasila. Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945 yang dijabarkan lebih lanjut ke dalam pasal-pasal dalam batang tubuh UUD 1945. Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, dan kemasyarakatan. Pendidikan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang lebih baik yaitu warga negara yang memiliki kemampuan dan kemauan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Ketiga, budaya. Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia yang hidup bermasyarakat senatiasab didasari nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat tersebut. Nilai budaya ini dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu dalam interaksi dan komunikasi antaranggota masyarakat tersebut. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya sumber nilai dalam pendidikan karakter bangsa.

Dalam konteks dakwah Islamiyah di Indonesia misalnya, kewajiban berjilbab bagi wanita muslimah telah tegas termuat dalam Al-Quran, namun belum banyak ditaati oleh sebagian muslimah Indonesia. Sosialisasi kewajiban berjilbab tersebut terbukti sangat efektif dengan seni-budaya. Sejak Bimbo menebarkan lagu ”Aisyah Adinda Kita” dan Emha Ainun Nadjib

mempublikasikan puisi ”Lautan Jilbab” maka kini dari hari ke hari kesadaran wanita muslimah untuk berjilbab nampak semakin meningkat. Kini, jilbab sudah terasa menjadi ”pakaian resmi” dalam berbagai pertemuan atau acara yang diadakan oleh instansi resmi maupun warga masyarakat. Pendek kata, kini jilbab telah membudaya. Memang, menurut Fillah (2007: 331), untuk menjdi peradaban, setiap proyek pemikiran harus disupport oleh proyek budaya.

Keempat, tujuan pendidikan nasional. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahu 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas menyatakan bahwa "Pendidikan nasional berfungsi

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depag. RI, 2006).

Dalam UU Sisdiknas di atas dinyatakan secara eksplisit bahwa tujuan pendidikan nasional yang menempati urutan pertama adalah untuk membentuk warganegara Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Allah swt.), dan urutan yang kedua adalah membentuk warganegara Indonesia yang berakhlak mulia. Penempatan kata "takwa" dan "akhlak mulia" di urutan paling awal dalam rumusan tujuan pendidikan nasional ini seharusnya dipahami oleh semua pakar dan praktisi pendidikan di negeri ini bahwa semangat UU Sisdiknas tersebut adalah ingin mewujudkan warganegara Indonesia yang bertakwa dan berakhlak mulia. Artinya, semua aktivitas pendidikan nasional, mulai dari filosofi, perencanaan, pelaksanaan, dan model-model evaluasinya semestinya diarahkan dalam rangka mewujudkan tujuan utama tersebut.

Berdasarkan keempat sumber nilai di atas, dapat diidentifikasi sejumlah nilai untuk pendidikan karakter sebagai berikut.

NO. NILAI DESKRIPSI

1 Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama. Mewarnai kehidupan sehari-harinya dengan nilai-nilai agama. Senantiasa berbuat baik dimana pun dan

kapan pun karena merasa selalu diawasi oleh Allah (ihsan).

2 Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3 Toleransi Sikap dan perilaku yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dengan dirinya.

4 Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan path pada berbagai ketentuan dan peraturan yang baik.

5 Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh- sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baikya.

6 Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimilikinya.

7 Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas dan problema kehidupan.

8 Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan

orang lain. 9 Rasa Ingin

Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat dan didengar. 10 Semangat

Kebangsaan

Cara berpikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. 11 Cinta Tanah

Air

Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

12 Menghargai Prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain.

13 Bersahabat/ Komunikatif

Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain.

14 Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

15 Gemar Membaca

Kesediaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

Lingkungan mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

17 Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

18 Tanggung Jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan untuk diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Allah SWT.

Sekolah dan para guru dapat menambah atau mengurangi nilai-nilai tersebut sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang dilayani sekolah dan hakikat materi Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar dan materi bahasan suatu mata pelajaran. Rumusan nilai-nilai yang menjadi muatan pendidikan karakter ini memiliki sejumlah persamaan dengan dengan rumusan karakter dasar yang dikembangkan di negara lain, dan karakter dasar yang

dikembangkan oleh Ary Ginanjar Agustian melalui ESQ-nya. Perbandingan nilai-nilai karakter dasar tersebut adalah sebagai berikut.

