• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN

5.1 Uji Normalitas Data

Data sebelum perlakuan maupun sesudah perlakuan pada masing-masing kelompok diuji normalitasnya dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk. Hasilnya menunjukkan data berdistribusi normal (p>0,05), disajikan pada Lampiran 1.

5.2 Uji Homogenitas Data antar Kelompok

Data antar kelompok baik sebelum perlakuan maupun sesudah perlakuan diuji homogenitasnya dengan menggunakan uji Levene's test. Hasilnya menunjukkan data homogen (p>0,05), disajikan pada Lampiran 2, 3 dan 4.

5.3 Pemberian Ekstrak Asap Rokok 50μl/ml (EAR 50μl/ml) 5.3.1 Uji Efek Pemberian EAR 50μl/ml

Uji efek perlakuan bertujuan untuk membandingkan rerata antar kelompok sesudah diberikan perlakuan. Hasil analisis kemaknaan dengan uji One Way Anova disajikan pada Tabel 5.1 berikut.

Tabel 5.1

Rerata MMP-1 antar Kelompok Sesudah Pemberian EAR 50μl/ml

Kelompok subyek N Rerata SB F P

adalah 0,114 ± 0,010, rerata MMP-1 pada kelompok EAR 50 adalah 0,346 ± 0,017, rerata MMP-1 pada kelompok EAR 50 + AAL50μg/hr adalah 0,274 ± 0,014, rerata MMP-1 pada kelompok EAR 50 + AAL100μg/hr adalah 0,251 ± 0,005, rerata MMP-1 pada kelompok EAR 50 + AAL200μg/hr adalah 0,222 ± 0,009

Tabel 5.1 di atas, dengan uji One Way Anova menunjukkan bahwa kelima kelompok sesudah diberikan perlakuan rerata MMP-1 berbeda secara bermakna (p<0,05).

Gambar 5.1 Grafik Sesudah Pemberian EAR 50μl/ml

Gambar 5.1 di atas menggambarkan bahwa dengan pemberian EAR 50μl/ml meningkatkan MMP-1, dan dengan pemberian asam α-lipoat 50μg/hr, 100μg/hr dan 200μg/hr sebelum diberikan EAR dengan dosis yang sama tampak aktivitas MMP-1 mengalami penurunan.

Sebagai uji lanjutan untuk mengetahui beda rerata kelompok yang berbeda perlu dilakukan uji lanjutan dengan Least Significant Difference – test (LSD).

MMP-1

Didapatkan perbedaan yang bermakna antara kelompok-kelompok yang berbeda tersebut. Hal tersebut ditunjukkan pada tabel 5.2 dengan uraian sebagai berikut

1. Beda rerata antara kelompok kontrol dan kelompok EAR 50μl/ml didapatkan nilai p<0,05.

2. Beda rerata antara kelompok kontrol dengan kelompok EAR 50μl/ml + asam α-lipoat (variasi dosis 50, 100 dan 200μg/hr) menunjukkan p<0,05.

3. Beda rerata antara kelompok EAR 50μl/ml dengan kelompok EAR 50μl/ml + asam α-lipoat (variasi dosis 50, 100 dan 200μg/hr) menunjukkan nilai p<0,05.

4. Beda rerata antara kelompok EAR 50 + asam α-lipoat dengan variasi dosis 50, 100 dan 200μg/hr) menunjukkan nilai p<0,05.

Hasil uji disajikan pada tabel 5.2 di bawah ini : Tabel 5.2

Analisis Komparasi antar Kelompok setelah Pemberian EAR 50μl/ml

Kelompok BR P Interpretasi

Kontrol & EAR 50 0,231 0,000 Berbeda bermakna Kontrol & EAR 50 + 50 AAL 0,160 0,000 Berbeda bermakna Kontrol & EAR 50 + 100 AAL 0,136 0,000 Berbeda bermakna Kontrol & EAR 50 + 200 AAL 0,108 0,000 Berbeda bermakna EAR 50 & EAR 50 + 50 AAL 0,715 0,000 Berbeda bermakna EAR 50 & EAR 50 + 100 AAL 0,095 0,000 Berbeda bermakna EAR 50 & EAR 50 + 200 AAL 0,123 0,000 Berbeda bermakna

