TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
2.1 Nilai Perusahaan
Perusahaan memiliki misi utama yaitu untuk mensejahterakan para pemegang saham, tujuan ini dapat dicapai dengan melakukan upaya untuk memaksimalkan harga saham perusahaan yang bersangkutan. Untuk mencapai tujuan ini maka akan sangat dipengaruhi oleh kebijakan keuangan yang di ambil oleh perusahaan.
Nilai dapat di interpretasikan sebagai sesuatu yang menggembirakan atau diinginkan apabila nilai bersifat positif datam artian menguntungkan, sebaliknya nilai dapat dikatakan tidak diinginkan atau dihindari apabila nilai tersebut cenderung negatif sehingga akan menyebabkan kerugian bagi pihak yang memperolehnya yang tentu sajakan berdampak pada keputusan yang di ambil (Tika, et al. 2012:40).
Nilai perusahaan didefinisikan sebagai nilai pasar karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham meningkat. Berbagai kebijakan diambil oleh manajemen dalam upaya untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik dan para pemegang saham tercermin pada harga saham (Brigham et al., 2006).
Nilai perusahaan merupakan persepsi para investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan. Harga saham yang tinggi akan membuat nilai perusahaan jauh tinggi dan meningkatkan kepercayaan pasar tidak hanya terhadap kinerja perusahaan saat ini namun juga pada masa yang akan datang. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting bagi perusahaan. Dengan memaksimalkan nilai perusahaan sama dengan memaksimalkan tujuan utama perusahaan.
Peningkatan nilai perusahaan adalah sebuah presetasi yang sesuai dengan keinginan para pemiliknya, karena dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka kesejahteraan para pemilik juga akan meningkat. Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti.
Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham yang tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dapat dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan (financing), dan manajemen aset. Pada dasarnya tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Akan tetapi di balik tujuan tersebut masih terdapat konflik antara pemilik perusahaan dengan penyedia dana sebagai kreditur. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan juga akan meningkat, sedangkan nilai hutang perusahaan dalam bentuk obligasi tidak terpengaruh sama sekali.
Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai dari saham kepemilikan
merupakan indeks yang tepat untuk mengukur tingkat efektifitas perusahaan.
Nilai perusahaan merukapan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan. Kepercayaan tersebut daapt diperoleh setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberpa tahun didirikan sampai denngan saat ini. Masyarakat menilai dengan bersedia membeli saham perusahaan dengan harga tertentu dengan persepsi dan keyakinannya. Meningkatnya nilai perusahaan adalah sebuah prestasi, yang sesuai dengan keinginan para pemiliknya, karena dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka kesejahteraan para pemilik juga akan meningkat.
Perusahaan memiliki tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan atau kekayaan bagi pemegang saham. Adapun yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan memaksimalkan nilai sekarang melalui aktivitas perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang akan diterima oleh pemegang saham di masa yang akan datang. Saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih oleh para investor, karena saham dapat memberikan tingkat keuntungan yang menarik bagi para investor. Nilai perusahaan tergambar dari harga saham yang stabil, atau bahkan dalam jangkang panjang melalui kenaikan, semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan (Jannah et al., 2019).
Basuki dan Yulianah, (2014) menyatakan bahwa harga saham mempengaruhi nilai perusahaan yang akan berubah-ubah sesuaidengan keputusan investasi yang di ambil. Hermuningsih,
(2010) menjelaskan bahwa nilai perusahaan yang tinggi tercermin dari harga sahamnya yang tinggi. Dengan nilai perusahaan yang tinggi akan menjadi jaminan kepada para investor terhadap kinerja perusahaan yang bukan hanya berlangsung saat ini akan tetapi menjamin keberlangsungan operasional perusahaan dimasa yang akan datang. Pencapaian kemakmuran para pemegang saham serta peningkatan nilai perusahaan menjadi tujuan utama didirikannya suatu perusahaan. Pada dasarnya dalam pelaksanaan tujuan ini seringkali terjadi pergesekan kepentingan antara pemilik perusahaan dengan pihak manajer yang bertindak sebagai operasional perusahaan. Terjadinya konflik ini didefinisikan sebagai konflik agensi. Dalam mengukur nilai perusahaan terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan, berikut ini merupakan indikator nilai perusahaan :
a. Price Earning Ratio (PER)
Price Earning Ratio dapat memberikan informasi mengenai seberapa banyak kemampuan investor dalam mengeluarkan uang untuk setiap dolar income yang berhasil dilaporkan. PER berfungsi untuk memberikan informasi bagaimana pasar memberikan penilaian dan apresiasi terhadap nilai perusahaan yang tercermin dari erning per share nya. Price Earing Ratio menunjukkan hubungan antara pasar saham biasa dengan Earning Per Share. PER dapat di rumuskan sebagai berikut :
Adapun kelebihan dari PER adalah :
1) PER adalah sebuah variabel yang menggambarkan psikologis dari pasar.
