• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSPEK PEREKONOMIAN

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI REGIONAL (Halaman 81-86)

80 21,1 13 9,6 5,5 4,1 4,5 6 M ana do Mi n se l M inut To m o h o n B o lt im Bo ls e l B itung Anggaran Pilkada  Kab/Kota di Sulut Jumlah (dlm milyar rupiah) 13,28 88,71 15 Jumlah (dlm milyar rupiah) Panwas KPU Pengamanan

BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN

7.1. Prospek Ekonomi Makro

Perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan II – 2010 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Faktor pendorong pertumbuhan diantaranya adalah penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di 7 kabupaten/kota dan provinsi yang direncanakan akan dilaksanakan secara serentak paling akhir triwulan II - 2010. Penyelenggaraan Pilkada diperkirakan tidak hanya meningkatkan aktivitas konsumsi swasta namun juga belanja pemerintah tercermin dari besarnya alokasi dana Pilkada yang mencapai Rp180 milliar yang terdiri Rp116 milliar di tingkat provinsi dan Rp64 miliar di tingkat kabupaten/kota. Meningkatnya aktivitas konsumsi antara lain tercermin dari maraknya pemasangan baliho, spanduk, iklan bakal calon kepala daerah di berbagai sudut kota khususnya Kota Manado termasuk pula melalui media massa dan media telekomunikasi.

Masa liburan sekolah di akhir triwulan II – 2010 diperkirakan juga akan mendorong peningkatan aktivitas konsumsi khususnya konsumsi rumah tangga. Selain itu, mulai direalisasikannya kenaikan gaji PNS, TNI dan Polri sebesar 5% pada April 2010 juga diprediksi akan mendorong potensi pembelanjaan masyarakat sehingga akan meningkatkan aktivitas ekonomi. Kondisi ini antara lain dapat dikonfirmasi melalui peningkatan optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi 3 bulan mendatang (termasuk tingkat penghasilan)

Grafiik 7.1. Alokasi Dana Pilkada Tingkat Provinsi 2010

Grafiik 7.2. Alokasi Dana Pilkada Tingkat Kabupaten/Kota 2010

81 tercermin dari naiknya Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) dari indeks 131,8 pada Juni 2009 menjadi 155,17 pada Juni 2010.

Kinerja perdagangan luar negeri diperkirakan juga akan mengalami peningkatan. Setelah terpengaruh oleh dampak krisis ekonomi global di Tahun 2009 lalu, maka di Tahun 2010 kinerja ekspor diperkirakan akan meningkat. Hal ini seiring dengan membaiknya harga komoditas dunia yang mendorong minat eksportir lokal untuk meningkatnya volume penjualannya ke luar negeri. Sementara itu, implementasi ASEAN China Free Trade Area (ACFTA) belum berpengaruh terhadap menurunnya permintaan dunia terhadap komoditas ekspor Sulawesi Utara. Hal ini cukup beralasan karena sebagian besar komoditi ekspor merupakan komoditas pertanian/primer. Hal ini diperkuat dengan hasil Survei Liason yang menunjukan bahwa sebagain besar debitur bank umum dan BPR di Sulawesi Utara belum merasakan pengaruh ACFTA. Demikian pula halnya dengan beberapa perusahaan yang bergerak di sektor pertanian dan perikanan yang tetap optimis bahwa pemberlakuan ACFTA akan meningkatkan kinerja ekspor perusahaan mereka.

Atas dasar berbagai asumsi tersebut, maka pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara di triwulan II – 2010 diperkirakan akan bergerak pada kisaran 7,4 ± 0,5%. Beberapa sektor yang diperkirakan akan mengalami percepatan pertumbuhan pada triwulan mendatang adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR), sektor jasa-jasa dan sektor bangunan. Perkiraan ini didukung antara lain oleh Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang mengindikasikan bahwa ekpektasi realisasi kegiatan usaha di triwulan II - 2010 diperkirakan akan meningkat bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Grafiik 7.3.

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Sumber : Survei Konsumen Kota Manado

60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J 2008 2009 2010

82

7.2. Prakiraan Inflasi

Tekanan inflasi Kota Manado selama triwulan II – 2010 diperkirakan akan cenderung meningkat seiring dengan dikeluarkannya kebijakan pemerintah berupa kenaikan harga pupuk bersubsidi per tanggal 9 April 2010 rata-rata sebesar ±35%. Kenaikan harga pupuk bersubsidi ini berpotensi akan meningkatkan biaya produksi produk pertanian yang pada tahap berikutnya akan mendorong kenaikan harga jual. Namun demikian, dampak kenaikan harga pupuk bersubsidi ini diperkirakan minimal, disebabkan pangsa komponen pupuk rata-rata hanya 10-15% dari total biaya produksi sektor pertanian.

Tabel 7.1.