EAR 50 + 50 AAL & EAR 50 + 100 AAL 0,235 0,015 Berbeda bermakna EAR 50 + 50 AAL & EAR 50 + 200 AAL 0,517 0,000 Berbeda bermakna EAR 50 + 100 AAL & EAR 50 + 200 AAL 0,282 0,005 Berbeda bermakna

5.4 Pemberian Ekstrak Asap Rokok 25μl/ml (EAR 25μl/ml) 5.4.1 Uji Efek Pemberian EAR 25μl/ml

Uji efek perlakuan bertujuan untuk membandingkan rerata antar kelompok sesudah diberikan perlakuan. Hasil analisis kemaknaan dengan uji One Way Anova disajikan pada Tabel 5.3 yang menunjukkan bahwa rerata MMP-1 pada

Rerata MMP-1 antar Kelompok Sesudah Pemberian EAR 25μl/ml

Kelompok subyek N Rerata SB F P

Tabel 5.3 di atas, dengan uji One Way Anova menunjukkan bahwa kelima kelompok sesudah diberikan perlakuan reratanya berbeda secara bermakna (p<0,05).

Gambar 5.2 Grafik Sesudah Pemberian EAR 25μl/ml

Gambar 5.2 di atas menggambarkan bahwa dengan pemberian EAR 25μl/ml meningkatkan MMP-1, dan dengan pemberian asam α-lipoat 50μg/hr, 100μg/hr dan 200μg/hr sebelum diberikan EAR dengan dosis yang sama tampak aktivitas MMP-1 mengalami penurunan.

Sebagai uji lanjutan untuk mengetahui beda rerata kelompok yang berbeda perlu dilakukan uji lanjutan dengan Least Significant Difference – test (LSD).

Didapatkan perbedaan yang bermakna antara kelompok-kelompok yang berbeda tersebut. Hal tersebut ditunjukkan pada tabel 5.2 dengan uraian sebagai berikut

1. Beda rerata antara kelompok kontrol dan kelompok EAR 25μl/ml didapatkan nilai p<0,05.

MMP-1

2. Beda rerata antara kelompok kontrol dengan kelompok EAR 25μl/ml + asam α-lipoat (variasi dosis 50, 100 dan 200μg/hr) menunjukkan p<0,05.

3. Beda rerata antara kelompok EAR 25μl/ml dengan kelompok EAR 25μl/ml + asam α-lipoat (variasi dosis 50, 100 dan 200μg/hr) menunjukkan nilai p<0,05.

4. Beda rerata antara kelompok EAR 25 + asam α-lipoat dengan variasi dosis 50, 100 dan 200μg/hr) menunjukkan nilai p<0,05.

Tabel 5.4

Analisis Komparasi antar Kelompok setelah Pemberian EAR 25μl/ml

Kelompok BR P Interpretasi

Kontrol & EAR 25 0,136 0,000 Berbeda bermakna Kontrol & EAR 25 + 50 AAL 0,119 0,000 Berbeda bermakna Kontrol & EAR 25 + 100 AAL 0,094 0,000 Berbeda bermakna Kontrol & EAR 25 + 200 AAL 0,070 0,000 Berbeda bermakna EAR 25 & EAR 25 + 50 AAL 0,167 0,029 Berbeda bermakna EAR 25 & EAR 25 + 100 AAL 0,417 0,000 Berbeda bermakna EAR 25 & EAR 25 + 200 AAL 0,665 0,000 Berbeda bermakna EAR 25 + 50 AAL & EAR 25 + 100 AAL 0,250 0,003 Berbeda bermakna

EAR 25 + 50 AAL & EAR 25 + 200 AAL 0,497 0,000 Berbeda bermakna EAR 25 + 100 AAL & EAR 25 + 200 AAL 0,247 0,003 Berbeda bermakna

5.5 Pemberian Ekstrak Asap Rokok 12,5μl/ml (EAR 12,5μl/ml) 5.5.1 Uji Efek Pemberian EAR 12,5μl/ml

Uji efek perlakuan bertujuan untuk membandingkan rerata antar kelompok sesudah diberikan perlakuan. Hasil analisis kemaknaan dengan uji One Way Anova disajikan pada Tabel 5.5 yang menunjukkan bahwa rerata MMP-1 pada kelompok kontrol adalah 0,114 ± 0,010, rerata MMP-1 pada kelompok EAR 12,5 adalah 0,175 ± 0,009, rerata MMP-1 pada kelompok EAR 12,5 + AAL50μg/hr adalah 0,161 ± 0,004, rerata MMP-1 pada kelompok EAR 12,5 + AAL100μg/hr adalah 0,142 ± 0,011, rerata MMP-1 pada kelompok EAR 12,5 + AAL200μg/hr adalah 0,128 ± 0,005.

