KONDISI SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN DI TRIWULAN I-2010 DAN PROSPEKNYA DALAM MENGHADAPI PERDAGANGAN BEBAS ASEAN-CINA
33normal berdampak pada margin perusahaan yang terkoreksi ke kembali ke level normal
33 normal berdampak pada margin perusahaan yang terkoreksi ke kembali ke level normal.
Pembiayaan internal masih menjadi prioritas sumber pembiayaan contact. Sebagian besar contact masih kurang berminat untuk menambah sumber pembiayaan dari perbankan. Alasan utama yang melatar belakanginya adalah karena tingkat suku bunga perbankan dinilai masih terlalu tinggi untuk menjalankan usaha. Rata- rata tingkat suku bunga yang diterima contact masih di atas 12% per tahun.
Penambahan tenaga kerja belum menjadi prioritas utama perusahaan. Mayoritas contact baik yang berorientasi ekspor maupun domestik menyatakan masih akan tetap mempertahankan jumlah tenaga kerja yang ada sementara melihat perkembangan kondisi pasar. Contact menilai bahwa tenaga kerja yang tersedia saat ini masih cukup memadai bahkan masih bisa ditingkatkan produktivitasnya.
Trend penguatan nilai tukar rupiah memangkas margin sebagian contact. Sebagian besar contact yang berorientasi ekspor menyatakan penguatan nilai rupiah sepanjang tahun 2009 yang berlanjut hingga awal tahun 2010 berdampak terhadap margin yang diperolehnya.
P
PaassaarrDDoommeessttiikk
Kinerja penjualan domestik contact pada triwulan I-2010 menunjukkan perlambatan dibandingkan periode sebelumnya sebagai dampak faktor musiman. Tingginya tingkat penjualan di akhir tahun 2009 menyebabkan kondisi awal tahun berikutnya menjadi cenderung melambat. Jika dibandingkan dengan kondisi tahun sebelumnya, perlambatan di awal tahun ini juga disebabkan oleh berkurangnya aktivitas perekonomian. Pada tahun 2009, aktivitas perekonomian cenderung bergerak di atas level normal akibat adanya persiapan penyelenggaraaan event berskala internasional. Sementara dengan ketiadaan event berskala internasional pada tahun 2010 maka aktivitas ekonomi masyarakat kembali pada posisi normal. Harga jual produk berada pada kondisi stabil. Contact menyatakan bahwa harga jual produk dipertahankan pada level tetap. Keputusan untuk mempertahankan tingkat harga ini disesuaikan dengan permintaan pasar yang cenderung melambat.
Di masa mendatang, contact memperkirakan akan terjadi peningkatan permintaan masyarakat. Contact mengkonformasi perkiraan peningkatan permintaan masyarakat pada triwulan berikutnya akan membaik. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan contact dalam memperkirakan peningkatan permintaan antara lain meningkatnya pertumbuhan ekonomi daerah yang tercermin dari perkiraan peningkatan konsumsi akibat adanya kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) dan pelaksanaan Pemilihan Kepala daerah (Pilkada).
P
PaassaarrEEkkssppoorr
Permintaan pasar ekspor pada triwulan I-2010 masih menunjukkan pertumbuhan positif. Menurut contact yang berorientasi ekspor, permintaan dari luar negeri pada triwulan
34
Tabel.1
Perkembangan Ekspor Sulut ke China
TAHUN VOLUME NILAI SHARE DARI TOTAL
EKSPOR
2008 84325 Ton US$74,70 juta 10,09%
2009 124553 Ton US$ 71,85 juta 13,50%
laporan masih menunjukan pertumbuhan positif.
Pemberlakuan ACFTA 2010 disinyalir akan memberi dampak positif terhadap pelaku perdagangan internasional di Sulawesi Utara. Hal ini tidak terlepas dari peran Sulawesi Utara sebagai penghasil komoditas primer, dengan produk utama kelapa dan turunannya serta produk ikan dan olahannya. Salah satu kesepakatan ACFTA yang dinilai akan menguntungkan bagi penghasil komoditas primer adalah ditetapkannya bea masuk 0 (nol) % atau tanpa pajak sama sekali untuk produk dari sektor pertanian. Adanya kesepakatan ACFTA juga dinilai akan dapat membuka peluang pasar baru bagi eksportir Sulut yang selama ini cenderung lebih banyak melakukan kegiatan ekspor dengan negara tujuan non ASEAN-China. Walaupun China belum menjadi negara tujuan utama ekspor Sulut, namun demikian terlihat adanya trend peningkatan baik dalam hal volume maupun nilai ekspor dari Sulut ke China pada periode waktu 2008-2009.