2) PER bisa dianggap sebagai indikator optimisme pasar terhadap suatu perusahaan,
b. Tobin’s Q
Tobin’s Q pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli dari Amerika Serikay yaitu James Tobin, beliau merupakan peraih nobel. Dalam teorinya Tobin mendefinisikan nilai Q lebih besar dibandingkan rasio pasar terhadap nilai buku, dimana nilai Q diartikan sebagai nilai pasar dari asset perusahaan. Rasio ini hanya fokus terhadap nilai perusahaan yang terjadi saat ini serta secara relative terhadap biaya pengganti yang dapat dilakukan. Margaretha, (2014:20) mengemukakan, dalam penerapannyarasio Q agak rumit untuk dihitung karena bersifat memperkirakan biaya yang ditanggung untuk menggantikan atas asset perusahaan.
Tobin’s Q dapat dirumuskan sebagai berikut : q = (MVS + MVD)/ RVA Keterangan :
MVS = Market value of all oustanding stock MVD = Market value of debt
RVA = Replacemen value all production capacity
Adapun kelebihan dari Tobin’s Q
1) Tobin’s Q menggambarkan mengenai asset perusahaan rill.
2) Tobin’s Q menganalisis prospek perusahaan dimasa yang akan datang.
3) Tobin’s Q menyatakan modal yang dimiliki perusahaan secara actual.
4) Tobin’s Q memberikan solusi atas permasalahan dalam hal menghitung nilai laba atau biaya marjinal.
c. Price to Book Value (PBV)
Di pasar saham harga satuan saham dan nilai asetnya dapat diperbandingkan dengan menggunakan PBV. Suatu perusahaan dikategorikan bagus jika nilai PBV lebih dari satu dimana nilai pasarnya cenderung tinggi daripada nilai bukunya sendiri. Hal ini berdampak positif bagi perusahaan karena para pemodal mengiterpretasikannya sebagai nilai relatif. Dengan PBV yang tinggi akan memberikan kepercayaan pasar terhadap kinerja perusahaan dimasa yang akan datang. Formulasi PBV yaitu :
Adapun kelebihan dari rasio PBV adalah :
1) Price to Book Value memiliki nilai yang cenderung stabil yang secara simultan bisa diperbandingkan harga yang tersedia di pasar. Ada investor yang tidak mempercayai
nilai arus kas yang didiskontokan bisa memakai PBV sebagai alternatif.
2) Semua perusahaan memakai nilai buku sebagai standar akuntansinya. PBV dapat digunakan sebagai cara untuk menilai perusahaan yang melakukan transaksi dibawah nilai wajar atau diatas nilai wajarnya.
3) Dengan persaingan bisnis yang ketat tentu ada perusahaan yang memiliki earning yang buruk, yang tidak bisa di deteksi oleh Price Earning Ratio (PER), tapi bisa di deteksi dengan memakai PBV.
Nilai perusahaan sering diproksikan dengan price to book value (PBV). Price to book value dapat diartikaan sebagai hasil perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per lembar saham. Secara sederhana bahwa PBV merupakan rasio pasar yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya.
Keberadaan PBV sangat penting bagi investor untuk menentukan strategi investasi di pasar modal karena melalui price to book value, investor dapat memprediksi saham yang overvalued atau undervalued. PBV menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Perusahaan yang berjalan dengan baik pada umumnya memiliki rasio price to book value di atas satu, yang mencerminkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya. Price to book value yang tinggi mencerminkan tingkat kemakmuran pada pemegang saham, dimana
kemakmuran bagi pemegang saham merupakan tujuan utama dari perusahaan.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai perusahaan adalah persepsi investor terhadap perusahaan yang dikaitkan dengan harga saham. Untuk mengetahui nilai dari harga saham dapat menggunakan Price to book value. Price To Book Value (PBV) ratio merupakan rasio antara harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Rasio ini menunjukkan seberapa jauh sebuah perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan (Agung, 2011).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap sebuah perusahaan yang dikaitkan dengan harga saham.