Tabel 5.5

Rerata MMP-1 antar Kelompok Sesudah Pemberian EAR 12,5μl/ml

Kelompok subyek N Rerata SB F P

Tabel 5.5 di atas, dengan uji One Way Anova menunjukkan bahwa kelima

kelompok sesudah diberikan perlakuan reratanya berbeda secara bermakna (p<0,05).

Gambar 5.3 Grafik Sesudah Pemberian EAR 12,5μl/ml

Gambar 5.3 di atas menggambarkan bahwa dengan pemberian EAR 12,5μl/ml meningkatkan MMP-1, dan dengan pemberian asam α-lipoat 50μg/hr, 100μg/hr dan 200μg/hr sebelum diberikan EAR dengan dosis yang sama tampak aktivitas MMP-1 mengalami penurunan.

Sebagai uji lanjutan untuk mengetahui beda rerata kelompok yang berbeda perlu dilakukan uji lanjutan dengan Least Significant Difference – test (LSD).

Didapatkan perbedaan yang bermakna antara kelompok-kelompok yang berbeda tersebut. Hal tersebut ditunjukkan pada tabel 5.6 dengan uraian sebagai berikut

1. Beda rerata antara kelompok kontrol dan kelompok EAR 12,5μl/ml didapatkan nilai p<0,05.

MMP-1

2. Beda rerata antara kelompok kontrol dengan kelompok EAR 12,5μl/ml + asam α-lipoat (variasi dosis 50, 100 dan 200μg/hr) menunjukkan p<0,05.

3. Beda rerata antara kelompok EAR 12,5μl/ml dengan kelompok EAR 12,5μl/ml + asam α-lipoat (variasi dosis 50, 100 dan 200μg/hr) menunjukkan nilai p<0,05.

4. Beda rerata antara kelompok EAR 12,5 + asam α-lipoat dengan variasi dosis 50, 100 dan 200μg/hr) menunjukkan nilai p<0,05.

Tabel 5.6

Analisis Komparasi antar Kelompok setelah Pemberian EAR 12,5μl/ml

Kelompok BR P Interpretasi

Kontrol & EAR 12,5 0,060 0,000 Berbeda bermakna Kontrol & EAR 12,5 + 50 AAL 0,047 0,000 Berbeda bermakna

Kontrol & EAR 12,5 + 100 AAL 0,028 0,000 Berbeda bermakna Kontrol & EAR 12,5 + 200 AAL 0,013 0,042 Berbeda bermakna EAR 12,5 & EAR 12,5 + 50 AAL 0,013 0,042 Berbeda bermakna EAR 12,5 & EAR 12,5 + 100 AAL 0,325 0,000 Berbeda bermakna EAR 12,5 & EAR 12,5 + 200 AAL 0,472 0,000 Berbeda bermakna EAR 12,5+50 AAL & EAR 12,5+100 AAL 0,019 0,007 Berbeda bermakna EAR 12,5+50 AAL & EAR 12,5+200 AAL 0,033 0,000 Berbeda bermakna EAR 12,5+100 AAL & EAR 12,5+200 AAL 0,014 0,028 Berbeda bermakna

BAB VI

PEMBAHASAN

Berdasarkan teori yang telah diuraikan dimana paparan ekstrak asap rokok dapat menimbulkan kerusakan kolagen kulit.

Akibat dari paparan ekstrak asap rokok yang menimbulkan keadaan stres pada sel fibroblas memicu pembentukan ROS, meningkatkan latent TGF-β serta menurunkan jumlah reseptor TGF-β. Hal tersebut meningkatkan produksi dari MMP-1,3,7 yang menyebabkan peningkatan degradasi matriks kolagen, penumpukan proteoglikan abnormal, serta akumulasi tropoelastin abnormal.

Semua kerusakan tersebut mengakibatkan penghancuran matriks dermis serta gangguan pada sistem perbaikan. Apabila kerusakan pada kulit ini berlanjut terus menerus lebih jauh akan terjadi penuaan dini pada kulit tersebut.

