• Tidak ada hasil yang ditemukan

JUMLAH TOTAL PERSENTASE (%)

1 Minang Rumah Tinggal 1 lantai 22 157 64,6

2 lantai 135

Rumah Tinggal + Usaha + rumah makan 3 15 6,17

+ toko bahan makanan 4

+ penyewaan kamar 6

+ toko kelontong 1

+ tukang jahit 1

Rumah Tinggal Darurat Berupa rumah yang dibuat

seadanya dan terletak di bantaran sungai

8 8 3,3

2 Cina Rumah Tinggal 1 lantai 16 34 14

2 lantai 10

3 lantai 8

Rumah Tinggal + Usaha + toko kelontong 3 3 1,2

Tempat Usaha Saja Ruko di Jalan Katamso dan

Suprapto

23 23 9,4

3 Nias Rumah Tinggal Difungsikan sebagai rumah tinggal

saja

1 1 0,41

Tabel 4.5 Rangkuman Tipe Unit Hunian Berdasarkan Etnisnya

NO ETNIS TIPE HUNIAN PENJELASAN SUB JUMLAH JUMLAH TOTAL PERSENTASE (%)

4 Tamil Rumah Tinggal Difungsikan sebagai rumah tinggal

saja

1 1 0,41

5 Manado Rumah Tinggal Difungsikan sebagai rumah tinggal

saja

1 1 0,41

TOTAL 243 100

Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa unit hunian penduduk di Kampung Aur cukup berbeda antara satu dengan yang lain jika dibandingkan berdasarkan etnisnya maka pembahasan terhadap unit hunian akan dilakukan terhadap (2) etnis dominan saja yaitu etnis Minang dan etnis Cina, dikarenakan 3 etnis lainnya hanya memiliki masing-masing satu unit hunian dan dianggap tidak signifikan.

Tabel 4.5 (lanjutan)

4.2.3 Kondisi lingkungan di Kampung Aur

Seperti sudah dijelaskan pada Bab sebelumnya, yang dimaksud dengan lingkungan di sini adalah sarana dan prasarana serta fasilitas bersama/fasilitas sosial yang ada di permukiman Kampung Aur yang secara langsung berkaitan dengan perilaku masyarakat setempat. Pada penjelasan di bab ini, akan dipaparkan komponen lingkungan yang mungkin akan berkaitan dengan perilaku masyarakat.

4.2.3.1 Kondisi sarana dan prasarana di Kampung Aur 1. Jalan

Ada 2 akses jalan utama untuk memasuki Kampung Aur, yaitu Jalan Syahbandar dan Jalan Kampung Aur (Gambar 4.23 dan 4.24).

Kondisi Jalan Kampung Aur dan Jalan Syahbandar adalah perkerasan dengan aspal dengan lebar jalan sekitar 3 (tiga) meter. Jalan ini hanya bisa dilewati oleh satu jalur kendaraan roda empat, sedangkan untuk Gambar 4.23 Kondisi Jalan Syahbandar Gambar 4.24 Kondisi Jalan Kampung Aur

kendaraan roda dua dan pejalan kaki, jalan ini bisa dikatakan cukup lapang.

Kondisi jalan dengan lebar 3 meter ini hanya bertahan hingga kurang lebih 100 meter dari simpang jalan tersebut. Setelah itu ukuran jalan mengecil dan hanya merupakan jalan yang hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua dan pejalan kaki dengan lebar jalan bervariasi mulai dari 1-2 meter (Gambar 4.25).

2. Persampahan

Untuk pengaturan sampah, masing-masing rumah mempunyai tong sampah sendiri namun tidak berupa bak sampah standar, melainkan hanya ember plastik saja. Untuk pembuangan sampah ada petugas yang mengutip setiap dua hari sekali. Namun hal ini terjadi untuk permukiman yang berada tidak langsung berbatasan dengan sungai. Untuk

permukiman yang berada di bantaran sungai, pembuangan sampah biasanya langsung ke arah sungai. Pada beberapa gang kecil juga sesekali terlihat timbunan sampah yang jarang dibersihkan (Gambar 4.26).

