• Tidak ada hasil yang ditemukan

13.75 Nilai Rata-rata Aspek Menulis Puisi Siklus I

1) Peneliti dan guru menentukan materi dan lembar kerja siswa yang nantinya akan diberikan kepada siswa;

2) Menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan pada saat pembelajaran yang kartu kata;

3) Menyiapkan instrumen penelitian yang berupa lembar catatan lapangan dan lembar kerja siswa;

4) Menyiapkan skenario pelaksanaan tindakan saat pembelajaran. Pembelajaran dimulai dengan menanyakan kesulitan yang dialami siswa, mengajak siswa untuk lebih meningkatkan konsentrasi saat menemukan ide-ide dan menuliskannya ke dalam tulisan berbentuk puisi, mengajak siswa untuk lebih tenang agar tercipta suasana kelas yang kondusif pada saat game turnamen proses penulisan puisi.

Selanjutnya, siswa diminta untuk membuat puisi dengan teliti.

b. Tindakan

1) Pertemuan Pertama

Implementasi tindakan pada silus II, kegiatan pendahuluan sebagai bentuk apersepsi dan motivasi, peneliti memberikan pertanyaan kepada siswa terkait penggunaan model Teams Games Tournament dengan kartu kata dalam penulisan puisi. Siswa diajak untuk mendiskusikan kesulitan yang mereka hadapi saat menulis puisi menggunakan model Teams Games Tournament.

Bagian mana yang dirasa masih membingungkan bagi siswa.

Peneliti menjelaskan lagi langkah-langkah menulis puisi dengan menggunakan kartu kata dan langkah-langkah pelaksanaan model Teams Games Tournament dengan lebih memperhatikan kata kunci yang ada pada kartu kata.

Pada saat pelaksanaan turnamen, siswa diminta untuk lebih tenang agar tercipta suasana kelas yang kondusif untuk proses menulis puisi saat bekerja sama dan saat turnamen. Siswa difokuskan untuk memahami kartu kata dengan memusatkan pikiran dan konsntrasi mereka, sambil memikirkan diksi yang menarik terkait dengan kata kunci yang ada pada kartu kata. Dengan siswa memahami langkah ini, maka siswa akan lebih paham saat pelaksanaan turnamen sehingga kelas tidak ribut lagi karena siswa paham apa yang akan dilakukan saat turnamen.

Setelah turnamen, siswa kembali ke tim asal untuk berdiskusi menemukan ide-ide yang dikembangkan menjadi puisi. Siswa bekerja sama mengisi data-data yang terdapat pada kartu kata dengan tujuan untuk mempermudah siswa dalam proses penulisan puisi. Siswa mengembangkan data-data yang ada pada kartu kata menjadi puisi. Peneliti menghitung skor perolehan dan menentukan penghargaan tim.

2) Pertemuan Kedua

Tindakan pembelajaran pertemuan kedua diawali dengan pemberian motivasi dari peneliti dengan memberikan pujian dan motivasi terhadap hasil kerja siswa menulis puisi sebelumnya. Peneliti kembali menanyakan kesulitan yang masih dialami siswa dalam menulis puisi dan meluruskan segala kekeliruan siswa terhadap pembelajaran menulis puisi. Peneliti memberikan tanya jawab singkat dengan siswa mengenai materi puisi untuk kembali mengingatkan siswa akan aspek menulis puisi agar siswa lebih cermat dan kreatif menulis puisi.

Kegiatan dilanjutkan dengan pembagian kartu kata kepada setiap siswa dan peneliti memotivasi siswa untuk mendapatkan hasil terbaik dalam menulis puisi. Siswa memulai tes dengan mencermati kata kunci yang terdapat pada

kartu kata yang dipegang oleh setiap siswa. Berdasarkan kata kunci tersebut, siswa mendata pilihan kata yang sesuai untuk menggambarkan kata kunci.

Selanjutnya siswa mendeskripsikan pilihan kata yang disusun menjadi larik-larik puisi pada baris puisi yang menarik.