Dari hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan pada hasil penelitian in vitro tampak bahwa ekstrak asap rokok berpengaruh terhadap terjadinya peningkatan MMP-1 yang dihasilkan oleh sel fibroblas, dimana terjadi peningkatan nilai MMP-1 yang signifikan (p<0,05) pada kelompok kultur sel fibroblas yang dipapar ekstrak asap rokok dosis 50μl/ml, 25μl/ml, 12,5μl/ml jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Peningkatan MMP-1 terjadi pada semua dosis. Pada pemaparan ekstrak asap rokok dosis 50μl/ml terjadi peningkatan MMP-1 sebesar 3,04 kali dari kontrol, pada pemaparan ekstrak asap rokok dosis 25μl/ml terjadi peningkatan MMP-1 sebesar 2,20 kali dari kontrol dan pada pemaparan ekstrak asap rokok 12,5μl/ml terjadi peningkatan MMP-1 sebesar 1,54 kali dari kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa MMP-1 dapat terbentuk pada berbagai variasi dosis. Peningkatan MMP-1 tertinggi pada penelitian ini terjadi

pada paparan ekstrak asap rokok dosis 50μl/ml, yaitu sebesar 3,04 kali lipat dari MMP-1 pada kelompok kontrol yang tidak dipapar ekstrak asap rokok. Sedangkan pada paparan ekstrak asap rokok dengan dosis 12,5μl/ml terjadi peningkatan MMP-1 sebesar 1,54 kali lipat dari kontrol, peningkatan pada dosis ini lebih rendah jika dibandingkan dengan peningkatan MMP-1 pada dosis lainnya.

Sebagai antioksidan, asam α-lipoat dinyatakan mampu memberikan perlindungan pada kulit terhadap paparan ekstrak asap rokok yang dapat memicu pembentukan radikal bebas, radikal hidroksil, singlet oxygen, serta kerusakan lainnya yang dapat ditimbulkan, sesuai dengan sifat asam α-lipoat yang dapat memakan berbagai macam radikal bebas dan mengkelasi logam (Nichols, 2001).

Asam α-lipoat mempunyai kelebihan dibandingkan dengan antioksidan lainnya yaitu kelarutannya pada air dan lemak, sehingga memudahkan asam α-lipoat melalui membran sel dan menetralkan radikal bebas (Gurer, 1999).

Kelebihan lainnya adalah kemampuan untuk mendaur ulang beberapa antioksidan penting seperti vitamin C, E, dan glutation. Antioksidan menjadi teroksidasi akibat meredam sebuah radikal bebas, keadaan teroksidasi ini tidak dapat meredam radikal bebas yang baru, sampai antioksidan tersebut direduksi kembali. DHLA (dihydro-lipoic acid), bentuk tereduksi dari asam α-lipoat mampu mereduksi antioksidan yang telah teroksidasi, sehingga dapat berfungsi sebagai antioksidan kembali (Jones et al, 2002). Asam α-lipoat dapat meningkatkan kadar glutation pada kultur sel dan jaringan binatang yang sudah tua. Pada tikus, dosis oral 150mg/kgBB/hari selama 8 minggu mampu

meningkatkan kadar glutation dalam darah dan hati (Suh et al, 2004).

Asam α-lipoat juga memiliki kemampuan untuk meng-kelasi atau mengikat logam berat. Kedua bentuk asam α-lipoat telah ditemukan dapat membentuk bentukan kompleks dengan mangan, zinc, cadmium, timbal, kobalt, nikel dan ion besi (Lynch, 2001).

Efek perlindungan tersebut di atas dapat dilihat dari kelompok kultur sel fibroblas yang mendapatkan perlindungan asam α-lipoat dengan berbagai variasi dosis sebelum diberikan paparan ekstrak asap rokok dengan variasi dosis, secara umum menunjukkan hambatan ekspresi MMP-1. Hal tersebut terlihat dari penurunan ekspresi MMP-1 pada kelompok kultur yang diberikan asam α-lipoat jika dibandingkan dengan kelompok kultur sel fibroblas yang tidak diberikan asam α-lipoat, dan dari hasil analisis menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05).