KARAKTER DASAR

Heritage Foundation Character Counts USA Ary Ginajar Agustian/ESQ

1. Cinta kepada Allah dan semesta beserta isinya. 2. Tanggung jawab, disiplin, dan mandiri. 3. Jujur 4. Hormat dan santun 5. Kasih sayang, peduli, dan kerjasama. 6. Percaya diri, kreatif, kerjakeras, dan pantang menyerah. 7. Keadilan dan kepemimpinan. 8. Baik dan rendah

hati

9. Toleransi, cinta damai, dan

persatuan.

1. Dapat dipercaya 2. Rasa hormat dan

perhatian. 3. Peduli 4. Jujur 5. Tanggung jawab 6. Kewarganegaraa n 7. Ketulusan 8. Berani 9. Tekun 10. Integritas 1. Jujur 2. Tanggung jawab 3. Disiplin 4. Visioner 5. Adil 6. Peduli 7. Kerjasama

Agustian (2009:v-xi) merumuskan tujuh nilai karakter dasar/utama tersebut didasarkan atas kajian bahwa terjadinya krisis moral di tengah masyarakat kita yang ia sebut sebagai krisis “Budi Utama”, yaitu (1) hilangnya kejujuran, (2) hilangnya rasa tanggung jawab, (3) tidak berpikir jauh ke depan, (4) rendahnya kedisiplinan, (5) kurangnya kerja sama, (6) tidak adanya keadilan, dan (7) memudarnya kepedulian.

Nilai-nilai karakter tersebut sesungguhnya bagian dari 99 nilai Ilahi yang ada dalam Asmaul Husna yang seharusnya menjadi nilai-nilai insani yang diamalkan oleh manusia dalam hidup sehari-hari, yakni: (1) saya ingin menjadi orang yang pengasih (bersifat umum), (2) saya ingin selalu bersifat

penyayang (bersifat khusus), (3) saya ingin menguasai diri, (4) saya ingin suci dalam berpikir dan bertindak, (5) saya ingin hidup selamat/sejahtera, (6) saya ingin selalu dipercaya, (7) saya ingin selalu memelihara dan merawat, (8) saya ingin selalu gagah dan terhormat, (9) saya ingin menjadi orang yang perkasa, (10) saya ingin memilki kebesaran hati dan jiwa, (11) saya ingin selalu

mencipta/berkreasi, (12) saya ingin merencanakan (visi), (13) saya ingin selalu mendesain dan mewujudkan cita-cita, (14) saya ingin selalu mengampuni orang lain, (15) saya ingin memiliki kekuatan untuk menopang kebaikan, (16) saya ingin selalu menjadi orang yang suka memberi (sifat), (17) Saya ingin selalu memberi (praktik), (18) saya ingin selalu membuka hati orang lain, menjadi perintis dan pelopor orang lain, (19) saya ingin selalu belajar dan berilmu, (20) saya ingin mengendalikan sesuatu (positif), (21) saya ingin selalu melapangkan jalan orang lain, (22) saya ingin merendah demi keadilan, (23) saya ingin selalu mengangkat demi keadilan, (24) saya ingin selalu menjernihkan, (25) saya ingin selalu menghinakan orang-orang yang jahat demi menuju keadilan, (26) saya ingin selalu mendengarkan dan memahami orang lain (berempati), (27) saya ingin selalu melihat dan memperhatikan orang lain, (28) saya ingin mengendalikan dan melakukan kontrol dengan baik, (29) saya ingin selalu bersikap adil, (30) saya ingin selalu bersikap halus dan merasakan perasaan orang lain, (31) saya ingin selalu berhati-hati, (32) saya ingin selalu menjadi orang yang penyantun dan lembut hati, (33) saya ingin bersifat agung, (34) saya ingin selalu menjadi pemaaf (watak), (35) saya ingin selalu berterima kasih kepada orang lain yang berbuat baik, (36) saya ingin menjadi orang yang bermartabat tinggi, (37) saya ingin memiliki