Tingkat harga jual khususnya untuk produk tepung kelapa telah kembali ke posisi normal. Harga jual tepung kelapa yang sempat mengalami periode peak sepanjang tahun 2008, telah berangsur normal pada tahun 2009. Pada awal tahun 2010 ini, tingkat harga telah kembali stabil di posisi USD 1/kg. Sementara itu, untuk produk ikan, tingkat harga ikan beku mulai kembali meningkat, setelah di akhir tahun 2009 mengalami penurunan akibat melimpahnya pasokan di negara tujuan ekspor.
Gambar. 1
Nilai Ekspor Sulut Berdasarkan Negara Tujuan (ribu USD)
Sumber : SEKDA
Tabel.2
Komoditi Ekspor Sulut ke China
Sumber : Disperindag Prov Sulut
1.Minyak kelapa kasar 7.Sabut kelapa 2.Minyak goreng kelapa 8.Serbuk sabut kelapa 3.Minyak sawit kasar 9.Arang tempurung 4.Minyak goreng sawit 10.Tuna segar 5.Bungkil kopra 11.Tuna beku 6.Tepung kelapa 12.Ikan kayu. KOMODITI EKSPOR SULUT KE CHINA 0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 2005 2006 2007 2008 2009
35
K
KaappaassiittaassUUttiilliissaassii
Kapasitas utilisasi mayoritas contact yang berorientasi pada pasar ekspor maupun domestik pada triwulan I - 2010 masih sama dengan periode sebelumnya, yaitu pada kisaran 80% dari total kapasitas terpasang yang ada. Khusus untuk industri pengolahan ikan, contact menyatakan telah meningkatkan kapasitas utilisasinya untuk memenuhi peningkatan permintaan ekspor.
P
Peerrsseeddiiaaaann
Tingkat persediaan mayoritas contact yang berorientasi ekspor masih sama dengan kondisi triwulan sebelumnya, yaitu berada dalam kondisi normal. Sementara contact yang berorientasi domestik menyatakan bahwa tingkat persediaan cenderung meningkat.
Pada triwulan I-2009, contact yang berorientasi domestik mengkonfirmasi meningkatnya persediaan sebagai akibat kembalinya kondisi perekonomian ke posisi normal setelah sebelumnya meningkat di akhir tahun.
I
I
nnvveessttaassii
Contact yang berorientasi domestik menyatakan akan melakukan kegiatan investasi dalam rangka mengembangkan kegiatan usahanya. Fokus pengembangan usaha terutama untuk differensiasi produk guna meraih pasar yang lebih luas. Sementara itu, mayoritas contact yang berorientasi ekspor tidak melakukan kegiatan investasi baru, melainkan hanya melanjutkan proyek investasi sebelumnya serta melakukan perawatan dan perbaikan mesin.
P
PeemmbbiiaayyaaaannddaannTTiinnggkkaattSSuukkuuBBuunnggaa
Mayoritas contact liaison pada triwulan I-2010 menggunakan sumber pembiayaan internal dalam rangka memenuhi pendanaan modal kerja. Masih cukup tingginya suku bunga pinjaman perbankan saat ini menyebabkan mayoritas contact cenderung menggunakan pembiayaan internal ataupun permodalan asing.
Sumber pembiayaan perbankan umumnya diperlukan oleh sebagian contact sebagai modal kerja. Contact yang mengambil pembiayaan perbankan menyatakan sudah mulai merasakan dampak penurunan BI Rate berupa penetapan suku bunga kredit yang lebih rendah daripada tahun sebeumnya. Namun demikian, penurunan ini dinilai masih terlalu lambat dibandingkan penurunan BI Rate itu sendiri. Kisaran suku bunga yang diterima contact dari perbankan masih di atas 12% per tahun. Contact berpendapat bahwa suku bunga yang ideal untuk menjalankan usaha adalah dibawah 10% per tahun.
T
TeennaaggaaKKeerrjjaa
Peningkatan permintaan pada contact yang berorientasi domestik maupun eskpor belum berdampak pada peningkatan jam kerja karyawan maupun penambahan jumlah tenaga kerja. Mayoritas contact berencana akan mengoptimalkan tenaga kerja yang ada untk meningkatkan produktivitas dan belum berencana untuk menambah tenaga kerja.
36
B
Biiaayyaa--BBiiaayyaa
Pada triwulan I-2009, mayoritas contact menyatakan proporsi struktur biaya tidak mengalami perubahan bila dibandingkan tahun sebelumnya yaitu biaya bahan baku yang memiliki pangsa terbesar dalam strukur biaya diikuti oleh biaya tenaga kerja, biaya energi, biaya overhead, dan biaya lainnya.