Tampak hasil yang signifikan pada kelompok kultur sel fibroblas yang mendapat perlindungan asam α-lipoat 50μg, 100μg dan 200μg sebelum dipapar ekstrak asap rokok dengan dosis 50μl/ml, 25μl/ml, 12,5μl/ml. Pada kelompok kultur sel fibroblas yang dipapar ekstrak asap rokok dengan dosis 50μl/ml dengan perlindungan asam α-lipoat 50μg mengalami penurunan ekspresi MMP-1 sebesar 20,81%, pada pemberian asam α-lipoat dosis 100μg dan 200μg mengalami penurunan ekspresi MMP-1 sebesar 27,46 % dan 35,84%. Pada kelompok kultur sel fibroblas yang dipapar ekstrak asap rokok dengan dosis 25μl/ml dengan perlindungan asam α-lipoat 50μg, 100μg dan 200μg tampak terjadi penurunan

ekspresi MMP-1 berturut-turut sebesar 6,77%, 16,73% dan 26,69% dibandingkan dengan kelompok kultur sel fibroblas yang tidak mendapatkan perlindungan asam α-lipoat. Pada kelompok kultur sel fibroblas yang dipapar ekstrak asap rokok dosis 12,5μl/ml dengan perlindungan asam α-lipoat dosis 50μg, 100μg dan 200μg tampak terjadi penurunan ekspresi MMP-1 berturut-turut sebesar 8,00%, 18,86%

dan 26,86%.

Dari hasil penelitian tampaknya dengan perlindungan antioksidan asam α-lipoat terjadi penurunan ekspresi MMP-1 akibat paparan ekstrak asap rokok dengan berbagai dosis. Hal ini sesuai dengan sifat asam α-lipoat sebagai antioksidan yang dapat meredam radikal bebas, dan juga dapat mendaur ulang antioksidan lainnya. Pemberian asam α-lipoat menurunkan ekspresi MMP-1 dan diharapkan semakin kecil kerusakan kolagen yang pada umumnya terjadi seiring dengan proses penuaan.

Kemampuan asam α-lipoat untuk melindungi kulit dari penuaan dini akibat paparan asap rokok atau merokok ini diharapkan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat jumlah perokok yang banyak dan seringkali kita menjadi perokok pasif, mengkonsumsi asam α-lipoat sebagai antioksidan dapat membantu menghambat perusakan kulit akibat radikal bebas yang ditimbulkan asap rokok dan terlebih baik lagi bila tidak merokok atau menghindari asap rokok.

Merokok merupakan penyebab kematian yang dapat dicegah. Selain sangat berpengaruh terhadap berbagai penyakit sistemik, juga menyebabkan berbagai gangguan pada kulit yang salah satunya adalah penuaan dini kulit.

Merokok meningkatkan kadar MMP, yang berakibat penghancuran serat kolagen, serat elastin dan proteoglikan, ketidak seimbangan antara sintesa dan degradasi pada metabolisme jaringan ikat di dermis. ROS memegang peranan penting dalam asap rokok dalam menyebakan penuaan dini kulit. Pemberian antioksidan yang dapat memakan ROS akan menghambat rangsangan terhadap MMP.

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai efek pemberian asam α-lipoat dapat menurunkan ekspresi MMP-1 pada kultur fibroblas yang dipapar ekstrak asap rokok dapat disimpulkan bahwa

1. Asam α-lipoat sebagai antioksidan dengan berbagai variasi dosis mampu menurunkan ekspresi MMP-1 pada kultur sel fibroblas yang dipapar oleh ekstrak asap rokok.

2. Dosis asam α-lipoat 200μg/hr memberikan efek proteksi tertinggi pada fibroblas yang terpapar ekstrak asap rokok.

7.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam tentang efek asam α-lipoat terhadap ekspresi MMP-1 pada kultur sel fibroblas yang dipapar oleh ekstrak asap rokok, efek proteksi asam α-lipoat pada kulit secara in vivo dan berbagai dosisnya.

DAFTAR PUSTAKA

Aizen, E. and Gilhar, A. 2001. Smoking Effect on Skin Wrinkling in The Aged Population. Int J Dermatol. Vol 40. p. 431-433.

Athar, M. 2002. Oxidative Stress and Experimental Carcinogenesis. Indian J Exp Biol. vol 40. p. 656–667.

Baskoro,A., Konthen, P.G. 2008. Basic Immunologyof Aging Process. Naskah Lengkap pada 5th Bali Endocrine Update 2nd Bali Aging and Geriatric Update Symposium. Bali 11-13 April 2008.

Beers, M. 2005. The Merck Manual of Health & Aging. Amerika Serikat : Ballantine Book Trade Paperback. p. 24-25.