Perkembangan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi

s/d Trw I 2010  (Rp/Kg) Per 9 April 2010  (Rp/Kg) Perubahan   (%) Harga Berdasarkan  Permentan 32/2010 Urea 1200 1600 33,33 1600 NPK/Ponskha 1750 2300 31,43 2300 Superposfat 1550 SP36 2000 2000 ZA 1050 1400 33,33 1400 NPK Pelangi 1840 2300 25,00 2300 Petroganik  700 700 Jenis Pupuk Harga Eceran Tertinggi (HET)

Sumber : Survei dan Berbagai Media,diolah

Pencapaian tingkat inflasi yang rendah dan stabil membutuhkan pula ketersediaan infrastruktur yang memadai termasuk kelistrikan. Hingga saat ini kondisi kelistrikan di Sulawesi Utara masih mengalami defisit dimana kebutuhan akan listrik masih lebih tinggi dibandingkan pasokan yang mampu dipenuhi oleh PT. PLN (Perusahaan Listrik Negara), akibatnya daftar tunggu pelanggan baru dari waktu ke waktu terus meningkat. Hal ini tentunya membutuhkan perhatian kita bersama. Faktor lain yang berpotensi memberikan tekanan terhadap harga adalah meningkatnya aktivitas konsumsi selama masa kampanye Pilkada Gubernur dan 7 walikota/bupati baik berasal dari konsumsi rumah tangga, perusahaan maupun belanja pemerintah. Perhelatan pilkada ini rencananya akan sedikit mengalami pergeseran dari Mei 2010 mundur menjadi Juli 2010. Selain itu, realisasi kenaikan gaji bagi PNS, TNI/Polri di Tahun 2010 sebesar 5% pada April 2010 juga akan meningkatan daya beli masyarakat.

Kecenderungan meningkatnya tekanan harga di triwulan mendatang dapat pula dikonfirmasi dengan perkembangan indeks ekspektasi konsumen yang meliputi ekspektasi penghasilan, ekspektasi ekonomi dan ekspektasi ketersediaan lapangan kerja. Kecenderungan meningkatnya ekspektasi konsumen mengindikasikan bahwa tekanan

83 terhadap harga dari sisi permintaan akan meningkat di triwulan mendatang. Sementara itu, dari sisi penawaran pasokan barang dan jasa diperkirakan tidak akan mengalami permasalahan berarti tercermin dari relatif tidak banyak berubahnya indeks ketersediaan barang dan jasa dibandingkan periode-periode sebelumnya.

.

Di samping faktor-faktor yang ditenggarai memicu inflasi, terdapat pula beberapa faktor yang berkontribusi bagi kestabilan harga barang dan jasa pada triwulan mendatang diantaranya perkiraan relatif baiknya kondisi iklim, berlangsungnya masa panen serta terkendalinya ekspektasi inflasi melalui keberadaan forum diskusi inflasi yang melibatkan Bank Indonesia, pemerintah provinsi, perbankan dan pelaku usaha. Berdasarkan asumsi-asumsi di atas, maka laju inflasi Kota Manado di triwulan mendatang diperkirakan sebesar 4,29% (yoy), lebih tinggi dibandingkan akhir triwulan I – 2010 dan periode yang sama tahun lalu yang tercatat masing-masing sebesar 1,84% (yoy) dan 2,25% (yoy).

7.3. Prospek Perbankan

Perkembangan berbagai indikator perbankan di Sulawesi Utara pada triwulan II – 2010 diperkirakan masih cukup baik. Kebijakan Bank Indonesia untuk tetap mempertahankan suku bunga acuannya (BI rate) sebesar 6,5% mendorong perbankan untuk lebih ekspansif dalam melakukan pembiayaan yang didukung oleh kecenderungan menurunnya suku bunga kredit. Sementara itu, jumlah Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihimpun pada triwulan mendatang diperkirakan akan mengalami peningkatan. Hal ini didorong oleh potensi meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat seiring dengan realisasi kenaikan gaji PNS, TNI/Polri sebesar 5% pada April 2010, dimulainya panen raya cengkeh, dan potensi membaiknya kinerja ekspor Sulawesi Utara.

Grafik 7.4.

Komponen Indeks Ekspektasi Konsumen (SEK)

Grafik 7.5.

Indeks Ketersediaan Barang dan Jasa

60 80 100 120 140 160 180 J F M A M J J A S O N D J F MA M J J A S O N D J F M AM J 2008 2009 2010

Ketersediaan Barang dan Jasa

60 80 100 120 140 160 180 200 J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J 2008 2009 2010 Ekspektasi Penghasilan Ekspektasi Ekonomi

Ekspektasi Ketersediaan Lap. Kerja

84

Grafik 7.6.

Ekspektasi Tingkat Suku Bunga

Sumber : Survey Konsumen Kota Manado

Hasil rekapitulasi Rencana Bisnis Bank (RBB) 2010 menunjukkan bahwa perbankan Sulawesi Utara optimis untuk terus meningkatkan penyaluran kreditnya hingga 25 – 30%, lebih tinggi dibandingkan target penyaluran kredit secara nasional yang hanya berada pada kisaran 17%. Menurut sektor ekonominya, sektor PHR (Perdagangan, Hotel dan Restoran), sektor konstruksi, sektor jasa dunia usaha dan konsumsi masih menjadi fokus utama dalam portofolio kredit di Sulawesi Utara. Sedangkan pembiayaan di sektor pertanian diperkirakan akan mengalami banyak tantangan sehubungan dengan tingginya rasio NPL (Non

Performing Loan) di sektor pertanian. Oleh karena itu, sinkronisasi program di

masing-masing dinas dan kerjasama yang lebih erat antara BI, perbankan dan pemerintah daerah perlu ditingkatkan agar upaya mewujudkan Sulawesi Utara berswasembada beras di Tahun 2010 ini dapat terwujud, tentunya dukungan pembiayaan dari perbankan sangatlah dibutuhan dengan tetap menjunjung tinggi prinsip kehati-hatian perbankan.

85

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI REGIONAL (Halaman 81-86)