3. Air Bersih

Untuk penyediaan air bersih, masyarakat masih mengandalkan air PDAM. Untuk penggunaan air PDAM, tidak tiap rumah memiliki meteran air sendiri, biasanya satu meteran air dipakai secara bersama oleh beberapa rumah.

4. Drainase

Untuk saluran pembuangan air, hanya unit hunian yang ada di bagian depan saja yang (ruko yang menghadap ke jalan Suprapto dan Katamso

serta bangunan yang ada sekitar 200 meter dari jalan utama) yang mempunyai saluran drainase ke riol di Jalan besar. Sedangkan untuk bangunan yang ada di bagian tengah dan di pinggiran bantaran sungai, saluran drainasenya langsung mengarah ke sungai (Gambar 4.27dan 4.28).

Gambar 4.27 Arah Pembuangan Saluran Drainase

4.2.3.2 Kondisi fasilitas umum di Kampung Aur

1. Mesjid

Di permukiman Kampung Aur hanya terdapat 1 (satu) buah mesjid yang melayani kegiatan keagamaan. Mesjid ini terletak di bagian tengah permukiman Kampung Aur (Gambar 4.29).

Fungsi mesjid di Kampung Aur ini tidak hanya sebagai pusat kegiatan ibadah semata. Di bagian pelataran mesjid terdapat sedikit ruang kosong yang biasanya digunakan oleh anak-anak untuk bermain atau sebagai tempat berkumpul orang dewasa (Gambar 4.30).

2. Tempat cuci bersama

Tempat cuci bersama ini tidak digunakan oleh seluruh masyarakat. Hanya sebagian besar penduduk yang bertempat tinggal di sekitaran bantaran sungai dan di bagian tengah permukiman yang menggunakannya. Untuk masyarakat lainnya, terutama yang bermukim di bagian tengah permukiman hingga ke arah Jalan Brigjen Katamso, kegiatan mencuci dilakukan sendiri di rumah masing-masing (Gambar 4.31).

Gambar 4.30 Pelataran Mesjid di Kampung Aur

3. Ruang terbuka

Ruang terbuka yang dimaksud disini bukan termasuk dalam defenisi ruang terbuka yang memang sengaja dirancang untuk memfasilitasi kegiatan interaksi sosial di masyarakat, melainkan ruang sisa antar bangunan yang kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berkumpul.

Ada dua (2) lokasi ruang terbuka yang terdapat di Kampung Aur, (1) ruang terbuka yang berada di pelataran mesjid; (2) ruang terbuka yang terletak sekitar 100 meter dari ujung jalan Kampung Aur yang berupa ruang kosong bekas runtuhan bangunan (Gambar 4.32).

4. Ruang bersama

Selain ruang terbuka terdapat juga ruang bersama yang bentuknya bukan ruang terbuka. Tempat-tempat seperti warung atau kedai kerap

dipergunakan warga, terutama laki-laki dewasa, sebagai tempat berkumpul. Ada 3 (tiga) kedai/warung yang terdapat di Kampung Aur, (1) warung yang terletak pangkal jalan Kampung Aur; (2) dua warung yang terletak di pangkal jalan Syahbandar (Gambar 4.33).

Dari pengamatan awal yang dilakukan terhadap setting lingkungan diketahui bahwa ada beberapa komponen lingkungan yang akan dijadikan objek pembahasan karena dianggap berhubungan langsung dengan perilaku masyarakat di permukiman Kampung Aur antara lain : warung, ruang terbuka umum, ruang terbuka anak, tempat cuci bersama atau bantaran sungai, pelataran mesjid, tempat jajanan malam, jalan (sirkulasi).

BAB V

EKSPLORASI PERILAKU MASYARAKAT

Dokumen terkait