Benowitz, N.L. 1988. Pharmacologic Aspects of Cigarette Smoking and Nicotine Addiction. N Engl J Med. vol 319. p. 1318-1330.

Benowitz, N.L. 1996. Cotinine As a Biomarker of Environmental Tobacco Smoke Exposure. Epidemiol Rev. vol 18. p. 188-204.

Bickers, D.R and Athar, M. 2006. Oxidative Stress in The Pathogenesis of Skin Disease.

Journal of Investigative Dermatology. vol 126. p. 2565–2575.

doi:10.1038/sj.jid.5700340

Black, H.S. 2004. ROS: A Step Closer to Elucidating Their Role in The Etiology of Light-induced Skin Disorders. J Invest Dermatol. vol 122:xiii–v.

Briganti, S., Picardo, M. 2003. Antioxidant Activity, Lipid Peroxidation and Skin Diseases : What’s new. J Eur Acad Dermatol Venereol. vol 17. p. 663–669.

Campbell, D. 1963. Experimental and Quasi-Experimental Design for Research. Boston : Houghton Miffin Company. p.13-22.

Demierre, M. F., Brooks, D., Koh, H. K., Geller, A. C. 1999. Public Knowledge, Awareness, and Perceptions of The Association Between Skin Aging and Smoking. J Am Acad Dermatol. vol 41. p. 27-30.

Dhar, A., Young, M. R., Colburn, N.H. 2002. The Role of AP-1, NF-kappaB and ROS/NOS in Skin Carcinogenesis: The JB6 Model is Predictive. Mol Cell Biochem. vol 234–235. p. 185–193.

Ernster, V.L., Grady, D., Miike, R., Black, D., Selby, J., Kerlikowske, K. 1995. Facial Wringkling in Men and Women, by Smoking Status. American Journal Public Health.

vol 85. p. 78-82.

Fowles, J., Bates, M. 2000. The Chemical Constituents in Cigarette and Cigarette Smoke : Priorities For Harm Reduction. Epidemiology and Toxicology Group. ESR : Kenepuru Science Centre. Porirua. New Zealand.

Fowler, B. 2003. Functional and Biological Markers of Aging in Klatz, R. Anti Aging Medical Therapeutic. vol 5. The A4M Publication. Chicago. p. 43.

Gibson, S. J., Farrell, M. 2004. A Review of Age Differences in The Neurophysiology of Nociception and The Perceptual Experience of Pain. Clin J Pain. vol 20. p. 227-239.

Gilchrest, B. A dan Krutmann, J. 2006. Skin Aging. Germany : Springer-Verlag Berlin Heidelberg, Germany. p.10-11, 34-42.

Gurer, H., et al. 1999. Antioxidant Role of Alpha Lipoic Acid in Lead Toxicity. Free Radic Biol Med. vol 1. p. 75-81.

Hieta, N., Impola, U., Lopez-Otin, C., Saarialho-Kere, U., Kähäri, V. M. 2003. Matrix Metalloproteinase-19 Expression in Dermal Wounds and by Fibroblasts in Culture. J

Invest Dermatol. vol 121. p. 997-1004. Available from :

http://herkules.oulu.fi/isbn9514277899/isbn9514277899.pdf. Accessed November 11, 2009.

Jacob, P., Yu, L., Shulgin, A. T., Benowitz, N. L. 1999. Minor Tobacco Alkaloids as Biomarkers for Tobacco Use : Comparison of Users of Cigarettes, Smokeless Tobacco, Cigars, and Pipes. Am J Public Health. vol 89. p. 731-736.

Jones, W., Li, X., Qu, Z. C., Perriott, L., Whitesell, R. R., May, J. M. 2002. Uptake,

Recycling, and Antioxidant Actions of Alpha Lipoic Acid in Endothelial Cells. Free Radic Biol Med. vol 33. p. 83-93.

Klatz, R. 2003. Anti Aging Medical Therapeutic. vol 5. The A4M Publication.

Chicago. p. 3.

Kochevar, I. E., Taylor, C. R., Krutmann, J. 2008. Disorder Due To Ultraviolet Radiation. In: Wolff, K., Goldsmith, L. A., Katz, S. I., Gilchrest, B. A. Paller, A. S., Jeffell, D. J., editors. Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine. 7th edition volume 1. Amerika Serikat : Mc-Graw-Hill, Inc. p. 59-63, 383-384, 797-799.