Saat tes siswa menulis puisi, peneliti tetap mengarahkan siswa untuk benar-benar mengerjakan tugas dan mengkondisikan siswa untuk tidak ribut agar dapat berkonsentrasi. Selama proses tes berlangsung, peneliti tetap memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa untuk menumbuhkan rasa percaya diri siswa. Setelah waktu pelaksanaan tes habis, sswa diminta mengumpulkan hasil menulis puisinya. Kegiatan dilanjutkan dengan bertanya jawab mengenai kesulitan belajar atau kendala yang dialami siswa saat menulis puisi. Kegiatan pembelajaran menulis puisi pertemuan kedua pada hari itu diakhiri dengan kesimpulan pembelajaran dan ucapan terima kasih kepada siswa yang bersedia mengerjakan tugas dengan baik.

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan hasil instruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrumen pengamatan yang dikembangkan oleh peneliti. Instrumen pengamatan diisi oleh observer atau pengamat yaitu guru Bahasa Indonesia kelas VIII A SMP Negeri 1 Ketungau Tengah, sementara peneliti bertindak sebagai guru yang mengajar menggunakan model Teams Games Tournament.

Dari hasil pengamatan, kegiatan praktik menulis puisi pada siklus II menunjukkan adanya sikap positif. Siswa tetap bersemangat dalam praktek menulis puisi dengan menggunakan model Teams Games Tournament. Di awal pertemuan siklus II, salah satu siswa yang bertugas hari itu membuka pelajaran dengan mengucap salam, membaca doa dan menyampaikan harapan dari pertemuan hari itu.

Guru juga kembali menanyakan kabar siswa sebelum memulai proses belajar mengajar.

Guru melakukan tanya jawab untuk mengawali proses belajar mengajar yaitu terkait penggunaan model Teams Games Tournament dalam proses penulisan puisi.

Beberapa siswa menjawab dengan saling berteriak dan mengatakan menyukai penggunaan model Teams Games Tournament. Namun ada juga siswa yang menjawab bahwa menulis puisi memang sulit. Guru menanyakan kendala yang dihadapi siswa dalam proses penulisan puisi. Siswa terlihat merespon pertanyaan dengan mengemukakan kesulitannya yaitu kurang memahami aturan turnamen, kesulitan menentukan diksi yang menarik dan menentukan gaya bahasa yang sesuai dengan makna puisi yang dimaksudkan karena sulit konsentrasi.

Setelah siswa terlihat lebih santai, guru mengajak siswa mengingat kembali materi tentang unsur dan ciri-ciri puisi kemudian menyajikan kartu kata dan menjelaskan pilihan kata yang sesuai dengan kata kunci pada kartu kata tersebut untuk selanjutnya dirangkai menjadi contoh puisi yang menarik perhatian siswa yaitu mengenai masa remaja. Dengan contoh puisi tersebut, suasana kelas dapat terkendali yaitu siswa terlihat tertarik dan fokus mengamati kata kunci dan pilihan katanya.

Tahap proses pembelajaran, guru meminta siswa membentuk tim sesuai dengan tim sebelumnya dan siswa terlihat lebih semangat bergabung dengan tim karena akan diadakan game turnamen. Guru memberikan tugas kelompok seperti sebelumnya dengan membagikan kartu kata pada setiap kelompok untuk dipahami

dan disikusikan sebagai persiapan mengikuti game turnamen. Siswa telihat semangat bekerj sama dengan tim karena mereka sudah lebih memahami pelaksanaan game turnamen dengan menentukan pilihan kata yang sesuai dengan kata kunci. Pada pelaksanaan game turnmaen, siswa menunjukkan kenatusiasannya menjawab soal yaitu menentukan pilihan kata yang menarik dari kata kunci yang dipilih secara acak.

Pada saat pelaksanaan game turnamen ini, guru terlihat memperhatikan keadaan siswa dengan menjadi fasilitator agar setiap kelompok turnamen melakukan turnamen dengan baik dan adil dan tentunya tidak ribut. Guru meninjau ke setiap kelompok turnamen untuk mengendalikan jalannya turnmaen. Siswa juga terlihat semakin terkendali saat pelaksanaan game turnamen karena siswa tidak bingung lagi dan paham apa yang harus dijawab dan dikerjakan saat turnamen. Setelah turnamen, siswa kembali ke tim asal untuk menulis puisi berdasarkan pilihan kata yang ditentukan siswa saat turnamen. Siswa terlihat sudah dapat bekerja sama dengan aktif bersama tim dengan daya imajinasi dan kreatifitas mereka karena sudah dapat memahami langkah menulis puisi dengan pilihan kata dari kata kunci. Sementara siswa menulis puisi bersama tim, guru menghitung skor perolehan siswa saat turnamen. Setelah waktu berdiskusi cukup, guru dan siswa menghitung skor yang sebelumnya telah direkap oleh guru dan siswa menunjukkan keterlibatannya secara aktif hingga pemberian skor tim yang disambut antusias dengan tepuk tangan oleh siswa.