Kenaikan bahan baku di awal tahun 2010 terutama disebabkan karena adanya keterbatasan pasokan bahan baku, akibat adanya tarik menarik kepentingan antara beberapa sub sektor usaha di Sulut, khususnya untuk produk kelapa dan turunannya. Harga kopra yang terlalu tinggi mendorong petani untuk menjual produknya dalam bentuk kopra kepada perusahaan pengolahan minyak. Hal ini berdampak pada berkurangnya pasokan buah kelapa yang menjadi bahan baku utama produk tepung kelapa.
Peningkatan biaya tenaga kerja juga menjadi hal yang perlu dicermati oleh contact. Hal ini terkait dengan adanya keputusan pemerintah Provinsi Sulut yang meningkatkan nilai Upah Minimum Provinsi (UMP) di wilayah Sulawesi Utara menjadi sebesar Rp.1000.000,00 (satu juta rupiah) per bulan.
M
Maarrggiinn
Harga jual produk yang kembali ke posisi normal untuk contact liaison yang berorientasi ekspor pada triwulan I -2010, serta adanya kenaikan biaya bahan baku menyebabkan margin yang diperoleh contact semakin menipis. Penipisan margin juga dipengaruhi oleh penguatan nilai tukar rupiah sepanjang tahun 2009 yang berlanjut hingga awal tahun 2010. Pembayaran transaksi ekspor yang menggunakan mata uang Dollar USA mengakibatkan ketergantungan perusahaan terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah untuk membentuk margin.
Sebagian contact yang berorientasi domestik menaikkan harga jual untuk mengkompensasi peningkatan biaya bahan baku serta pengaruh inflasi. Kenaikan harga jual ini tidak berdampak kepada kenaikan margin yang diterima contact, hal ini disebabkan kenaikan harga bahan baku baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Contact lebih cenderung menerapkan sistem persentase margin yang fleksibel untuk menjaga stabilitas harga jual.
Tabel.3
Tingkat Upah Minimum Provinsi (UMP) Sulut
Sumber : Berbagai Sumber
Tahun UMP/Bulan Persentase
Perubahan Peraturan 2001 Rp372.000,00 SK Gubernur Sulut No.229/2000 2002 Rp438.000,00 ∆ 17,7% SK Gubernur Sulut No.949/2001 2003 Rp495.000,00 ∆ 13% SK Gubernur Sulut No.351/2003 2004 Rp545.000,00 ∆ 10,1% SK Gubernur Sulut No.262/2003 2005 Rp600.000,00 ∆ 10% Pergub No.1/2005
2006 Rp713.500,00 ∆ 18,9% Pergub No.31/2005 2007 Rp750.000,00 ∆ 5,1% Pergub No.41/2006 2008 Rp845.100,00 ∆ 12,68% Pergub No.47/2007 2009 Rp929.500,00 ∆ 9,9% Pergub No.43/2008
37
N
NiillaaiiTTuukkaarr
Kecenderungan penguatan nilai tukar rupiah sepanjang tahun 2009 yang berlanjut hingga awal tahun 2010 Pada triwulan I-2010 menyebabkan mayoritas contact yang berorientasi ekspor mengalami pengurangan level margin. Contact mengharapkan agar nilai tukar dapat tetap dijaga tingkat kestabilannya sehingga daya saing produk contact di pasar internasional dapat ditingkatkan.
Regulasi
ASEAN-China Free Trade Asia (ACFTA) yang diberlakukan pada awal tahun 2010 dan dikhawatirkan akan memukul industri nasional justru diperkirakan akan memberikan dampak positif bagi perkembangan industri pengolahan yang berorientasi ekspor di Sulut. Komoditi primer yang selama ini menjadi andalan ekspor Sulut menyambut positif pemberlakuan ACFTA, karena terdapat potensi terbukanya peluang ekspor baru ke negera-negara anggota ACFTA yang bebas bea ekspor.
Contact mengharapkan terbukanya peluang pasar baru bagi komoditi ekspor Sulut akan mendapat dukungan lebih dari pemerintah berupa fasilitasi dalam bentuk mempersingkat jalur transportasi dari wilayah Sulut ke negara-negara tujuan ekspor. Selama ini, komoditas ekspor Sulut harus dikirim melalui pelabuhan di Jakarta/ Surabaya, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk tiba di negara tujuan. Oleh karena itu, contact berharap program pelabuhan Bitung sebagai hub port dapat segera direalisasikan.
Terkait dengan salah satu komoditas unggulan Sulut berupa kelapa dan turunannya, maka contact juga mengharapkan pemerintah daerah mampu memotori peningkatan produktivitas kelapa di Sulut. Hal ini terkait dengan mulai berkurangnya persediaan bahan baku akibat alih fungsi lahan perkebunan dan belum adanya proyek peremajaan tanaman kelapa. Sementara di sisi lain kebutuhan kelapa terus meningkat karena semakin berkembangnya industri kelapa dan turunannya di Sulut.
Gambar.2
38