Lewis, K. G., Bercovitch, L., Dill, S. W., Robinson–Bostom, L. 2004. Acquired Disorders of Elastic Tissue : Part I. Increased Elastic Tissue and Solar Elastotic Syndromes. J Am Acad Dermatol. vol 51. p. 1-21.

Lin, J. Y., Lin, F. H., Burch, J. A., Selim, M. A., Monteiro-Riviere, N. A., Pinell, S. R.

2004. α- Lipoic Acid is Ineffective as Topical Antioxidant for Photoprotection of Skin. J Invest Derm. vol 123. p. 996-998. Available from : http://www.nature.com/jid/journal/v123/n5/full/5602557a.html. Accessed November, 27, 2010.

Lynch, M. A. 2001. Lipoic Acid Confers Protection Against Oxidative Injury in Non-Neuronal and Non-Neuronal Tissue. Nutr Neurosci. vol 6. p. 419-438.

Lowe, L., Hansen, C. M., Senaratne, S., Colston, K. W. 2003. Mechanisms Implicated in The Growth Regulatory Effects of Vitamin D Compounds in Brest Cancer Cells. Recent Results Cancer Res. vol 164. p. 99-110.

Martindale. 1979. The Extra Pharmacopoeia 27th edition. The pharmaceutical Press.

London.

Mohan, R., Shravan, K. C., Jung, J. C., Villar, W. V. L., McCabe, F., Russo, L. A., Lee, Y., McCarthy, B. E., Wollenberg, K. R., Jester, J. V., Wang, M , Welgus, H. G., Shipley, J. M., Senior, R. M., Fini, M. E. 2002. Matrix Metalloproteinase Gelatinase B (MMP-9) Coordinates and Effects Epithelial Regeneration. J Biol Chem. vol 277. p.

2065-2072.

Morita, A. 2007a. Tobacco Smoke Causes Premature Skin Aging. Journal of Dermatological Science. vol 48. p. 169-175.

Morita, A. 2007b. Tobacco Smoke Extract Induces Premature Skin Aging in Mouse.

Journal of Dermatological Science. vol 46. p. 69-71.

Mouton, C. P., Bazaldua, O. V., Pierce, B., Espino, D. V. 2001. Common Infections in Older Adults. Am Fam Physician. vol 63. p. 257-268.

Myllyharju, J., Kivirikko, K. I. 2001. Collagens and Collagen-related Diseases. Ann Med. vol 33. p. 7-21.

Nichols, T. B. 2001. α-lipoic acid : Biological Effects & Clinical Implications.

Alternative Medicine Review. Thorne Research.vol 2. p. 177-183

Ou, P., Tritschler, H. J., Wolff, S. P. 1995. Thioctic (Lipoic) Acid: A Therapeutic Metal-Chelating Antioxidant. Biochem Pharmacol. vol 50. p. 123-126.

Packer, L., Witt, E. H., Tritschler, H. J. 1995. Alpha−lipoic Acid as A Biological Antioxidant. Free Rad Biol Med. vol 19. p. 227-250.

Pangkahila, W. 2007. Anti Aging Medicine : Memperlambat Penuaan, Meningkatkan Kualitas Hidup. Cetakan ke-1. Jakarta : Penerbit Buku Kompas. Hal : 35-42.

Raitio, A. 2005. Comparison of the Appearance, Physical Qualities, Morphology, Collagen Synthesis & Extracellular Matrix Turnover of Skin in Smokers and Non-smokers. Smoking and Skin.

Ravanti, L., Kähäri, V. M. 2000. Matrix Metalloproteinases in Wound Repair. Int J

Mol Med. vol 6. p. 391-407. Available from :

http://herkules.oulu.fi/isbn9514277899/isbn9514277899.pdf. Accessed November 11, 2009.

Ryter, S. W., Tyrrell, R. M. 2000. The Heme Synthesis and Degradation Pathways: Role in Oxidant Sensitivity. Heme Oxygenase Has Both Pro and Antioxidant Properties. Free Radic Biol Med. vol 28. p. 289–309.

Sander, C. S., Chang, H., Hamm, F., Elsner, P., Thiele, J. J. 2004. Role of Oxidative Stress and The Antioxidant Network in Cutaneous Carcinogenesis. Int J Dermatol. vol 43.

p. 326–335.