Proses belajar mengajar pada hari itu berlangsung dengan cepat dan menyenangkan. Pada saat waktu menunjukkan bahwa jam pelajarn kurang 15 menit, guru meminta dua orang siswa untuk membacakan hasil karya mereka. Sebelum pelajaran berakhir peneliti mengucapkan terima kasih atas partisipasi siswa dan guru dalam membantu penelitian tersebut. Peneliti juga memohon maaf apabila selama penelitian berlangsung melakukan kesalahan dan terdapat kekurangan. Proses belajar mengajar hari itu ditutup langsung oleh guru dengan membaca doa bersama Selesai berdoa bersama, guru, siswa dan peneliti saling bersalaman. Di akhir pertemuan, peneliti mengajak siswa untuk berfoto bersama sebagai kenang-kenangan.

g. Refleksi

1) Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat atau merekam interaksi yang terjadi selama proses pembelajaran menulis puisi atau pengumpulan hasil observasi pada saat proses belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament. Data yang dikumpulkan saat pelaksanaan proses pembelajaran adalah data catatan lapangan. Data es dikumpulkan saat evaluasi, dan data respon siswa dikumpulkan saat melakukan wawancara pada akhir pelaksanaan siklus penelitian.

2) Reduksi Data

Reduksi data dilakukan dengan menyeleksi dan memilah data yang mendukung penelitian. Data yang dipakai adalah data yang mendukung untuk menjawab masalah penelitian dipergunakan sesuai dengan fokus penelitian.

Masalah penelitian pertama berkaitan dengan penerapan model Teams Games Tournament dalam pembelajaran menulis puisi, reduksi data ini yaitu berupa data observasi yang digunakan untuk melihat kegiatan pelaksanaan siklus dan aktivitas siswa pada proses pembelajaran dalam penerapan model Teams Games Tournament pada pelaksanaan siklus.

Masalah penelitian kedua berkaitan dengan peningkatan kemampuan siswa menulis puisi menggunakan model Teams Games Tournament, reduksi data ini yaitu berupa data tes menulis puisi yang terdiri dari empat aspek penilaian berupa aspek diksi (pilihan kata), aspek gaya bahasa, aspek kesesuaian judul, tema, dan isi, serta aspek makna. Masalah penelitian ketiga berkaitan dengan respon siswa terhadap pembelajaran menulis puisi menggunakan model Teams Games Tournament, reduksi data ini berupa data wawancara dari responden yang dilakukan pada akhir siklus atau akhir pembelajaran dan wawancara yang digunakan sebagai refleksi guru pada proses pengajaran pada pelaksanaan siklus.

3) Penyajian Data

Pada penyajian data ini peneliti menyajikan data proses pembelajaran yaitu berupa data observasi dan data hasil evaluasi pembelajaran menulis puisi menggunakan model Teams Games Tournament berupa data tes.

Data observasi proses pembelajaran menulis puisi dengan penerapan model Teams Games Tournament pada siklus II berdasarkan catatan lapangan hasil observasi yang telah diuraikan, diketahui bahwa pada siklus II siswa terlihat tetap aktif dan antusias dalam pembelajaran. Siswa menunjukkan adanya kerja sama antaranggota tim dan pelaksanaan turnamen terlihat sangat menyenangkan bagi siswa. Siswa sudah mampu menulis puisi dengan tenang dan konsentrasi dengan imajinasi dan daya kreatifitas mereka masing-masing.

Siswa tampak begitu menikmati proses pembelajaran yang dirasa berlangsung dengan cepat. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model Teams Games Tournament dapat membantu siswa menciptakan kerja sama yang baik dan saling menghargai pendapat untuk menulis puisi sehingga hasil yang dicapai juga semakin meningkat.