kebesaran, (38) saya ingin selalu menjaga dan memelihara, (39) saya ingin memperhatikan dan merasakan pengaduan orang lain, (40) saya ingin selalu teliti dan cermat dalam segala hal, (41) saya ingin memiliki pribadi yang luhur, (42) saya ingin selalu dermawan, (43) saya ingin selalu mengawasi dan memantau, (44) saya ingin selalu memperhatikan keinginan orang lain, (45) saya ingin memiliki wawasan yang luas, (46) saya ingin selalu bersikap bijaksana (sifat), (47) saya ingin selalu simpatik dan penyiram kesejukan, (48) saya ingin selalu bersifat bajik kepada orang lain, (49) saya ingin selalu membangkitkan motivasi, (50) saya ingin menyaksikan sendiri segala sesuatu, (51) saya ingin selalu membela yang benar, (52) saya ingin dapat dipercaya apabila diberi amanat, (53) saya ingin memiliki kekuatan dan semangat yang tinggi, (54) saya ingin selalu bersikap teguh hati, (55) saya ingin selalu melindungi, (56) saya ingin selalu bersikap terpuji, (57) saya ingin selalu memperhatikan semua faktor dan semua sektor, (58) saya ingin selalu memulai terlebih dahulu dalam berkreasi (berinisiatif), (59) saya ingin mengembalikan sesuatu ke posisi yang tepat demi keadilan, (60) saya ingin selalu menghidupkan semangat, (61) saya ingin mematikan pikiran jahat, (62) saya ingin sering memberikan "kehidupan" kepada orang lain, (63) saya ingin selalu bersikap tegar dan mandiri, (64) saya ingin melakukan sesuatu yang baru (inovasi), (65) saya ingin bersifat mulia, (66) saya ingin menjadi orang yang terbaik, (67) saya ingin selalu menyatukan berbagai hal, (68) saya ingin selalu dibutuhkan orang lain, (69) saya ingin memliki kemampuan yang memadai, (70) saya ingin selalu membina orang lain agar memiliki

ingin mengakhiri dan menghentikan sesuatu demi keadilan, (73) saya ingin selalu menjadi orang pertama (inventer), (74) saya ingin selalu menjadi orang terakhir (penutup) yang menentukan, (75) saya ingin memiliki integritas yang nyata, (76) saya ingin selalu memperhatikan kondisi batiniah diri sendiri dan orang lain, (77) saya ingin mendidik dan memberikan perlindungan kepada orang lain, (78) saya ingin memiliki ketinggian pribadi, (79) saya ingin selalu jauh dari keburukan, (80) saya ingin selalu mau menerima kesalahan orang lain, (81) saya ingin memperingatkan orang yang salah/keliru demi menjaga kebaikan, (82) saya ingin bersifat pemaaf, (83) saya ingin bersifat pengasih kepada yang menderita, (84) saya ingin selalu berhasil, (85) saya ingin selalu agung, mulia, dan terhormat, (86) saya ingin adil dalam menghukum, (87) saya ingin selalu berkolaborasi dan bersatu, (88) saya ingin kaya lahir batin, (89) saya ingin memajukan orang lain, (90) saya ingin selalu mencegah sesuatu yang buruk, (91) saya ingin menghukum demi keadilan, (92) saya ingin memberi manfaat kepada orang lain, (93) saya ingin selalu berilmu dan mulia, (94) saya ingin selalu menjadi orang yang suka membimbing, (95) saya ingin selalu tampak indah dan menciptakan keindahan, (96) saya ingin

memiliki segala sesuatu secara jangka panjang (memelihara), (97) saya ingin mewasisi dan mendelegasikan, (98) saya ingin selalu pandai dan cerdas, dan (99) saya ingin menjadi penyabar dan tidak tergesa-gesa.

F. Nilai-nilai Karakter dalam Sebuah Keutuhan

Dokumen terkait