Setiati, S. 2003. Radikal Bebas, Antioksidan, dan Proses Menua dalam : Medika no. 6 Tahun XXIX. Jakarta. p. 366.

Stadtman, E. R. 2001. Protein Oxidation in Aging and Age-related Disease. Ann N Y Acad Sci. vol 928. p. 22-38.

Suh, J. H., Shenvi, S. V., Dixon, B. M. 2004. Decline in Transcriptional Activity of Nrf2 Causes Age-Related Loss of Glutathione Synthesis, Which is Reversible With Lipoic Acid. Proc Natl Acad Sci USA. vol 101. p. 3381-3386.

Suryohudoyo, P. 2000. Kapita Selekta Ilmu Kedokteran Molekuler. Jakarta : CV.

Infomedika. p. 31-46.

Wardhana, W. A. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Penerbit Andi Offset.

Yaar, M., Gilchrest, B. A. 2003. Aging of Skin. In Freedberg, I. M., Eizen, A.,Z., Wolff, K., Austen, K. F., Goldsmith, L. A., Katz, S. I. (eds) Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine. McGraw-Hill. New York. vol 2. p. 1386-1398.

Yin, L., Morita, A., Tsuji, T. 2000. Alterations of Extracellular Matrix Induced by Tobacco Smoke Extract. Arch Dermatol Res. vol 292. p. 188-194.

Yin, L., Morita, A., Tsuji, T. 2001. Skin Aging Induced by Ultraviolet Exposure and Tobacco Smoking : Evidence from Epidemiological and Molecular Studies.

Photodermatol Photoimmunol Photomed. vol 17. p. 178-183.

Lampiran 1

Uji Normalitas Data MMP-1 Berdasarkan Dosis Paparan Ekstrak Asap Rokok 50μl/ml, 25μl/ml dan 12,5μl/ml

Lampiran 2

Uji Homogenitas, Anova Test dan LSD-test kelompok EAR 50μl/ml

Descriptives MMP-1

4 .11450 .010344 .005172 .09804 .13096 .103 .128

4 .34600 .017263 .008631 .31853 .37347 .323 .362

4 .27450 .014480 .007240 .25146 .29754 .258 .293

4 .25100 .005292 .002646 .24258 .25942 .246 .258

4 .22275 .009394 .004697 .20780 .23770 .214 .235

20 .24175 .078308 .017510 .20510 .27840 .103 .362

Kontrol

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for

Post Hoc Test EAR 50μl/ml

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.

*.

Lampiran 3

Uji Homogenitas, Anova Test dan LSD-test kelompok EAR 25μl/ml

Descriptives MMP-1

4 .11450 .010344 .005172 .09804 .13096 .103 .128

4 .25100 .012111 .006055 .23173 .27027 .235 .263

4 .23425 .004992 .002496 .22631 .24219 .230 .241

4 .20925 .013124 .006562 .18837 .23013 .193 .225

4 .18450 .005686 .002843 .17545 .19355 .178 .191

20 .19870 .049766 .011128 .17541 .22199 .103 .263

Kontrol

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for

Post Hoc Test EAR 25μl/ml

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.

*.

Lampiran 4

Uji Homogenitas, Anova Test dan LSD-test kelompok EAR 12,5μl/ml

Descriptives MMP-1

4 .11450 .010344 .005172 .09804 .13096 .103 .128

4 .17525 .009106 .004553 .16076 .18974 .167 .185

4 .16175 .004031 .002016 .15534 .16816 .156 .165

4 .14275 .011442 .005721 .12454 .16096 .129 .157

4 .12800 .005715 .002858 .11891 .13709 .122 .135

20 .14445 .023823 .005327 .13330 .15560 .103 .185

Kontrol

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for

Post Hoc Test EAR 12,5μl/ml

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.

*.

Lampiran 5

FOTO-FOTO PENELITIAN

1. Proses Pembuatan Ekstrak Asap Rokok

Proses pembuatan EAR

Persiapan alat-alat

Penyesuaian pH

Penyaringan EAR 2. Kultur Fibroblas

Sel Fibroblas

Sel Fibroblas yang mengendap

Penghitungan sel fibroblas 3. Pembagian Kelompok Perlakuan

Pembagian kelompok perlakuan dalam well plate 4. Pengukuran MMP-1

Persiapan kit MMP-1

Koleksi supernatan 24 jam post EAR

Koleksi supernatan 24 jam post EAR

Dokumen terkait