Penyajian data hasil tes menulis puisi mengalami peningkatan pada setiap aspeknya. Skor rata-rata aspek pilihan kata atau diksi dalam puisi siswa di akhir pertemuan siklus II meningkat menjadi 20,69 jika dipersentasekan sebesar 82,76%. Skor rata-rata aspek gaya bahasa dalam puisi siswa di akhir pertemuan juga meningkat menjadi 19,58 jika dipersentasekan sebesar 78,32%. Skor rata-rata aspek kesesuaian judul, tema dan isi dalam puisi siswa meningkat menjadi 21,80 jika dipersentasekan sebesar 87,20%. Skor rata-rata aspek makna dalam puisi siswa menjadi 18,75 atau 75%. Skor rata-rata keseluruhan aspek yang diamati dalam puisi siswa pada siklus II pertemuan terakhir adalah sebesar 80,83.

Berdasarkan hasil menulis puisi siklus II ini menunjukkan semua aspek menulis puisi sudah mencapai skor yang baik untuk setiap nilai rata-rata hitung dan persentasenya. Siswa sudah dapat mencermati setiap pilihan kata yang digunakan sehingga terlihat lebih padat makna dan cermat penggunaannya.

Gaya bahasa yang digunakan siswa berdasarkan hasil kerja menulis puisi siklu II ini juga semakin baik dari sebelumnya. Siswa mampu berimajinasi dengan penuh konsentrasi hingga tercipta gaya bahasa yang menarik yang dapat membuat pembaca seolah-olah juga melihat dan merasakan apa yang diuatarakan dalam puisi tersebut. Gaya bahasa majas juga sudah terlihat lebih baik karena lebih jelas penggunaannya dalam puisi. Aspek kesesuaian tema, judul, dan isi semakin mengalami peningkatan yang lebih baik yaitu kepaduan setiap bait puisi yang sesuai dengan tema dan isi yang dibahas mengenai suatu tema yang tentukan siswa. Selanjutnya pada aspek makna juga terlihat semakin

baik karena siswa lebih cermat memperhatikan kepadatan makna kata yang digunakan dan kepaduan antarlarik puisi sehingga dapat dipahami maknanya.

Dengan demikian, perolehan nilai akhir rata-rata kelas secara umum yang diperoleh siswa pada siklus II ini dari hasil rata tes kelompok 85 dan rata-rata tes individu 80,83 adalah 82,92 sudah menunjukkan hasil yang baik.

Setelah siswa melakukan implementasi praktik menulis puisi dengan model Teams Games Tournament, siswa lebih paham menulis puisi menggunakan pilihan kata yang sesuai, gaya bahasa yang menarik, kesesuaian tema, judul, dan isi, serta makna yang tersirat pada puisi yang dibuatnya. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan menulis puisi siswa semakin baik pada setiap siklusnya.

4) Kesimpulan

Dari reduksi data dan penyajian data peneliti menarik kesimpulan bahwa dari data observasi dan data tes pada siklus II sudah baik dan optimal. Setelah adanya implementasi tindakan-tindakan mulai dari siklus I sampai siklus II, penggunaan model Teams Games Tournament dalam praktik menulis puisi menunjukkan dapat membantu siswa untuk lebih paham menulis puisi.

Penggunaan model Teams Games Tournament membuat siswa lebih semangat belajar dan pembelajaran lebih efektif karena tidak perlu berkali-kali mengulangi penjelasan karena siswa melakukan kerja sama bersama tim.

Dengan kerja sama tim, siswa lebih mudah paham dan dapat menentukan bersama pilihan kata yang sesuai dengan kata kunci sesuai dengan imajinasi dan daya kreativitas masing-maisng kemudian dibahas bersama. Siswa menunjukkan keantusiasannya menanggapi pembelajaran menulis puisi menggunakan model Teams Games Tournament.

Peningkatan kemampuan siswa dalam menulis puisi terlihat dari puisi yang dihasilkan siswa hingga akhir siklus II. Nilai rata-rata hitung akhir yang diperoleh siswa pada akhir siklus I sebesar 68,75. Selanjutnya siklus II siswa terlihat semakin paham dengan skor rata-rata hitung akhir puisi siswa sebesar 82,92. Jadi, peningkatan skor akhir puisi siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 14,17.

Penggunaan model Teams Games Tournament dalam praktek menulis puisi juga dapat diterima oleh siswa sesuai dengan tanggapan siswa yang menyatakan bahwa model Teams Games Tournament sangat menyenangkan untuk pembelajaran menulis puisi karena membuat siswa sungguh-sungguh belajar agar siap saat game turnamen yang sangat menarik minat dan perhatian siswa. Dilihat dari hasil kerja siswa dalam praktik menulis puisi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Teams Games Tournament mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam praktik menulis puisi. Hal ini berdasarkan skor yang selalu meningkat setelah implementasi tindakan.

Berdasarkan kesimpulan hasil refleksi siklus II diketahui bahwa perolehan nilai rata-rata akhir siklus II yaitu 82,92 terlihat sudah mencapai nilai ketuntasan yang ditentukan yaitu 70.

Berdasarkan ketuntasan hasil akhir menulis puisi siklus II yaitu 97,22% juga terlihat sudah mencapai indikator keberhasilan pembelajaran yaitu lebih 85% dari jumlah siswa sudah tuntas, maka pembelajaran ini sudah berhasil. Berdasarkan hasil tersebut, maka penelitian ini berhasil di siklus II

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan secara umum bahwa kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Ketungau Tengah tahun pelajaran 2013/2014 dapat ditingkatkan dengan menggunakan model Teams Games Tournament. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil observasi, hasil tes dan hasil wawancara yang berdasarkan perumusan masalah yang diteliti sebagai berikut.

1. Penerapan model Teams Games Tournament dalam pembelajaran menulis puisi menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran menjadi semakin baik dan optimal dengan digunakannya model Teams Games Tournament. Siswa menunjukkan keaktifannya dalam pembelajaran menulis puisi. Proses belajar mengajar berlangsung menyenangkan dengan model Teams Games Tournament. Siswa menunjukkan adanya kerja sama antaranggota tim dan pelaksanaan turnamen terlihat sangat menyenangkan bagi siswa. Siswa sudah mampu menulis puisi dengan tenang dan konsentrasi dengan imajinasi dan daya kreatifitas mereka masing-masing.

2. Peningkatan kemampuan siswa menulis puisi menggunakan model Teams Games Tournament berdasarkan hasil tes akhir dari hasil tes kelompok dan individu kemudian dibagi dua menunjukkan peningkatan yang sangat baik dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa siklus I adalah 68,75. Respon siswa dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan model Teams Games Tournament berdasarkan hasil wawancara siswa menunjukkan bahwa responden memberikan respon yang baik dan dampak yang positif.

Dampak positif tersebut berupa peningkatan kemampuan siswa menulis puisi yang terlihat dari nilai yang diperoleh siswa sudah diatas nilai ketuntasan minimal. Selain mampu meningkatkan kemampuan siswa menulis puisi, penggunaan model Teams Games Tournament juga mampu memberikan kesenangan, gairah dan semangat siswa dalam proses pembelajaran.

B. Saran

Berdasarkan uraian pembahasan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan di kelas VIII A SMP Negeri 1 Ketungau Tengah tahun pelajaran 2020/2021, maka peneliti memberikan masukan atau saran sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Siswa diharapkan untuk lebih mampu mengembangkan potensi dan keterampilannya secara optimal khususnya kemampuan menulis puisi menggunakan model Teams Games Tournament.

2. Bagi Guru

Penggunaan model Teams Games Tournament dapat menjadi salah satu alternatif model pembelajaran bagi guru untuk mampu berinovasi dengan baik sesuai dengan perkembangan kebutuhan mengajar saat ini dengan menekankan pada fungsi guru sebagai pengusung gagasan, inovatif dan motivator atau dengan kata lain membentuk guru menjadi guru yang kreatif.

3. Bagi Sekolah

Penggunaan model Teams Games Tournament dalam pembelajaran menulis puiis dipandang dapat menjawab kebutuhan siswa ke arah tersebut sehingga pihak sekolah diharapkan mampu untuk terus memahami karakteristik siswa sehingga dapat memprogramkan pembelajaran yang menekankan pada pengembangan kemampuan siswa.

4. Bagi penelitian selanjutnya

Peningkatan kemampuan menulis puisi menggunakan model Teams Games Tournament yang sederhana dan dapat digunakan secara lazim dalam pembelajaran.

Maka harapan peneliti agar para peneliti selanjutnya mampu memunculkan ide-ide atau gagasan kreatif yang dekat dengan lingkungan siswa sehingga dapat menjadi sebuah model pembelajaran baru yang menyenangkan.

Dokumen terkait